Anda di halaman 1dari 8

Analisis Mutu Obat Batuk Tradisional dari Buah Lo Han Kuo

(Siraitia grosvenorii) Merk “X”


Makalah Praktikum Kimia Terpadu (PKT) Tahun Ajaran 2018/2019

Oleh kelompok PKT 76, XIII-10:


Billy Radja Pratama 15.61.08000
Davin Syauqi Adli Perdana Susanto 15.61.08012
Kamila Durotunna Putri 15.61.08082
Salsabilla Putri Azizah 15.61.08215

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor
2018
I. Abstrak

Analisis mutu obat batuk tradisional dari buah lo han kuo (Siraitia grosvenorii) merk “X”
dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu
Obat Tradisional. Obat batuk dari buah lo han kuo berasal dari Tiongkok sehingga biasa disebut
sebagai Obat Cina. Buah lo han kuo sudah dipercaya sebagai obat segala penyakit oleh
masyarakat Tiongkok. Hasil yang diperoleh dari analisis mutu adalah sebagai berikut: kadar air
sebesar 0,38%, angka lempeng total ≤ 2,5x102 koloni/gram, angka kapang khamir sebesar ≤ 102
koloni/gram. Berdasarkan hasil analisis juga dapat disimpulkan bahwa sampel bebas dari cemaran
logam serta pengawet benzoat dan pemanis buatan (sakarin dan siklamat) dinyatakan negatif.

II. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi. Salah satu tradisi
yang hingga saat ini dilakukan oleh masyarakat umum adalah penggunaan obat
tradisional. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 006 Tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Banyaknya konsumen obat
tradisional di Indonesia mengharuskan pemerintah membuat persyaratan mutu
obat tradisional untuk menghindari adanya efek samping berbahaya yang
muncul setelah pemakaian obat tradisional.

Salah satu obat tradisional yang tersedia di pasaran dan banyak


digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah obat tradisional dari Tiongkok atau
biasa kita sebut “obat Cina”. Obat Cina terkenal luas di dunia termasuk di
Indonesia dan tersedia untuk berbagai macam penyakit. Obat yang akan kami
analisis adalah obat batuk berbentuk serbuk dari buah lo han kuo.

Buah lo han kuo (Siraitia grosvenorii) sudah diguankan oleh orang


Tionghoa sebagai obat segala penyakit selama ribuan tahun. Mereka biasa
mengkonsumsi buah ini dengan cara dikeringkan dan direbus dengan air panas
seperti teh. Zat aktif pada lo han kuo yang berperan sebagai obat batuk adalah
saponin. Saponin pada lo han kuo berfungsi sebagai ekspektoran yang
meningkatkan sekresi mucus atau dahak sehingga meredakan batuk.
III. Metode Analisis

Analisis yang dilakukan pada sampel obat batuk tradisional dari buah lo
han kuo merk “X” ini mengacu pada Peraturan Kepala BPOM No. 12 Tahun
2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Metode yang digunakan pada
masing-masing parameter mengacu pada Farmakope edisi V.

A. Analisis Fisika

1. Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji penerimaan yang


meliputi uji hedonik (kesukaan) dan uji mutu hedonik. Pada uji hedonik
atau uji kesukaan, panelis diminta mengemukakan tingkat kesukaannya
terhadap produk dengan memberikan nilai sesuai skala hedonik pada
setiap kategori pengamatan,

Pada uji hedonik mutu, panelis diminta untuk menyatakan


kesannya terhadap produk dengan menyatakan “normal” atau “tidak
normal” pada setiap kategori pengamatan.

2. Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan memanaskan sejumlah


sampel dengan oven pada suhu 105-110oC hingga didapat bobot
konstan. Selisih bobot sampel awal dengan bobot hasil pemanasan
merupakan jumlah air yang hilang.

3. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang bobot dari 10


kemasan primer satu-persatu. Hasil masing-masing penimbangan tidak
lebih dari 2 kemasan yang bobotnya menyimpang ±5% dari bobot rata-
rata.
B. Analisis Kimia

1. Cemaran Logam

Cemaran logam Cd, Pb, As, dan Hg dapat diukur dengan


mengukur sampel yang sudah didestruksi menggunakan spektrofotometri
serapan atom (SSA). Metode SSA yang digunakan untuk Cd dan Pb
adalah SSA nyala, sedangkan untuk As dan Hg adalah SSA hidrida.

2. Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan pangan atau zat aditif adalah bahan yang


ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu. Adapun bahan tambahan pangan yang dianalisis
(kualitatif) adalah pengawet benzoat, sakarin, dan siklamat.

 Benzoat

Natrium benzoat dihidrolisis menjadi asam benzoat dengan


pelarutan sampel menggunakan HCl 1:3. Asam benzoat dalam
larutan kemudian dipisahkan dengan ekstraksi dengan pelarut eter.
Eter kemudian diuapkan hingga menyisakan kerak. Kerak tersebut
dilarukan dengan air panas, kemudian ditambahkan FeCl 3. Hasil
dinyatakan positif apabila terbentuk endapan merah muda besi
tribenazoat.

 Sakarin

Natrium sakarin dihidrolisis menjadi sakarin dengan


penambahan HCl pekat 25%. Sakarin kemudian diekstrak dengan
eter. Hasil ekstraksi kemudian dikeringkan, ditambahkan seujung
sudip resorsinol, dan dibubuhi 15 tetes H2SO4 pekat. Dengan
penambahan NaOH 30% berlebih, sakarin akan membentuk larutan
berwarna hijau fluoresens.

 Siklamat

Sampel yang mengandung siklamat dalam sampel dapat


diidentifikasi dengan mereaksikan BaCl2 dengan Na2SO4 dan reaksi
siklamat dengan NaNO2 dalam suasana asam membentuk endapan
putih BaSO4 menandakan adanya siklamat.

C. Analisis Mikrobiologi

1. Angka Lempeng Total

Contoh diencerkan dalam larutan Buffered Peptone Water lalu


diencerkan hingga pengenceran 10-3. Contoh yang telah diencerkan
dipipet sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dan diberi media Plate Count
Agar, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Jumlah koloni
bakteri dihitung dengan alat colony counter.

2. Angka Kapang Khamir

Contoh diencerkan dalam larutan Buffered Peptone Water lalu


diencerkan hingga pengenceran 10-3. Contoh yang telah diencerkan
dipipet sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dan diberi media Potato
Dextrose Agar kemudian diinkubasi pada suhu 28oC selama 3-5 hari.
Jumlah koloni kapang dan khamir dihitung dengan alat colony counter.

3. Bakteri Patogen

Pemeriksaan bakteri patogen ini dilakukan setelah proses


pengerjaaan uji bakteri coliform. Hasil pengujian yang positif (keruh dan
bergas) dari pekerjaan sebelumnya digoreskan di media selektif steril
sesuai dengan bakteri yang diuji, lalu di inkubasi pada suhu 35°C selama
24 jam. Bakteri yang diuji adalah Escherichia coli (McConkey Agar),
Salmonella spp (Brilliant Green Agar), Staphylococcus aureus (Mannitol
Salt Agar), dan Pseudomonas aeruginosa (Centrimide Agar).

IV. Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah hasil analisis obat batuk dari buah Lo Han Kuo merk “X”
dengan acuan BPOM no. 12 tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional.

Parameter Hasil Standar Keterangan


Organoleptik Hasil didapatkan
 Bentuk Suka, normal - berdasarkan
 Rasa Suka, normal - penilaian dari 15
 Bau Suka, normal - panelis.
 Warna Agak suka, normal -
Kadar Air 0,38% ≤10% -
Keseragaman Bobot Tidak ada Penyimpangan Bobot tidak boleh
penyimpangan bobot terhadap bobot rata- kurang dari 6,8905
rata maksimal ±5%. dan tidak boleh
Dari 10 kemasan lebih dari 7,6189
primer tidak lebih dari
2 kemasan yang
menyimpang
Cermaran Mikroba
 Angka Lempeng ≤2,5x102 koloni/g ≤106 koloni/g -
Total
 Angka Kapang ≤102 koloni/g ≤104 koloni/g -
Khamir
 Escherichia coli Negatif Negatif -
 Salmonella spp Negatif Negatif -
 Pseudomonas Negatif Negatif -
aerugunisa
 Staphylococcus Negatif Negatif -
aureus
Cemaran Logam Berat
 Pb Hasil di bawah MDL ≤10 ppm MDL= 2,31x10-2
ppm
 Cd Hasil di bawah MDL ≤0,3 ppm MDL= 3,30x10-3
ppm
 As Hasil di bawah MDL ≤5 ppm MDL= 7,68 ppb
 Hg Hasil di bawah MDL ≤0,5 ppm MDL= 4,72 ppb
Bahan Tambahan
 Sakarin Negatif 2,5 mg/kg berat -
badan*
 Siklamat Negatif 11 mg/kg berat -
badan*
 Benzoat Negatif Negatif -
Tabel 1 Hasil Analisis
*Angka pada standar sakarin dan siklamat bukan batas maksimal penggunaan, melainkan sebagai
acuan dari total asupan dalam sehari yang dapat ditolelir tubuh manusia (ADI).

Uji hedonik yang dilakukan oleh 15 panelis menunjukkan bahwa tingkat


kesukaan terhadap bentuk, rasa, dan bau adalah suka dan warna adalah agak
suka. Sedangkan untuk uji hedonik mutu menunjukkan bahwa tingkat mutu
terhadap bentuk, rasa, bau dan warna dari sampel adalah normal.

Dari hasil penetapan kadar air, didapatkan kadarnya sebesar 0,38%.


Penetapan ini dilakukan dengan memanaskan sampel dengan oven selama 1
jam.

Hasil pengujian cemaran mikroba menunjukkan bahwa sampel tidak


tercemar oleh bakteri patogen. Pada pengujian angka lempeng total dan angka
kapan khamir, media tidak ditumbuhi koloni sehingga pada tabel hasil analisis
(tabel 1) dicantumkan angka dari range terendah masing-masing penetapan.

Pengujian cemaran logam menunjukkan bahwa sampel tidak


mengandung logam-logam yang diujikan. Pengujian logam yang dilakukan
dengan Spektrofotometri Serapan Atom menunjukkan hasil pengukuran di
bawah MDL (Method Detection Limit) yang berarti tidak ada logam terdeteksi
oleh alat.

Uji pengawet benzoat, pemanis siklamat, dan pemanis sakarin dilakukan


secara kualitatif dan diperoleh hasil negatif untuk ketiga parameter.

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mutu obat batuk tradisional dari buah lo


han kuo (Siraitia grosvenorii) dibandingkan dengan Syarat Mutu Obat
Tradisional menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 12 Tahun 2014, seluruh
parameter yang diujikan memenuhi syarat mutu.
B. Saran

Sebaiknya dibuat metode standar untuk pengujian mutu obat batuk


tradisional supaya hasil yang didapatkan akurat.

VI. Daftar Pustaka

Anonimus, 2005, Farmakope V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Peraturan


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Food Safety and Standards Authority of India. 2015. Manual of Methods of


Analysis of Food Additives. New Delhi: Ministry of Health and Family
Welfare.

Liu, T & Wang, X.-H & Li, C & Zhang, Y & Wu, G.-L & Li, D.-C & Li, C.-Y. (2007).
Study on the antitussive, expectorant and antispasmodic effects of
saponin V from Momordica grosvenori.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.

Yusah, Masyitah; Arief, Rahman. 2017. Analisis Organoleptik. Bogor: SMK-


SMAK Bogor.

Anda mungkin juga menyukai