Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KERJA

ENZIM KATALASE

Disusun oleh:

1. Bani Fadhdhal R (04)


2. Indah Sukmawati (17)
3. Jihad A’la Ulya A (20)
4. Melati Kinasih K (22)

SMA NEGERI 1 DEMAK

Tahun Ajaran 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat-
zat, melakukan gerakan menyusun struktur sel, merombak struktur sel yang tidak dapat
digunakan lagi serta menanggapi rangsang.
Dalam suatu reaksi kimia terdapat zat atau senyawa baik yang bersifat menghambat
(inhibitor) ataupun mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa yang mempercepat reaksi
dikenal dengan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi atau produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan jalur pilihan dengan energi aktivis yang lebih rendah dan juga mengurangi
energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan
enzim. Dimana enzim tersusun atas protein dan molekul lain yang bekerja dengan
menurunkan energi aktivasi sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk
melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Jika tidak ada katalisator dalam metabolisme,
maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Dalam percobaan yang kami amati terdapat enzim katlase di dalam hati ayam. Enzim
katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2). Penguraian peroksida ditandai dengan timbulnya gelembung, enzim diproduksi oleh
peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif dimana bahan-bahan yang dianggap
toksik oleh tanaman meliputi hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam
golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat
yang diikatnya. Dan proses itu bisa terjadi karena di dalam tubuh makhluk hidup terdapat
enzim salah satunya adalah enzim katalase.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam
misalnya substansi-substansi genetik yang dibawa oleh masing-masing enzim. Sedangkan
keinginan kami untuk mengetahui kerja enzim dan memenuhi tugas biologi, maka kita
mengadakan praktikum dengan menggunakan hati ayam sebagai contoh sampel.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh NaOH, HCl, dan suhu terhadap kerja enzim?

C. Tujuan Penelitian
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan hasil
penguraiannya.
D. Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini memiliki ciri-ciri yang
sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.

E. Variabel
a. Variabel terikat : Banyak gelembung dan nyala bara api
b. Variabel bebas : NaOH, HCl, dan suhu
c. Variabel control : H2O2, dan ekstrak hati ayam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Enzim
Menurut Syamsuri, metabolisme sangat bergantung pada enzim yag berperan sebagai
pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup tetapi enzim tidak ikut.

B. Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam amino. Kebanyakan enzim berukuran
lebih besar dari substratnya, akan tetapi hanya daerah tertentu dari molekul enzim yang berikatan
dengan substrat yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif.

Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian bukan protein.
1. Bagian protein yang disebut dengan apoenzim, tersusun atas asam amino. Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut dengan gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik ini berasal dari molekul non organik yang disebut dengan kofaktor,
misalnya besi, tembaga, dan zink. Gugus prostetik terdiri dari senyawa kompleks
yang disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riblofavin,
asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalim.

C. Ciri-Ciri Enzim
1. Biokatalisator : enzim yang dihasilkan oleh sel-sel makhluk hidup yang digunakan
untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang
tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu,
dan tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Zat yang terpengaruh oleh enzim
tersebut yaitu substrat, dimana substrat merupakan zat yang bereaksi. Oleh karena itu,
macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak sehingga macam enzim pun
banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali : karena enzim tidak berubah pada saat bereaksi.
Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena suatu protein. Rusaknya enzim
oleh panas disebut denaturasi, jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senya-
senyawa itu menjadi senyawa semula.
8. Bersifat Termolabil : yaitu kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.
D. Cara Kerja Enzim
1. Lock and Key Theory ( Teori Gembok dan Kunci)
Mekanisme kerja enzim pada teori gembok dan kunci mengacu pada enzim dan
substrat yang akan bergabung bersama untuk membuat kompleks, yang terbentuk
menyerupai kunci yang masuk ke dalam gembok. Pada kompleks tersebut substrat
dapat melakukan reaksi kimia dengan sejumlah energi yang relatif rendah. Reaksi
yang menghasilkan produk (hasil substrat yang telah bereaksi) akan terurai bersama
dengan enzim secara terpisah.

2. Induced Fit Theory (Teori Kecocokan yang Terinduksi)


Salah satu sisi aktif enzim yaitu berifat fleksibel yang mampu mengubah bentuk
dengan menyesuaikan bentuk substrat yang akan diuraikan. Saat substrat berada
dalam sisi aktif enzim akan termodifikasi yang melingkupinya menjadi bentuk satuan
kompleks. Lalu substrat yang telah menjadi molekul produk makan akan terlepas dari
kompleks dan enzim kembali tidak aktif sehingga lepas menjadi bentuk semula.
Kemudian substrat lain dapat berekasi dengan enzim tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam menguji cara kerja enzim katalase adalah dengan
menggunakan metode eksperimen (praktikum).

B. Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboatorium Biologi SMA Negeri 1 Demak.

C. Waktu Penelitian
Percobaan dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB hari Senin, 8 Oktober 2018

D. Alat dan Bahan


1. Alat penumbuk hati ayam
2. Rak dan 5 tabung reaksi
3. Penjepit
4. Gelas ukur
5. Pipet tetes
6. Pembakar spiritus
7. Lidi dan korek api
8. Hati ayam
9. Larutan HCL 15 tetes
10. Larutan NaOH 15 tetes
11. Larutan H2O2 15 tetes
12. Es batu

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan tabung reaksi A, B, C, D, dan E.
2. Membuat ekstrak hati dengan cara menumbuk dan diberi air sedikit.
3. Isi tabung reaksi menggunakan masing-masing tabung A, B, C, dan D dengan
tumbukan hati ayam hingga ketinggian 1,5 cm.
4. Dinginkan terlebih dahulu hati ayam pada tabung C dalam es batu.
5. Lakukan urutan langkah pengujian sebagai berikut:
a. Tabung A + 15 tetes H2O2 (panas) dan segera menutupnya dengan ibu jari
kanan lalu amati kemunculan gelembung gas. Bukalah tabung yang telah
ditutup dengan ibu jari. Lakukan uji nyala bara api dengan memasukkan bara
lidi api ke dalam tanbung A.
b. Tabung B + 15 tetes H2O2 (biasa/netral) tutuplah dengan ibu jari kanan lalu
amati kemunculan gelembung gas. Lalu bukalah tabung yang telah ditutup
dengan ibu jari. Lakukan uji nyala bara api dengan memasukkan bara lidi api
ke dalam tabung B
c. Tabung C yang telah didinginkan tadi selama 30 menit lalu masukkanlah bara
api kemudian amati kemunculan gelembung gas dan nyala api yang terdapat di
dalam tabung C tersebut.
d. Tabung D + 15 tetes HCl dan NaOH tutuplah dengan ibu jari kanan lalu amati
kemunculan gelembung gas. Lalu bukalah tabung yang telah ditutup dengan
ibu jari. Lakukan uji nyala bara api dengan memasukkan bara lidi api ke dalam
tabung D.
e. Isilah data percobaan pada tabel pengamatan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai