METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan uji efektivitas ekstrak etanol 96% daun kokang untuk mengetahui tingkat
kesembuhan luka bakar pada kelinci. Tahap penelitian ini meliputi pengambilan
dengan metode maserasi, pembuatan bahan uji, dan pengujian ekstrak etanol daun
kokang (Lepisanthes amoena (Hassk) Leenh) sebagai penyembuhan luka bakar pada
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah uji aktivitas ekstrak daun kokang terhadap
cuniculus).
Sampel pada penelitian ini adalah daun kokang yang telah ditentukan
purposive sampling dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Adapun Sampel
yang diambil yaitu daun kokang muda dan tua yang segar daun keempat sampai ke
delapan, pemetikan dilakukan pada pagi dan siang hari di desa Embalut, kecamatan
D. Variabel penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
cuniculus).
3. Variabel Kontrol
Waktu pengambilan sampel, jenis kelamin dan tampat kelinci, serta pelarut
E. Definisi Operasional
1. Luka bakar yaitu bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan
2. Ekstrak etanol adalah ekstrak kental yang diperoleh dari proses penyarian
3. Uji aktivitas penyembuhan luka bakar pada penelitian ini akan dilakukan
4. kelinci jantan adalah hewan uji percobaan yang digunakan sebagai objek
a. Alat
penangas air, kertas ml meter blok, alcohol swabs, sarung tangan, silet
cukur, erlenmeyer (Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), pot salep, mortir, dan
stemper.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun kokang, etanol 96%,
kelinci Jantan.
2. Prosedur Penelitian
a. Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa daun kokang yang
Timur.
b. Determinasi Sampel
Daun yang diperoleh adalah daun yang segar, muda dan tua. diambil
pelarut etanol 96% sebanyak 2 liter. Sebanyak 200 gram serbuk daun
berat ekstrak
%Rendemen = X 100% (Pratama 2016)
berat simplisia
3. Skrining Fitokimia
a. Alkaloid
HCl 2 N sebanyak 1 ml dan air suling 9 ml, setelah itu di bagi menjadi 3
b. Flavonoid
hingga mendidih selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Diambil
c. Saponin
selama 10 detik. Jika terbentuk buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama ±
10 menit tambahkan 1 tetes HCl 2 N, jika buih tidak hilang maka positif
saponin.
d. Steroid/terpenoid
jam disaring filtratnya, diuapkan, sisanya ditambah asam asetat anhidrat dan
asam sulfat pekat. Jika menghasilkan warna ungu, merah yang berubah
e. Tanin
larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi FeCl3. Terjadi warna biru
4. Pembuatan Sediaan
gliserin dan diaduk hingga homogen (campuran B). digerus sedikit basis
sisa basis (campuran A) sedikit demi sedikit dan digerus sampai homogen
(campuran C). kemudian dimasukkan (campuran B) kedalam (campuran C)
(Hassk) Leenh).
Bahan Jumlah
Ekstrak daun kokang 5%
Karbopol 0,25 g
Trietanolamin (TEA) 0,25 g
Gliserin 5 g
Natrium bisulfat 0,1 g
Aquadest ad 50 g
Hewan ini diberi makan kangkung. Hal ini dilakukan supaya bisa dilihat
proses penyembuhan pada hewan uji secara seksama (umbi wortel mengandung
saponin yang diketahui efektif dalam menyembuhkan luka) karena jika hewan
uji diberi makan wortel maka kita tidak dapat melihat efek kerja sampel
diketahui apakah sehat dan cocok untuk digunakan sebagai hewan uji atau
tidak. Setelah hewan uji diperiksa dan diberi makan, hewan uji kemudian
diistrahatkan.
punggung yang akan dilukai, lalu diberi alkohol. Kemudian hewan uji diberi
Pengujian ini dilakukan dengan cara : Setiap kelinci terdiri dari 6 kelinci dan
masing kelinci dilukai sebanyak 1 luka di setiap kelompok kelinci. Setiap luka
ditandai dengan luka positif 1 dan positif 2 pada (kelompok A), negative 1 dan
negative 2 pada (kelompok B), serta ekstrak 1 dan ekstrak 2 pada (kelompok
C).
luka bakar pada hewan uji yang diolesi gel ekstrak daun kokang diukur tiap
harinya dan dibandingkan dengan diameter luka bakar pada hewan uji yang
dalam proses penyembuhan luka bakar tersebut (Suci nur pratiwi 2016).
dilakukan dengan pengukuran diameter luka secara terus menerus selama 7 hari.
H. Analisis Data
kesembuhan adalah diameter luka yang diukur pada presentase penyembuhan yang