KIMIA BIOKIMIA
ACARA 3
Disusun oleh:
NIM : 20/463678/TP/12956
Kelompok : B4
LABORATORIUM BIOINDUSTRI
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa komponen bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
salah satunya adalah protein dan karbohidrat. Untuk mengetahui zat-zat yang
terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan uji makanan. Uji zat-zat
makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin dengan
mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya.
Pada praktikum kali dilakukan uji protein dan karbohidrat dari beberapa sampel.
Pada uji protein, sampel yang digunakan adalah Susu Dancow. Pada uji karbohidrat,
sampel yang digunakan adalah biskuit Roma dan Oatbit. Uji protein dilakukan dengan
metode Kjeldahl. Sedangkan pada uji karbohidrat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya adalah uji iodium, uji benedict, uji indeks refraksi, dan menggunakan
metode Nelson Somogy.
Protein merupakan salah satu bahan makronutrien yang lebih berperan dalam
pembentukan biomolekul dari apda sebagai sumber energi. Meskipun begitu, bila
organisme sedang kekurangan energi maka protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi setelah karbohidrat dan lemak (Astuti, 2020)
Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan
merupakan sumber energi yang utama. Karbohidrat berfungsi untuk mencegah
timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah
kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Astuti,
2020).
B. TUJUAN
1. Menentukan kadar protein dalam suatu sampel (bahan makanan) dengan metode
kjeldahl.
2. Membuktikan adanya polisakarida.
3. Membuktikan adanya gula reduksi secara kualitatif.
4. Menentukan kadar gula secara kuantitatif dengan cara indeks refraksi.
5. Menentukan kadar gula reduksi pada sampel dengan cara mengukur serapan cahaya
yang dihasilkan dari penambahan reagen.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Hasil Penentuan Protein
A. Tabel Perhitungan Kadar Protein
Sampel Massa (g) Vol. HCl Vol. Titrasi Vol. Akhir Protein
Susu 0,05 gram 7,8 ml 20 ml 12,2 ml 27,88%
Dancow
B. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Uji Protein
Pada uji protein, dilakukan menggunakan metode Kjeldahl. Prinsip dari metode
ini adalah mengkonversi nitrogen menjadi garam amonium menggunakan asam
sulfat, selanjutnya amonia dibebaskan dengan penambahan alkali dan panas. Setelah
dilakukan distilasi, amonia ditangkap dengan HCl atau asam borat kemudian
dititrasi untuk menentukan kadar nitrogen. Secara singkat, metode Kjeldahl melalui
tiga tahadapan, yaitu destruksi, distilasi, dan titrasi (Santoso, 2020).
Sebanyak 0,05 gram sampel susu bubuk diambil dan ditimbang dengan neraca
analitik yang telah dikalibrsi. Lalu dimasukkan kedalam labu Kjeldahl.
Ditambahkan katalis N sebanyak 1 sendok teh. Katalis N dimasukkan dengan cara
memiringkan labu Kjeldahl dan spatula dimasukkan hingga kedalam labu tapi tidak
sampai menyentuh sampel agar katalis tidak menempel pada leher labu Kjeldahl.
Ditambahkan 5 mL H2SO4 dengan cara memutar labu Kjeldahl agar sisa katalis
yang ada dileher labu bisa dilunturkan. Labu Kjeldahl dipanaskan sampai larutan
bewarna jernih kehijauan (selama 1 jam). Ditiriskan sejenak hingga dingin, lalu hasil
destruksi dimasukkan kedalam alat destilasi. Dibilas dengan aquades sebanyak 3
kali. Diambahkan 20 ml NaOH-Tio. Pada bagian penampungan hasil akhir,
dihubungkan dengan labu Erlenmeyer yang sudah diisikan dengan 5 mL Asam
Borat 5% dan 2-3 tetes indicator MRBCG. Proses Destilasi dimulai dengan
memanaskan air dengan kompor. Proses destilasi dihentikan ketika pada labu
Erlenmeyer sudah mencapai volume larutan 75 Ml. Hasil destilasi tersebut di titrasi
dengan HCl 0,02 N. Volume zat titran di catat ketika tercapai titik keseimbangan.
Menurut Wilson and Walker (2010), metode Kjeldahl merupakan metode kimia
yang digunakan untuk menentukan kandungan nitrogen dari senyawa. Metode ini
juga digunakan untuk menganalisis sampel padat kompleks dan sampel
mikrobiologi untuk mengetahui kandungan proteinnya.
Protein adalah polimer kondensasi asam amino melalui ikatan peptida. Istilah
protein mengacu pada makromolekul yang memiliki jumlah asam amino lebih
banyak dari pada polipeptida (Simamora, 2015).
Asam amino merupakan bahan dasar pembangun protein di sel. Fungsi asam
amino sebagai sumber untuk molekul-molekul yang secara biologis aktif (Barret et
al, 2012). Terdapat 20 macam asam amino pembentuk protein. Ke-20 macam asam
amino tersebut memiliki struktur yang sama (kecuali prolin). Strukturnya yaitu
gugus karbosilat dan amino terikat pada atom C yang sama yaitu pada atom C-α
(Simamora, 2015).
Gambar 1. Struktur umum asam amino. Kecuali pada prolin (asam amino siklik),
struktur ini sama untuk semua asam amino, dimana gugus karboksilat dan amino
terikat pada atom C posisi α. Rantai samping (R) juga terikat pada C-α. Ke-20
macam asam amino berbeda dalam struktur gugus R.
Dari pengolahan data, didapatkan kadar protein Susu Dancow sebesar 27,88%.
Dalam analisis protein metode Kejldahl, mula-mula sampel berwarna bening. Lalu,
diberi perlakuan penambahan asam sulfat + katalis N dan warnanya berubah
menjadi hijau. Setelah itu, didestruksi sehingga terjadi pelepasan unsur-unsur
sampel dan warna sampel tetap hijau. Lalu, warna sampel berubah menjadi biru
akibat penambahan indicator MRBCG. Terakhir, warnanya menjadi bening
kebiruan setelah dititrasi dengan HCL yang menjadi pertanda berakhirnya titrasi
Uji protein juga dapat digunakan dalam dunia medis. Dalam dunia medis, uji
protein digunakan untuk mengetahui kadar protein dalam urine. Pengujian protein
dalam urine untuk mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih,
infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan, keracunan logam,
bahkan kanker kandung kemih (Yuniar, 2020).
DiketahuI:
A = 0,0185
B = 6,9529
Y biskuit roma = 0,399
Y oatbit = 0,503
Berat sampel = 300 mg
% kadar karbohidrat biskuit roma?
% kadar karbohidrat oatbit?
Y= y= nilai absorbansi
1. Biskuti Roma
y = a + bx
0,399 = 0,0185 + 6,9259x
x = (0,399-0,0185)/6,9529
x = 0,05472537
%kadar karbohidrat biskuit roma
= (0,05472537/300) × 100%
= 0,01824179%
2. Oatbit
y = a + bx
0,503 = 0,0185 + 6,9529x
x = (0,503-0,0185)/6,9529
x = 0,06968315
% kadar karbohidrat oatbit
= (0,06968315/300) × 100%
= 0,0232277167%
LAPORAN SEMENTARA
PROSEDUR PRAKTIKUM
Diambil 0,3 gram sampel terukur (susu atau bahan lain yang mengandung protein) lalu
dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl
Ditambahkan 5 ml H2SO4
Labu Kjeldahl dipanaskan sampai mendidih dan larutan berwarna jernih kehijauan atau
selama 1 jam
Labu ditiriskan sejenak hingga dingin, kemudian hasil destruksi dimasukkan ke dalam
alat destilasi. Dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali
Ditambahkan 20 ml NaOH-TiO
Pada bagian penampungan hasil akhir, dihubungkan dengan labu Erlenmeyer yang
sudah diisikan dengan 5 mL Asam Borat 5% dan 2-3 tetes indicator MRBCG
Proses destilasi dihentikan ketika pada labu Erlenmeyer sudah mencapai volume larutan
75 mL
Hasil destilasi tersebut di titrasi dengan HCl 0,02 N
2. Uji Karbohidrat
A. Penentuan Karbohidrat secara Kualitatif dengan Uji Iodium
Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam plat tetes untuk masing-masing larutan uji.
Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau dimasukkan dalam penangas air
mendidih selama kurang lebih 5 menit
Didinginkan
Tabung reaksi diambil untuk di vortex supaya endapan bawah dapat tercampur.
Kurva standart dibuat, dan dihitung regresi liniernya, data OD dimasukkan pada kurva
y= a + bx
Disiapkan cuvet-cuvet untuk diisikan oleh larutan yang telah diencerkan oleh
vortex
Dilakukan tera “OD” (Optical Density atau absorbansi) pada panjang gelombang
540 nm
Data OD dimasukkan pada kurva standar glukosa y= a+bx yang telah diperoleh
sebelumnya