DIBUAT OLEH
Nama : Septian Ardiansyah
NPM : (221FF02066)
Kelas : FA2
107
MODUL 9
ISOLASI PATI
1. Tujuan
Mengenal dan memahami karbohidrat.
Memahami cara isolasi pati
2. Prinsip
Memisahkan pati dengan cara menghomogenkan dan mendekantasikan menggunakan NaCl
dan aquadest beberapa kali hingga didapat pati murni.
3. Pendahuluan
Karbohidrat atau gula merupakan inti dari metabolisme tumbuhan sehingga deteksi dan
perkiraan kuantitatif karbohidrat merupakan hal penting bagi ahli tumbuhan. Gula
merupakan senyawa organik rumit pertama yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai
hasil fotosintesis, merupakan sumber energi pernafasan, tempat penyimpanan energi
(sebagai pati), pengangkut (sebagai sukrosa) dan pembangun dasar dinding sel (sebagai
selulosa).
Dari segi kimia, gula dengan bobot molekul yang rendah memiliki sejumlah sifat yang
sama. Gula berupa senyawa polihidroksi alifatik yang aktif optik dan umumnya mudah
larut dalam air. Umumnya gula sukar mengkristal, walau dalam bentuk murni sehingga
sering diisolasi dan sebagai turunannya (misalnya sebagi osazon yang merupakan hasil
reaksi dengan fenilhidrazin) Gula relatif labil dan mudah mengalami isomerisasi
(secara enzimatis atau cara lain) dan/atau mengalami pembukaan cincin ketika
108
diekstraksi dan pemekatan ekstrak, sehingga harus dihindari pemanasan dan pH yang
terlalu tinggi.
109
Pati terdiri atas amilosa dan amilopektin yang dapat dipisahkan. Amilosa (sekitar 20%
dari jumlah pati) mengandung sekitar 300 satuan glukosa terikat α 1- > 4 pada rantai
sederhan, yang secara in vivo berbentuk α heliks. Amilopektin (sekitar 80% dari jumlah
pati) memiliki rantai α 1- >4 dengan percabangan teratur pada rantai utama oleh ikatan
sekunder α 1- > 6, jadi strukturnya adalah jenis bercabang banyak secara acak. Amilosa
dan amilopektin dibedakan berdasarkan hasil reaksi dengan iodium, amilosa
memberikan warna biru sedangkan amilopektin memberikan warna ungu kemerahan.
Pati merupakan bentuk energi simpanan esensial dalam tumbuhan, butir pati umumnya
disimpan dalam kloroplast dekat tempat fotosintesa.
5. Prosedur Kerja
1) Timbang 250 g bahan yang telah dikupas dan dicuci bersih.
2) Giling dengan 750 ml NaCl 1%.
3) Saring dengan kain batis.
4) Ampasnya diekstraksi kembali dengan 150 ml NaCl 1%.
5) Saring dan campur dengan filtrat pertama.
6) Diamkan sampai butiran pati mengendap.
7) Beningan filtrat dienaptuangkan dan dibuang.
8) Pati basah dicuci dengan satu kali 100 ml NaCl 1% dan tiga kali dengan 100
ml aquades, atau sampai diperoleh pati berwarna putih
9) Tiriskan kemudian dikeringkan dan ditimbang.
10) Hitung persentase pati yang diperoleh terhadap bobot awal bahan.
110
Prosedur Kerja (dibuat bagan alir)
8) Pati basah dicuci dengan satu kali 100 ml NaCl 1% dan tiga kali dengan
100 ml aquades, atau sampai diperoleh pati berwarna putih
10) Hitung persentase pati yang diperoleh terhadap bobot awal bahan.
111
6. Hasil Percobaan
Bobot Akahir
% Pati : X 100%
Bobot Awal
1
= 𝑥 1000 𝑚𝑙 = 10𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Makroskopik Pati:
Bentuk :Serbuk halus
Warna :Putih
Bau :Tidak berbau
Rasa :Tidak berasa
112
7. Pembahasan
Pati adalah suatu karbohidrat yang berbentuk granul yang terdapat di dalam
tanaman. Secara umum, karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Namun, seringkali oligosakarida digolongkan ke
dalam polisakarida. Pati merupakan polisakarida berupa polimer dari α-D-glukosa.
Pati terdapat pada sel akar dan biji tanaman sebagai partikel yang tidak larut air yang
disebut granula. Pati dapat dicerna dengan cepat oleh tubuh dan merupakan sumber
energi yang penting dalam bahan pangan. Pati memiliki fungsi yang hampir sama
dengan glikogen dalam hati yang merupakan suatu bentuk cadangan glukosa untuk
digunakan pada saatnya diperlukan. Pati dibentuk dari rantai glukosa melalui ikatan
– glikosida. Senyawa seperti ini hanya menghasilkan glukosa pada hidrolisis, oleh
karena itu disebut glukan.
Bahan yang digunakan untuk praktikum isolasi pati adalah singkong yang
merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Langkah
awal yang dilakukan adalah menimbang bahan (Singkong), dikupas dan dicuci.
Singkong tidak dipotong sebelum dicuci karena zat amilum yang ingin diisolasi
cendrung akan terbawa oleh air pada saat pencucian. Lalu, digiling dengan 750 ml
NaCl 1% dan disaring dengan kain batis. Larutan NaCl digunakan untuk menarik air
yang terkandung dalam Singkong karena adanya perbedaan gradien konsentrasi. Pada
konsentrasi garam yang tinggi, garam akan lebih cenderung mengikat air dimana
terjadi peristiwa osmosis yaitu perpindahan pelarut (air) dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi (Larutan NaCl). Peristiwa ini disebut salting out yaitu peristiwa
adanya zat terlarut yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat
utamanya sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Sedangkan salting
in adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil
dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan kenaikan kelarutan zat utama.
113
Tekanan osmotik yang diakibatkan oleh cairan di dalam sel setara dengan
larutan 0,9 % natrium klorida. Dengan demikian jika sel-sel dimasukan dalam larutan
natrium klorida 0,9 % tidak ada perpindahan molekul air dan sel tetap stabil. Larutan
yang demikian disebut larutan Isotonik Jika konsentrasi larutan garam lebih tinggi
dari 0,9 %, air mengalir keluar dari sel dan sel mengerut. Larutan dinamakan
Hipertonik Jika konsentrasi garam kurang dari 0,9 % air mengalir masuk ke dalam sel
dan larutan dinamakan Hipotonik. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan
larutan NaCl 1% agar konsentrasi luar sel lebih besar dari dalam sel sehingga air dapat
berosmosis dan akan terjadi pemisahan antara air dan filtrat (amilum).
Setelah filtrat didiamkan 30 menit dan terjadi pemisahan antara air dan filtrat
(amilum). Maka selanjutnya airnya dibuang dan filtratnya diambil lalu masuk ke tahap
pencucian. Pati basah dicuci dengan satu kali 100 ml NaCl 1% dan tiga kali dengan 100
ml aquades, atau sampai diperoleh pati berwarna putih. Kemudian tiriskan dan
keringkan pengeringan dengan suhu 50°C (sudah cukup kering). Pengeringan
dilakukan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan,
dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan
menggunakan energi panas.
114
Praktikum Farmakognosi isolasi pati singkong
Masukkan bahan
singkong yang sudah di Tambah larutan kemudian di saring
blender ke dalam wadah nacl 1% 750ml
lalu di aduk
sampai larut
115
Kemudian Kemudian di aduk Lalu di saring Kemudian di amati
ampasnya di ekstrasi kembali kembali selama 30 menit
kembali dengan
NaCl 1% 150 ml
116
Setelah di amati ada Sari pati dari
endapan 10 menit . pengamatan terakhir
117
8. Kesimpulan
Dari hasil percobaan isolasi pati dari Ubi Kayu dapat ditarik suatu simpulan sebagai
berikut :
1. Pati dari Ubi Kayu (Singkong) dapat diisolasi dengan cara menambahkan larutan
NaCl 1%, Fungsi dari NaCl 1% yaitu untuk mengikat air sehingga pati Ubi Kayu
dapat mengendap.
2. Persentase berat pati yang diperoleh dari praktikum isolasi pati dari Ubi Kayu
(Singkong) yaitu 39,28%.
3. Bentuk mikroskopik pati Ubi Kayu (Singkong) yaitu Butir pati, tunggal, banyak,
yang majemuk sedikit, seperti potongan-potongan batu, hilus berupa titik atau garis
bercabang.
4. Bentuk makroskopik pati Ubi Kayu (Singkong) yaitu serbuk halus, putih, tidak
berbau dan tidak berasa.
Pustaka
Ikan, Raphael, “Natural Products a laboratory Guide”, 2th ed. Academic Press, Harcourt
Brace Jovanovich, Publishers, 1991. 97-100
118