Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Mikoriza merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam tanah dan termasuk dalam
kelompok jamur/cendawan. Mikoriza berasal dari dua suku kata yaitu
inykes/miko(jamur/cencawan dan rhiza(akar),sehingga sering disebut sebagai jamur akar(bukan
pathogen).

Hampir 80% spesies tanaman yang ada di alam berinteraksi atau bersimbiosis dengan
mikoriza. Bentuk simbiosisnya adalah terjadi pertukaran antara unsur hara dan karbohidrat.
Dimana mikoriza akan membantu akar untuk menyerap hara dalam tanah(khususnya P) dan
mentranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman, sedang tanaman akan memberikan Sebagian
karbohidrat hasil fotosintesis kepada mikoriza sebagai sumber energi (makanan).

Umumnya mikoriza dibedakan dalam tiga kelompok ,yaitu endomikoriza (tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang), ektomikoriza (dapat dilihat dengan mata telanjang), dan
ektendomikoriza. Jamur endomikoriza masuk ke dalam sel korteks dari akar serabut(feeder
roots). Jamur ini tidak membentuk selubung yang padat, namun membentuk miselium yang
tersusun longgar pada permukaan akar. Jamur juga membentuk vesikula dan arbuscular yang
besar di dalam sel korteks sehingga disebut dengan FMA (Fungi Mikoriza Arbuskular).

Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat, mengandung cairan
lemak yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi
klamidiospora, yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Vesikel biasanya
dibentuk lebih banyak di luar jaringan korteks pada daerah infeksi yang sudah tua dan terbentuk
setelah pembentukan arbuskula.

Arbuskula adalah struktur hifa bercabang-cabang seperti pohon-pohon kecil yang mirip
haustorium(membentuk pola dikotom), berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara
tanaman inang dengan jamur. Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah terbentuk kolonisasi,
diawali dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa ekstraseluler dan intraseluler
ke dalam dinding sel inang.

Untuk mengidentifikasi jenis spora bisa dilihat berdasarkan bentuk, warna dan lapisan
dinding sel sporanya. Untuk perbanyakan mikoriza dapat dilakukan dengan mengisolasi spora
mikoriza yang ada di tanah dan menginfeksikan pada tanaman. Respon spora mikoriza terhadap
akar tanaman dapat dihitung dengan persentase kolonisasi pada akar tanaman.
MODUL I

ISOLASI SPORA

A.Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik isolasi spora yang benar


2. Mahasiswa dapat melihat berbagai bentuk dan jenis spora

B. Alat dan Bahan

1. Alat :
a. Saringan teh
b.Saringan 125 μm dan 63 μm
c.Gelas plastik
d.Sendok plastik
e.Labu semprot
f. Tabung reaksi
g. Sentrifuge
h.Timbangan
i. Mikroskop
j. pH meter
k.Gelas ukur
l. Corong plastik
m.Pinset spora
n.Tusuk sate
o. Sendok plastik

2.Bahan :
a. Tanah/Zeolit
b.Kertas saring
c. Kertas label
d.PVLG
E. Aquades

Cara kerja :
1.Pembuatan preparat basah
a. Timbang tanah yang akan dilihat sporanya sebanyak 10 gram
b. Tambahkan aquades secukupnya, lalu aduk 10 menit.
c. Diamkan selama 5 menit
d. Ukur pH tanah menggunakan pH meter
e. Tuang ke atas saringan bertingkat yang terdiri dari saringan teh, saringan 125 μm dan saringan
63 μm.
f. Tanah yang tertahan pada saringan 63 μm disemprot aquades menggunakan labu semprot dan
di tampung dalam tabung reaksi plastik.
g. Masukkan tabung reaksi plastik ke dalam sentrifuge.Berat tabung reaksi dan isinya harus
sama.
h. Setel sentrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 4 menit.
i. Tuang filtrat yang jernih ke dalam cawan petri .
j. Amati sporanya yang ada menggunakan mikroskop perbesaran 100 kali.
k. Tangkap spora menggunakan pinset spora dan letakkan pada cawan petri kosong.

2. Pembuatan preparat kering


a. Timbang tanah yang akan dilihat sporanya sebanyak 10 gram
b. Tambahkan aquades secukupnya, lalu aduk 10 menit.
c. Diamkan selama 5 menit
d. Ukur pH tanah menggunakan pH meter
e. Tuang ke atas saringan bertingkat yang terdiri dari saringan teh, saringan 125 μm dan saringan
63 μm.
f. Tanah yang tertahan pada saringan 63 μm disemprot aquades menggunakan labu semprot dan
di tampung dalam tabung reaksi plastik.
g. Masukkan tabung reaksi plastik ke dalam sentrifuge.Berat tabung reaksi dan isinya harus
sama.
h. Setel sentrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 4 menit.
i. Tuang filtrat yang jernih ke atas kertas saring .
j. Amati sporanya yang ada menggunakan mikroskop perbesaran 100 kali.
k. Tangkap spora menggunakan tusuk sate dan letakkan pada gelas objek yang sudah ditetesi
PVLG.
MODUL II

KOLONISASI AKAR

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat melakukan teknik pewarnaan akar yang benar


2. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri akar terkolonisasi
3. Mahasiswa memahami cara menghitung persentase akar terkolonisasi

Alat dan Bahan :


Alat
 Botol rol film
 Nampan plasik
 Gunting
 Saringan teh
 Timba plastik
 Pinset
 Petridisk
 Kaca objek
 Beker glass
 Tabung reaksi
 Waterbath/Hotplate
Bahan
 Akar tanaman
 KOH 10%
 HCL 1%
 Trypan Blue
 Gliserin/Asam Laktat
Aquades

Cara Kerja :

A.Pewarnaan akar

1. Pewarnaan akar tanaman keras


a. Cuci akar sampai bersih
b. Potong-potong akar halus tanaman
c. Simpan akar di botol PVC/ roll film. Bila akar masih akan disimpan dalam waktu lama
maka akar direndam dengan alkohol
d. Bila akar akan langsung di warnai,rendam dalam KOH 10% dan panaskan tabung dalam
waterbath dengan suhu 100ᵒC-120ᵒ.Bila larutan KOH masih kecoklatan,maka ganti
dengan larutan KOH yang baru. Lakukan sampai larutan KOH menjadi jernih.
e. Buang larutan KOH,bilas akar sebanyak tiga kali.
f. Rendam dengan larutan H₂O₂ Alkaline (4ml NH3 20% + 40 ml 2%),panaskan kembali
g. Buang larutan H2O2 Alkaline,cuci akar sebanyak tiga kali.
h. Rendam akar dengan larutan HCL 2%,panaskan selama ±15 menit
i. Buang larutan HCL,bilas akar sebanyak tiga kali
j. Rendam akar dengan larutan trypan Blue 0,05%,panaskan kembali
k. Bila akar masih terlihat gelap,rendam akar dalam larutan gliserin(2) : Asam laktat(2) :
Aquades (1)
l. Letakkan akar di atas gelas objek.Amati di bawah mikroskop

2. Pewarnaan akar tanaman pangan


Untuk prosedur pewarnaan akar tanaman pangan hampir sama dengan pewarnaan akar
tanaman keras tetapi tanpa penggunaan H₂O₂ Alkaline.

B.Persentase Kolonisasi

1. Ambil akar – akar halus yang sudah melalui proses pewarnaan dengan menggunakan pinset

2. Letakkan pada gelas objek

3. Amati di bawah mikroskop

4. Hitung persentase kolonisasi dengan rumus :

Jumlah Akar terkolonisasi x 100%

Jumlah Keseluruhan akar

Anda mungkin juga menyukai