Anda di halaman 1dari 43

Imunologi

Klas A

Dr. Bambang Heru Budianto, MS.


Dr. Hernayanti, MSi
Imunologi

• Bahasa latin: immunis: bebas dari beban


kerja/ pajak, logos: ilmu
• Ilmu yang mempelajari tentang sistem
kekebalan dalam tubuh terhadap agen asing.
• Dalam menetralisasi agen asing dalam tubuh
diperlukan komunikasi semua komponen
molekul imun yang dikenal dengan sistem
imun.
• Sistem imun : sel-sel dan molekul-molekul yang
bertanggungjawab dalam meningkatkan daya
tahan tubuh saat terpapar benda asing atau
patogen
• Jika salah satu atau lebih komponen sistem
imun mengalami kegagalan maka
mengakibatkan imunodefisiensi
• Karakteristik utama imunodefisiensi, ditandai
oleh lebih meningkatnya kerentanan terhadap
infeksi, kanker, autoimunitas, dan gangguan
maturasi/aktivasi limfosit.
Agen Asing

• Agen infeksius (bakteri, virus, parasit dan


jamur)
• Agen noninfeksius (protein, hormon, peptida,
protein DNA, mRNA, polisakarida dll)
• Bahan asing tersebut disebut antigen
SEJARAH PERKEMBANGAN
IMUNOLOGI
• Disiplin ilmu imunologi muncul karena
adanya observasi secara individual
akibat adanya penyakit infeksi, dan
selanjutnya individu yang telah sembuh
dari sakit ternyata terlindungi dari
penyakit yang sama jenisnya.
• Bhs Latin immunis artinya bebas
penyakit
• Bhs Inggris immunity artinya terlindungi
dari penyakit infeksi.
Sejarah perkembangan imunologi

Tahap perkembangan imunologi:

1. Tahap empiric

• Mithridates Eupatoris VI Raja di Pontis (Yunani)


132-63 SM (bpk imunologi) : minum racun
sedikit demi sedikit, agar kebal
mithridatisme : upaya untuk mengebalkan diri
terhadap racun
Perkembangan selanjutnya

• 430 tahun SM seorang Peloponnesian


dari Athena menulis bahwa perawat
tidak dapat terkena penyakit plaque
karena kebal.
• Selanjutnya phenomena ini dipakai dalam
kedokteran sebagai model pencegahan
penyakit yg efektif.
Variolasi
• Pertama kali induksi imunitas dilakukan
di China dan Turki dengan cara
memberikan kusta kering dari pustula
smallpox melalui inhalasi ke nostril, atau
memasukan potongan kecil kedalam kulit.
Teknik ini dikenal dengan variolasi
• Th 1798 Lady Mary Wortley Montagu
melakukan observasi, dan ternyata
teknik variolasi sangat positif dan
selanjutnya diterapkan sendiri pada
anaknya.
• Dr. Edward Jenner (1749-1823) : vaksinasi
Tahap empirik : Edward Jenner

• Th 1798 penyakit yang tidak ganas


dikenal cowpox, cairan pustula dari sapi
diberikan kepada seorang anak laki-
laki berumur 8 th. Lalu secara intensif
anak tersebut diinfeksi dengan
smallpox, dan ternyata smallpox
tersebut tidak dapat berkembang.
• Edward Jenner : pendiri imunologi
Tahap empirik
3 cara untuk mendapatkan kekebalan

1. Mithridatisasi : kebal dengan minum racun sedikit demi


sedikit
2. Variolasi : merangsang kekebalan terhadap cacar
dengan “menggaruk” kulit dengan purulensi dari
pustula smallpox.
3. Vaksinasi : kebal thd bibit penyakit yang telah
dilemahkan

Variolasi vs Vaksinasi
2. Tahap Ilmiah : Advance Immunology

• Perpaduan antara observasi secara


individu yang digabung dengan
pengalaman Jenner, maka munculah
major advance immunology yang telah
mengembangkan induksi imunitas dengan
menggunakan kuman cholera (Pasteurella
aviseptica) oleh Luis Pasteur.
• Luis Pasteur : melakukan vaksinasi
• Luis Pasteur : bapak imunologi
Louis Pasteur

• Berhasil mengkultur bakteri cholera


• Menginjeksikan pada ayam. Setelah liburan
ayam diinjeksi dengan bakteri Cholera yang
lama (tidak terawat dan menjadi lemah),
kemudian ayam tersebut menjadi sakit.
Selanjutnya penelitian tersebut diulangi
dengan menggunakan bakteri cholera yang
fresh dari kultur ternyata ayam tidak sakit,
maka muncul istilah attenuated strain vaccine.
Louis Pasteur
Vaksin
• Bahasa latin “vacca” artinya sapi yang
diadopsi dari Jenner yang menginokulasi
cowpox pada anak,
• Pasteur th 1881 mengembangkan vaksin
antrax dengan cara memanaskan
kemudian diinjeksikan pada kambing, lalu
diuji tantang pada kambing yg tidak
divaksin, dan menjadi mati. Sedang
kambing yg divaksin, tetap hidup.
• Th 1885 Pasteur memberikan vaksin
pada joseph meister dengan rabid dog.
3. Tahap modern : Imunitas Humoral dan Seluler

• Vaksin telah dikembangkan oleh Pasteur tapi tidak


dapat menjelaskan kejadian tersebut
• Emil Von Behring dan Shibasaburo Kitasato th 1890
pertama kali menemukan mekanisme imunitas dalam
bentuk “serum” (cairan nonseluler yang didapat
setelah darah membeku). Hal ini didapat dari hewan
yang diinfeksi dengan diptheria, serumnya kemudian
diberikan pada hewan yg tidak diimunisasi.
• Serum dpt menetralisasi toxin, presipitasi toxin dan
mengalutinasi kuman.
Imunoglobulin
• Elvin Kabat th 1930 fraksinasi serum :
yg dikenal dengan “gamma globulin”
sekarang lebih dikenal “imunoglobulin” yg
bertanggung jawab terhadap imunitas.
Selanjutnya fraksi dari imunoglobulin
dikenal “antibodi”. Molekul ini
terkandung dalam cairan tubuh (humors)
maka lebih dikenal humoral immunity
(kekebalan humoral).
Imunitas seluler
• Th 1883 Elie Metchnikoff demonstrasi
kontribusi sel imun yaitu sel darah putih
yang berfungsi unt memfagosit
(phagocytes). Sel ini aktif ditemukan
pada hewan yg telah diimunisasi, sedang
pd hewan yg tidak diimunisasi tidak
aktif. Lalu ditemukan konsep “cell
mediated immunity”
• Th 1940 Merrill Chase berhasil
mengkulture sel darah dari babi
selanjutnya ditulari mycobacterium.
Tahap modern : Imunitas
Humoral dan Seluler
• Th 1950 mBruce Glick Missisipi
University, USA. Telah mengidentifikasi
bahwa lymphocyte yang bertanggung
jawab terhadap respons imun humoral
dan seluler
• Lymphocyte T derivat dari thymus yang
memediasi sel imun dan lymphocyte B
derivat dari bursa fabricius yang
bertanggung jawab terhadap imunitas
humoral. Kedua imunitas ini ternyata
saling menguntungkan
3. Tahap modern:
JF. A.P. Miller: peran sentral kelenjar timus.
Muncul cabang-cabang baru dalam imunologi.

1980 : Benacerraf, Dausset, dan Snell dapat


Nobel dengan sistem HLA (Human Leucocyte
Antigen).

1984 : Milstein dan Kohler memproduksi


antibodi monoklonal.

1987 : Susumu tonegawa dapat Nobel dengan


diversitas antibodi
Nobel Prizes di Bidang Imunologi
Tahun Penerima Negara Peneliti
1901 Emil V. Behring Germany Serum antitoxin
1905 Robert Koch Germany Cellular immunity to TBC
1908 Elie Metchnikoff Rusia Phagocyte dan antitoxins
Paul Erlich Germany immunity

1913 Charles Richet Franze Anaphylaxis


1919 Jules Bordet Belgium Complement mediated
bacteriolyssis
1930 Karl Landsteiner USA Human blood group
1951 Max Theiler South Africa Vaksin yellow fever
1957 Daniel Bovet Swiss Antihistamin
1972 Rodney R. Porter UK Chemical structur
Gerald M Edelman USA antibodies
1977 Rosalyn R. Yalow USA Radioimmunoassay
1980 George Snell USA Major
Jean Dausset France histocompatability
complex
Nobel Prizes
Tahun Penerima Negara Peneliti

1984 Cesar Melstein UK Monoclonal antibody


Georges F. Kohler Germany Immun regulatory
Niels K. Jerne Denmark theories

1987 Susumu Tonegawa Japan Gene rearragement in


antibody production

1991 Donald Thomas USA Transplantation


Joseph Murray USA immunology

1996 Peter C Doherty Australia Specificity of the cell


Rolf M. Zinkernagel Swiss mediated immun
respons
Komponen sistem imun
Terdiri atas :

1. Organ
2. Sel
3. Molekul
Immune System:
(1) organs
• Tonsils and adenoids : kumpulan jaringan limfoid
yang menangkap bakteri dan virus yang masuk
melalui tenggorokan dan menghasilkan antibodi
• Thymus pelindung terhadap infeksi
• Lymph nodes  filter : bakteri dan virus
• Limfa
• Payer’s patches Sensor imunitas pada intestine
• Appendix  sekresi Ig
• Lymphatic vessels  transport
• Bone marrow
ORGAN LIMFOID
• Organ limfoid terdiri dari kelenjar limfe, tonsil, spleen,
kelenjar thymus, dan sumsum tulang.
• Kelenjar limfe berukuran 1-25 mm, ditemukan
sepanjang pembuluh limfatik dan dinamakan sesuai
dengan tempatnya. Kapsul mengelilingi 2 region yang
disebut kortex dan medulla yang terdiri dari limfosit.
• Tonsil: jaringan limfatik yang tidak berkapsul berlokasi di
sekitar faring. Dikenal tonsil faringeal atau adenoid,
berfungsi seperti kelenjar limfe. Tonsil menghadapi
patogen pertama karena dekat hidung dan mulut.
• Spleen: berada di region kiri atas rongga abdomen.
• Darah dibersihkan spleen, limfosit T matur/matang di
thymus, dan leukosit dibuat di bone marrow.
ORGAN LIMFOID
Immune system:
(2) cells
• Lymphocytes
– T-lymphocytes
– B-Lymphocytes, plasma cells
– natural killer lymphocytes
• Monocytes, Macrophage
• Granulocytes
– neutrophils
– eosinophils
– basophils
Immune system:
(3) molecules

• Antibodies
• Complement
• Cytokines
• Interleukines
• Interferons
Respons Imun
Tahap:
Deteksi & mengenali benda
asing
Merespon antigenik terkait
dengan mikroba patogen
dan parasit yang dapat
 penyakit atau reaksi
alergi Komunikasi dgn sel
lain untuk berespons
Rekruitmen bantuan &
koordinasi respons
Destruksi atau supresi
penginvasi
RESPON IMUN ALAMIAH DAN ADAPTIF
• Bellanti: respon imun adaptif: spesifik, heterogen, memiliki
memory.
• Sistem imun alamiah (non spesifik):
Tanggapan pertama yang bersifat non spesifik dengan
mekanisme yang stereotipik. Tubuh menyediakan berbagai
enzim termasuk sistem komplemen dan interferon yang mrp
perangkat dalam mekanisme humoral. Mekanisme seluler
akan melibatkan sel-sel dengan kemampuan fagosit: netrofil
dan makrofag.
• Sistem imun spesifik: Humoral: menggunakan antibody
yang bersifat sangat spesifik. Seluler: melibatkan limfosit T
Respon Imun

Spesifik Non Spesifik

Imm aktif Imm pasif Lapis Pertama : Lapis kedua :


- Kulit - Aktifitas fagositosis
- Mb mukosa - Protein anti
Alami Buatan
mikroorganisme
- Reaksi radang
Respon terhadap Ag

Humoral Selular

Limfosit B
Melibatkan
Melibatkan Ab
sel sel Limfosit
Limfosit T
Bertanggung jawab
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
• Pertahanan awal: kulit, membran mukosa
saluran pencernaan dan pernafasan, kelenjar
minyak, sel yang bersilia.
• Reaksi inflamasi
• Sel Natural Killer: membunuh virus dan tumor
dengan cara kontak sel ke sel.
• Protein protektif: sistem komplemen dan
interferon.
SISTEM IMUN SPESIFIK
• Bekerja ketika pertahanan non spesifik gagal.
• Imunitas terbentuk setelah terkena antigen
• Imunitas hasil kerja limfosit B dan limfosit T. Sel B matur di
bone marrow, sel T matur di kelenjar thymus
• Limfosit B membuat sel plasma menghasilkan antibodi,
protein yang mampu menetralkan antigen. Antibodi ini
disekresikan ke darah, limfa, dan cairan tubuh lain.
• Limfosit T menyerang langsung ke sel yang terkena antigen.
Sel T yang lain mengatur respons imun.
• Limfosit mengenal antigen karena memiliki molekul reseptor
pada permukaannya. Reseptor dan antigen sering disebut lock
and key.
• Jutaan antigen yang berbeda --- terjadi diversifikasi limfosit
selama proses maturasi.
SEL B DAN IMUNITAS YANG DIPERANTARAI
ANTIBODI
• Setiap sel B membawa antibodi yang spesifik
pada reseptornya.
• Ketika sel B dalam kelenjar limfe atau spleen
menghadapi sel bakteri atau toksin, ia akan
menjadi aktif pada waktu yang lain.
• Teori clonal selection
• Sel B termasuk sistem imun humoral karena
antibodi ada di darah dan limfe.
KARAKTERISTIK SEL B
• Imunitas yang diperantarai antibodi
• Dihasilkan dan matur di bone marrow
• Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di
darah dan limfe
• Secara langsung mengenal antigen dan
kemudian mengadakan seleksi klonal
• Ekspansi klonal menghasilkan antibodi hasil
sekresi sel plasma seperti sel B memori.
STRUKTUR Ig G
• Bentuk umum antibodi (Ig G): Y, protein molekul yang
memiliki 2 lengan. Lengan heavy (panjang) rantai polipeptida
dan rantai polipeptida light (short). Rantai ini memiliki
constant region, dimana sekuens asam amino diset dan
variabel region, dimana tdp sekuens variasi asam amino yang
bervariasi antara antibodi. Pada variabel region tdp antigen
binding site yang spesifik pada antigen tertentu.
• Reaksi antigen antibodi dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Seperti kompleks antigen antibodi dengan neutrofil atau
makrofag, komplemen membuat patogen mudah difagosit
(opsonisasi).
STRUKTUR IMUNOGLOBULIN
BENTUK-BENTUK ANTIBODI
Klas Tempat Fungsi
IgG Bentuk antibodi utama Mengikat patogen, mengaktifkan
di sirkulasi komplemen, meningkatkan
fagositosis
IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen,
terbesar menggumpalkan sel
IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel
epitel traktus digestivus dan
respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan Menandai kematuran sel B
jumlahnya paling
rendah
Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon
dengan reseptor basofil alergi dan melindungi dari serangan
dan sel mast dalam parasit cacing
jaringan
FUNGSI RESPON IMUN
• Pertahanan tubuh terhadap paparan patogen
• Homeostasis : keseimbangan osmotik didalam sel
dan di luar sel
- mempertahankan keseragaman jenis sel
- membuang sel-sel yang rusak atau sudah tua
- Perondaan/pengawasan : bertugas untuk
waspada dan mengenal adanya perubahan-
perubahan dan secara cepat membuang sel-sel
yang abnormal tsb.
PENYIMPANGAN SISTEM IMUN
• Gangguan morfologis, contoh: tidak
berkembangnya kelenjar timus
• Gangguan fungsional: toleransi imunologik
karena lumpuhnya mekanisme respon imun,
reaksi alergik, anafilaksis atau hipersensitivitas
tipe lambat
• Gangguan fungsi homeostatik: otoimun
• Gangguan surveillance: pertumbuhan sel-sel
ganas
Tonsil dan adenoid
timus
Limfa

• Fungsi limpa adalah mengakumulasi limfosit dan makrofag,


degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai
organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk
ke dalam darah.
• Limpa memproduksi limfosit, yang merupakan jenis sel
darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai