Anda di halaman 1dari 8

Laporan Analisa Serat Kasar Metode

Deterjen
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Istiana Maulidah
XII Analis Kimia A
SMK N 1 Bontang

Analisis Kimia Organik


Laporan Resmi
Nama : Istiana Maulidah
Kelas : XII Analis Kimia A
Rombel :1
Tempat Praktikum :-
Waktu Praktikum :-

I. Judul :
Analisa Kadar Serat Kasar.

II. Sub Judul :


Analisa Kadar Serat Kasar Metode Deterjen.

III. Tujuan :
1. Untuk menentukan besarnya kadar serat kasar pada sampel secara kuantitatif
dengan cara gravimetri.

IV. Prinsip :
Sampel yang dihidrolisis dengan asam kuat dan basa kuat encer. Sehingga
karbohidrat, protein, dan zat – zat lain terhidrolisis dan larut, kemudian disaring dan
dicuci dengan air panas yang mengandung asam dan alcohol, selanjutnya dikeringkan
dan ditimbang sampai bobot konstan.

V. Dasar Teori :
Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang sebaiknya
ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat telah diketahui mempunyai banyak manfaat
bagi tubuh terutama dalam mencegah berbagai penyakit, meskipun komponen ini
belum dimasukkan sebagai zat gizi (Piliang dan Djojosoebagio, 1996). Definisi
terbaru serat makanan yang disampaikan oleh The American Assosiation of Ceral
Chemist adalah merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau kabohidrat
analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan
fermentasi lengkap atau partial pada usus besar (Joseph, 2002).
Komponen serat pangan dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur molekul dan
kelarutannya. Serat makanan berdasarkan kelarutan terdiri atas serat larut dan serat
tidak larut,
tergantung kelarutan komponen serat tersebut di dalam air atau larutan bufer.
Contoh serat tak larut, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin, serat larut, yaitu pektin,
gum, musilase, glukan dan alga (Almatsier,2001).
Ada beberapa metode analisis serat makanan, yaitu metode analisis serat kasar
(crude fiber). Metode deterjen, metode enzimatis (Joseph, 2002) dan metode Englyst
(Ferguson dan Philip, 1999).
1. Metode Analisis Serat Kasar (Crude Fiber)
Serat kasar dari lignin dan selulosa, merupakan bahan yang tertinggal setelah
bahan makanan mengalami proses pemanasan dengan asam dan basa kuat selama
30 menit berturutturut dalam prosedur yang dilakukan dalam prosedur yang
dilakukan dilaboratorium (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
2. Metode Deterjen
Metode deterjen ini terdiri atas 2 yaitu Acid Detergent Fiber (ADF) dan Neutral
Detergent Fiber (NDF). Kedua metode ini hanya dapat menentukan kadar total
serat yang tak larut dalam larutan deterjen digunakan (Meloan and Pomeranz,
1987).
a. Acid Detergent Fiber (ADF)
ADF hanya dapat untuk menurunkan kadar total selulosa dan lignin.
Metode ini digunakan pada AOAC (Association of Offical Analytical
chemist). Prosedurnya sama dengan NDF, namun larutan yang digunakan
adalah CTAB (Cetyl Trimethyl Amonium Bromida) dan H-2SO4 0,5 M
(Meloan and Pomeranz, 1987).
b. Neutral Detergent Fiber (NDF)
Dengan metode NDF dapat ditentukan kadar total dari selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Selisih jumlah serat dari analisis NDF dan ADF
dianggap jumlah kandungan hemiselulosa, meski sebenarnya terdapat juga
komponen-komponen lainnya (selain selulosa, hemiselulosa dan lignin)
pada metode deterjen ini (Meloan and Pomeranz, 1987).
3. Metode Enzimatis
Metode enzimatis dirancang berdasarkan kondisi fisiologi tubuh manusia. Metode
yang dikembangkan adalah fraksinasi enzimatis yaitu menggunakan enzim
amilase, diikuti penggunaan enzim pepsin, kemudian pankreatin. Metode ini
dapat mengukur kadar serat makan
total, serat larut dan tak larut secara terpisah (Joseph, 2002). Kekurangan metode
ini, enzim yang digunakan mungkin mempunyai aktivitas lebih yang bisa saja
merusak komponen serat. Kemudian kemungkinan protein yang tidak
terdegradasi sempurna dan ikut terhitung sebagai
serat (Meloan and Pomeranz, 1987).
Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang sangat bermanfaat karena
banyak mengandung betakaroten. Semakin orange warnanya, maka semakin tinggi
pula kandungan betakarotennya. Pemanenan wortel harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak terjadi luka pada umbinya. Luka akan menyebabkan masuknya bakteri,
antara lain bakteri kelompok Leuconostocyang cepat sekali tumbuh dan menguraikan
gula yang ada dalam wortel yang akan diubah menjadi dextran yaitu senyawa
berbentuk lendir sehingga wortel tidak layak untuk dikonsumsi
(Kumalaningsih,2006).
Wortel terkenal sebagai vitamin A. Selain itu, wortel juga mengandung mineral
kalsium (Ca), fosfor (P), dan kalium (K) serta merupakan sumber serat yang baik
untuk tubuh. Dalam tiap 100 gr bahan terkandung energi sebesar 42 kalori
(Novary,1997).
Adapun komposisi zat gizi wortel tiap 100 gram bahan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
VI. Alat dan Bahan :
- Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Neraca analitik Ketelitian 0,0001 g 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
3. Pendingin tegak - 1 buah
4. Gelas ukur 100 mL 2 buah
5. Pipet ukur 50 mL 1 buah
6. Corong Gelas 1 buah
7. Kertas saring Whatman 1 buah
8. Batang pengaduk Gelas 1 buah
9. Hot plate - 1 buah
10. Oven - 1 bauh
11. Kruss Porselin 1 buah
12. Spatula Besi 1 buah
13. Desikator - 1 buah
14. Corong Buncher 1 buah
15. Alat vacum - 1 buah
16. Alat ekstraksi Soxhlet 1 pasang

- Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Aquadest - Secukupnya
2. Sampel Wortel 6 gram
3. Larutan H2SO4 1,25 % 50 mL
4. Larutan NaOH 3,25 % 50 mL
5. Etanol 95% 15 mL
6. Kloroform - Secukupnya

VII. Prosedur Kerja :


1. Blander sampel, timbang sebanyak 6 gram.
2. Bebaskan dari lemak dengan cara ekstraksi soxlet, dengan kloroform.
3. Sampel dikeringkan, setelah kering masukan ke dalam Erlenmeyer 500ml.
4. Tambahkan 50 ml H2SO4 1,25 %, didihkan 30 menit dengan hot plate, dinginkan.
5. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25 %, didihkan 30 menit dengan hotplate, dinginkan.
6. Saring dalam keadaan panas dengan corong Buchner yang telah berisi kertas saring
bebas abu.
7. Cuci endapan pada kertas saring dengan berturut – turut air panas, aseton, eter.
8. Angkat kertas saring beserta isinya, masukan ked lam krus kosong yang telah
diketahui krusnya.
9. Keringkan pada oven suhu 1050 C, sekitar 1 jam sampai konstan.
10. Keringkan dalam desikator.
11. Timbang krus beserta isinya hingga didapatkan berat yang konstan.
12. Hitung kadar serat kasar dalam sampel.

VIII. Data Pengamatan :


Berat (Kertas
Nama Berat Sampel Berat Kertas
Saring+residu (c)
Sampel (a) Saring Kosong (b)
Wortel 6,00 g 0,5681 g 1,1351 g

IX. Perhitungan :
Berat Serat Kasar
Serat kasar = X 100%
Berat Sampel

( 𝑐 − 𝑏)
Serat kasar = X 100%
𝑎

(1,1351−0,5681)
Serat kasar = X 100%
6

Serat kasar = 0,0945 X 100 %

Serat kasar = 9,45 %

X. Pembahasan :
Pada praktikum analisis kadar serat menggunakan sampel wortel, dengan
komposisi karbohidrat (7,9 g), protein (1,0 g), lemak (0,6 g), kalsium (45 mg),
AIR (89,9 g), serat (0,1mg) dan lain-lain.
Pada daftar buku komposisi makanan yang dicantumkan merupakan kadar
serat kasar bukan kadar serat makanan, tapi dapat dijadikan sebagai indeks serat
makanan karena pada umumnya di dalam serat kasar terdapat 0,2-0,5 bagian
jumlah serat makanan. Kandungan kadar serat kasar sangat penting dalam
penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini merupakan indeks dalam
menentukan nilai gizi makanan tersebut. Selain itu, kandungan serat kasar dapat
digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan makanan. Dengan
demikian presentasi serat dapat dipakai untuk menentukan kemurnian
bahan/efisiensi suatu proses.
Pada praktikum metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar
serat digunakan metode Diterjen, karena serat yang ada merupakan serat dari
bahan umbi-umbian. Prinsip dari metode ini Ektrasi sampel dengan asam dan
basa untuk memisahkan serat dari bahan lainnya, peranan utama serat dalam
makanan adalah kemampuan untuk mengiat air, selulosa dan pektin. Bagian yang
tertinggal setelah hidrolisis dikeringkan dan ditimbang sampai bobot konstan
terhitung sebagai kadar serat kasar. Jika kadar serat lebih dari 1% maka
perlakuan selanjutnya yaitu pengabuan. Proses pengabuan ini untuk mengkoreksi
kadar serat sebenarnya, karena dalam serat adanya kemungkinan terdapat
mineral-mineral sehingga terhitung sebagai kadar serat dan mengakibatkan kadar
serat menjadi besar. Pada praktikum, krus yang akan digunakan di oven terlebih
dahulu pada suhu 1050C untuk menghilangkan molekul air yang ada pada krus,
lalu ditimbang hingga berat konstan, simpan dalam desikator. Krus yang
digunakan harus bebas air karena bisa menambah berat untuk kadar serat yang
akan ditimbang.
Langkah pertama sampel diblender kemudian ditambah pelarut organik
(kloroform) sebanyak 100 mL tujuannya untuk membebaskan sampel dari lemak,
kemudian dikeringkan, setelah kering dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
Untuk langkah kedua dilakukan penambahan HCl 1,25 % sebanyak 50 ml
pada sampel yang telah disoxhlet dan dikeringkan, didihkan dengan hotplate
selama 30 menit. Penambahan HCl dimaksudkan untuk menghidrolisis
karbohidrat sehingga menjadi bentuk monomer-monomernya, protein menjadi
asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Proses hidrolisis ini dilakukan
dalam keadaan panas dengan menggunakan pendingin balik, karena dengan suhu
yang tinggi dapat mempercepat proses hidrolisis. Asam yang digunakan yaitu
asam kuat encer yang derajat keasamannya tidak terlalu kuat. Karena jika yang
ditambahkannya adalah asam yang sangat kuat maka protein yang terkandung
dalam sampel akan terdenaturasi sehingga mengganggu pada penetapan kadar
serat.
Tahap ketiga selanjutnya ditambahkan NaOH 3,25 % sebanyak 50 ml
kemudian didihkan dengan hotplate lagi selama 30 menit, kemudian dinginkan
kembali. Penambahan NaOH ini untuk menghidrolisis sampel dengan
menggunakan basa. Setelah selesai kemudian disaring menggunakan corong
buchner dengan adanya bantuan vakum. Sebelumnya digunakan, pada dasar
corong buchner perlu ditambahkan kertas saring whatman yang telah diketahui
beratnya karena pori corong buchner masih memungkinkan terlewati oleh partikel
yang besar, sedangkan dengan adanya kertas whatman yang ukuran porinya lebih
kecil memungkinkan untuk menahan lebih banyak partikel yang tidak larut.
Kertas saring whatman tersebut kemudian dibasahi dengan aquadest sehingga
kertas saring tersebut akan menempel pada corong dan proses penyaringan vakum
dapat tercapai karena tidak ada udara yang masuk sehingga akan mempercepat
proses penyaringan. Proses penyaringan dilakukan dalam keadaan panas karena
jika dibiarkan terlalu lama maka sampel akan mengental kemudian menghambat
proses penyaringan.
Kemudian dilakukan pencucian pada residu, dengan air panas bertujuan
untuk melarutkan senyawa-senyawa polar (serat larut air) yang masih tersisa
dalam residu. Selanjutnya dicuci dengan aseton untuk melarutkan senyawa-
senyawa yang semi polar (yang tidak larut dalam air) yang masih tertinggal dalam
residu, dan terakhir dicuci dengan eter untuk melarutkan lemak yang terkandung
dalam residu.
Setelah proses pencucian, residu dimasukkan ke dalam krus dan kemudian
di oven untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Suhu
pengovenan yaitu 1050C selama 30 menit dan kemudian didinginkan dengan
dimasukkan ke dalam desikator, desikator digunakan untuk mengeringkan sampel
dengan menyerap uap air. Lalu krus ditimbang hingga berat konstan. Untuk
faktor koreksi hasil kadar serat yang didapat maka dilakukan pengabuan pada
sampel. Proses pengabuan menggunakan tanur dengan suhu maksimal 6000C.
Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air dan CO2 tetapi zat
anorganik tidak. Abu merupakan zat anorganik sisa pembakaran suatu bahan
organik, kadar abu merupakan ukuran dari jumlah total mineral yang terdapat
dalam bahan pangan, pengertian dari kadar mineral adalah ukuran jumlah
komponen anorganik tertentu yang terdapat dalam bahan pangan seperti Ca, Na,
K, dan Cl.
Setelah melakukan pengabuan dihitung kadar abunya. Kemudian kadar
serat pada sampel wortel sebesar 9,45%.

XI. Kesimpulan :
Berdasarkan dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kadar
serat kasar pada sampel wortel dengan metode deterjen sebesar 9,45%.

XII. Daftar Pustaka :


- https://www.academia.edu/11332564/Laporan_serat
- http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-serat-
kasar.html
- http://lavinablogadress.blogspot.com/2018/06/laporan-serat-kasar.

Anda mungkin juga menyukai