OLEH:
1. AZZALIA PUTRI AZHARI
2. MUHAMMAD RIFQI WARDANI
3. VIRLINDANITA SUSANTI
ANATOMI FISIOLOGI
Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpukat yang
terletak tepat dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi secara terus
menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran
empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih
besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan
dan kiri, yang akan bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Duktus
hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus
koledokus. Pada banyak orang, duktus koledokus bersatu dengan duktus
pankreatikus membentuk ampula Vateri sebelum bermuara ke usus halus.
Bagian terminal dari kedua saluran dan ampla dikelilingi oleh serabut otot
sirkular, dikenal sebagai sfingter Oddi.
PENGERTIAN
Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa
unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang
terbentuk di dalam kandung empedu. Batu Empedu adalah
timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung
empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam
saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus Precise
Newsletter, edisi 72, 2011).
ETIOLOGI
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam
chenodeoxycholic), 22% fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3% protein dan
0,3% bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna
namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan
oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu.
Sementara itu, komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang
biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena
kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan
di luar empedu.
KLASIFIKASI
1. Batu kolesterol
2. Batu pigmen:
A. Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat)
B. Batu pigmen hitam
C. Batu campuran
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi pertama gejala kolelitiasis sering berupa kolesistitis akut dengan
gejala demam, nyeri perut kanan atas yang dapat menyebar sampai ke skapula
dan sering disertai teraba masa pada lokasi nyeri tersebut. Pada pemeriksaan
fisik dijumpai nyeri tekan pada perut kanan atas yang dapat menyebar sampai
daerah epigastrium. Tanda khas (Murphy’s sign) berupa napas yang terhenti
sejenak akibat rasa nyeri yang timbul ketika dilakukan palpasi dalam di daerah
subkosta kanan.
MEKANISME
Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu
↓
Akibat berkurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase
↓
Presipitasi / pengendapan
↓
Berbentuk batu empedu
↓
Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tujuan : Untuk mengetahui bilirubin dalam urine. Prosedur pemeriksaan bilirubin urine metode horison :
Prinsip : Bilirubin dalam urine akan dipekatkan 1. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi.
diatas kertas saring dengan jalan
2 Tambahkan 5 ml BaCl2 10%.
mempresipitatkan fosfat yang ada dengan
menggunakan larutan BaCl 10%, bilirubin yang 3. Saringlah campuran tersebut dengan kertas saring.
terkumpul akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh
4. Bukalah kertas saring, biarkan agak kering.
reagen fouchet membentuk biliverdin yang
berwarna hijau. 5. Tambahkan 3-4 tetes reagen fouchet pada kertas saring.
Alat dan Bahan : Interprestasi hasil pemeriksaan bilirubin metode horison :
Sampel urine BaCl 10%
Tabung reaksi Reagen fouchet (-) tidak terjadi cincin warna hijau pada kertas saring
Corong Kertas saring (+) terjadi cincin warna hijau pada kertas saring
Gelas ukur
Nilai normal : (-) tidak terjadi cincin hijau
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Nonbedah Penatalaksanaan Bedah
Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi)
Ileus batu empedu (gallstone ileus)