Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA BIOKIMIA

ACARA 3

KADAR PROTEIN DAN KARBOHIDRAT

Disusun oleh:

Nama : Helsa Zauhair Fahrezi

NIM : 20/463678/TP/12956

Hari/Tanggal : Senin, 19 April 2021

Kelompok : B4

Asisten Ins. : Christabel Geraldine Agustina

LABORATORIUM BIOINDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa komponen bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
salah satunya adalah protein dan karbohidrat. Untuk mengetahui zat-zat yang
terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan uji makanan. Uji zat-zat
makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin dengan
mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya.
Pada praktikum kali dilakukan uji protein dan karbohidrat dari beberapa sampel.
Pada uji protein, sampel yang digunakan adalah Susu Dancow. Pada uji karbohidrat,
sampel yang digunakan adalah biskuit Roma dan Oatbit. Uji protein dilakukan dengan
metode Kjeldahl. Sedangkan pada uji karbohidrat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya adalah uji iodium, uji benedict, uji indeks refraksi, dan menggunakan
metode Nelson Somogy.
Protein merupakan salah satu bahan makronutrien yang lebih berperan dalam
pembentukan biomolekul dari apda sebagai sumber energi. Meskipun begitu, bila
organisme sedang kekurangan energi maka protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi setelah karbohidrat dan lemak (Astuti, 2020)
Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan
merupakan sumber energi yang utama. Karbohidrat berfungsi untuk mencegah
timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah
kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Astuti,
2020).
B. TUJUAN
1. Menentukan kadar protein dalam suatu sampel (bahan makanan) dengan metode
kjeldahl.
2. Membuktikan adanya polisakarida.
3. Membuktikan adanya gula reduksi secara kualitatif.
4. Menentukan kadar gula secara kuantitatif dengan cara indeks refraksi.
5. Menentukan kadar gula reduksi pada sampel dengan cara mengukur serapan cahaya
yang dihasilkan dari penambahan reagen.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Hasil Penentuan Protein
A. Tabel Perhitungan Kadar Protein
Sampel Massa (g) Vol. HCl Vol. Titrasi Vol. Akhir Protein
Susu 0,05 gram 7,8 ml 20 ml 12,2 ml 27,88%
Dancow

B. Tabel Perubahan Warna pada Analisis Metode Kjeldahl


No. Nama Proses Perubahan Warna
1 Penimbangan Awal Bening
2 Penambahan asam sulfat+katalis N Hijau
3 Destruksi Hijau
4 Asam borat + indikator MRBCG Merah Muda
5 Penambahan Asam borat+indikator Biru
MRBCG
6 Hasil Titrasi Bening Kebiruan

2. Hasil Penentuan Karbohidrat


A. Tabel Hasil Uji Iodium
No. Sampel Warna Sebelum Warna Sesudah
1 Terigu Putih Biru pekat kehijauan
2 Dextrose Bening Merah bata
3 Tapioka Putih Biru pekat kehijauan

B. Tabel Hasil Uji Benedict


No. Sampel Warna Sebelum Warna Sesudah
1 Terigu Putih Biru kehijauan
2 Dextrose Bening Merah bata
3 Tapioka Putih Biru kehijauan

C. Tabel Hasil Uji Indeks Refraksi


No. Sampel Derajat Brix
1 Roma 0,2
2 Oatbit 0,1

D. Tabel Hasil Uji Metode Nelso Somogy


No. Sample Absorbansi Kadar Karbohidrat
1 Roma 0,399 0,01824179%
2 Oatbit 0,503 0,0232277167%

B. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Uji Protein
Pada uji protein, dilakukan menggunakan metode Kjeldahl. Prinsip dari metode
ini adalah mengkonversi nitrogen menjadi garam amonium menggunakan asam
sulfat, selanjutnya amonia dibebaskan dengan penambahan alkali dan panas. Setelah
dilakukan distilasi, amonia ditangkap dengan HCl atau asam borat kemudian
dititrasi untuk menentukan kadar nitrogen. Secara singkat, metode Kjeldahl melalui
tiga tahadapan, yaitu destruksi, distilasi, dan titrasi (Santoso, 2020).
Sebanyak 0,05 gram sampel susu bubuk diambil dan ditimbang dengan neraca
analitik yang telah dikalibrsi. Lalu dimasukkan kedalam labu Kjeldahl.
Ditambahkan katalis N sebanyak 1 sendok teh. Katalis N dimasukkan dengan cara
memiringkan labu Kjeldahl dan spatula dimasukkan hingga kedalam labu tapi tidak
sampai menyentuh sampel agar katalis tidak menempel pada leher labu Kjeldahl.
Ditambahkan 5 mL H2SO4 dengan cara memutar labu Kjeldahl agar sisa katalis
yang ada dileher labu bisa dilunturkan. Labu Kjeldahl dipanaskan sampai larutan
bewarna jernih kehijauan (selama 1 jam). Ditiriskan sejenak hingga dingin, lalu hasil
destruksi dimasukkan kedalam alat destilasi. Dibilas dengan aquades sebanyak 3
kali. Diambahkan 20 ml NaOH-Tio. Pada bagian penampungan hasil akhir,
dihubungkan dengan labu Erlenmeyer yang sudah diisikan dengan 5 mL Asam
Borat 5% dan 2-3 tetes indicator MRBCG. Proses Destilasi dimulai dengan
memanaskan air dengan kompor. Proses destilasi dihentikan ketika pada labu
Erlenmeyer sudah mencapai volume larutan 75 Ml. Hasil destilasi tersebut di titrasi
dengan HCl 0,02 N. Volume zat titran di catat ketika tercapai titik keseimbangan.
Menurut Wilson and Walker (2010), metode Kjeldahl merupakan metode kimia
yang digunakan untuk menentukan kandungan nitrogen dari senyawa. Metode ini
juga digunakan untuk menganalisis sampel padat kompleks dan sampel
mikrobiologi untuk mengetahui kandungan proteinnya.
Protein adalah polimer kondensasi asam amino melalui ikatan peptida. Istilah
protein mengacu pada makromolekul yang memiliki jumlah asam amino lebih
banyak dari pada polipeptida (Simamora, 2015).
Asam amino merupakan bahan dasar pembangun protein di sel. Fungsi asam
amino sebagai sumber untuk molekul-molekul yang secara biologis aktif (Barret et
al, 2012). Terdapat 20 macam asam amino pembentuk protein. Ke-20 macam asam
amino tersebut memiliki struktur yang sama (kecuali prolin). Strukturnya yaitu
gugus karbosilat dan amino terikat pada atom C yang sama yaitu pada atom C-α
(Simamora, 2015).

Gambar 1. Struktur umum asam amino. Kecuali pada prolin (asam amino siklik),
struktur ini sama untuk semua asam amino, dimana gugus karboksilat dan amino
terikat pada atom C posisi α. Rantai samping (R) juga terikat pada C-α. Ke-20
macam asam amino berbeda dalam struktur gugus R.
Dari pengolahan data, didapatkan kadar protein Susu Dancow sebesar 27,88%.
Dalam analisis protein metode Kejldahl, mula-mula sampel berwarna bening. Lalu,
diberi perlakuan penambahan asam sulfat + katalis N dan warnanya berubah
menjadi hijau. Setelah itu, didestruksi sehingga terjadi pelepasan unsur-unsur
sampel dan warna sampel tetap hijau. Lalu, warna sampel berubah menjadi biru
akibat penambahan indicator MRBCG. Terakhir, warnanya menjadi bening
kebiruan setelah dititrasi dengan HCL yang menjadi pertanda berakhirnya titrasi
Uji protein juga dapat digunakan dalam dunia medis. Dalam dunia medis, uji
protein digunakan untuk mengetahui kadar protein dalam urine. Pengujian protein
dalam urine untuk mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih,
infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan, keracunan logam,
bahkan kanker kandung kemih (Yuniar, 2020).

2. Pembahasan Uji Karbohidrat


Pada praktikum penentuan karbohidrat, dilakukan empat pengujian,
yaitu uji iodin, uji benedict, uji indeks refraksi, dan uji metode Nelson Somogy.
Prinsip dari uji iodium atau nama inggrisnya iodin adalah karbohidrat golongan
polisakarida akan memeberikan reaksi dengan larutan iodin akan memberikan
warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya (Mustakin dan Tahir, 2019).
Uji benedict prinsipnya dilakukan dengan memanaskan larutan gula reduksi dengan
reagen benedict (Aryal, 2020). Pada uji indeks refraksi digunakan alat
refraktometer. Pada uji metode Nelson-Somogy memiliki prinsip gula pereduksi
dalam sampel akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ ketika dipanaskan (Pratiwi
dkk., 2018).
Percobaan pertama adalah uji iodium. Langkah pertama membuat
larutan uji, yaitu Terdapat 3 sampel, yaitu gula, biscuit, dan oat (untuk biscuit dan
oat dihaluskan terlebih dahulu untuk memperluas permukaan sampel sehingga
nantinya homogenisasi berlangsung dengan cepat). Sampel ditimbang sebanyak 3
gram dengan neraca analitik yang sebelumnya sudah dikalibrasi agar penimbangan
akurat. Setelah ditimbang, masing-masing sampel dimasukkan ke dalam gelas
beker. Kemudian, dilarutkan dengan ditambahkan aquades sebanyak 100ml ,
kemudian diaduk hingga homogen. Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam plat
tetes untuk masing-masing larutan uji. Sampel diambil secukupnya dengan pipet
tetes, 1 pipet tetes digunakan untuk 1 larutan agar terhindar dari kontaminasi.
Ditambahkan 2 tetes larutan iodium. Terakhir diamati warna spesifik yang
terbentuk.
Percobaan kedua adalah uji benedict. Langkah pertama dimasukkan dalam
tabung reaksi 5 tetes larutan uji (digunakan larutan uji yang sama dengan larutan uji
pada uji iodium). Ditambahkan 15 tetes pereaksi Benedict. Pemberian perakasi yang
Benedict yang banyak supaya hasilnya lebih terlihat. Tabung reaksi digoyangkan
hingga tercampur homogen. Selanjutnya dididihkan diatas api kecil selama 2 menit.
(Jangan lupa menggunakan penjepit supaya tidak panas dan selama proses
pemanasan, tabung reaksi di goyang-goyangkan agar panas diterima sampel dengan
merata). Kemudian didinginkan sekaligus menunggu perubahan warna yang terjadi.
Warna yang berubah dan endapan yang terbentuk setelah dingin diperhatikan.
Percobaan ketiga adalah penentuan kadar gula secara kuantitatif dengan cara
indeks refraksi. Pertama-tama tutup refraktometer dibuka dan ditetesi dengan
alkohol untuk mensterilkan alat refraktometer. Bagian probe dan tutup
refraktometer dilap dengan tisu (pengelapan dilakukan secara searah dan lembut
karena alat sangat sensitif). DiKalibrasi dengan menggunakan aquades supahay
hasilnya akurat. Bagian probe dan tutup refraktometer dilap dengan tisu lagi.
Selanjutnya ditetesi larutan uji kamudian dilakukan pengujian. Refraktometer
digenggam secara tegak lurus. Hasil pengujian diamati (Untuk pengujian larutan
selanjutnya, larutan harus dikalibrasi terlebih dahulu agar hasil akurat. Setelah
selesai, refractometer juga haris dibersihkan terlebih dahulu dan dikembalikan ke
sarungnya).
Percobaan terakhir adalah Penentuan kadar Gula secara Kuantitatif dengan
Metode Nelson Somogy. Sampel dipersiapkan dengan membuat 5 larutan dengan
kadar yang berbeda sesuai tabel. Sampel diambil 1 ml dan dipindahkan ke 5 tabung
reaksi yang berbeda. Saat pengambilan sampel, digunakan pipet ukur yang berbeda
untuk menghindari kontaminasi. Ditambahkan larutan Nelson sebanyak 1 ml ke
masing-masing tabung rekasi. Larutan Nelson ini, terdiri dari Nelson A sebanyak
6,25 ml dan Nelson B sebanyak 0.25 ml yang telah dihomogenkan. Tabung reaksi
ditempatkan ke dalam rak tabung alumunium/logam dan didihkan selama 20 menit.
Mendinginkan tabung reaksi untuk menghambat kerusakan pada larutan ketika
ditambahkan reagen. Menambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat ke masing-masing
tabung. Reagen ini akan bereaksi dengan larutan dan akan membentuk endapan
yang bernama kuprooksida berwarna biru (warna biru: mudah dibaca oleh
spektrofotometer). Menambahkan 7 ml aquades ke masing-masing tabung (agar
tidak terlalu pekat dan dapat dibaca oleh spektrofotometer). Mengambil tabung
reaksi untuk di vortex supaya endapan di bawah dapat tercampur (di dalam larutan
terdapat endapan, vortex bertujuan untuk mencampurkan endapan dengan
larutannya). Menyiapkan cuvet spektrofotometer. (Semacam tabung reaksi namun
lebih kecil, dikhususkan untuk sampel spektrofotometer). Membersihkan cuvet
dengan tisu supaya bersih (dibersihkan searah). Tabung yang berisi aquades
dipindahkan ke dalam cuvet (aquades diisi sesuai dengan batas, jangan sampai
melewati/kurang dri batas). Dilakukan kalibrasi alat dengan memasukkan cuvet tsb
ke spektrofotometer. Ditekan tombol untuk mengukur aquades kemudian keluarkan
cuvet tersebut. (Aquades bernilai 0 atau 100 tergantung dari pengaturan alat.
Spektrofotometer ini juga bisa dikalibrasi manual dengan menggeser tombol alat).
Menyiapkan cuvet -cuvet untuk diisikan dengan larutan yang telah diencerkan .
Dilakukan pengukuran pada masing-masing cuvet. (Hasilnya dicatat). Melakukan
tera “OD” (Optical Density atau absorbansi) dengan panjang gelombang 540 nm.
(540 nm itu cocok untuk membaca larutan yang berwarna biru). Membuat kurva
standard, dan menghitung regresi liniernya, memasukkan data OD pada kurva y=
a+bx. Dihitung kadar karbohidrat dengan rumus: Kadar karbohidrat = x/mg sampel
× 100 %.
Uji iodium atau uji iodin adalah uji kimia yang digunakan untuk membedakan
mono atau disakarida dari polisakarida tertentu seperti amilase, dekstrin, dan
glikogen. Lebih singkatnya, uji iodium dilakukan untuk mendeteksi keberadaan
polisakarida(Sapkota, 2020). Sedangkan uji benedict dilakukan untuk menentukan
ada atau tidaknya gula reduksi dalam larutan dan menentukan konsentrasi glukosa
dalam larutan secara kuantitatif (Aryal, 2020).
Derajat Brix ditemukan oleh ilmuwan Jerman bernama Adolf Ferdinand W. Brix
(1798-1870. Brix adalah satuan untuk mengukur tingkat kemanisan gula dalam
cairan. 1 gram gula sukrosa yang terkandung di dalam 100 gram air dinyatakan
dalam 1% Brix (Ichwan, dkk. 2018).
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil pada uji iodium pada
sampel tepung terigu sebelum ditambahkan dengan iodin berwarna putih dan setelah
ditambahkan iodin warnanya berubah menjadi biru pekat kehijauan. Pada dextrose
sebelum ditambahkan iodin berwarna bening dan ketika ditambahkan dengan iodin
warnanya berubah menjadi merah bata. Kemudian pada tepung tapioka sebelum
ditambahkan iodin berwarna putih dan setelah ditambahkan iodin warnanya berubah
menjadi biru pekat kehijauan. Pada tepung tapioka perubahan warna menjadi biru
menunjukan bahwa tepung tapioka mengandung banyak polisakarida. Pada uji
benedict diperoleh perubahan warna pada sampel yang digunakan. Pada tepung
terigu semula berwarna putih berubah menjadi biru kehijauan. Pada dextrose semula
berwarna bening berubah menjadi merah bata. Pada tepung tapioka yang semula
berwarna putih berubah menjadi biru kehijauan. Perubahan warna menjadi merah
bata pada dextrose menunjukkan adanaya gula pereduksi dalam jumlah yang
banyak.. Perubahan warna menjadi biru pada tepung terigu dan biru tepung tapioka
menunjukan adanya gula reduksi tetapi tidak sebanyak pada dextrose. Berdasarkan
teori endapan yang terbentuk dapat berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning,
tergantung kadar gula reduksi yang digunakan. Semakin berwarna merah bata maka
gula reduksinya semakin banyak. Pada uji index refraksi , diperoleh derajat brix
pada biscuit rooma sebesar 0,02 dan pada oatbit sebesar 0,1. Pada Nelson-Somogy,
diperoleh hasil perhitungan pada biscuit roma sebesar 0,01824179% dan oatbit
sebesar 0,0232277167%
Ahmad (2020) melakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah cangkang
kerang darah sebagai bahan abrasif dalam pasta gigi. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh bahan alami dalam pasta gigi. Pasta gigi yang memnuhi standar SNI
tidak mengandung karbohidrat. Dalam penelitiannya dilakukan uji karbohidrat
terhadap pasta gigi yang sudah diberi bahan limbah cangkang kerang darah.
Hasilnya, pasta gigi tersebut tidak mengandung karbohidrat yang berarti aman
digunakan.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar protein pada susu dancow sebesar 27,88%.
2. Pada uji iodium perubahan warna menjadi biru kehijauan pada tapioka dan terigu
menunjukkan adanya polisakarida. Sedangkan dextrose warna berubah menjadi
merah bata menunjukan sedikit polisakarida.
3. Pada uji benedict, perubahan warna menjadi merah bata menunjukkan adanya gula
reduksi yaitu pada dextrose. Sedangkan dalam tepung terigu dan tapioka warna
berubah menjadi biru kehijauan yang menandakan adanya gula pereduksi dalam
jumlah sedikit.
4. Pada uji indeks refraksi derajat brix pada biscuit rooma sebesar 0,2 dan pada oatbit
sebesar 0,1.
5. Pada Nelson-Somogy kadar karbohidrat pada biscuit roma sebesar 0,01824179%
dan oatbit sebesar 0,0232277167%. Hal ini tidak sesui dengan nutrion fact pada
kemasan.
B. SARAN
Pelaksanaa praktikum sudah berjalan baik. Sebaiknya praktikum dilakukan
secara luring agar praktikan dapan mempraktekkannya secara langsung karena
kedepannya akan bermanfaat untuk praktikan .
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ilham. 2017. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa)
Sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi. Dalam Jurnal Galung Tropika, Vol. 6, No.
1: 49-59.
Aryal, Sagal 2020. Benedict’s Test- Objectives, Principle, Procedure, Results. Dalam
https://microbenotes.com/benedicts-test/ diakses pada 21 April 2021 pukul 18.24 WIB
Astuti, Nova Puji. 2020.Uji Makanan adalah Cara Mengetahui Kandungan Suatu Bahan,
Penting Dilakukan. Dalam https://www.merdeka.com/jabar/uji-makanan-adalah-cara-
mengetahui-kandungan-suatu-bahan-penting-dilakukan-kln.html# diakses pada 24
April 2021 pukul 08.11 WIB
Barret, K.E. et al. 2012. Ganong Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 24. McGraw-Hill, Inc.:
New York.
Ichwan, Muhammad dkk. 2018. Klasifikasi Support Vector Machine (SVM) untuk Menentukan
Tingkat Kemanisan Mangga Berdasarkan Fitur Warna. Dalam Multimedia artificial
Intelligence Networking Database Journal, Vol. 3, No. 2: 16-24.
Mustakin, Fatmawati dan Tahir, Mulyati. 2019. Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati, Otot,
dan Otak Hewan. Dalam Canrea Journal, Vol. 2, No. 2, 75-80.
Pratiwi, Y.H. dkk. 2018. Perbandingan Metode Uji Gula Pereduksi dalam Penentuan Aktivitas
-L-Arabinofuranosidase dengan Substrat Janur Kelapa (Cocos Nucifera). Dalam
Jurnal Kimia, Vol. 12, No. 2: 134-139.
Santoso, Umar. dkk. 2020. Analisis Pangan. UGM Press: Yogyakarta.
Sapkota, Anupama. 2020. Iodine Test- Definition, Principle, Procedure, Result, Uses. Dalam
https://microbenotes.com/iodine-test/ diakses pada 21 April 2021 pukul 18.30 WIB.
Simamora, Adelina. 2015. Buku Ajar Blok 3 Biologi Sel 1: Asam amino, Peptida, dan Protein.
Dalam
http://repository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/580/4/Asam%20amino%20protein
_2015%20Maret%202016.pdf diakses pada 21 April 2021 pukul 12.15 WIB.
Wilson and Walker. 2010. Principles and Techniques of Biochemistry and Molecular Biology,
Seventh Edition. Cambridge Univiversity Press: Cambridge.
Yuniar, Maria. 2020. Pemeriksan Protein Urine. Dalam https://www.sehatq.com/tindakan-
medis/tes-protein-urine diakses pada 21 April 2021 pukul 17.17 WIB.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Perhitungan Kadar Protein
Diketahui:
Massa sampel : 50 mg = 0,05 gram
Vol. HCL : 7,8 ml
N HCL : 0,02 N
Mr Nitrogen : 14
Faktor konversi : 6,38
Ditanya:
% kadar protein (susu dancow)
Jawab:
𝑉 𝐻𝐶𝐿 × 𝑀𝑟 𝑁 × 𝑁 𝐻𝐶𝐿
% 𝑇𝐾𝑁 = × 100%
𝑚
7,8 × 14 × 0,02
% 𝑇𝐾𝑁 = × 100%
50
% 𝑇𝐾𝑁 = 4,368%
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % TKN × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 4,368 × 6,38
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 27,88%

2. Perhitungan Kadar Karbohidrat

DiketahuI:
A = 0,0185
B = 6,9529
Y biskuit roma = 0,399
Y oatbit = 0,503
Berat sampel = 300 mg
% kadar karbohidrat biskuit roma?
% kadar karbohidrat oatbit?
Y= y= nilai absorbansi
1. Biskuti Roma
y = a + bx
0,399 = 0,0185 + 6,9259x
x = (0,399-0,0185)/6,9529
x = 0,05472537
%kadar karbohidrat biskuit roma
= (0,05472537/300) × 100%
= 0,01824179%
2. Oatbit
y = a + bx
0,503 = 0,0185 + 6,9529x
x = (0,503-0,0185)/6,9529
x = 0,06968315
% kadar karbohidrat oatbit
= (0,06968315/300) × 100%
= 0,0232277167%

LAPORAN SEMENTARA
PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Uji Protein (Metode Kjeldahl)

Diambil 0,3 gram sampel terukur (susu atau bahan lain yang mengandung protein) lalu
dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl

Ditambahkan 5 ml H2SO4

Ditambahkan katalis N sebanyak 1 sendok teh

Labu Kjeldahl dipanaskan sampai mendidih dan larutan berwarna jernih kehijauan atau
selama 1 jam

Labu ditiriskan sejenak hingga dingin, kemudian hasil destruksi dimasukkan ke dalam
alat destilasi. Dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali

Ditambahkan 20 ml NaOH-TiO

Pada bagian penampungan hasil akhir, dihubungkan dengan labu Erlenmeyer yang
sudah diisikan dengan 5 mL Asam Borat 5% dan 2-3 tetes indicator MRBCG

Proses destilasi dimulai dengan air dipanaskan menggunakan kompor listrik

Proses destilasi dihentikan ketika pada labu Erlenmeyer sudah mencapai volume larutan
75 mL
Hasil destilasi tersebut di titrasi dengan HCl 0,02 N

Volume zat titran dicatat ketika tercapai titik keseimbangan

2. Uji Karbohidrat
A. Penentuan Karbohidrat secara Kualitatif dengan Uji Iodium

Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam plat tetes untuk masing-masing larutan uji.

Ditambahkan 2 tetes larutan iodium

Diamati warna spesifik yang terbentuk

B. Penentuan Karbohidrat secara Kualitatif dengan Uji Benedict

5 tetes larutan uji dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 15 tetes pereaksi Benedict

Dicampur dengan baik

Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau dimasukkan dalam penangas air
mendidih selama kurang lebih 5 menit
Didinginkan

Diperhatikan perubahan warna dan endapan yang terbentuk

C. Penentuan Kadar Gula secara Kuantitatif dengan Cara Indeks Refraksi

Tutup refraktometer dibuka dan ditetesi dengan alkohol

Bagian probe dan tutup rfraktometer dilap dengan tisu

Dikalebrasi dengan menggunakan aquades.

Bagian probe dan tutup rfraktometer dilap dengan tisu lagi

Diberi tetesan larutan uji

Dilakukan pengujian. Refraktometer digenggam secara tegak lurus

Diamati hasil pengujian.


D. Metode Nelson Somogy
1. Membuat larutan kurva standar kadar gula reduksi 2-8 mg/100 ml

Ditambahkan larutan Nelson sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung

Dididihkan selama 20 menit

Tabung reaksi didinginkan

1 ml reagen Arsenomobilat ditambahkan ke masing-masing tabung

Menambahkan 7 ml aquades ke masing-masing tabung

Tabung reaksi diambil untuk di vortex supaya endapan bawah dapat tercampur.

Spektofotometer cuvet disiapkan

Cuvet dibersihkan dengan tisu supaya bersih

Tabung yang berisi aquades dipindahkan ke dalam cuvet


Kalibrasi alat dilakukan dengan memasukkan cuvet tersebut ke spektrofotometer

Tombol ditekan untuk mengukur aquades, kemudian cuvet dikeluarkan

Cuvet-cuvet disiapkan untuk diidikan dengan larutan yang telah diencerkan

Masing-masing cuvet diukur

Melakukan tera “OD” (Optical Density) dengan panjang gelombang 540nm

Kurva standart dibuat, dan dihitung regresi liniernya, data OD dimasukkan pada kurva
y= a + bx

Kadar karbohidrat + x/mg sampel x 100%

2. Tahapan pembacaan sampel menggunakan spektrofotometer

Ditimbang masing-masing sampel 0,2 gram diencerkan 100 ml

Diambil 1 ml larutan yang telah dibuat ke dalam tabung reaksi


Masing-masing sampel diletakkan ke dalam 2 tabung reaksi

Larutan Nelson ditambahkan sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung

Didihkan selama 20 menit

Tabung reaksi didinginkan

Ditambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat ke masing-masing tabung

Ditambahkan 7 ml aquades ke masing-masing tabung

Tabung reaksi diambil untuk di vortex supaya endapan di bawah tercampur

Cuvet spektrofotometer disiapkan

Cuvet dibersihkan dengan tisu supaya bersih

Tabung yang berisi aquades dipindahkan ke dalam cuvet


Dilakukan kalibrasi dengan cara cuvet dimasukkan dalam spektrofotometer

Ditekan tombol untuk mengukur aquades lalu cuvet tersebut dikeluarkan

Disiapkan cuvet-cuvet untuk diisikan oleh larutan yang telah diencerkan oleh

vortex

Dilakukan pengukuran pada masing-masing cuvet

Dilakukan tera “OD” (Optical Density atau absorbansi) pada panjang gelombang

540 nm

Nilai OD (absorbansi) dari setiap sampel kemudian dicatat

Data OD dimasukkan pada kurva standar glukosa y= a+bx yang telah diperoleh

sebelumnya

Kadar karbohidrat = x/mg sampel . 100 %


SITASI DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai