Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

ISOLASI PATI KENTANG

Kelompok 1 :

1. Abdul Rohman (231FF02063)


2. Agus Setiawan (231FF02067)
3. Anggi Saepul Hilal (231FF02012)
4. Elisa Sihombing (231FF02048)
5. Farida Rahmawati (231FF02022)
6. Gatot Adi Saputro (231FF02053)
7. Gethiya Mariska (231FF02072)
8. Hari Azhar Muslim (231FF02055)
9. Hermin Maisarah (231FF02021)
10. Lutfia Maulani (231FF02009)
11. Moh Awaluddin (231FF02024)
12. Nevy Kartika (231FF02011)
13. Nina Fitriana (231FF02019)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI RPL UNIVERSITAS

BHAKTI KENCANA BANDUNG 2023/2024


A. Tujuan
 Mengenal dan memahami Karbohidrat
 Memahami cara isolasi pati

B. Prinsip
Memisahkan pati dengan cara menghomogenkan dan mendekantasikan
menggunakan NaCl dan Aquadest beberapa kali hingga didapati pati murni

C. Dasar Teori
Karbohidrat atau gula merupakan inti dari metabolisme tumbuhan sehingga deteksi dan
perkiraan kuantitatif karbohidrat merupakan hal penting bagi ahli tumbuhan. Gula
merupakan senyawa organik rumit pertama yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai hasil
fotosintesis, merupakan sumber energi pernafasan, tempat penyimpanan energi (sebagai
pati), pengangkut (sebagai sukrosa) dan pembangun dasar dinding sel (sebagai selulosa).

Berdasarkan ukuran molekulnya, gula dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu


monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa), oligosakarida yang terbentuk dari kondensasi
dua satuan monosakarida atau lebih (misalnya maltose, laktosa, sukrosa) dan polisakarida
terdiri atas satuan monosakarida berantai panjang membentuk rantai lurus atau bercabang.
Dari segi kimia, gula dengan bobot molekul yang rendah memiliki sejumlah sifat yang
sama. Gula berupa senyawa polihidroksi alifatik yang aktif optik dan umumnya mudah
larut dalam air. Umumnya gula sukar mengkristal, walau dalam bentuk murni sehingga
sering diisolasi dan sebagai turunannya (misalnya sebagi osazon yang merupakan hasil
reaksi dengan fenilhidrazin) Gula relatif labil dan mudah mengalami isomerisasi (secara
enzimatis atau cara lain) dan/atau mengalami pembukaan cincin ketika 108 diekstraksi dan
pemekatan ekstrak, sehingga harus dihindari pemanasan dan pH yang terlalu tinggi.
Polisakarida merupakan polimer yang sederhana karena strukturnya hanya mengandung
beberapa gula sederhana. Polisakarida yang paling di kenal adalah selulosa dan pati yang
merupakan polimer dari gula tunggal yaitu glukosa.

Kerumitan struktur polisakarida disebabkan satuan gula dapat terikat bersama melalui
ikatan eter dengan berbagai cara yang berbeda. Ujung mereduksi suatu gula (C1) dapat
berkondensasi dengan suatu gugus hidroxil gula kedua (pada C2, C3, C4 atau C6) sehingga
pada saat polimerisasi, beberapa gula dapat tersubsitusi pada dua posisi menghasilkan
struktur rantai bercabang. Ikatan eter dapat memiliki konfigurasi α dan β yang disebabkan
oleh stereokimia gula sederhana, dan kedua jenis ikatan teresbut dapat berada dalam
molekul yang sama. Pati dan selulosa dapat dibedakan karena pati terdiri dati satuan
glukosa dengan ikatan α 1- > 4 sedangkan selulosa terdiri atas β-glukan dengan ikatan β 1-
> 4 ; pati memiliki beberapa percabangan yaitu ikatan α 1- > 6 sedangkan selulosa tidak
bercabang.
Pati terdiri atas amilosa dan amilopektin yang dapat dipisahkan. Amilosa (sekitar 20% dari
jumlah pati) mengandung sekitar 300 satuan glukosa terikat α 1- > 4 pada rantai sederhan, yang
secara in vivo berbentuk α heliks. Amilopektin (sekitar 80% dari jumlah pati) memiliki rantai α 1-
>4 dengan percabangan teratur pada rantai utama oleh ikatan sekunder α 1- > 6, jadi strukturnya
adalah jenis bercabang banyak secara acak. Amilosa dan amilopektin dibedakan berdasarkan hasil
reaksi dengan iodium, amilosa memberikan warna biru sedangkan amilopektin memberikan
warna ungu kemerahan. Pati merupakan bentuk energi simpanan esensial dalam tumbuhan, butir
pati umumnya disimpan dalam kloroplast dekat tempat fotosintesa.

D. Alat dan Bahan


Alat Bahan

- Blender - NaCl
- Beaker glass - Aquadest
- Kain batis - Kentang

E. Prosedur Kerja

1. Timbang kentang sebanyak 250 gr,yang telah dikupas dan dibersihkan

2. Lalu giling /blender kentang yant tadi telah dtimbang campur dengan NACL 1% sebanyak 750
ml

3. Lalu saring dengan kain batis

4. Ampasnya diekstrasi kemabli dengan Nacl 1% sebanyak 150ml

5. Saring dan campur dengan filtrat pertama

6. Diamkan sampai terjadi ada endapan selama 15 menit

7. Beningan filtrat dienaptuangkan dan dibuang

8. Pati basah dicuci denga 100ml Nacl 1% dan 1kali dengan aquabides sebanyak 100ml

9. Tiriskan kemuadian dikeringkan dan ditimbang kembali

10. Lalu hitung presentasi pati yang diperoleh terhadap bobot awal bahan
BAGAN ALUR

Timbang kentang sebanyak 250 gr Giling ketang dengan dicampur


Nacl 1% sebanyak 750ml

Dibuang busanya lalu ampasny Saring dengan menggunakan kain


diekstraksi Kembali dengan batis
menggunakan Nacl 1% sebanyak
150ml

Saring Kembali lalu diamkan selama Beningan filtrat diendaptuangkan dan


15 menit sampai terlihat ada endapan dibuang

Pati Pati basah dicuci Kembali dengan


Tiriskan kemudian dikeringakan dan
Nacl 1% sebanyak 100ml dan 1kali
ditimbang kembali
oleh aquabides sebanyak 100ml

Lampiran Penggamata Foto saat Praktikum Farmakognosi :


Isolasi Pati Kentang .

Kupas Kentang dan Masukkan Kedalam Saring dengan kain


Blender dan tambahkan baltis
cuci sampai bersih Larutan Nacl 1 %
sebanyak 750ml
Setelah di saring Ampas Setelah Sisa Ampas di tambahkan
Filtrat 1 disaring pertama Nacl 1% Sebanyak 150 ml

Masukkan
kedalam
pot plastik
50 ml

Lalu
masukkan
cairan sari
pati ke
dalam
Cairan Saringan pertama di Setelah sari pati terlihat
oven
campuran dengan saringan kedua Tiriskan hingga tersisa
hingga
yang dari Ampas diamkan selama sari pati kentang didalam
benrtuk
15 menit beker
serbuk
.timbang
F. Hasil Praktikum
Nama Bahan : Pati Kentang
Tanaman Asal : Solanum Tuberosum
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Bobot awal bahan : 250 gram
Bobot Pati Kering : 18 gram
Persentase boboy pati terhadap bobot bahan awal :

% pati = (Bobot akhir x 100 % ) : ( Bobot Simplisia)


= ( 18 gram X 100%) : ( 250 gram )
= 7,2 %

G. Pembahasan
Isolasi amilum dari kentang
Kentang ditimbang sampai 250 gr , dicuci dan kulitnya dikupas. Kentang yang sudah
bersih, filtratnya dikumpulkan kedalam gelas beaker 250 ml diamkan selama 5 menit
sampai terbentuk endapan putih dibagian bawahgelas tersebut. Pisahkan cairannya (airnya
dibuang) biarkan endapan putih (amilum)menempel dibagian bawah gelas beaker .
dekantasi dilakukan berulang kali agar prosesekstraksi lebih mudah, karena dekantasi dapat
memisahkan residu dan filtratnya (endapan).Dilakukan proses penjernihan terhadap larutan
tersebut dengan cara pencampuran 100 ml airdan pencampuran 100 ml alkohol dalam hal
ini etanol 70 % ke dalam filtratnya.Pencampuran air bertujuan melarutkan zat-zat kotor,
Sedangkan pencampuran etanol 70 % pada filtratnya bertujuan untuk penjernihan terhadap
zat-zat seperti lipid dan protein yangyang terkandung dalam kentang. Penjernihan dan
dekantasi berulang dilakukan denganmaksud filtrat dijernihkan, kemudian disaring. Filtrat
atau amilum dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC

Pengeringan dilakukan agar zat-zat penjernih yaitu air dan etanol menguap sehingga
didapatkanlah amilum (serbuk putih )yang benar-benar murni. Pada isolasi amilumdari
kentang berat setelah kering diperoleh 6,58 gram yang kadarnya 6,58 %. Hal ini
membuktikan bahwa kentang mengandung amilum. Besarnya kadar yang diperoleh
disebabkan karena kualitas kentang yang digunakan sangat bagus.

Uji iodida untuk amilum


Tiga tabung reaksi masing-masing diisi dengan 3 ml amilum (kanji) 1% , dimanatabung
I diisi dengan 3 tetes air (suasana netral), tabung II dengan 3 tetes HCl 0,01 M (suasana
asam), dan tabung III dengan 2 tetes NaOH 0,01 M (suasana basa), dan ketiganyadiisi
dengan 5-6 tetes Iod. Ketiga tabung tersebut mengalami perubahan warna putih keruhsaat
pencampuran amilum dalam kondisi asam (HCl), keadaan basa (NaOH),
dan netral(aquades). Ketika ditambah 5-6 tetes larutan iod pada tabung I dan tabung III
mengalami perubahan warna menjadi biru gelap dan biru gelap kehijauan . Kedua tabung
ini dipanaskan untuk melihat perubahan yang terjadi.Kedua tabung berubah warna menjadi
bening kehijauandan adanya endapan biru tua .Setelah pemanasan, pada tabung ketiga
terjadi perubahan warnamenjadi biru gelap. Setelah pendiginan warnanya kembali
seperti semula, proses pemansanuntuk tabung ke III tidak berlangsung lama karena waktu
praktikum terbatas.Ketika larutan amilum direaksikan dengan iod maka akan terbentuk
warna biru, hal tersebut disebabkan karena iod akan masuk ke dalam kumparan molekul
amilum membentuk kompleks amilum-iod. Senyawa kompleks ini hanya stabil ketika
dalam larutan dingin. Saat dilakukan pemanasan, kestabilan kompleks akan terganggu,
sehingga warna biru akan hilang karena molekul pati merenggang dan iod lepas dari
kumparan, tetapi warna akan kembali menjadi biru bila larutan didinginkan. Amilosa akan
memberikan warna lebih birudibandingkan dengan amilopektin. Amilum dalam suasana
asam bila dipanaskan akanterhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Hasil hidrolisis dapat denganiodium dan menghasilkan warna biru hingga tidak berwarna.

Pada 100 gram kentang diperoleh kadar strach


sebesar 7,2 %. Reaksi amilum dan iod terjadi
dalam suasana asam dan netral dan tidak bereaksi
dengan basa.

H. Kesimpulan
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberosum L.(familia
solanaceae). Dengan beberapa proses dimulai dari pencucian kentang, pengupasan
kulit kentang, perendaman kentang dalam air, penghalusan kentang, lalu di saring
hasil kentang yang sudah halus, kemudian didapatkan pati dari hasil air rendeman
sari kentang, pencucian, serta penjemuran. Pati kentang dihasilkan sebanyak 18 gram
Atau 7,2 %. Bentuk fisik yang dihasilkan berupa serbuk berwarna putih, sangat halus,
dan tidak berbau.
I. Daftar Pustaka
Andriani, T., & Suyono, E. (2018). Manfaat pati kentang pregelatinasi sebagai eksipien
tablet. Yogyakarta: Deepublish.

Nurhayati, E., & Nurhayati, E. (2016). Pengembangan pati kentang (Solanum


tuberosum) lokal pregelatinasi sebagai bahan pengembang pada tablet paracetamol granul
secara kempa langsung. Sari Mutiara, 15(2), 101-106.

Purwatiningsih, P. (2018). Studi awal penggunaan pati kentang (Solanum tuberosum


L) pregelatinasi dengan co-process menggunakan PVP. Skripsi. STIKES Dr. Soebandi
Jember.

Ghazali, M., & Zulkarnaen, Z. (2015). Pengaruh variasi konsentrasi pati sebagai fluid
loss control agent terhadap rheologi lumpur pemboran. Jurnal Teknik Sipil, 17(1), 59-66.

Anda mungkin juga menyukai