Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

PENETAPAN
INDEKS
PEMBUSAAN
Septian Ardiansyah
221FF02066
FA2 D3 Farmasi RPL
Tujuan
1. Memahami cara penetapan indeks
pembusaan pada simplisia
2. Mengetahui manfaat dari penetapan
indeks pembusaan pada simplisia
Teori
 Simplisia-
simplisia yang mengandung saponin
akan memberikan busa yang stabil jika
dekoknya dalam air dikocok.

 Saponin bersifat seperti surfaktan yang


menurunkan tegangan permukaan
menyebabkan udara terjebak di antara
molekul dekok saponin dan mengakibatkan
terbentuknya busa yang stabil apabila dekok
saponin dikocok
Alat dan Bahan
ALAT : BAHAN :
 Erlenmeyer 250 ml Simplisia (Daun Saga)
 Gelas Kimia 500 ml Aquadest
 Corong Kertas Saring
 Tabung reaksi
bertutup (tinggi 16cm,
diameter 16 mm)
 Pipet ukut 10 ml
 Pencatat waktu
 Penggaris
Prosedur
Masukan ke dalam
Timbang serbuk gelas kimia /
PEMBUATAN erlenmeyer.
simplisia sebanyak
DEKOK 1 gram
Tambahkan
aquadest panas 100
ml

Dinginkan dan
saring ke dalam Panaskan
labu takar 100 ml. hingga mendidih
genapkan selama 30 menit
dengan aquadest
Prosedur (Pengujian)
1. Masukan dekok tersebut dalam tabung reaksi
bertutup (tinggi 16 cm dan diameter 16 mm)
2. Buat satu seri pengenceran dalam tabung reaksi
bertutup sebagai berikut
No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dekok (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aquadest 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
(ml)
Prosedur (Pengujian)
3. Tutup tabung reaksi dan kocok ke arah
memanjang selama 15 detik dengan frekuensi 2
kocokan/ detik
4. Biarkan 15 menit dan ukur tinggi busa
 Bila tinggi busa setiap tabung kurang dari 1 cm
maka indeks busanya kurang dari 100
 Bila tinggi busa pada suatu tabung 1 cm terdapat
pada tabung pertama atau kedua maka harus
dilakukan pengenceran yang lebih rinci untuk
mendapat hasil yang tepat.
 Bila tinggi busa pada setiap tabung lebih dari 1 cm
maka indeks busanya lebih dari 1000. harus
dilakukan pengenceran yang baru untuk mendapat
hasil.
Perhitungan
1000
Indeks busa =
𝑎
A adalah volume (ml) dekok yang digunakan
untuk pengenceran tabung dimana busa
setinggu 1 cm diamati
Hasil Pengamatan
Nama bahan : Daun Saga
Nama latin bahan : Abrus precatorius (L)
Nama Simplisa : ABRI FOLIUM

No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tinggi busa (cm) 0,2 0,3 0,4 0,3 0,4 0,7 0,4 0,3 0,3 0,3

Indeks busa : - (<100)


Karena tidak ada tabung yang memiliki tinggi
busa 1 cm maka tidak dibuat pengenceran dan
indeks busa kurang dari 100.
PEMBAHASAN
Pada praktikum penetapan
indeks pembusaan ini simplisia
yang digunakan yaitu
daunsaga ( Abrus precatorius)
Nama Simplisia : Daun Saga
Nama Latin Simplisia : Abrus
Folium
Nama Latin Tumbuhan : Abrus
pracatorius
Saga (Abrus precatorius) termasuk jenis tumbuhan
perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat
pada inang membelit beli ke arah kiri. Daunnya majemuk,
berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga
menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil
dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis).
Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna
merah dengan titik hitam mengkilatdan licin. Biji Saga
mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak
dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya
berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-
kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak
tumbuh secaraliar di hutan-hutan, ladang-ladang atau
sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh
dengan baik pada daerah dataran rendah sampai
ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Daun saga
memiliki khasiat antiinflamasi, diuretik, antitusif, parasitisida.
Indeks busa umumnya dilakukan untuk
pemeriksaan senyawa saponin yang terdapat
pada suatu bahan sintetis maupun bahan alam
seperti tanaman. Parameter yang diamati yaitu
tinggi busa yang dihasilkan pada setiap tabung
yang menandai adanya senyawa saponin.
Kemampuan berbusa saponin disebabkan
oleh bergabungnya sapogenin nonpolar dan sisi
rantai yang larut air. Sapogenin ini berasal dari
saponin yang mengalami hidrolisis menghasilkan
aglikon.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan
konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu
dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan
tahap pertumbuhan. Fungsi dalamtumbuh-
tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai
bentuk penyimpanan karbohidrat, atau
merupakan waste product dari metabolisme
tumbuh tumbuhan. Kemungkinan lain adalah
sebagai pelindung terhadap serangan
serangga (Liener IE. (ed). Toxic constituents of
plantfoodstuffs. Academic Press, New York,
1969. Diakses tanggal 18 Oktober 2010).
Karakteristik saponin selain menimbulkan busa
pada saat dikocok dalam air adalah saponin
membentuk larutan koloid dalam air, memiliki rasa
pahit, rasa yang tajam, dan padaumumnya dapat
mengiritasi mukosa.
Saponin juga dapat merusak sel darah merah
dan bersifat racun (toksik) terutama untuk hewan berd
arah dingin, sehinngah banyak digunakansebagai
racun ikan. Saponin yang beracun sering disebut
dengan “sapotoxin” Sapotoxinmenyebabkan
gangguan perut yang parah dan toksisitasnya timbul
karena terbentuknya suatusenyawa saat bereaksi
dengan lesitin yang mempunyai komponen utama
dari sebagian besarlamak pada sel hewan. Hal ini
dapat memicu timbulnya gangguan saraf pusat dan
jantung
Sifat-sifat Saponin adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai rasa pahit.
2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil.
3. Menghemolisa eritrosit.
4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi.
5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksisteroid lainnya.
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.
7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya
menghasilkan formula empiris yang mendekati(Liener
IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs.
Academic Press, New York, 1969.Diakses tanggal 18
Oktober 2010.
Pada praktikum setelah tabung
reaksi dikocok kemudian
didiamkan selama 15 menit dan
diukur tinggi busa. Pada tabung
1 dan 2 terdapat tinggi busa 0,2
cm dan 0,3 cm setelah
pengocokan, pada tabung 3
terdapat tinggi busa yaitu 0,4
cm, pada tabung 4 tinggi
busanya 0,3 cm, pada tabung 5
tinggi busanya 0,4 cm, pada
tabung 6 tinggi busa 0,7 cm,
pada tabung 7 tinggi busa 0,4
cm, pada tabung 8, 9 dan 10
tinggi busanya 0,3 cm.
Kesimpulan
 Saponin adalah senyawa yang dapat menyebabkan timbulnya busa
yang dapat bertahan lama ketika bahan tumbuhan tersebut direbus
dalam air dan kemudian dikocok.
 Kemampuan pembusaan rebusan air dari bahan tumbuhan dan
ekstraknya diukur dengan istilah indeks pembusaan.
 Pada praktikum ini, tinggi busa yang terbentuk tidak rata dimana
tidak terbentuknya nilai yang linear (tinggi pembentukan busa naik
turun pada tiap variasi pengenceran). Hal ini kemungkinan terjadi
karena kecepatan dari kekuatan pengocokan yang tidak sama rata
pada tiap tabung-tabung yang berisi bahan uji coba.
 Dari hasil praktikum ini, tidak ada perhitungan indeks busa karena
tidak terdapat volume dekokta yang terpilih untuk penetapan indeks
pembusaan dan itu dikarenakan tidak adanya tabung yang memiliki
tinggi busa 1 cm. Jika tinggi busa pada tabung reaksi kurang dari 1
cm menunjukkan indeks busanya kurang dari 100. Hal ini menunjukkan
bahwa kadar saponin dalam simplisia tersebut sedikit dan tidak dapat
dilakukan proses pengenceran lagi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai