Anda di halaman 1dari 10

Virus adalah suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat

dengan mikroskop elektron yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya

dapat bereproduksi (hidup) didalam sel yang hidup dengan menginvasi dan

memanfaatkan sel tersebut karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk

bereproduksi sendiri. Virus merupakan parasit obligat intraseluler. Virus mengandung asam

nukleat DNA atau RNA sajatetapi tidak kombinasi keduanya, dan yang diselubungi oleh

bahan pelindung terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota

(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal) dan istilah bakteriofaga atau

faga dipakai untuk virus yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme

lain yang tidak berinti sel). Selama siklus replikasi dihasilkan banyak sekali salinan asam

nukleat dan protein selubung virus. Protein-protein selubung tadi dirakit untuk membentuk

kapsid yang membungkus dan menstabilkan asam nukleat virus terhadap lingkungan ekstra

sel serta memfalitasi perlekatan penetrasi virus saat berkontak dengan sel-sel baru yang

rentan. Infeksi virus dapat memiliki efek yang kecil atau bahkan tidak memiliki efek sama

sekali pada sel penjamu tetapi dapat pula menyebabkan kerusakan atau kematian sel.

Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan

komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya

secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah

glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus

berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T. Sumber
:http://www.ebiologi.net/2016/03/struktur-tubuh-macam-macam-bentukvirus.html

Ciri-ciri Virus memiliki RNA atau DNA saja, dapat dikristalkan, memerlukan asam nukleat

untuk bereproduksi, tidak melakukan aktivitas metabolisme karena tidak memiliki

sitoplasma, bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), berukuran lebih kecil dari bakteri,

bentuknya bervariasi, hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Sampai saat ini virus diketahui merupakan organisme terkecil dan berdasarkan

tropismenya dapat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu virus binatang (virus yang

paling banyak dipelajari), virus tanaman tinggi, dan virus bakteri dan jamur
Cara berkembang virus berbeda dengan cara berkembang biak bakteri. Bakteri berkembang biak

dengan cara membelah diri dari satu sel menjadi dua sel (binary fission), sedangkan pada

virus perkembangbiakannya terjadi dengan cara perbanyakan diri dari partikel asam nukleat

virus sesudah virus menginfeksi suatu sel. Virus tidak mempunyai ribosom dan partikel

ribonukleoprotein yang mempunyai peran dalam proses sintesis protein. Selain itu virus pada

umumnya kebal atau resisten terhadap antibiotik, akan tetapi peka atau sensitif terhadap

interveron. Agar dapat hidup virus harus selalu berada didalam sel organisme hidup lainnya

(obligate intraseluler), sehingga virus tidak dapat dibiakkan di dalam medium buatan. Seperti

halnya riketsia dan klamidia, virus hanya dapat dibiakkan pada kultur jaringan atau kultur sel

(tissue culture atau sellular culture).

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus

respiratorius.Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus

tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50%

orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada

epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel,

dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian

akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk

pindah ke sel lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek

pirogen lipopoli-sakarida kuman gram-negatif. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu

hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu

hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit

ini. Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak

yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak

gejala pertama penyakit ini. Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini

hingga berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.

Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat

tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki

alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada epitel
permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus

terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu 10 singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di

dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-

Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebarannya dapat ditularkan melalui

kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin.

. Virus memperbanyak diri hanya di dalam sel-sel hidup.

Sel penjamu harus menyediakan energi dan peralatan sintetis serta perkusor

berberat-molekul-rendah untuk sintetis protein dan asam nukleat virus. Asam nukleat virus

mengandung spesifisitas genetik untuk menjadi semua makromolekul spesifik-virus dalam

cara yang sangat terorganisasi.

Virus memperbanyak diri dengan cara menyuntikkan materi genetik (DNA atau RNA)

ke dalam sel target, materi genatik virus itu akan diterjemahkan oleh sel target untuk

menghasilkan bagian-bagian tubuh virus baru. Proses penerjemahan materi genetik hanya

dapat dilakukan oleh sel-sel yang masih hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan

proses tersebut. Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut

lisis (pecah) karena aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang

memperbanyak diri juga menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh

tumbuhan, hewan, dan manusia.

Virus dapat berkembang biak dalam sel bakteri, sel hewan dan tumbuhan. Untuk

menjelaskan perkembangbiakan virus biasanya digunakan contoh virus yang menyerang

bakteri (bakteriofaga). Misalnya virus yang berkembang biak pada bakteri Escherichia coli.

Perkembangbiakan bakteriofaga membentuk suatu daur. Daur bakteriofaga dibagi menajadi

dua, yaitu daur litik dan daur lisogenik.

Pada Bab 3 ini kita akan mempelajari mengenai ruang lingkup reproduksi virus dan

replikasi virus serta konsep bakteriofaga. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan

mampu :

1. Menjelaskan tentang konsep reproduksi virus.

2. Menjelaskan tentang replikasi virus secara litik.

3. Menjelaskan tentang replikasi virus secara lisogenik


4. Menjelaskan tentang konsep bakteriofaga.

5. Menjelaskan tentang konsep jenis-jenis bakteriofaga.

Virus akan memperbanyak diri dalam sel atau jaringan yang masih hidup. Virus tidak dapat

memperbanyak diri dalam sel yang sudah mati, mengapa demikian?Virus memperbanyak

diri dengan cara menyuntikkan materi genetik (DNA atau RNA) ke dalam sel target, materi

genatik virus itu akan diterjemahkan oleh sel target untuk menghasilkan bagian-bagian

tubuh virus baru. Proses penerjemahan materi genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel

yang masih hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan proses tersebut.

Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut lisis (pecah)

karena aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang memperbanyak diri juga

menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh tumbuhan, hewan, dan manusia.

Agar suatu virus dapat bereplikasi, protein virus harus disintesis oleh peralatan

penyintesis protein milik sel penjamu. Oleh sebab itu genom virus harus mampu

menghasilkan mRNA yang dapat berfungsi. Telah diindentifikasi berbagai mekanisme yang

memungkinkan mRNA virus berkompetisi dengan mRNA sel untuk menghasilkan protein

virus dalam jumlah yang cukup.

Sifat unik multiplikasi virus adalah segera setelah berinteraksi dengan sel penjamu,

virion penginfeksi menjadi rusak dan infektivitas-nya hilang. Fase dalam siklus pertumbuhan

ini dinamakan periode gerhana (eclipse periode), durasinya beragam bergantung pada virus

maupun sel penjamu, dan diikuti oleh suatu interval terjadinya akumulasi cepat partikel virus

progeni yang infeksius. Periode gerhana sebenarnya merupakan salah satu aktivitas sintetis

yang kuat karena sel diarahkan untuk memenuhi kebutuhan “pembajak virus. Pada sebagiankasus,
segera setelah asam nukleat virus memasuki sel penjamu, metabolisme sel diarahkan

secara ekslusif untuk mensintesis partikel virus baru, dan selanjutnya sel tersebut akan

dihancurkan. Pada kasus lain, proses metabolik sel penjamu tidak berubah secara signifikan,

meskipun sel tadi mensintesis protein dan asam nukleat virus, sel tidak dimatikan.

Setelah disintesisnya asam nukleat dan protein virus komponen-komponen tersebut

dirangkai untuk membentuk virion infeksius baru. Kisaran virus infeksius yang dihasilkan per

sel-nya sangat bervariasi, darijumlah yang sedikit hingga lebih dari 100.000 partikel. Durasi
siklus replikasi virus juga sangat beragam, mulai dari 6-8 jam (picornavirus) hingga lebih dari

40 jam (beberapa hervesvirus).

TAHAPAN-TAHAPAN UMUM DALAM SIKLUS REPRODUKSI VIRUS

Telah berkembang berbagai strategi virus untuk dapat memperbanyak diri di dalam

sel penjamu yang diinfeksi. Meskipun perinciannya berbeda dari grup lainnya, kerangka

umum siklus replikasinya serupa. Siklus pertumbuhan virus DNA untai-ganda dan virus RNA

untai-tunggal, sense-positif diilustrasikan pada gambar 3.1. Pada dasarnya reproduksi virus

terjadi melalui lima tahap, yaitu tahap pelekatan, penetrasi, replikasi, sintesis, pematangan

dan pelepasan.

Virus dapat ditularkan dengan cara berikut:

1. Transmisi langsung dari orang ke orang melalui kontak. Sarana utama transmisi meliputi

tetesan atau aerosol infeksi (misalnya influenza, campak, cacar); dengan seksualitas kontak

(misalnya, papillomavirus, hepatitis B, herpes simpleks tipe 2, human immunodeficiency

virus); dengan tangan-mulut, tangan-mata, atau mulut-mulut kontak (misalnya, herpes

simpleks, rhinovirus, virus Epstein-Barr); atau dengan pertukaran dari darah yang

terkontaminasi (misalnya hepatitis B, imunodefisiensi manusia virus).

2. Transmisi tidak langsung oleh rute fecal-oral (misalnya enterovirus, rotavirus, hepatitis A

menular) atau oleh orang fomites (misalnya, virus Norwalk, rhinovirus).

3. Penularan dari binatang ke hewan, dengan manusia dan host tak disengaja. Penyebaran

mungkin dengan gigitan (rabies) atau oleh tetesan atau infeksi aerosol dari hewan pengerat

yang terkontaminasi Perempat (misalnya, arenavirus, hantavirus).

4. Transmisi dengan menggunakan vektor arthropoda (misalnya, arbovirus, sekarang

diklasifikasikan terutama sebagai togavirus, flavivirus, dan bunyavirus). Setidaknya ada tiga

pola transmisi yang berbeda diakui di antara virus yang dibawa arthropoda:

a. Siklus manusia-arthropoda: Contoh-Demam kuning Perkotaan, demam berdarah.

b. Turunkan siklus vertebrata-arthropoda dengan tangensial infeksi manusia: ContohDemam kuning


hutan, St. Louis ensefalitis. Manusia yang terinfeksi adalah "jalan

buntu" tuan rumah. Ini adalah mekanisme transmisi yang lebih umum.
c. Siklus arthropod-arthropoda dengan infeksi sesekali manusia dan vertebrata yang

lebih rendah: Contoh-Colorado Gejala demam, ensefalitis LaCrosse.

Terdapat dua cara virus bereproduksi virus pada sel inang, yaitu melalu siklus litik dan

lisogenik. Apakah Prelovers sudah mengetahui bagaiamana siklus ini terjadi? Jika

jawabannya belum, kamu perlu membaca artikel ini hingga akhir karena Prelo kali ini akan

membahas cara reproduksi virus (aditya, 2014).

Siklus Litik (Lisis)

Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya

menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir dari infeksi,

yaitu saat sel inang bakteri lisis atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam

sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis disebut dengan

virus virulen.

Tahapan siklus lisis :

a. Adsorpsi (fase penempelan).

Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya

menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus yang dapat ditempeli

protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor

pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim

yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.

b. Penetrasi/injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).

Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung,

kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga kedalam sel bakteri. Pada peristiwa

ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada

di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak

berguna lagi.

c. Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi.

Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang

menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang
kemudian mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang

sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali. DNA virus ini

kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan kapsid

virus.

d. Perakitan.

Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan

serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian,

kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses ini dapat

menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.

e. Lisis (fase pemecahan sel inang atau pembebasan).

Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan diikuti

oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang baru.

Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan

gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang dibebaskan

sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.

Siklus Lisogenik

Gambar 3.4. daur lisogenik

Sumber Sumber online text book of bacteriology , Todar Kenneth

Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel

inang, setelah adsobsi dan injeksi DNA Virus (faga) berintegrasi ke dalam kromosom bakteri,

integrasi ini disebut profaga (gen asing yang bergabung dengan kromosom bakteri). Dalam

hal ini DNA virus tidak langsung mensintesis DNA Bakteri, karena bakteri memiliki imunitas.

Setelah imunitasnya hilang baru DNA Virus mengendalikan DNA bakteri, yang tahap

selanjutnya seperti pada siklus lisis.

Tahapan dalam siklus lisogenik :

1) Fase adsorbsi. 5) Fase sintesis.

2) Fase injeksi. 6) Fase perakitan.


3) Fase penggabungan. 7) Fase litik.

4) Fase pembelahan.

Melalui perkembangan ilmu pengetahuan beberapa jenis virus dapat dimanfaatkan

mekanismenya untuk menanggulangi jenis penyakit tertentu yang sulit disembuhkan oleh

pengobatan biasa seperti pada penyakit genetis. Contohnya pada penyakit SCID (Severe

Combine Immunodeficiency) dimana tubuh tidak dapat membentuk leukosit akibat tidak

adanya enzim adenosin deaminase (ADA). Dengan memasukkan retrovirus ke dalam

sumsum tulang akan mengakibatkan dibentuknya RNA virus baru, protein virus dan juga ADA

oleh enzim transkriptase balik dari virus. Dengan dibentuknya ADA, leukosit pun dapat

diproduksi. Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan cara vaksinasi.

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin (bibit penyakit yang telah dilemahkan) ke dalam

tubuh. Dengan memasukan vaksin, tubuh akan bereaksi dengan membentuk antibodi,

sehingga diharapkan pada saat tubuh terkena penyakit di masa yang akan datang, antibodi

dapat menghancurkan penyebab penyakit tersebut atau menjadi kebal. Kekebalan seperti ini

disebut kekebalan aktif. Bagi orang atau hewan yang menderita penyakit akibat virus dapat

dilakukan pengobatan dengan pemberian serum. Serum adalah plasma darah yang

mengandung antibodi suatu penyakit. Dengan pemberian serum ini tubuh tidak perlu

membentuk sendiri antibodinya. Kekebalan dengan cara ini disebut kekebalan pasif

(SAASTA,2010)
Terdapat beberapa komponen utama penyusun tubuh virus yaitu :

1. Kepala

Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya.

Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh protein.

Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk

bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas

banyak kapsomer atau sub-unit protein.

2. Isi Tubuh

Isi tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa salah satu

tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki virus akan

mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh berupa RNA biasanya

berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus

penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.

3. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk

menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri

atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada

virus yang hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.

4. Kapsid

Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi

sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk

tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar.

Macam Macam Bentuk Virus

Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat mempunyai bentuk

tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam bentuk tubuh virus yang telah

berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan. Macam-macam bentuk virus tersebut antara lain

oval, bulat, batang, polihedral, dan huruf T. Berikut macam-macam bentuk tubuh virus

tersebut lengkap dengan contohnya.

Gambar 1.2 Bentuk Virus

Sumber :http://www.ebiologi.net/2016/03/struktur-tubuh-macam-macam-bentukvirus.html

1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan

influenza.

2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.

3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).

4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.

5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.

Anda mungkin juga menyukai