Anda di halaman 1dari 19

FISIOLOGI SEL

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan
Dosen pengampu:
Dr. H. Saefudin, M. Si.
Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M. Si.

oleh:
Kelas A/2015
Kelompok 2A
Aulia Fuji Yanti (1501665)
Husna Dita Rahmah (1505468)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Rosna Istarie (1401829)
Zakia Nurhasanah (1505985)

PRODGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
A. Judul
Fisiologi Sel

B. Tujuan
1. Mengetahui transpor aktif pada tubulus uriniferus pada ginjal katak.
2. Dapat membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan khususnya
sel hati.
3. Mengetahui adanya proses oksidasi pada saat respirasi.

C. Dasar Teori
Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua organisme
hidup. Sel memiliki sistem organisasi molekuler dan biokimiawi yang mampu
menyimpan informasi, menterjemahkan informasi untuk mensintesis molekul sel,
serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan (Suryani, 2004).
Pada beberapa kelompok organisme seperti kelompok organisme seperti
bakteria dan protozoa, sel merupakan individu. Organisme sel ini bebas secara
fungsional dan mampu menyelenggarakan seluruh kegiatan makhluk hidup. Pada
organisme multiseluler yang lebih kompleks kegiatan utama yang menopang
kehidupan diselenggarakan kelompok-kelompok sel khusus (Suryani, 2004).
Walaupun mempunyai bentuk, tipe dan fungsi yang berbeda, namun pada
dasarnya sel hewan memiliki bagian-bagian yang sama, yaitu terdiri atas
membran sel, sitoplasma, organeI, dan inti sel (Gambar 1.1) (Campbell, dkk,
2008).

Gambar 1.1 Struktur Sel Hewan


(Campbell dkk., 2014)
Dalam sel eukariot, sebagian besar DNA berada dalam organel yang disebut
nucleus, yang dibatasi oleh membran ganda yaitu membran sitoplasma dan
membran inti (membran nukleus) dan umumnya berukuran lebih besar.
(Winatasasmita, 1986)
Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali
dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan
tubuh, membran plasma ini membentuk lipatan-lipatan yang disebut mikrovili
berguna untuk memperluas permukaan. Adapaun struktur dan fungsi komponen-
komponen sel hewan sebagai berikut :
a. Membran plasma
Sel hewan maupun sel tumbuhan sama-sama memiliki membran plasma atau
plasmalemma. Membran plasma ini bersifat semipermiabel, hidup dan sangat
tipis. Plasmalemma berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sitoplasma
dengan larutan di luar sel. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar
dan dalam berupa molekul protein dan lapisan tengah molekul lemak.
b. Retikulum endoplasma (RE)
Ada dua macam retikulum endoplasma yaitu,
1) Retikulum endoplasma yang granuler bila pada permukaan membran
retikulum endoplasma ini menempel ribosom.
2) Retikulum endoplasma yang halus atau non granuler bila pada membran
retikulum endoplasma tidak ada ribosom.
Adapun fungsi dari retikulum endoplasma diantaranya sebagai alat transportasi
zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti sel.
c. Badan golgi
Badan golgi berfungsi menghasilkan secret berupa butiran getah, lisosom
primer, menyimpan protein dan enzim yang akan disekresikan. Pada sel tumbuhan
badan golgi disebut dictyosom.
d. Lisosom
Lisosom ini hanya terdapat pada sel hewan, lisosom mengandung enzim yang
berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik
secara pinocytosis (makanan yang berupa cairan yang masuk secara ditelan)
maupun secara phagocytosis (makanan padat yang masuk secara ditelan).
e. Mitokondria
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan yaitu membran dalam dan
membran luar. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan kedalam dan
membentuk krista (cristae). Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria.
Fungsi mitokondria yaitu tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang
menghasilkan energi (ATP).
f. Ribosom
Ribosom ini terdapat pada sitoplasma secara bebas atau menempel pada
retikulum endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis
protein.
g. Flagel dan silia
Flagel dan silia terdapat pada makhluk hidup yang bersel tunggal (uniseluler).
Struktur flagel terdiri dari dua fibril yang dikelilingi oleh Sembilan fibril yang
terletak sebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara
kimia terdiri dari tubulin dan protein dinein dan adenosine tri phosphate (ATP).
h. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma
dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung dua sentriol. Sebuah
sentrosom terbentuk dari Sembilan set tabung yang masing-masing set terdiri dari
tiga buah microtubule yang berfungsi menggerakan kromosom pada saat
pembelahan sel(Winatasasmita, 1986).
i. Inti atau nucleus
Umumnya sel makhluk hidup mengandung satu inti, tetapi ada juga yang
berinti lebih dari satu misalnya sel otot lurik. Adapun bagian-bagian inti sel
diantaranya :
1) Membran inti
Membran inti terdiri dari dua lapisan membran dan pada daerah-daerah
tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya
bahan kimia. Lapisan membran yang sebelah luar berhubungan dengan
retikulum endoplasma.
2) Nukleoplasma dan kromosom
Inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia yang terdapat pada
nukleoplasma yaitu larutan phosphate, gula ribosa protein, nukleotida dan
asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang
tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi
kromosom yaitu mengandung material genetic yang berguna untuk
mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
3) Nucleolus
Setiap nucleolus mempunyai nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi dalam sintesa
protein(Winatasasmita, 1986).
Banyak sel tubuh satu sama lainnya berbeda, namun semuanya mempunyai
sifat dasar tertentu yang sama. Misalnya, tiap-tiap sel memerlukan nutrisi untuk
mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir menggunakan zat gizi yang
sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama
untuk membentuk energi; oksigen bergabung dengan karbohidrat, lemak, atau
protein untuk mengeluarkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel. Mekanisme
umum perubahan zat nutrien menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.
Selanjutnya sel-sel tubuh akan mengirimkan hasil akhir reaksi-reaksi kimianya ke
dalam cairan sekitarnya(Asiah, Soesilawaty, 2017).

D. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat yang Digunakan Praktikum Transpor Aktif
No. Nama Alat Jumlah
1. Cawan Petri Tiga buah
2. Pisau bedah Satu buah
3. Mikroskop Satu set
4. Object glass Satu buah
5. Cover glass Satu buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan Praktikum Transpor Aktif


No. Nama Bahan Jumlah
1 Ginjal katak Satu pasang
2. Es batu Secukupnya
3. Larutan Ringers 5 ml
4. Larutan Glukosa 0,2 % 5 ml
5. Larutan Phenol Red 0,03 % 5 ml
Tabel 3. Alat yang Digunakan Praktikum Enzim Katalase
No. Nama Alat Jumlah
1. Tabung reaksi Dua buah
2. Lumpang porselin Satu set
3. Kassa Secukupnya
4. Beaker glass Dua buah
5. Pipet tetes Dua buah
6. Timbangan digital Satu set

Tabel 4. Bahan yang digunakan Praktikum Enzim Katalase


No. Nama Bahan Jumlah
1 Hati ayam 1,8 gram
2. Hati katak 1,8 gram
3. 2 ml setiap tabung
H2O2
reaksi
4. 10 ml untuk setiap
Aquades
ekstrak

Tabel 5. Alat yang Digunakan Praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi


No. Nama Alat Jumlah
1. Tabung reaksi Empat buah
2. Penangas air Satu set
3. Thermometer Satu buah
4. Pipet tetes Dua buah
5. Rak Tabung Satu set
6. Stopwatch Satu buah
7. Alumunium foil Secukupnya

Tabel 6. Bahan yang digunakan Praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi


No. Nama Bahan Jumlah
1 Larutan Gist 1 ml
2. Methylen blue Secukupnya
3. Larutan Glukosa 10% Secukupnya
4. aquades 250 ml
E. Langkah Kerja
Diagram 1. Langkah Kerja Praktikum Transpor Aktif.

Katak dibedah dengan Dua buah cawan petri masing-


menggunakan pisau bedah masing diisi dengan 5 ml larutan
sesuai dengan prosedur dan ringers, 5 ml larutan
diambil ginjalnya. glukosa0,2%, dan 5 ml larutan
phenol red.

Tubulus uriniferus dilepaskan dari


ginjal katak dan dimasukkan
cawan petri ke-3 hanya diisi
kedalam cawan petri yang telah diisi
dengan larutan ringers
larutan

Dimati pergerakan zat warna (phenol Dibandingkan kecepatan


red) yang diisap oleh pembuluh pergerakan zat warna pada
jaringan uriniferus dengan kedua macam cawan petri
menggunakan binokuler tersebut.
Diagram 2. Langkah Kerja Praktikum Enzim Katalase

Hati ayamdan katak ditimbang Masing-masing ekstrak tersebut


dengan masa yang sama lalu disaring menggunakan kassa
dihancurkan menggunakan untuk memperoleh sari hati yang
lumpang porselin sambil ditetesi keruh
akuades

Tabung reaksi pertama ditetesi


tabung reaksi kedua ditetesi dengan
dengan ekstrak hati ayam dan
ekstrak hati katak dan hitunglah
dihitung berapa tetes yang
tetesan tersebut
diperlukan hingga timbul
gelembung-gelembung udara
di atas H2O2

Hasil dibandingkan dari kedua


ekstrak hati yang digunakan dalam
percobaan
Diagram 3. Langkah Kerja Praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi

Pada tabung reaksi A dan B


Empat tabung reaksi diberi label dimasukkan masing-masing 1 ml
dengan hurus A, B, C, D larutan Gist yang sudah
dididihkan

Pada setiap tabung reaksi


dimasukkan 1 ml larutan glukosa
Lalu aquades ditambahkan
10% dan methylen blue secukupnya
sebanyak 5 ml setiap tabung

tabung B dan D dibiarkan terbuka Semua tabung reaksi dimasukkan


sedangkan tabung A dan C ditutup kedalam penangas air dengan suhu
menggunakan alumunium foil 400 C

Amati perubahan warna yang terjadi


setiap 10 menit selama 40 menit
F. Hasil Pengamatan
1. Transpor Aktif pada Tubulus Uriniferus Ginjal Katak

Tabel. 7. Hasil pengamatan Transpor Aktif pada Tubulus Uriniferus Ginjal Katak
No. Larutan Hasil Uji Durasi Keterangan
1. Larutan Glukosa 0,2 % +++ 1” Secara mikroskopik durasi penyerapan larutan
+ Phenol Red 0,03 % + pada tubulus uriniferus pada suhu normal
air (suhu normal) terserap paling cepat
2. Larutan Glukosa 0,2 % ++ 1”40’ Secara mikroskopik durasi penyerapan larutan
+ Phenol Red 0,03 % + pada tubulus uriniferus dalam suhu dingin
air dingin terserap lebih cepat dibandingkan suhu panas
3. Larutan Glukosa 0,2 % + 2” Secara mikroskopik durasi penyerapan larutan
+ Phenol Red 0,03 % + pada tubulus uriniferus dalam suhu panas
air panas terserap paling lambat
2. Aktivitas Enzim Katalase
Tabel 8. Hasil Pengamatan Aktivitas Enzim Katalase
Keadaan Gelembung
Jumlah Tetesan
No. (kecepatan / banyaknya Gambar Pengamatan Keterangan
Ekstrak Hati
gelembung udara)
1. 1 tetes ekstrak hati ayam +

Semakin banyak tanda (+) maka


(Dok. Kelompok 2A, 2017) semakin cepat munculnya
2. 1 Tetes esktrak hati ++ gelembung udara dan semakin
katak banyak jumlah gelembuug udara.

(Dok. Kelompok 2A, 2017))


Keadaan Gelembung
Jumlah Tetesan
No. (kecepatan / banyaknya Gambar Pengamatan Keterangan
Ekstrak Hati
gelembung udara)
3. 2 tetes ekstrak hati ayam ++

Semakin banyak tanda (+) maka


(Dok. Kelompok 2A, 2017) semakin cepat munculnya
4. 2 tetes ekstrak hati katak ++++ gelembung udara dan semakin
banyak jumlah gelembuug udara.

(Dok. Kelompok 2A, 2017)


Keadaan Gelembung
Jumlah Tetesan
No. (kecepatan / banyaknya Gambar Pengamatan Keterangan
Ekstrak Hati
gelembung udara)
5. 3 tetes ekstrak hati ayam +++

Semakin banyak tanda (+) maka


(Dok. Kelompok 2A, 2017) semakin cepat munculnya
6. 3 tetes ekstrak hati katak +++++ gelembung udara dan semakin
banyak jumlah gelembuug udara.

(Dok. Kelompok 2A, 2017)


3. Proses Respirasi dan Proses Oksidasi
Tabel 9. Proses Respirasi dan Proses Oksidasi
Perubahan yang Terjadi
Selang
Tabung C Tabung D
No. Waktu Tabung A Tabung B
(tidak (tidak Gambar Pengamatan Keterangan
tiap (dipanaskan) (dipanaskan)
dipanaskan) dipanaskan)
10’
1. 10’ ++++ ++++ ++++ ++++

Tanda (+) menunjukan


(Dok. Kelompok 2A, 2017) kepekatan warna biru
2. 20’ ++++ +++ +++ +++

(Dok. Kelompok 2A, 2017)


Perubahan yang Terjadi
Selang
Tabung C Tabung D
No. Waktu Tabung A Tabung B
(tidak (tidak Gambar Pengamatan Keterangan
tiap (dipanaskan) (dipanaskan)
dipanaskan) dipanaskan)
10’
3. 30’ ++++ +++ +++ ++

(Dok. Kelompok 2A, 2017) Tanda (+) menunjukan


4. 40’ ++++ +++ ++ + kepekatan warna biru

(Dok. Kelompok 2A, 2017)


G. Pembahasan
1. Kegiatan I
Berdasarkan praktikum yang telah kita lakukan, transpor aktif glukosa
terjadi melewati tubulus uriniferus pada ginjal katak. Suhu berpengaruh
terhadap proses transpor aktif. Transpor aktif berlangsung lebih cepat di
petridish II (suhu dingin) dibandingkan dengan petridish III (suhu panas).
Adapun larutan phenol red 0,03% berfungsi sebagai indikator warna pada
saat terjadi transpor aktif dan sebagai pengikat glukosa.
2. Kegiatan II
2 ml H2O2 + 1 tetes ekstrak hati ayam, gelembung yang dihasilkan
berukuran kecil dan sedikit. Sedangkan, 2 ml H2O2 + 1 tetes ekstrak hati
katak, gelembung yang dihasilkan berukuran lebih besar dan lebih banyak
dibandingkan dengan 1 tetes ekstrak hati ayam. Ketika semakin banyak
ekstrak hati ayam maupun hati katak ditetesi di tabung reaksi berbeda yang
telah berisi 2 ml H2O2, semakin banyak gelembung yang terbentuk.
Terbentuknya gelembung ketika H2O2 ditetesi ekstrak hati ayam maupun
hati katak tersebut menunjukan bahwa di hati ayam maupun hati katak
terdapat enzim katalase.
Menurut Djamhur (1986) peran peroksisom jaringan mamalia
diantaranya dalam oksidasi asam lemak selular. Asam lemak bebas
kemudian diangkut oleh carrier ke dalam mitokondria untuk dioksidasi
dan diubah menjadi asetil- KoA. peroksisom jaringan hati tikus mampu
mengoksidasi palmitoil-KoA menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA kemudian
diangkut ke mitokondria dan akan bergabung dengan daur asam sitrat
(siklus kreb). Jika tetap dalam sitosol, akan kembali berubah menjadi asam
lemak kemudian menjadi lemak netral.
Jalur oksidasi mempunyai persamaan dengan apa yang terjadi dalam
mitokondria dengan suatu kekecualian penting. Pada mitokondria flavin
dehidrogenase menyumbangkan elektron ke rantai respirasi dan tidak
bereaksi dengan O2. Pada badan mikro, dehidrogenase langsung bereaksi
dengan O2 dan menghasilkan H2O2. Mitokondria tidak mengandung
katalase karena tidak menghasilkan H2O2.
3. Kegiatan III
Tabung A: larutan gist yang dipanaskan dan ditutupnya mulut tabung
reaksi menggunakan alumunium foil (tidak ada pertukaran
oksigen dari luar ke dalam ataupun sebaliknya, menyebabkan
organisme dari ragi yang ada pada tabung A mati dan tidak
terjadi proses respirasi ditandai dengan tabung A tidak
mengalami perubahan warna selama 40 menit dipanaskan.
Tabung B: larutan gist yang dipanaskan dan tidak ditutup menggunakan
alumunium foil, menyebabkan organisme dari ragi yang ada
pada tabung B mati namun karena tabung B tidak ditutup
dengan alumunium foil maka terjadi pertukaran gas oksigen
ditandai dengan tabung B mengalami sedikit perubahan warna
selama 40 menit dipanaskan.
Tabung C: larutan gist tidak dipanaskan dan ditutup menggunakan
alumunium foil menyebabkan organisme dari ragi yang ada
pada tabung C mengalami respirasi anaerob (karena mulut
tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil) ditandai dengan
tabung C mengalami sedikit perubahan warna selama 40 menit
dipanaskan (warna tabung C lebih pudar dibandingkan dengan
tabung A dan B).
Tabung D: larutan gist tidak dipanaskan, tidak ditutup mengggunakan
alumunium foil menyebabkan organisme dari ragi yang ada
pada tabung C mengalami respirasi aerob (karena mulut tabung
reaksi tidak ditutup dengan alumunium foil) ditandai dengan
tabung D mengalami perubahan warna setiap 10 menit, dan saat
menit ke-40 warna biru memudar menjadi putih).
Respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas secara sederhana. Proses
keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa dioksidasi
menjadi CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O.
H. Simpulan
1. Transpor aktif pada tubulus uriniferus di ginjal katak dipengaruhi oleh
suhu. Semakin dingin suhu, maka semakin cepat transpor aktif
berlangsung.
2. Adanya enzim katalase di dalam sel hewan khususnya sel hati dibuktikan
dengan cara mengekstrak hati ayam dan hati katak sampai, kemudian
ekstrak hati tersebut disaring, lalu ditetesi ekstrak hati ayam dan katak di
atas H2O2 yang sebelumnya telah diisikan ke tabung reaksi sebanyak 2 ml
ke tabung yang berbeda, terbentuklah gelembung di kedua tabung reaksi
tersebut.
3. Proses oksidasi yang berlangsung pada respirasi ditandai dengan
perubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit terjadi
pada tabung C dan D. Pada tabung C terjadi proses respirasi anaerob
sedangkan pada tabung D terjadi proses respirasi aerob.
DAFTAR PUSTAKA

Asiah Soesilawaty. dkk. (2017). Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung :


Departemen Pendidikan Biologi UPI.
Campbell, neil A, Reece, jane B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Suryani, Yoni. (2004). Biologi Sel dan Molekuler Common Textbook (Edisi
Revisi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Winatasasmita, D. (1986). Biologi Sel. Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka
Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR


Gambar 1.1 Struktur Sel Hewan
Campbell, neil A, Reece, jane B. (2014). Biology (Tenth Edition). United
States: Pearson Education Inc.

Anda mungkin juga menyukai