Anda di halaman 1dari 5

JURNAL KESEHATAN HOLISTIK

Vol 9, No 4, Oktober 2015: 197-200

PENETAPAN KADAR KLORIN (Cl2) PADA BERAS MENGGUNAKAN


METODE IODOMETRI

Ade Maria Ulfa1

ABSTRAK

Beras merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mengandung karbohidrat sebagai
sumber energi. Saat ini banyak beras yang mengandung bahan pemutih klorin yang dilarang
digunakan dalam beras karena dapat mengikis mukosa usus pada lambung (korosif) sehingga rentan
terhadap penyakit maag.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar klorin dalam beras
sebelum dan sesudah dimasak. Klorin diuji menggunakan metode reaksi warna dan titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel yang dianalisis terdapat kandungan klorin pada
beras dengan pencucian ketiga terdapat kandungan klorin sebesar 0,08 %, kandungan klorin pada
saat suhu nasi 780C adalah sebesar 0,0020 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kandungan
klorin akan tetap ada pada beras sebelum dan sesudah
dimasak, hanya mengalami penurunan kadar lebih jernih, air cucian beras berklorin putih
klorin. pekat dan selalu mengeluarkan busa yang
mengambang (Asnawati, 2007).
Kata Kunci : Beras, Klorin (Cl2), Iodometri Pemakaian bahan pemutih pada beras
yang tidak jelas dan tidak sesuai spesifikasi
bahan tambahan yang diperbolehkan untuk
pangan, dan konsentrasi pemakaian di atas
PENDAHULUAN ambang batas berbahaya bagi kesehatan
manusia (Darniadi, 2010).
Indonesia menjadikan beras sebagai
salah satu makanan pokok, karena beras
salah satu bahan makanan yang mudah Klorin adalah bahan kimia yang biasanya
diolah, mudah disajikan, digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin
enak, dan mengandung protein sebagai akan bereaksi dengan air membentuk asam
sumber energi sehingga berpengaruh hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel
besar terhadap aktivitas dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
tubuh atau kesehatan (Ahmad, 1990). kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat.
Beras memiliki nilai gizi yang cukup Zat klorin yang ada dalam beras akan mengikis
tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar mukosa usus pada lambung (korosit) sehingga
360 kalori, protein sebesar 6.8 gr dan rentan terhadap penyakit maag. Dalam jangka
kandungan mineral seperti Ca dan Fe panjang mengkonsumsi beras yang
masing- masing 6 mg dan 0.8 mg (Barus, mengandung klorin akan mengakibatkan
2005). penyakit kanker hati dan ginjal (Wongkar dkk,
Masyarakat Indonesia pada umumnya 2014).
memilih beras yang putih, mengkilap, jernih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
dan licin. Namun banyak beredar beras putih Republik Indonesia No.
mengandung zat klorin yang membahayakan 033/Menkes/Per/IX/2012, bahwa klorin tidak
kesehatan. tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan
Untuk membedakan beras super asli (BTP) dalam kelompok pemutih dan
dan beras berklorin masyarakat harus benar- pematang tepung yang
benar memperhatikan warnanya. Beras super diperbolehkan.
asli warnanya putih jernih bukan putih Identifikasi dan penetapan kadar klorin
mengkilap seperti lilin, yang asli bila diraba pada beras ini dapat dilakukan dengan reaksi
akan terasa kasar, berbeda dengan beras warna dan metode volumetri yaitu titrasi
berklorin yang akan terasa licin. Perbedaan menggunakan metode Iodometri. Pada metode
lain bisa dilihat dari air cucian beras, air hasil ini klorin yang bersifat oksidator akan ditetapkan
bilasan beras super asli warna cenderung kadarnya, direaksikan dengan ion iodida
berlebih sehingga iodium dibebaskan, baru mL indikator amilum, titrasi dilanjutkan hingga
kemudian iodium yang dibebaskan ini dititrasi warna biru benar-benar hilang. Dicatat hasil
dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan volume dan lakukan titrasi blanko (Wongkar,
menggunakan indikator amilum. 2014).

Rumus perhitungan:
METODE PENELITIAN Kadar klorin (%) = (Vtitran -Vblanko) x N x BM Cl 2 x
100%
Alat dan Bahan Bu x 1000
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah buret, klem, statif, beaker glass, Untuk standardisasi natriun tiosulfat
erlenmeyer 250 ml, plastik 0,01 N pipet 10 ml larutan KIO3 0,01 N
masukkan dalam erlenmeyer 250 ml,

1. Akafarma Putra Indonesia Lampung


198 Ade Maria Ulfa tambahkan 5 ml H2SO4 2 N campurkan hingga
homogen, tambahkan 10 ml larutan KI 10%,
titrasi menggunakan Na2S2O3 0,01N dari
hitam, kertas saring, timbangan, pipet ukur warna merah kecoklatan hingga berwarna
5ml,pipet ukur 10 ml, pipet ukur 25 ml, bulb, kuning muda, tambahkan 1 ml larutan
pipet tetes indikator amilum 1%, mula –mula berwarna
Bahan-bahan yang digunkan dalam biru, lanjutkan titrasi menggunakan Na2S2O3
penelitian ini adalah lima sampel beras, naku hingga warna biru benar-benar hilang (Vogel,
pembanding klorin, kalium iodida, larutan 1994).
natrium tiosulfat 0,01 N, asam asetat, aquadest,
larutan amilum (indikator), larutan kalium iodat Rumus perhitungan standardisasi :
0,01 N, asam sulfat 2N, larutan kalium iodida Normalitas = (N1 . V1) KIO3 = (N2 . V2) Na2S2O
10%. N2 = (N1 . V1) KIO3

Prosedur Kerja V2
Prosedur kerja analisis kualitatif Keterangan :
dengan metode reaksi warna sampel beras
N1 = normalitas
ditumbuk terlebih dahulu ditimbang sebanyak 10
KIO3 V1 = volume
g. sampel ditambahkan 50 mL akuades lalu pipet KIO3
dihomogenkan, kemudian disaring
N2 = normalitas Na2S2O3
menggunakan kertas saring diambil filtrat
sebanyak 2 mL masukan dalam tabung reaksi V2 = volume titran Na2S2O3
tambahkan kalium iodida 10% dan amilum 1%
bila positif mengandung klorin akan berwarna
biru (Wongkar, 2014). HASIL & PEMBAHASAN
Untuk analisis kuantitatif metode titrasi
iodometri pada klorin, sampel beras yang telah Hasil
ditumbuk ditimbang sebanyak 10 g dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan akuades 50 Berdasarkan penelitian yang telah
mL kemudian ditambahkan 2 g kalium iodida dilakukan dengan prosedur penelitian,
dan 10 mL asam asetat, tutup mulut erlenmeyer diperoleh hasil penelitian. Dari penelitian
menggunakan plastik bewarna hitam, titrasi analiisa kualitatif pada beras menggunakan
dengan larutan natrium tiosulfat sampai reaksi warna didapat hasil sebagai berikut :
berwarna kuning muda kemudian ditambahkan 1

Tabel 1.
Hasil Uji Kualitatif Klorin Pada Beras dengan Raksi Warna

Sampel Pereaksi Hasil Kesimpula


n
BP Kalium Iodida dan Amilum Biru Positif
sampel Kalium Iodida dan Amilum Biru Positif
Ket : BP = Baku Pembanding ( Beras + Klorin)

Tabel 2.
Hasil Penetapan Kadar Klorin Pada Beras

Berat Kadar
Pengulanga sampe Rata-rata kadar
Sampel l klorin
n klorin (%)
(gram) (%)
I 10 0,09
I 10 0,08
A I 0,08
III 10 0,09
I 10 0,0020
I 10 0,0021
B I 0,0020
III 10 0,0020
Ket: A = beras sebelum dimasak dengan pencucian
sebanyak 3 kali B = beras sesudah dimasak pada
780C

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 9, Nomor 4, Oktober 2015


Penetapan Kadar Klorin (Cl2) Pada Beras Menggunakan Metode
Iodometri 199
PEMBAHASAN tersebut adalah suhu yang digunakan rice
cooker untuk menghangatkan nasi.
Pada penelitian ini dilakukan Selanjutnya dilakukan penetapan kadar
penetapan kadar klorin pada beras secara pada masing-masing sampel dengan metode
iodometri. Sampel yang dipilih beras yang iodometri atau titrasi tidak langsung. Prinsip
diduga dari segi fisik mengandung klorin dari metode ini adalah sifat oksidator kuat
dengan ciri berwarna putih seperti lilin, tekstur pada klorin akan direduksi dengan kalium
licin, dan berbau kimia, dan paling diminati iodida berlebih dan akan menghasilkan
oleh pembeli. iodium. Reaksi yang terjadi adalah :
Sampel dianalisis kualitatif terlebih Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
dahulu menggunakan reaksi warna. Beras Iodium yang dihasilkan selanjutnya
dianalisis kualitatif agar diketahui bahwa dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat,
beras tersebut mengandung klorin atau tidak. banyaknya volume tiosulfat yang digunakan
Menurut Permenkes Republik sebagai titran berbanding lurus dengan iod
Indonesia No. 033/Menkes/Per/IX/2012, yang dihasilkan. Dengan reaksi sebagai
bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan berikut:
Tambahan Pangan ( BTP) dalam kelompok I2 + 2S2O32- S4O62- + 2I-
pemutih dan pematang tepung yang Titrasi larutan dilakukan dalam suasana
diperbolehkan, namun dalam penelitian ini asam dengan penambahan asam asetat.
tetap dilakukan penetapan kadar dengan Fungsi penambahan asam asetat adalah
alasan untuk mengetahui apakah beras yang supaya iodium bereaksi dengan hidroksida
mengandung klorin setelah mengalami dari asam asetat dan akan menjadi ion iodida,
proses pencucian dan pemasakan akan tetap dan erlenmeyer yang berisi larutan iodium
mengandung klorin. ditutup menggunakan plastik hitam, karena
Sampel A adalah beras sebelum iodium mudah teroksidasi oleh cahaya dan
dimasak, dan telah dicuci sebanyak tiga kali. udara sehingga akan sulit dititrasi
Sampel B adalah beras yang sesudah menggunakan natrium tiosulfat.
dimasak menggunakan rice cooker atau Pada titrasi iodometri menggunakan amilum
sudah menjadi nasi pada suhu 78oC. sebagai indikator yang berfungsi untuk
Dilakukan pada suhu 78oC karena suhu menunjukan titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna dari biru menjadi
tidak berwarna. Larutan indikator amilum Asnawati, N., 2007, Hati-Hati Putihnya Beras
ditambahkan pada saat akan menjelang titik Bisa Jadi Klorin. Koran SINDO Terbit 01
akhir dititrasi, karena jika indikator amilum September 2007
ditambahkan diawal akan membentuk iod- Barus, P., 2005, Penentuan Kandungan
amilum memiliki warna biru kompleks yang Karbohidrat,
sulit dititrasi oleh natrium tiosulfat. Protein dan Mineral Dalam Air Rebusan
Dari hasil perhitungan klorin dalam beras Beras Sebagai Minuman Pengganti
sebelum dimasak pada pencucian ketiga Susu, Jurnal Penelitian Sains Kimia Studi
didapatkan kadar klorin sebesar 0,08 %. Pada Vol 9, No.3, 2005:
sampel beras yang sudah dimasak atau sudah 15-16. Fakultas Matematika dan Ilmu
menjadi nasi pada suhu 780C didapatkan kadar
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra
klorin sebesar 0,0020 %, Klorin pada beras
Utara
sebelum dan sesudah dimasak tidak hilang
hanya mengalami penurunan kadar.
Sinuhaji (2009) klorin pada beras akan
mengakibatkan pengikisan mukosa usus pada
lambung (korosit) sehingga rentan terhadap Jurnal Kesehatan Holistik Volome 9, Nomor 4,
penyakit maag. Dalam jangka panjang Oktober 2015
mengkonsumsi beras yang mengandung klorin 200 Ade Maria Ulfa
akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan
ginjal. Tetapi kadar klorin tidak semuanya
terakumulasi di dalam tubuh, sebagian besar Darniadi, S. 2010. Identifikasi Bahan Tambahan
klorin dieksrkesikan melalui urin dan faces . Pangan (BTP) Pemutih Klorin Pada
Klorin yang masuk kedalam tubuh melalui oral Beras. Jurnal. Hal 1311- 1317.Balai
proses ekskresi urin terjadi pada saat 24 jam Besar Pascapanen Pertanian : Bogor
dimana 14% dikeluarkan melalui urin dan 0,9% Day, R.A dan A.C Underwood.
dikeluarkan melalui faces, dan setelah 72 jam Depkes RI, 2012, Permenkes Nomor
maka 35% dikeluarkan melalui urin dan 5% 033/Menkes/Per/IX/2012 Tentang Bahan
dikeluarkan melalui faces. Tambahan Pangan
Dianti, Resita W., 2010, Kajian Karakteristik
Fisikokimia Dan Sensori Beras Organik
SIMPULAN & SARAN Mentik Susu Dan IR46; Pecah Kulit
Dan Giling Selama Penyimpanan,
Skripsi, Fakultas Pertanian,
Kesimpulan
Universitas Sebelas Maret, Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
1. Hasil uji kualitatif menunjukkan sampel positif Yogyakarta
mengandung klorin.
Hasan, A., 2006, Dampak Penggunaan Klorin,
2. Dari hasil perhitungan kadar klorin dalam Jurnal Penelitian P3 Teknologi Konversi
beras, pada sampel A didapatkan kadar dan Konversi
klorin 0,08 %. Pada
Energi Debuti Teknologi Informasi,
sampel B 0,0020 % Energi, Material dan lingkungan badan
Pengkajian dan
Saran Penetapan Teknologi (P3TL-BPPT)
1. Bagi masyarakat sebaiknya memperhatikan
ciri-ciri fisik beras seperti warna, bau dan
tekstur beras sebelum membeli beras.
2. Kepada pembaca dan masyarakat umumnya
diharapkan melakukan pencucian beras
sebanyak tiga kali pencucian untuk
mengurangi kadar klorin di dalam beras

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A.K, 1990. Budidaya Tanaman Padi.


Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Holistik Volome 9, Nomor 4,
Oktober 2015
Rahman, Renggo S., 2011, Pengaruh Lama
Dan Cara Penyimpanan Garam Dapur
Beriodium Terhadap Kadar Iodium
Secara Iodometri, Karya Tulis Ilmiah,
Akademi Analis Farmasi Dan
Makanan, Universitas Malahayati
Bandar Lampung
Roth, Hermann J. dan Blaschke, 1988, Analisis
Farmasi, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Sinuhaji, Dian N., 2009, Perbedaan
Kandungan Klorin (Cl2) Pada Beras Sebelum
Dan Sesudah Dimasak Tahun 2009.
Skripsi, Fakultas
Kesehatan Masyrakat , Universitas
Sumatra Utara Vogel, 1994, Kimia Analis
Kuantitatif Anorganik Edisi IV. Penerbit Buku:
Kedokteran EGC, Jakarta
Wongkar, I.Y., Abidjulu, J. dan Wehantouw,
F., 2014, Analisa Klorin Pada Beras
Yang Beredar Di Pasar Kota Manado,
Pharmacon Agustus 2014 Vol.3 No.3
ISSN 2302 – 2493, Program Studi
Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilm//u Pengetahuan
Alam, UNSRAT Manado

Anda mungkin juga menyukai