ABSTRAK
Beras merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mengandung karbohidrat sebagai
sumber energi. Saat ini banyak beras yang mengandung bahan pemutih klorin yang dilarang
digunakan dalam beras karena dapat mengikis mukosa usus pada lambung (korosif) sehingga rentan
terhadap penyakit maag.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar klorin dalam beras
sebelum dan sesudah dimasak. Klorin diuji menggunakan metode reaksi warna dan titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel yang dianalisis terdapat kandungan klorin pada
beras dengan pencucian ketiga terdapat kandungan klorin sebesar 0,08 %, kandungan klorin pada
saat suhu nasi 780C adalah sebesar 0,0020 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kandungan
klorin akan tetap ada pada beras sebelum dan sesudah
dimasak, hanya mengalami penurunan kadar lebih jernih, air cucian beras berklorin putih
klorin. pekat dan selalu mengeluarkan busa yang
mengambang (Asnawati, 2007).
Kata Kunci : Beras, Klorin (Cl2), Iodometri Pemakaian bahan pemutih pada beras
yang tidak jelas dan tidak sesuai spesifikasi
bahan tambahan yang diperbolehkan untuk
pangan, dan konsentrasi pemakaian di atas
PENDAHULUAN ambang batas berbahaya bagi kesehatan
manusia (Darniadi, 2010).
Indonesia menjadikan beras sebagai
salah satu makanan pokok, karena beras
salah satu bahan makanan yang mudah Klorin adalah bahan kimia yang biasanya
diolah, mudah disajikan, digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin
enak, dan mengandung protein sebagai akan bereaksi dengan air membentuk asam
sumber energi sehingga berpengaruh hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel
besar terhadap aktivitas dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
tubuh atau kesehatan (Ahmad, 1990). kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat.
Beras memiliki nilai gizi yang cukup Zat klorin yang ada dalam beras akan mengikis
tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar mukosa usus pada lambung (korosit) sehingga
360 kalori, protein sebesar 6.8 gr dan rentan terhadap penyakit maag. Dalam jangka
kandungan mineral seperti Ca dan Fe panjang mengkonsumsi beras yang
masing- masing 6 mg dan 0.8 mg (Barus, mengandung klorin akan mengakibatkan
2005). penyakit kanker hati dan ginjal (Wongkar dkk,
Masyarakat Indonesia pada umumnya 2014).
memilih beras yang putih, mengkilap, jernih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
dan licin. Namun banyak beredar beras putih Republik Indonesia No.
mengandung zat klorin yang membahayakan 033/Menkes/Per/IX/2012, bahwa klorin tidak
kesehatan. tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan
Untuk membedakan beras super asli (BTP) dalam kelompok pemutih dan
dan beras berklorin masyarakat harus benar- pematang tepung yang
benar memperhatikan warnanya. Beras super diperbolehkan.
asli warnanya putih jernih bukan putih Identifikasi dan penetapan kadar klorin
mengkilap seperti lilin, yang asli bila diraba pada beras ini dapat dilakukan dengan reaksi
akan terasa kasar, berbeda dengan beras warna dan metode volumetri yaitu titrasi
berklorin yang akan terasa licin. Perbedaan menggunakan metode Iodometri. Pada metode
lain bisa dilihat dari air cucian beras, air hasil ini klorin yang bersifat oksidator akan ditetapkan
bilasan beras super asli warna cenderung kadarnya, direaksikan dengan ion iodida
berlebih sehingga iodium dibebaskan, baru mL indikator amilum, titrasi dilanjutkan hingga
kemudian iodium yang dibebaskan ini dititrasi warna biru benar-benar hilang. Dicatat hasil
dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan volume dan lakukan titrasi blanko (Wongkar,
menggunakan indikator amilum. 2014).
Rumus perhitungan:
METODE PENELITIAN Kadar klorin (%) = (Vtitran -Vblanko) x N x BM Cl 2 x
100%
Alat dan Bahan Bu x 1000
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah buret, klem, statif, beaker glass, Untuk standardisasi natriun tiosulfat
erlenmeyer 250 ml, plastik 0,01 N pipet 10 ml larutan KIO3 0,01 N
masukkan dalam erlenmeyer 250 ml,
Prosedur Kerja V2
Prosedur kerja analisis kualitatif Keterangan :
dengan metode reaksi warna sampel beras
N1 = normalitas
ditumbuk terlebih dahulu ditimbang sebanyak 10
KIO3 V1 = volume
g. sampel ditambahkan 50 mL akuades lalu pipet KIO3
dihomogenkan, kemudian disaring
N2 = normalitas Na2S2O3
menggunakan kertas saring diambil filtrat
sebanyak 2 mL masukan dalam tabung reaksi V2 = volume titran Na2S2O3
tambahkan kalium iodida 10% dan amilum 1%
bila positif mengandung klorin akan berwarna
biru (Wongkar, 2014). HASIL & PEMBAHASAN
Untuk analisis kuantitatif metode titrasi
iodometri pada klorin, sampel beras yang telah Hasil
ditumbuk ditimbang sebanyak 10 g dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan akuades 50 Berdasarkan penelitian yang telah
mL kemudian ditambahkan 2 g kalium iodida dilakukan dengan prosedur penelitian,
dan 10 mL asam asetat, tutup mulut erlenmeyer diperoleh hasil penelitian. Dari penelitian
menggunakan plastik bewarna hitam, titrasi analiisa kualitatif pada beras menggunakan
dengan larutan natrium tiosulfat sampai reaksi warna didapat hasil sebagai berikut :
berwarna kuning muda kemudian ditambahkan 1
Tabel 1.
Hasil Uji Kualitatif Klorin Pada Beras dengan Raksi Warna
Tabel 2.
Hasil Penetapan Kadar Klorin Pada Beras
Berat Kadar
Pengulanga sampe Rata-rata kadar
Sampel l klorin
n klorin (%)
(gram) (%)
I 10 0,09
I 10 0,08
A I 0,08
III 10 0,09
I 10 0,0020
I 10 0,0021
B I 0,0020
III 10 0,0020
Ket: A = beras sebelum dimasak dengan pencucian
sebanyak 3 kali B = beras sesudah dimasak pada
780C
DAFTAR PUSTAKA