Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 03 Desember 2021
Asisten : Silvia Malanti
Sampel: Bakso
Diketahui : Ws = 0,5gram
Vb = 3,40mL
N NaOH = 0,1202N
Vs = 3,18mL
BAN = 14,008
Jawab :
𝑁(%) = 0,74%
𝑃 (%) = %𝑁 × 𝐹𝑘
𝑃 (%) = 4,63%
PEMBAHASAN
Fungsi alat pada penentuan kadar protein dengan metode Kjeldahl
antara lain pada tahap dekstruksi menggunakan labu kjeldahl sebagai tempat
mereaksikan sampel, ruang asam sebagai tempat untuk menambahkan asam
sulfat pekat., serta pemanas untuk memanaskan larutan yang dibuat pada tahap
dekstruksi ini. Pada tahap destilasi menggnunakan alat antara lain labu
erlenmeyer sebagai tempat sampel yang akan didestilasi dan satu lagi untuk
menampung destilatnya, serta kondensor untuk mengembunkan uap dan
menghasilkan destilat. Pada tahap titrasi menggunakan alat antara lain labu
erlenmeyer sebagai tempat titer dan buret sebagai tempat titran. Fungsi bahan
pada penentuan kadar protein dengan metode Kjeldahl, pada tahap dekstruksi
menggunakan pereaksi antara lain Na₂S₂O₄ dan HgO sebagai katalisator, asam
sulfat sebagai oksidator, dan selenium untuk mempercepat reaksi oksidasi. Pada
tahap destilasi menggunakan pereaksi antara lain NaOH sebagai alkalis yang
kuat yang akan membebaskan amoniak dari amonium sulfat, batu didih untuk
mempercepat pemanasan dan mencegah timbulnya gelembung dari pemanasan,
granula zink untuk mencegah terjadi superheating atau timbulnya gelembung
gas yang besar, dan HCl baku untuk menangkap ammonium yang bebas. Pada
tahap titrasi menggunakan pereaksi NaOH 0,1 N sebagai titran dan PP sebagai
indikator.
Alternatif metode lain pada penentuan kadar protein selain Kjeldahl yaitu
metode lowry, metode titrasi formol, metode pengikatan zat warna (dye binding),
dan metode biuret (Andarwulan, 2019).
Tahapan pada analisa protein metode kjeldahl antara lain tahap dekstuksi
dimana pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
dekstuksi menjadi unsur-unsurnya. Lalu ada tahap destilasi dimana ammonium
sulfat dipecah menjadi ammonia dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan
dipanaskan. Serta tahap titrasi dimana setelah destilat didapatkan kemudian
dititrasi dengan NaOH standar 0,1 N denga TAT merah muda (jika penampung
destilat HCl), atau menggunakan HCl 0,1N dengan TAT biru menjadi merah muda
jika penampung destilat asam borat (Sudarmadji, 2010).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar protein dengan
metode kjedahl dapat disimpulkan bahwa Kadar nitrogen yang didapatkan pada
sampel sebesar 0,74% dan kadar protein yang didapat sebesar 4,63%.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N. (2019). Analisis Pangan. Tanggerang: Universitas Terbuka.
NNaOH = 0,0828N
Vb = 0,25mL
Ws = 10gram
BE Nitrogen = 14,008
Jawab :
100
(0,42 − 0,25) × 0,0828 × 10 × 14,008
𝑁(%) = × 100
10 × 1000
𝑁(%) = 0,02%
𝑃% = %𝑁 × 𝐹𝑘
𝑃% = 0,02 × 6,38
𝑃% = 0,13%
PEMBAHASAN
Alat dan bahan yang digunakan pada metode formol diantaranya Labu
ukur berfungsi untuk mengencerkan sampel, erlenmeyer untuk menampung
hasil titrasi dan buret untuk melakukan titrasi. Aquadest untuk melarutkan
sampel, kalium oksalat untuk memecah protein menjadi asam amino
dinetralkan dengan NaOH dan PP sebagai indikator. Fungsi perlakuan, pada
fungsi titrasi pertama berfungsi untuk penetralan dan titrasi kedua setelah
penambahan formalin untuk menitrasi asam berlebih yang tidak bereaksi
membentuk dimethilol.
Alternatif metode lain pada penentuan kadar protein selain formol, yaitu
metode Lowry, metode Kjeldahl, Uji Biuret, dan Uji Xantoprotein (Atma,
2018).
Komposisi larutan blanko pada titrasi formol adalah kalium oksalat jenuh,
indikator PP, dan aquadest. Fungsi larutan blanko adalah untuk mengetahui
jumlah volume NaOH yang akan bereaksi dengan zat-zat kimia yang digunakan
seperti kalium oksalat, formaldehid dan aquadest (Gozali, 2015).
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan penentuan kadar protein metode formol dapat
disimpulkan bahwa kadar pada sampel D (Coklat Cair) sebesar Kadar Nitrogen
yang terkandung sebesar 0,02% dan kadar protein yang terkandung sebesar
0,13%.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N. (2019). Analisis Pangan. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Gozali, M. d. (2015). Karakteristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal
(Varietas Anjasmoro dan Baluran) dengan Perlakuan Perebusan dan
Tanpa Perebusan. 9(2), 191-200.
Gozali, M. d. (2015). Karakteristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal
(Varietas Anjasmoro dan Baluran) dengan Perlakuan Perebusan dan
Tanpa Perebusan. 9(2), 191-200.
Diketahui :
C BSA = 250ppm
Wsampel = 5gram
Jawab :
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
▪ 0mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0𝑚𝑔
▪ 0,1mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0,1 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,025𝑚𝑔
▪ 0,2mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0,2 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,05𝑚𝑔
▪ 0,4mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0,4 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,1𝑚𝑔
▪ 0,6mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0,6 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,15𝑚𝑔
▪ 0,8mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
0,8 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,2𝑚𝑔
▪ 1mL
𝑉1 × 𝐶1 = 𝑉2 × 𝐶2
1 × 250 = 10 × 𝐶2
𝐶2 = 0,25𝑚𝑔
• Persamaan
a = 0,0454
b = 0,461
R² = 0,7656
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 0,16215
𝑦𝑚𝑖𝑛 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦𝑚𝑖𝑛 = 0,0454
Grafik
PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu labu takar untuk
mengencerkan bahan, kuvet sebagai wadah penampung larutan yang akan diuji
menggunakan spektrofotometer, tabung reaksi sebagai wadah menyimpan
larutan dalam jumlah kecil, mikro pipet untuk mengambil larutan dengan
volume yang sangat sedikit, spektrofotometer untuk mengukur absorban larutan
(sebagai alat instrument). Fungsi bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu larutan lowry A digunakan untuk membentuk kompleks dengan capri,
lowry B untuk memberikan suasana sedikit basa dan memperjelas warna biru.
Fungsi perlakuan pada percobaan ini yaitu didiamkan selama 30 menit
bertujuan agar larutan bereaksi secara optimal. BSA sebagai larutan standar
protein.
Mekanisme uji lowry yaitu Cu²⁺ dalam suasana alkalis akan tereduksi
menjadi Cu⁺. Cu⁺ akan mereduksi fosfomolibdat dan fosfotungstat oleh hetero
polybdenum blue oleh tirosin dan triptofan akibat reaksi oksidasi gugus
aromatik. Protein dengan asam fosfotungstat dan asam fosfomoblidat pada
suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya tergantung
pada konsentrasi protein.
Syarat sampel yang digunakan ialah bebas dari yang dapat dihilangkan
dengan cara dikocok dengan cepat. Hal ini dilakukan agar tidak menghalangi
spektrofotometer saat akan membaca absorbannya (Atma, 2018).
Hal yang mengganggu penetapan protein metode lowry yaitu reaksi antara
ion Cu²⁺ dengan ikatan peptide dan reduksi asam fosfomolibdat dan asam
fosfotungstat oleh tirosin dan triftofan yang merupakan residu protein yang akan
menghasilkan warna biru. Senyawa fenolik yang juga membentuk warna biru
dalam metode Lowry ini dapat mengganggu hasil penetapan protein. Gangguan
ini dapat dihilangkan dengan cara mengendapkan protein dengan TCA, hilangkan
supernatannya lalu melarutkan kembali endapan protein yang diendapkan oleh
TCA (Rina, 2015).
Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang tidak dapat diproduksi
dalam tubuh dengan cukup cepat untuk menyokong pertumbuhan normal.
Sebaliknya, asam amino yang tidak esensial dapat diproduksi cukup dalam tubuh
sendiri, sehingga tanpa adanya asam amino tersebut dalam bahan makanan tidak
mengganggu pertumbuhan normal. Contoh asam amino esensial yaitu arginine,
histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin dan
asam amino tidak esensial yaitu alanine, asam aspartate, sitrulin, sistin, asam
glutamate, hidroksiprolin, prolin, serin, tirosin, glisin (Sudarmadji, 2010).
Jenis bahan yang digunakan pada metode Lowry yaitu dapat bereaksi
dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat sehingga terbentuk warna biru, dapat
diukur pada gelombang 600 nm, sampel dengan BSA tidak menimbulkan reaksi
yang mengganggu proses pengamatan, sampel tahan suasana alkalis (Sudarmadji,
2010)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar protein pada
sampel D (Telur Puyuh) dapat disimpulkan bahwa Kadar protein yang
didapatkan sebesar 1,49%
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. (2013). Penentuan Kadar Protein Metode Lowry. Skripsi.
Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 03 Desember 2021
Asisten : Silvia Malanti
Diketahui : N I₂ = 0,0102N
Vt = 0mL
Wsampel = 5,003g
PEMBAHASAN
Fungsi alat dan bahan yaitu gelas kimia yang berfungsi untuk
menampung sampel, Erlenmeyer untuk menampung sampel dan membantu saat
titrasi, buret untuk saat menitrasi tempat larutan I₂. Fungsi bahan yang
digunakan yaitu H₂SO₄ 6N berfungsi untuk membuat suasana asam, amilum
sebagai indikator, I₂ sebagai larutan baku (peniter) dan indikator adanya SO₂.
Fungsi Perlakuan yang digunakan dalam penentuan Sulfida dioksida (SO2)
yaitu menggunakan aquadest bebas CO2 karena ditakutkan terdapat CO2 agesif
yang bereaksi dengan H2SO4 menjadi H2O, SO3, dan SO2 menjadi SO32.
Didiamkan selama 5 menit berfungsi untuk melihat berubahan yang terjadi.
Mekanisme pada uji sulfida dioksida. Pada uji identifikasi SO₂ sampel
ditambah aquadest untuk melarutkan sampel dan ditambahkan H₂SO₄ untuk
memberikan susana asam agar reaksi redoks terjadi. Selanjutnya, Jenis titrasi
yang digunakan adalah Iodimetri Penambahan H₂SO₄ digunakan untuk
memberikan suasana asam pada larutan seehingga terjadi reaksi redoks. Sampel
ditambahkan indikator amilum, lalu dititrasi dengan I₂ dan membentuk iod -
amilum yang berwarna biru.
Kandungan SO₂ pada sampel ada atau tidaknya dapat dilihat dari hilangnya
warna coklat. Hal ini disebabkan karena selain sebagai pengawet, sulfit dapat
bereaksi dengan karbonil dengan penambahan CaCl₂, kemudian bereaksi dengan
karbonil CaCl₃. Hasil reaksi akan mengikat flanoid sehingga timbulnya warna
cokelat hasil (-) negative ditandai dengan warna coklat tidak hilang, hasil (+)
ditandai dengan warna coklat hilang (Winarno, 1992). Ciri-ciri sampel
mengandung SO₂ ialah hilangnya warna I₂ ketika diteteskan kedalam bahan
pangan (Cahyadi, 2009).
Berdasarkan sifat kimia, sulfur dioksida adalah gas yang tidak dapat
terbakar, berbau tajam, dan tidak berwarna. Konsentrasi untuk deteksi indera
perasa adalah 0.3-1 ppm di udara dan ambang bau adalah 0.5 ppm. Gas ini
merangsang pedas (pudgent) dan bersifat iritan (Sarudji, 2010).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar SO₂ pada bahan yaitu
sampel D (Tepung Beras) dapat disimpulkan bahwa negatif yang ditandai
dengan tidak hilangnya warna coklat yang menandakan bahwa tidak ada SO₂
dalam sampel tersebut, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut untuk
penentuan kadar SO₂
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W. (2009). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan
Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Mandasari, R. (2010). Analisis Kadar Besi (Fe) dalam Air Minum Kemasan
dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi.
Diketahui :
Jawab :
PEMBAHASAN
Fungsi alat dan bahan yaitu Labu erlenmeyer dan cawan uap untuk
menampung sampel, bunsen dan korek api untuk melakkukan pemanasan.
Fungsi aquadest sebagai pelarut, HCl 6N untuk mengendapkan asam boraks,
kertas saring untuk menyaring tumeric. Fungsi perlakuan dari membakar
sampel menggunakan korek api yaitu untuk mengetahui uji nyala api,
pengocokan untuk menghomogenkan larutan dan mengisatkan larutan dengan
pemanasan agar menjadi kering.
Alternatif metode lain dengan analisis kualitatif yaitu uji nyala, uji
kertas kurkumia, dam uji kertas tumerik.
Fungsi dari pengujian analisis boraks adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya boraks dalam bahan pangan, sehingga dapat menghindari bahan
tambahan yang dilarang atau berakibat sangat buruk bagi tubuh.
Sifat- sifat boraks antara lain umumnya larut dalam air dan akan meningkat
dengan seiringnya peningkatan suhu air, tidak larut alkohol, bersifat basa lemah
(pH 9,15- 9,20), bentuknya serbuk kristal lunak berwarna putih atau transparan,
dan tidat memiliki bau (Adinugroho, 2013).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan analisa boraks pada sampel D (Tahu
Bulat) dapat disimpulkan bahwa negatif (-) dimana terdapat nyala api tidak
berwarna hijau yang menandakan bahwa sampel tidak mengandung boraks.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, N. (2013). Analisis Kadar Boraks. Skripsi.
Koswara. (2009). Pengawet Alami untuk Produk dan Bahan Pangan. Ebook
Makanana.
Syah, D. (2005). Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: IPB
Sutrisno.
Diketahui :
Jawab :
PEMBAHASAN
Fungsi alat diantaranya corong pisah digunakan untuk mengekstraksi
sampel, cawan uap untuk menguapkan sampel, labu erlenmeyer sebagai tempat
untuk melarutkan larutan. Fungsi bahan diantaranya yaitu petroleum eter
sebagai pelarut karena mudah diuapkan, HCl 6N untuk menghidrolisa dan
memeberikan suasana asam, FeCl₃ sebagai indikator pembentuk warna merah
coklat. Fungsi perlakuan yaitu penguapan hasil ekstraksi.
Fungsi uji natrium benzoat untuk mengetahui ada atau tidaknya natrium
benzoat pada sampel secara kualitatif sehngga dapat dipahami pengaruh BTP
tersebut bagi keamanan pangan.
direaksikan dengan pereaksi FeCl3. Endapan yang terbentuk adalah Besi (III)
benzoat [Fe(C₆H₅COOH)₃], jika negatif tidak terbentuk endapan coklat
kemerahan (Svehla, 1979).
Jenis pengawet alami antara lain gula, garam, cuka dan rempah-rempah.
Jenis pengawet sintesis yaitu terdapat dalam bentuk organic asam benzoate dan
asam propionate serta dalam bentuk anorganik seperti natriuim nitrit dan natrium
nitrat (Cahyadi, 2009).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar natrium benzoat pada
sampel D (Jasjus Stroberi) dapat disimpulkan bahwa bahwa negatif (-) dimana
tidak membentuk warna merah coklat sehingga menandakan sampel tidak
mengandung natrium benzoat.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W. (2009). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan
Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Svehla. (1979). Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semi Mikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Diketahui :
Jawab :
PEMBAHASAN
Fungsi Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Erlenmeyer
sebagai wadah sampel, pipet untuk memipet larutan, neraca digital untuk
menimbang sampel alat destilasi untuk menghasilkan destilat, tabung reaksi
untuk mereaksikan sampel, penangas untuk media pemanas, bahan yang
digunakan yaitu tepung terigu sebagai sampel, aquadest untuk melarutkan
sampel, H₂PO₄ pekat untuk mengekstrak atau memisahkan formalin dalam
sampel, asam kromatofat 0,5% untuk menunjukan adanya warna ungu. Fungsi
perlakukan yang dilakukan yaitu pemanasan untuk mempercepat reaksi.
Sifat-sifat formalin yaitu cair dalam suhu ruang, bau menyengat, larut
dalam air dan alkohol, titik leleh 92℃ (Rina, 2012).
BTP alami yang mengawetkan yaitu garam, gula, cuka, dan kunyit.
Sedangkan BTP sintetis yaitu natrium bisulfit, natrium nitrat dan nitrit tetapi
dengan dosis tertentu (Winarno, 1992).
Bahan pengawet yang ditambahkan pada produk pangan akan menghambat atau
memperlambat proses penguraian atau fermentasi yang diakibatkan oleh aktivitas
mikroba sehingga produk pangan menjadi awet (Winarno, 1974).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan uji Formalin pada sampel D
(Mie Shirataki) dapat disimpulkan bahwa negatif (-) dimana tidak terbentuk
warna ungu yang menandakan bahwa sampel mie shirataki yang diuji tidak
mengandung formalin.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. (2008). Pengawasan Mutu Produk/ Bahan Pangan. Jakarta:
Direktorat Pembinaan.
Sampel: Rio
Hasil Percobaan Identifikasi Pemanis Buatan Siklamat
Diketahui :
Jawab :
PEMBAHASAN
Fungsi Alat yang digunakan yaitu labu erlenmeyer untuk menampung
larutan. Bahan yang digunakan diantaranya NaOH 10% untuk suasana
menciptakan suasana basa agar BaCl₂ bereaksi dengan sampel, HCl 6N untuk
menetralkan kembali larutan sampel, BaCl₂ dan NaNO₃ bertindak sebagai
pereaksi. Perlakuan yang diberikan pada analisis BTP siklamat antara lain
penyaringan untuk memisahkan filtrate dengan residu, penambahan aquades
untuk melarutkan sampel, dan pengamatan endapan putih untuk mengetahui
apakah sampel mengandung siklamat atau tidak.
Jika pada sampel positif (+) mengandung siklamat maka akan terbentuk
endapan putih. Sedangkan jika tidak terbentuk endapan putih maka sampel (-)
mengandung siklamat (Marlina, 2016).
Tanda
Laboratorium - tanda
Analisis bahan
Pangan, pangan Pasundan
Universitas mengandung siklamat yaitu akan terasa
pahit dan tenggorokan akan terasa kering dan sakit (Santi, 2013).
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022
Sifat siklamat yaitu sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat
kemanisan 30x dari sukrosa (gula) dan 400x dari sukrosa 10%. Apabila sampai
dengan 0,5% maka akan terasa pahit, siklamat dengan kadar 200mg/ml dalam
medium biakan sel, leukosit dapat mengakibatkan kromosom dan sel-sel pecah.
(Winarno, 2002).
BTP yang di larang yaitu asam burat (botica acid) asam salisilat dan
garamnya (garam litium saksilat, silver salisilat), formalin (formaldehida),
kloramfenikol, nitroluraton, kalium klorat (Cahyadi, 2012).
Mekanisme Pemanis ini memiliki donor proton atau sistem akseptor yang
berupa AHs atau Bs sistem yang mana dapat bereaksi dengan reseptor AHr atau
Br sistem yang ada pada lidah sehingga membentuk suatu jembatan hidrogen.
Interaksi antara keduanya termasuk interaksi substitusi atau elektrofilik dan dapat
memperluas interaksi hidrofobik antara asam amino dengan detektor T1R2 dan
T1R3. Kemudian diantara keduanya akan membentuk suatu jembatan yang
dihubungkan dengan ikatan ionik sehingga menimbulkan gaya Van der Walls.
Kemudian impuls tersebut akan disalurkan menuju syaraf sensorik pada bagian
lidah untuk menuju ke otak. Otak akan mengirimkan sinyal melalui syaraf motorik
yang di tujukan kepada efektor sehingga dapat merasakan rasa manis. (Belitz. dkk,
2009).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan uji kadar pemanis siklamat
pada sampel D (Rio) dapat disimpulkan bahwa positif (+) dimana terbentuk
endapan warna putih, menandakan sampel mengandung pemanis siklamat.
DAFTAR PUSTAKA
Belitz, H. D. (2009). Food Chemistry. Garching-Germany: Springer.
Diketahui :
Jawab :
PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan yaitu erlenmeyr sebagai wadah sampel yang
akan diuji, kawat kassa kaki tiga dan bunsen sebagai media pemanas, plat tetes
untuk melakukan uji spot test. Fungsi bahan yang digunakan adalah aquadest
untuk melarutkan sampel, HCl 6 N untuk membentuk suasana asam, bulu
domba untuk mengikat warna, larutan HCl, H₂SO₄, NaOH dan NH₄OH sebagai
pemberi warna yang akan menunjukan jenis pewarna sintetis pada uji spot test.
Fungsi perlakuan yaitu pemanasan untuk mempercepat reaksi.
Fungsi pengujian BTP secara spot test adalah untuk mengetahui atau
menganalisis ada atau tidaknya zat warna berbahaya serta mengetahui jenis zat
warna berbahaya yang ditambahkan di dalam suatu bahan pangan tersebut
(Tiah, 2009).
Sifat-sifat warna yang diuji yaitu warna mencolok dan pekat dalam bahan
serta menimbulkan aroma yang harum (Suprapti, 1996).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan Penentuan zat warna sintesis metode spot
test pada sampel D (Marimas Stroberi) dapat disimpulkan bahwa pewarna pada
bulu domba setelah dibilas menjadi hilang menandakan sampel tidak
mengandung pewarna sintetis dan perubahan warna yang terjadi yaitu dengan
larutan HCl berubah menjadi yellow, menggunakan larutan H 2SO4 berubah
menjadi warna Paledull yellow, menggunakan larutan NaOH berubah menjadi
warna Slightly darker, dan laruta NH4OH berubah menjadi warna Little Orange.
DAFTAR PUSTAKA
Adeline, W. (2019). Retrieved Desember 04, 2021, from Bahaya Pewarna dan
Pemanis Buatan pada Makanan:
https://www.orami.co.id/magazine/bahaya-pewarna-dan-pemanis-
buatan-pada-makanan/
Tri, L. (2019). Retrieved Desember 04, 2021, from The Science Of Food
Coloring: https://chefmaster.com/a/s/blogs/articles/the-science-of-
food-coloring.