METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk menjelaskan hubungan sebab akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan
hubungan ini, penelitian harus melakukan kontrol dan pengukuran dengan sangat
C. Objek Penelitian
(Dimocarpus longan L.) yang diambil dari kebun warga di Kramasan Kertapati
Palembang.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
b. Spuit oral
c. Neraca analitik
f. Beker glass
h. Corong glass
i. Kertas saring
m. Jam
2. Bahan
a. Daun kelengkeng
b. Etanol tekhnis
c. Oleum Ricini
d. Loperamid Hcl
e. Na-CMC 1%
g. Aquadest
. Perhitungan Dosis
1. Pembuatan Na CMC 1%
menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan
Massa Loperamid tablet yang diambil: (2,97 mg/ 2 ml) x 5 tikus = 14,85 mg/
10 ml.
E. Perhitungan Dosis
2. Pembuatan Na CMC 1%
menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan
Massa Loperamid tablet yang diambil: (2,97 mg/ 2 ml) x 5 tikus = 14,85 mg/
10 ml.
hingga homogen.
dengan mengacu pada penelitian sebelumnya Anggraeny dkk (2016) yaitu sebesar
sampai homogen.
sampai homogen.
Prosedur Kerja
1. Persiapan Alat
Sebelum pengerjaan seluruh alat yang digunakan dicuci bersih lalu disterilkan
dengan cara :
b. Corong glass, gelas ukur dan kertas saring dibungkus dengan kertas
0
perkamen, kemudian disterilkan dalam autoclave padaa suhu 121 C selama
15 menit.
c. Mortir dan stemper dibasahi dengan alkohol, kemudian diberi api didalamnya
dipakai.
2. Persiapan Sampel
dikeringkan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari. Timbang 500 g serbuk
1995) :
a. Masukkan etanol teknis yang telah didestilasi ke dalam botol maserasi yang
b. Biarkan selama 5 hari di tempat gelap, botol dikocok 2-3 kali dalam sehari
tempat yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung, kemudian
rumus Federer dalam penelitian ini hewan coba dibagi menjadi 6 kelompok
perlakuan maka :
(t – 1)(n – 1) ≥ 15
(6 – 1)(n – 1) ≥ 15
5(n – 1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n ≥ 20
n≥4
Keterangan
t = banyak perlakuan
n = jumlah tikus
c. Lalu diberi nomor urut / kode untuk masing-masing tikus putih jantan dan
ditempati 1 tikus dengan makanan dan minuman yang diberikan tiap hari.
jantan.
BB)
BB)
BB)
yang diamati yaitu frekuensi defekasi, konsistensi feses (berair, lembek, agak
a. Diare ditandai dengan buang air besar dimana frekuensinya meningkat dari
keadaan normal dan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair.
diare setelah pemberian Oleum ricini dan setelah diberi Na-CMC 1%,
c. Kadar air dalam feses, caranya dengan menimbang berat feses (dalam gr),
tikus apakah berlendir / berair, lembek dan normal berdasarkan % kadar air
G. Variabel Penelitian
mengukur frekuensi diare, konsistensi feses, dan kadar air dalam feses.
H. Definisi Operasional
kelengkeng.
Alat ukur c.
: Timbangan.
2. Suspensi Ekstrak
Alat ukur c. lembek dengan kadar air 69 – 80% atau dalam kategori
: Timbangan.
a. Defenisi : Kadar air dalam feses ditentukan oleh berat feses dan
dalam feses .
Maserasi
Destilasi Vakum
Pretest
30 menit sebelum dan selama percobaan tikus
putih jantan dipuasakan