Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM III

Dasar-Dasar Makhluk Hidup


(ABKC 5102)
Transport Sel dan Metabolisme

Disusun Oleh :
Sufy Amalianor Jannah
1910129120014

Asisten Dosen :
Ida Irmawati
Ihya Ulumuddin

Dosen Pengampu :
Dr.H.Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd
Mella Mutika Sari, M.Pd
Ratna Yulinda, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2019
PRAKTIKUM III
Topik : Transport Sel dan Metabolisme
Tujuan : 1. Untuk mengetahui terjadinya proses osmosis
2. Untuk mengetahui proses terjadinya homeostatis pada membran
sel telur

3. Untuk mengetahui proses difusi pada organisme

4. Untuk mengamati peristiwa plasmolisis dan plasmolisis sel


epidermis pada bawang merah
Hari/Tanggal : Jum’at/ 1 November 2019
Tempat : Laboratorium IPA Terpadu FKIP ULM Banjarmasin

I. Dasar Teori
Menurut Emriyuni,dkk tahun 2018 konsep-konsep pada materi transpor zat
seperti konsep difusi dan osmosis merupakan prasyarat untuk memahami konsep
yang lainnya seperti pada materi respirasi, metabolisme, pencernaan, dan
sebagainya. Materi transpor zat sudah dipelajari sebelumnya oleh peserta didik
di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemahaman konsep-konsep transpor zat
inilah yang nantinya mendasari pengetahuan awalpeserta didik dalam
mempelajari materi transpor zat di perkuliahan.
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil. oleh karena itu, sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel.
Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim [ CITATION Has14 \l 1033 ]
Secara sederhana sel dapat digambarkan sebagai setetes air yang dikelilingi
oleh membran plasma. Tetesan tersebut mengandung material yang terlarut
seperti glukosa, asam amino, ion positif, ion negatif, protein globular, dan
biomaterial tersuspensi seperti organel sel yang mengandung beberapa tipe
kompleks supramolekul (Aminuddin,dkk,2019).
Membran sel merupakan bagian terluar dari sel dan tersusun dari lipid dan
protein. Protein pada membrane sel mempunyai beberapa fungsi yang sangat
penting, yaitu sebagai channel dan carrier, Sebagai channel protein berperan
menjadi saluran zat-zat terlarut, yang dapat membuka dan menutup seusai dengan
keadaan sel, sedangkan carrier protein berperan dalam transport zat-zat terlarut
yang melintasi membran. Membran sel juga memiliki sifat selektif fermeabel
yang hanya dapat dialui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut didalamnya.
Membran sel ini juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan zat, dimana
zat yang dibutuhkan diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak
digunakan akan dibuang dan juga terdapat zat tertentu yang dikeluarkan untuk
diekspor ke sel lainnya (Aminuddin,dkk,2019).
Osmosis merupakan peristiwa berpindahnya kadar air dalam sel melalui
membran semi permeable dari keadaan sel yang hipotonis menuju hipertonis,
sehingga terjadi plasmolisis yang menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari
dinding sel (Rahmasari, 2014).
Proses difusi sendiri adalah pencampuran antara dua molekul yang berbeda
konsentrasinya yaitu dari tempat yang konsentrasinya tinggi, ketempat yang
konsentrasinya rendah. Proses difusi ini juga terjadi pada sel organisme hidup
tetapi antara molekul yang berbeda konsentrasinya itu dipisahkan oleh membran
plasma yang mempunyai pori-pori (Aminuddin,dkk,2019).
Homeostasis adalah suatu proses pemeliharaan stabilitas dan adaptasi
terhadap kondisi lingkungan sekitar yang terjadi secara terus menerus [ CITATION
Roc13 \l 1033 ].
Menurut Campbell, et al., (2012), plasmolisis adalah suatu fenomena pada sel
berdinding, dimana sitoplasma mengkerut dan membran plasma tertarik
menjauhi dinding sel ketika sel melepaskan airnya ke lingkungan hipertonik.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Osmosis
1. Alat
a. Neraca digital 1 buah
b. Cawan Petri 2 buah
c. Penggaris 1 buah
d. Pipet tetes 2 buah
e. Cutter 1 buah
f. Gelas ukur 100 ml 2 buah
g. Stopwatch hanphone 1 buah
2. Bahan
a. Kentang 1 buah
b. NaCL 1M 10 ml
c. Sukrosa 1M 10 ml
d. Kertas perkamen secukupnya
e. Kertas label secukupnya
B. Homeostatis
1. Alat
a. Gelas air mineral 12 buah
b. Gelas Kimia 200 ml 12 buah
c. Jarum pentul secukupnya
d. Sedotan 12 buah
e. Gelas ukur 100 ml 4 buah
f. Penggaris 1 buah
g. Spidol 1 buah
h. Gunting 1 buah
i. Kawat berukuran kecil 12 potong
j. Plastisin secukupnya
k. Stopwatch 1 buah
2. Bahan
a. Telur ayam kampung 4 butir
b. Telur ayam ras 4 butir
c. Telur Bebek 4 butir
d. Aquadest 100 ml
e. Larutan Nacl 0.5% 100 ml
f. Larutan Nacl 1% 100 ml
g. Larutan Nacl 2% 100 ml
h. Selotif secukupnya
i. Kertas label secukupnya
C. Difusi
1. Alat
a. Gelas ukur 100 ml 1 buah
b. Gelas kimia 100 ml 6 buah
c. Pipet tetes 1 buah
d. Neraca digital 1 buah
e. Spatula 1 buah
f. Stopwatch handphone 1 buah
2. Bahan
a. Kristal CuSO4 6 gram
b. Aquadest 60 ml
c. Kertas label secukupnya
D. Plasmolisis dan Diplasmolisis
1. Alat
a. Cutter 1 buah
b. pipet tetes 2 buah
c. mikroskop 1 buah
d. kaca preparat/ objek 3 buah
e. kaca penutup 3 buah
f. gelas kimia 10 ml 5 buah
2. Bahan
a. Bawang merah 2 siung
b. Larutan Sukrosa 1M secukupnya
c. Larutan Nacl 1M secukupnya
d. Aquadest secukupnya

III. CARA KERJA


A. Osmosis
1. Memotong kentang membentuk dadu 1 x 1 cm sebanyak 6 potong.
2. Menimbang 6 potongan kentang secara bergantian dengan
menggunakan neraca digital lalu mencatat berat masing masing
potongan.
3. Menyiapkan 2 cawan petri.
4. Memasukkan NaCl 10 ml ke cawan petri I.
5. Memasukkan 3 kentang kw dalam cawan petri I.
6. Meneteskan 1 ml NaCl 1M pada setiap kentang.
7. Mendiamkan kentang di dalam cawan petri yang berisi NaCl 1M dan
mendiamkan selama 10 menit.
8. Setelah 10 menit, menimbang kembali berat kentang dan memasukkan
ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Lakukan langkah tersebut pada kentang dalam larutan sukrosa 1M.
B. Homesostatis
1. Melepaskan cangkang masing-masing telur bagian atas dan bawah
dengan hati-hati dan mengusahakan agar membran telur bagian bawah.
2. Memasukkan sedotan kedalam telur dengan hati-hati dan
mengusahakan agar pipet tidak menembus membran telur bagian
bawah.
3. Memasukkan telur ayam kampung, telur ayam ras, dan telur bebek
masing-masing ke dalam gelas mineral yang berisi aquadest, NaCl
0.5%, 1% dan 2%.
4. Mengamati dan mengukur perubahan tinggi larutan pada pipet
transparan untuk tiap-tiap telur dalam interval waktu 5 menit selama 6
kali pengulangan.
C. Difusi
1. Memasukkan aquadest sebanyak 10 ml kedalam 6 buah gelas ukur 100
ml.
2. Mengambil neraca digital lalu mengatur skalanya menjadi 0,5 gram.
3. Memegang spatula dengan cara menjepit jari tengah dan jari jempol ke
bagian ganggangnya
4. Memasukkan Kristal CuSO4 menggunakan spatula hingga beratnya
mencapai 0,5 gram.
5. Memasukkan Kristal CuSO4 sebanyak 0,5 gram ke masing-masing
gelas ukur yang telah diisi aquadest tadi.
6. Menghitung waktu yang diperlukan sampai Kristal CuSO4 sudah benar-
benar terlarut dalam aquadest.
7. Mencari waktu yang diperlukan untuk masing-masing larutan.
D. Plasmolisis dan Deplasmolisis
1. Menyiapkan bawang putih.
2. .membuang beberapa lapis bagian luar umbi bawang merah.
3. Membuat sayatan yang sangat tipis sejajar dengan epidermis seluas 2-3
mm2 .
4. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca preparat mikroskop, kemudian
meneteskan air 2-3 tetes. Lalu menutup sayatan tersebut dengan gelas
penutup.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Osmosis

Larutan Berat sebelum Berat sesudah


Kentang
(10 ml (gram) (gram)
NaCl 1 M 1 gr 0,82 gr
I
Sukrosa 1 ml 1 gr 0,78 gr
NaCl 1 M 1 gr 0,73 gr
II
Sukrosa 1 ml 0,9 gr 0,96 gr
NaCl 1 M 0,94 gr 0,73 gr
II
Sukrosa 1 ml 0,9 gr 0,70 gr

2. Homeoststis
1. Telur Ayam Kampung

Tinggi Cairan Pada Sedotan Setiap 5 Menit (cm)


No Larutan
I II III IV V VI
1 Aquadest - - - - - 0.5
2 NaCl 0.5% - - - - - -
3 NaCl 1 % - - - - - 0.5
4 NaCL 2% - - - - - -

2. Telur Ayam ras

Tinggi Cairan Pada Sedotan Setiap 5 Menit (cm)


No Larutan
I II III IV V VI
1 Aquadest - - - - - -
2 NaCl 0.5% - - 0,5 1 1,2 1,2
3 NaCl 1 % - - 0,5 0,5 0,5 0.5
4 NaCL 2% - - - 0,25 0,1 0,1

3. Telur Bebek

Tinggi Cairan Pada Sedotan Setiap 5 Menit (cm)


No Larutan
I II III IV V VI
1 Aquadest - - 0,5 1 1,5 1,7
2 NaCl 0.5% - - - - - -
3 NaCl 1 % - - - - - -
4 NaCL 2% - - - - - -

3. Difusi
Larutan pewarna Kristal CuSO4 (1 gr)

Percobaan Ke- Waktu


I 29 Menit 32 Detik
II 33 Menit 26 Detik
III 17 Menit 40 Detik
IV 31 Menit 31 Detik
V 33 Menit 32 Detik
VI 47 Menit 55 Detik

4. Plasmolisis dan Deplasmolisis


1. Plasmolisis

Larutan Gambar Keterangan

Cairan ( Sitoplasma)

Aquadest Dinding Sel

Nukleus (Inti Sel)

Cairan (Sitoplasma)

NaCl 1 M Dinding Sel

Nukleus (Inti Sel)


Cairan (Sitoplasma)

Sukrosa 1 M Dinding Sel

Nukleus (Inti Sel)

 Deplasmolisis

Larutan Gambar Keterangan

Cairan (Sitoplasma)

Dinding Sel
NaCl 1 M
dan Aquadest Nukleus (Inti Sel)

Cairan (Sitoplasma)

Sukrosa 1 M
Dinding Sel
dan Aquadest

Nukleus (Inti Sel)

V. ANALISIS DATA
A. Osmosis
Osmosis adalah proses berpindahnya pelarut dari konsentrasi rendah
(Hipotonik) ke konsentrasi tinggi (Hipertonik) dengan melewati
membran semi permeabel. Dari hasil pengamatan yang di lakukan
didapat bahwa berat kentang berkurang dari berat awal sebelum di
rendam di larutan NaCl dan sukrosa. Hal ini dikarenakan kentang
memiliki konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan
konsentrasi air. Sehingga, air di dalam kentang bergerak ke larutan
NaCl yang memiliki konsentrasi tinggi karena hal ini lah berat kentang
mengalamai penurunan air yang mengakibatkan penyusutan bentuk
membuat kentang kekurangan air dan membuat berat kentang
berkurang dari berat semula. Faktor konsentrasi larutan, luas
penampang dan ukuran kentang berpengaruh terhadap berat kentang.
B. Homeostatis
Homeostatis adalah usaha untuk mempertahankan diri dengan
linkungan luar adapun pembahasan pada percobaan ini yaitu :
a. Telur ayam kampung
Pada pengamatan 5 menit pertama tidak ada terdapat perubahan
yang terjadi kenaikan larutan.hingga sampai percobaan ke 6 pada
larutan aquades terjadi perubahan yaitu terdapat kenaikan sebesar 0,5
cm tinggi cairan pada sedotan yal yang sama juga terjadi pada
perbobaan ke 6 pada larutan NaCl 1%. Terdapat kenaikan sebesar
0,5 cm tinggi larutan pada sedotan.faktor penyebab ketidak naikan
tinggi cairan pada sedotan karena lubang pada bagian bawah telur
telalu kecil sehingga tidak adanya kenaikan.
b. Telur ayam ras
Pada pengamatan 5 menit pertama tidak adanya kenaikan tinggi
cairan pada sedotan ,namun saat percobaan ketiga terjadi kenaikan
tinggi cairan hal ini dikarenakan lubang pada bagian cangkang
bawah telur lebar sehingga cairan dapat naik. Dari perubahan tinggi
cairan dapat diketahui bahwa aquades dan NaCl bersifat hipotonis
dan telur bersifat hipertonik keadaan ini menyebabkan air pada
aquadest dan NaCl bergerak masuk kedalam telur yang
mengakibatkan perubahan tinggi cairan. Sama halnya juga dengan
larutan NaCl yang membedakan hanyalah konsentrasi larutan.
c. Telur Bebek
Pada pengamatan 5 menit pertama tidak menunjukkan adanya
perubahan pada tinggi cairan di sedotan namun saat percobaan 3
terjadi perubahan tinggi cairan yaitu sebesar 0,5 pada aquadest dan
larutan NaCl kenaikan tinggi cairan semakin bertambah setiap 5
menit. Hal ini dikarenakan lubang pada bagian bawah telur lebar
yang mengakibatkan kenaikan tinggi cairan.
C. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Kristal CuSO4
berbentuk padatan atau Kristal yang mana bersifat sukar larut dalam air
sehingga membutuhkan waktu yang lama agar padatan CuSO 4 dapat
larut
D. Plasmolisis dan Deplasmolisis
Plasmolisis adalah proses lepasnya membrane plasma dari dinding sel
pada sel tumbuhan sedangkan deplasmolisis adalah proses menyatunya
kembali membrane plasma yang telah terlepas dari dinding sel.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat preparat di tetesi aquadest
saat di amati menggunakan mikroskop terlihat berwarna ungu terang
dan dinding sel sel terlihat. Saat di tetesi larutan NaCl warnanya ungu
dan semakin pucat. Dan saat di tetesi dengan sukrosa berubah warna
menjadi putih . faktor faktor yang mempengaruhi plasmolisis dan
deplasmolisis antara lain yaitu konsntrasi larutan yang di teteskan.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang sudah di lakukan dapat di tarik kesimpulan
bahwa kita dapat mengutahui macam-macam proses transport zat dan
metabolisme yang mana antara lain osmosis, homeostatis, difusi, plasmolisis
dan deplasmolisis. Pada proses-proses tersebut termasuk kedalam transport
zat pasif yang mana merupakan proses transport zat yang tidak memerlukan
energi. Dari percobaan yang dilakukan kita juga mengetahui proses transport
zat itu seperti apa dan bagaimana prosesnya larutan dapat berpindah.

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin,dkk. (2019). Modul Dasar-Dasar Makhluk Hidup. FKIP ULM : Banjarmasin.
Campbell, Neil A, et al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Gramedia.

Emriyuni, d. (2018). Identification Misconception of Transport Substance on A Freshman


Used Technique Certainty of Response Index (CRI) in the Study Biology UNP
Education. Bioeducation journal, 3(1), 41-50.

Hasni. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pelajaran Biologi Materi Metabolisme Sel Dengan Menggunakan Percobaan Sach
Dan Percobaan Ingenhouzs. Jurnal Serambi Ilmu, 17(2), 56-61.

Rahmasari, H. d. (2014). Ekstraksi Osmosis Pada Pembuatan Sirup Murbei (Morus alba L.)
Kajian Proporsi Buah : Sukrosa Dan Lama Osmosis. Jurnal Pangan dan Agroindustri,
2(3), 191-197.

Rochmawati, d. (2013). Makna Kehidupan Klien Dengan Diabetes Melitus Kronis Di


Kelurahan Bandarharjo Semarang Sebuah Studi Fenomologi. Jurnal Keperawataan
Jiwa, 1(1), 25-33.

LAMPIRAN
FOTO PRAKTIKUM

LAMPIRAN
PERTANYAAN

1. Apakah terjadi perubahan berat kentang sebelum dan sesudah perlakuan? mengapa
demikian?
2. Apakah terjadi perubahan tinggi pada cairan telur? Mengapa demikian?
3. Apakah terdapat perbedaan waktu yang diperlukan untuk melarutkan Kristal CuSO4?
4. Apakah perbedaan plasmolisis dengan deplasmolisis?

Jawab :
1. Ya, karena terjadi proses osmosis hal ini karena kentang memiliki konsentrasi
rendah sedangkan air memiliki konsentrasi tinggi sehingga air di dalam kentang
bergerak menuju larutan NaCl dan sukrosa . yang mengakibatkan sel kentang
berkerut karena kekurangan air hal ini yang mengakibatkan terjadinya penurunan
berat pada sebelum dan perlakuan.
2. Ya, terjadi perbahan tinggi cairan pada telur hal ini dikarenakan faktor besar
kecilnya lubang bagian bawah pada telur dan tingkat kekentalan konsentrasi
larutan.
3. Ya, terdapat perbedaan waktu saat melarutkan Kristal CuSO4 hal ini
dikarenakan sifat CuSO4 yang merupakan padakatan yang sukar untuk larut
sehingga membutuhkan waktu yang lama.
4. Plasmolisis adalah lepasnya membrane plasma dari dinding sel pada sel
tumbuhan. Sedangkan Deplasmolisis adalah proses menyatunya kembali
membran plasma yang telah terlepas dari dinding sel.

Anda mungkin juga menyukai