• Kelompok I :
AISAH
AMALINDA
ANGGUN
ANRI WENNI
ARDYA GARINI
BUNGA ROSLIADINA
DEWI MEGASARI
PENDAHULUAN
7. Pematangan:
Proses pematangan virus melibatkan pengikatan dari VP0 ke dalamVP2
dan VP4.
8. Pembebasan :
Partikel kemudian dilepaskan dari sel inang melalui proses lisis sel. Proses
ini lebih seperti untuk pemrograman awal yang mengambil alih setelah
beberapa waktu setelah proses protein sintesis dan RNA sintesis pada
sel inang berhenti. Partikel virus yang bebas sekarang dapat
menginfeksi sel inang lain. Migrasi ke jaringan saraf akan menghasilkan
suatu penyakit disebut paralytic poliomyelitis. Penghancuran sel akan
terjadi kira - kira 6-10 jam setelah infeksi (Koch, 2005).
Replikasi Virus Polio….
• Sampai sekarang telah diisolasi 3 strain virus polio yaitu tipe 1 (Brunhilde),
tipe 2 (Lansing), dan tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih
tipe tersebut. Epidemi yang luas biasanya disebabkan oleh tipe 1. Virus ini
relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol,
lisol, amonium kuartener, dll). Virus ini tidak memiliki amplop lemak
sehingga tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus
ini dapat diinaktifasi oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium
hipoklorit, dan klorin. Virus polio menjadi inaktif dengan pemanasan di
atas 42 derajat Celcius. Selain itu, pengeringan dan ultraviolet juga dapat
menghilangkan aktivitas virus polio.
ditandai dengan
menghilangnya demam dalam
waktu 24 jam atau
kadang suhu tidak terlau tinggi.
Kadang, itu disertai kekakuan
otot dan nyeri otot ringan.
Kelumpuhan anggota gerak
yang layuh dan biasanya salah
satu sisi.
PATOLOGI….
• Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun)
ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar
50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan
setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun,
diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot.