Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“Fisiologi Sel”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fisiologi Hewan”

yang diampu oleh:

Dr. H. Saefudin, M.Si.

Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M.S.

Oleh:

Kelompok 7

Pendidikan Biologi A 2020

Aqilla Fadia Rahmani 2007642

Bintan Nurul Azkiya F 2007055

Khansa Khairunnisa 2007141

Lairani Olsiara 2004100

Nazihah Farah Ghaitsa 2007151

Rizka Nurfarida Mukti 2001458

Zia Nazaliyah Ainisyifa 2004148


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022
A. Judul

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan “Fisiologi Sel”

B. Tujuan
1. Untuk mempelajari transpor aktif pada tubulus uriniferus pada
ginjal katak
2. Untuk membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan,
khususnya sel hati.
3. Untuk mempelajari adanya proses oksidasi dalam masa respirasi.
C. Dasar Teori

Unit terkecil dari sebuah organ adalah sel. Sel merupakan unit
struktural dan fungsional serta merupakan organisator utama dalam diri
seekor hewan. Dengan organel-organel yang ada di dalamnya, sel
merupakan unit yang berdiri sendiri dari suatu kehidupan. Namun
demikian dalam tugas-tugasnya sebagai organisator di dalam suatu
kehidupan, sel tidak terlepas dari sel-sel sekitarnya baik struktural maupun
fungsional (Winatasasmita, dkk. 2022).

Pada sel terjadi aktivitas metabolisme yang dapat menghasilkan


energi bagi kehidupan dan sintesis yaitu pembentukan berbagai materi
pembangun tubuh dan untuk mengatur aktivitas tubuh. Tugas atau fungsi
sel ini akan bergantung pada sel-sel yang kadang-kadang jauh tempatnya,
misalnya penghantaran zat-zat makanan dan oksigen, untuk mendapatkan
informasi dan rangsangan ataupun membuang hasil-hasil metabolit
sebagai hasil katabolisme dari sel-sel itu sendiri (Winatasasmita, dkk.
2022).

Banyak sel tubuh satu sama lainnya berbeda, namun semuanya


mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Misalnya tiap-tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel
hampir menggunakan zat gizi yang sama jenisnya. Semua sel
menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk
energi, oksigen bergabung dengan karbohidrat, lemak, atau protein untuk
mengeluarkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel. Mekanisme umum
perubahan zat nutrien menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.
Selanjutnya sel-sel tubuh akan mengirimkan hasil akhir reaksi-reaksi
kimianya ke dalam cairan disekitarnya (Winatasasmita, dkk. 2022).

Sel dapat hidup dan tumbuh disebabkan tersedianya zat-zat nutrien


dan zat lainnya dari cairan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat melewati
membran sel melalui tiga jalan, yaitu (1) difusi dengan berpindahnya suatu
zat dalam pelarut dari bagian dengan konsentrasi tinggi ke bagian dengan
konsentrasi rendah melalui pori-pori membran atau matriks membran itu
sendiri; (2) transpor aktif yaitu pergerakan yang menggunakan energi
untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui
membran, suatu mekanisme tempat sistem enzim dan zat pembawa khusus
yang membawa zat-zat melalui membran dan (3) endositosis yaitu suatu
mekanisme membran menelan cairan ekstrasel dan isinya (Winatasasmita,
dkk. 2022).

D. Pembahasan
1. Kegiatan I : Transpor Aktif
a. Tujuan

Mempelajari transpor aktif pada tubulus uriniferus pada


ginjal katak.

b. Alat dan Bahan

Tabel 1.1 Alat yang digunakan

No. Alat Jumlah

1 Petridish 1 unit

2 Kaca objek 3 unit


3 Pisau bedah 1 unit

4 Gelas Beaker 3 unit

Tabel 1.2 Bahan yang digunakan

No. Bahan Jumlah

1 Air dingin secukupnya

2 Air hangat secukupnya

3 Ginjal katak yang masih secukupnya


segar

4 Larutan Ringer's 3 ml

5 Larutan glukosa 0,2% 3 ml

6 Larutan phenol red 0,03% 3 ml

c. Cara Kerja
1. Buatlah larutan substrat (3 ml larutan ringer’s + 3
ml larutan glukosa 0,2 % + 3 ml larutan phenol red
0,03 %)
2. Kemudian masing-masing dibagi 3 ke dalam gelas
beaker (Gelas A suhu ruangan, gelas B suhu dingin,
gelas C suhu panas)
3. Siapkan 1 petridish berisi larutan Ringer’s saja
4. Lakukan cara kerja ke-5 dan ke-6 berikut dengan
cepat dan cermat agar pembuluh uriniferusnya
masih hidup.
5. Lakukan dekapitasi dan pisahkan ginjal katak yang
baru dibedah ke dalam petridish yang berisi larutan
Ringer’s
6. Lepaskanlah tubulus uriniferus dari ginjal katak dan
simpan masing-masing pada 3 buah kaca objek
yang telah sebelumnya ditetesi larutan substrat.
7. Amatilah pergerakan zat warna (phenol red) yang
dihisap oleh pembuluh jaringan uriniferus dengan
menggunakan mikroskop cahaya
8. Bandingkan kecepatan pergerakan zat warna pada
ketiga macam larutan.
d. Hasil Pengamatan

Suhu Kecepatan

e. Pertanyaan

Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi proses


transpor aktif !

Jawab: Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di


dalam dan di luar sel dan ukuran molekul karena ukuran
molekul yang besar merupakan faktor penghambat untuk
melewati membran sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh
ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-).
Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa
natrium-kalium. Transpor aktif juga memerlukan molekul
pengangkut berupa protein integral pada membran,
kemudian proses transpor aktif dimulai dengan
pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati
situs pengikatan pada protein integral. Protein integral yang
sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka
ke bagian luar sel dengan menggunakan energi. Selanjutnya
ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari
protein integral menuju ke luar sel. Kemudian dari luar sel,
dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral.
Bentuk protein integral berubah karena pada sebelumnya
membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel
dan ion K+ dilepaskan ke dalam sel. Transpor aktif dapat
berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau
kehabisan energi.

f. Pembahasan

2. Kegiatan II : Aktivitas Enzim Katalase

a. Tujuan

Dapat membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel


hewan, khususnya sel hati.

b. Alat dan Bahan

Tabel b.1 Alat dalam praktikum “Aktivitas Enzim Katalase”

No. Nama Alat Jumlah

1. Tabung reaksi 2 unit

2. Lumpang porselin (mortar) 2 unit

3. Kain kasa Secukupnya

Tabel b.2 Bahan dalam praktikum “Aktivitas Enzim Katalase”

No. Nama Bahan Jumlah

1. Hati ayam (segar) Secukupnya


2. Hati katak (segar) Secukupnya

3. Akuades Secukupnya

4. H₂O₂ 4 ml

Catatan: Jumlah hati ayam dan hati katak harus


memiliki berat yang sama.

c. Cara Kerja
1. Hancurkan hati ayam dalam lumpang porselin
sambil ditetesi aquades.
2. Saringlah campuran tersebut untuk memperoleh sari
hati yang keruh.
3. Lakukan hal yang sama untuk hati katak dengan
jumlah aquades yang sama.
4. Isilah tabung reaksi pertama dengan sari hati ayam
dan hitunglah berapa tetes H₂O₂ yang diperlukan
hingga timbul gelembung - gelembung udara.
Hitung jumlah dari gelembung udara yang timbul.
5. Lakukan hal serupa untuk sari hati katak.
6. Bandingkan jumlah tetes dari kedua dari hati yang
digunakan dalam percobaan.
d. Hasil Pengamatan

Hewan Jumlah Tetesan Ekstrak Jumlah


Gelembung
yang
Dihasilkan

Katak
Ayam

e. Pertanyaan
1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan
untuk mengalami kerja enzim katalase ?

Jawab: Karena H2O2 (Hidrogen peroksida) adalah


senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel.
Oleh karena itu, H2O2 (Hidrogen peroksida)
dikumpulkan dalam peroksisom kemudian
didegradasi oleh enzim katalase menjadi Hidrogen
& Oksigen.

2. Gelembung gas apakah yang akan terjadi ?

Jawab: Gelembung gas yang akan terjadi adalah


reaksi pemecahan H2O2 menjadi O2 oleh enzim
katalase.

3. Apa yang terjadi bila jaringan tubuh banyak


tertimbun H2O2? Hal tersebut merupakan hasil
proses apa?
Jawab: Apabila jaringan banyak tertimbun H2O2
akan terjadi kerusakan pada hati karena H2O2
bersifat racun bagi tubuh. apabila rusak maka hati
tidak dapat menghasilkan enzim penetral racun.
Terdapat beberapa penyakit yang disebabkan oleh
penimbunan H2O2 yaitu:
1) Penyakit fibrosis ginjal progresif
2) Akatalasia (hemolisis pada sel-sel darah merah)
3) Vitiligo (penyakit kulit, adanya makula putih
yang terdapat di beberapa bagian tubuh).
H2O2 yang terdapat dalam tubuh tepatnya pada
organ hati terbentuk dari hasil metabolisme lemak
(hasil akhir asam lemak atau gliserol).

4. Bagaimana usaha untuk menetralkan H2O2 dalam


(tubuh)?

Jawab: Usaha tubuh dalam menetralkan H2O2


yaitu dengan menghasilkan enzim katalase di hati.
Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan
(menetralkan) hidrogen peroksida (H2O2) yang
merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi
air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan
senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O + ½ O2

5. Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan


aktivitas enzim katalase dan apakah organ lain juga
dapat kita gunakan?

Jawab: Hal ini disebabkan karena, hati merupakan


salah satu organ tubuh hewan penghasil enzim
katalase, yang dapat melakukan proses oksidasi
terhadap bahan atau zat toksik di dalam sel, seperti
H₂O₂. Dalam proses kimiawinya, enzim katalase
dari hati mampu memakai satu molekul dari H₂O₂
sebagai substrat atau donor elektron dan molekul
lainnya sebagai oksidan atau akseptor elektron
(sehingga saat melakukan praktikum keberadaan
gelembung dari hasil reaksi “aktivitas enzim
katalase” tersebut dapat terdeteksi). Selain itu, hati
merupakan satu - satunya organ tubuh hewan yang
memiliki kemampuan untuk
menyerap/mendetoksifikasi racun (Wicaksono,
2012).

f. Pembahasan

3. Kegiatan III : Proses Oksidasi dan Proses Respirasi

a. Tujuan

Mempelajari adanya proses oksidasi dalam masa respirasi.

b. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat yang Digunakan

No. Alat Jumlah

1. Tabung reaksi 4 unit

2. Penangas air 1 unit

3. Thermometer 1 unit

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan

No. Bahan Jumlah

1. Larutan gist 15 gr dalam


250 mL
larutan
sukrosa 10%

2. Methylen blue Diencerkan


1:500 mL

3. Larutan glukosa 10% dalam


aquades

c. Cara Kerja
1. Beri tanda ke empat tabung dengan huruf A, B, C,
dan D.
2. Ambilah 5 mL larutan gist kemudian didihkan.
3. Masukkan masing-masing 1 mL larutan gist tersebut
ke dalam tabung A dan B.
4. Ambil kembali 5 mL larutan gist yang tidak
dipanaskan, kemudian masukkan masing-masing 1
mL ke dalam tabung C dan D.
5. Tambahkan ke dalam seluruh tabung di atas 1 mL
larutan glukosa 10% dan 1 mL methylen blue.
6. Encerkan semua tabung tersebut dengan aquades
sebanyak 5 mL. Kemudian sumbat dengan ibu jari
serta kocok tabung tersebut.
7. Biarkan tabung B dan D terbuka sedangkan tabung
A dan C keadaan tertutup.
8. Masukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam
penangas air dengan suhu 40 derajat Celcius.
9. Amati perubahan warna yang terjadi selang 10
menit selama 40 menit.
d. Hasil Pengamatan
Selang Perubahan yang terjadi Keterangan
Waktu
Tabung Tabung Tabung Tabung
10’
A B C D

e. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud respirasi sel?

Jawab: Respirasi seluler adalah proses perombakan


molekul organik kompleks yang kaya energi
potensial menjadi produk limbah yang berenergi
semakin rendah (proses katabolik) pada tingkat
seluler (Campbell, 2002). Pada respirasi sel, oksigen
terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan
bakar organik dan hendak menghasilkan cairan,
karbondioksida, serta produk energi utamanya ATP
(Campbell, 2002). Respirasi seluler ini merupakan
reaksi pemecahan glukosa untuk mendapatkan
energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat) yang
membutuhkan oksigen untuk menyelesaikan
reaksinya. Respirasi seluler dibagi menjadi tiga
tahap utama (Campbell 2008), yaitu:

1. Glikolisis.
2. Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat/Siklus
Asam Trikarboksilat).
3. Fosforilasi oksidatif: transpor elektron dan
kemiosmosis.
2. Apa yang dimaksud dengan oksidasi?

Jawab: Oksidasi adalah hilangnya elektron dari


suatu zat (Campbell, 2008). Oksidasi pada sel
merupakan proses pembentukan energi dari hasil
pembakaran makanan oleh oksigen di dalam sel.
Pada reaksi oksidasi, makanan yang berupa
karbohidrat, protein, maupun lemak akan diuraikan
melalui proses pembakaran oleh oksigen sehingga
menghasilkan energi dan zat sisa berupa karbon
dioksida dan uap air.

f. Pembahasan

E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Campbell N.A, Reece B.J, Mitchell LG. (2002). Biologi. Jakarta: Erlangga,

Campbell N.A, Reece J.B. (2008). Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Karmana O. (2008). Biologi. Indonesia: Grafindo Media Pratama.

Setiowati T, Furqonita D. (2007). Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Wicaksono, F. (2012). Enzim Katalase. [online]. Diakses dari:


http://p2k.unkris.ac.id/en3/3065-2962/Enzim-Katalase_207125_p2k-unkris.
html. [01 Maret 2022].

Winatasasmita, D., Saefudin, & Soesilawaty, S.A. (2022). Pedoman Praktikum


Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai