1. Sebutkan dan jelaskan 3 kelas MHC pada manusia beserta fungsi masing-
masing
2. Jelaskan 3 domain pada molekul MHC
3. Jelaskan 4 fungsi biologis dari MHC
6/15/2019 1
HIPERSENSITIVITAS
TIM DOSEN IMUNOLOGI
6/15/2019 2
Hipersensitivitas ?
• reaksi imunologis yang bersifat patologis, terjadi akibat respon imun
yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
• berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, reaksi
hipersensitivitas menurut GELL dan COOMBS, dibagi menjadi 4 tipe :
6/15/2019 3
6/15/2019 4
I. Reaksi Hipersensitivitas tipe I/ reaksi cepat
(reaksi anafilaksis, ana = jauh dari; filaksis =
perlindungan)
• Disebut juga reaksi alergi atau reaksi cepat karena timbul segera setelah tubuh
terpajan oleh antigen (alergen) dan waktunya adalah 10-15 menit.
• Pada reaksi ini, allergen yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan
respon imun dengan dibentuknya IgE.
• urutan kejadiannya adalah sebagai berikut
6/15/2019 5
1. Fase sensitasi :waktu yang dibutuhkan
untuk pembentukan IgE, sampai diikatnya
IgE oleh reseptor spesifik (Fc ε-R), pada
permukaan sel mast dan basofil
2. Fase aktivasi
⚫ yaitu waktu yang terjadi akibat pajanan ulang
dengan Ag yang spesifik. Sel mast melepas
isinya yang berupa granul yang dapat
menimbulkan infeksi.
3. Fase efektor
⚫ yaitu waktu terjadinya respon yang kompleks
(anafilaksis) sebagai efek dari mediator
(contoh : histamin) yang dilepas oleh sel
mast.
6 6/15/2019
• Urutan pelepasan mediator memerlukan energi dan terjadi
sebagai berikut :
6/15/2019 11
Mediator yang dilepaskan dalam Reaksi
Hipersensitivitas tipe I
6/15/2019 14
Gambar 2. Efek klinis pada Hipersensitivitas tipe I
6/15/2019 15
II. Reaksi Hipersensitivitas tipe II
(reaksi sitotoksik)
◼ Reaksi ini melibatkan peran IgG dan IgM
◼ Pembentukan Ab ditujukan kepada Ag yang terdapat
pada permukaan sel atau jaringan tertentu atau yang
merupakan komponen membrane sel
◼ Antibodi dapat mengaktifkan sel yang memiliki
reseptor Fc-γR, sel NK yang berfungsi sebagai sel
efektor melalui mekanisme Antibody Dependent
Cellular Cytotoxicity (ADCC). Ikatan Ag-Ab dapat
pula mengaktifkan komplemen melalui reseptor C3b
sehingga memudahkan proses fagositosis atau
menimbulkan lisis.
6/15/2019 16
Urutan kejadian :
1. Proses sitolisis oleh sel efektor
⚫ kontak antara sel efektor dengan sel
sasaran
⚫ Kontak ini terjadi melalui molekul yang
terikat oleh Ag pada permukaan sel
sasaran, kemudian berinteraksi dengan
reseptor Fc yang terdapat pada
permukaan makrofag, neutrofil, eosinofil
dan sel NK.
⚫ Dengan demikian, fragmen Fc
merupakan jembatan antara sel efektor
dengan sel sasaran (opsonic adherence)
6/15/2019 17
2. Proses sitolitik oleh komplemen
19 6/15/2019
AKTIVASI KOMPLEMEN PADA HIPERSENSITIVITAS TIPE II
LAB. PARASITOLOGI-
6/15/2019 ENTOMOLOGI, FAK. BIOLOGI 20
Mekanisme ADCC oleh K Cell dan Makrofag
6/15/2019 21
Kerja sama komplemen dengan sel K
pada proses ADCC
6/15/2019 22
Beberapa contoh reaksi hipersensitivitas
tipe II
6/15/2019 23
Gambar : Kerusakan eritrosit pada reaksi
hipersensitivitas tipe II
6/15/2019 24
Beberapa contoh reaksi hipersensitivitas
tipe II
6/15/2019 25
Hemolysis
Transfusion reaction Rh incompatibility
Incompatible transfusion - IgM
Polytransfused - IgG
Multipara - IgG
Complication:
Erythroblastosis fetalis
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE III
(reaksi kompleks imun)
◼ Reaksi ini juga melibatkan peran IgG dan IgM,
perbedaannya adalah antibodi ditujukan kepada
antigen yang terlarut dalam serum.
◼ Di dalam jaringan atau sirkulasi darah
ditemukan kompleks Ag-Ab yang dapat
mengaktifkan komplemen. Selanjutnya
komplemen yang diaktifkan akan melepaskan
MCF (Macrophage Chemotactic Factor) berupa
C3a dan C5a. Makrofag ditarik ke tempat
tersebut dan melepas berbagai mediator, antara
lain enzim-enzim yang dapat merusak jaringan
sekitarnya.
6/15/2019 27
Pengelompokan antigen pembentuk
kompleks imun berdasarkan penyebabnya
6/15/2019 29
Bentuk Reaksi Tipe III
◼ 1. Reaksi Arthus (bentuk lokal)
◼ Ditemukan oleh Arthus yang menyuntikkan serum
kuda ke dalam kelinci secara intradermal berulang
kali. Ternyata terjadi reaksi yang makin
menghebat pada suntikan. Setelah 2-4 jam, terjadi
eritema dan edema ringan serta reaksi tersebut
menghilang keesokan harinya. Tetapi pada
suntikan ke 5 dan ke 6, menimbulkan edema yang
lebih besar dan akhirnya terjadi perdarahan dan
nekrosis yang sulit sembuh. Dijumpai pada
penderita asma akibat kerja.
6/15/2019 30
2. Reaksi serum sickness (bentuk sistemik)
6/15/2019 31
Mekanisme kerusakan pada hipersensitivitas
tipe III terbentuknya kompleks imun
6/15/2019 32
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE IV
◼ Reaksi tipe IV tidak melibatkan antibodi, tetapi sel T
sehingga yang terjadi adalah respon imun seluler yang
menyimpang. Bentuk hipersensitivitas tipe IV dinamakan
sebagai “delayed type hypersensitivity” (DTH).
Diketemukan pada beberapa reaksi terhadap bakteri,
virus, fungi dan lain-lain. Contoh :
1. Reaksi tuberkulin, sebagai akibat suntikan intradermal
tuberkulin pada seseorang yang pernah mengadakan
respon imun seluler terhadap M. tuberculosis.
2. Reaksi Granuloma
6/15/2019 33
Type IV (delayed) Hypersensitivity
RESPON INFLAMASI PADA HIPERSENSITIVITAS
TIPE IV
6/15/2019 35
1.REAKSI TUBERKULIN
Reaksi tuberkulin terjadi 20 jam setelah terpajan
dengan Ag, terjadi dari infiltrasi sel mononuklir
(50% limfosit, sisanya monosit). Setelah 48 jam
timbul infiltrasi, monosit dalam jumlah besar di
sekitar pembuluh darah dan merusak hubungan
serat-serat kolagen kulit. Reaksi tuberkulin
merupakan respons imun seluler yang terbatas.
6/15/2019 36
Gambar Reaksi indurasi pada Test
Tuberkulin
6/15/2019 37
2. Reaksi Granuloma
◼ Reaksi ini terjadi sebagai usaha tubuh untuk membatasi
antigen yang persisten dalam tubuh, akibat sensitasi oleh
Ag M. tuberculosis dan M. leprae.
◼ Selain itu, dapat juga dari rangsangan bahan non
antigenik seperti bedak dan sarkodiosis.
◼ Dalam hal ini, makrofag tidak dapat memusnahkan benda
anorganik.
◼ Granuloma merupakan agregat fagosit mononuklier yang
dilapisi limfosit dan sel plasma.
◼ Fagosit berupa monosit yang baru dikerahkan serta
sedikit dari makrofag yang sudah ada dalam jaringan.
LAB. PARASITOLOGI-
6/15/2019 ENTOMOLOGI, FAK. BIOLOGI 38
2. Reaksi Granuloma cont.
◼ Sel lain adalah sel epiteloid yang berasal dari
makrofag dan sel-sel datia (sel raksasa)
LANGHANS (bukan Langerhans) yang
mempunyai nucleus tersebar di daerah perifer
(diduga merupakan differensiasi terminal sel
monosit makrofag) serta dikelilingi limfosit.
◼ Ditemukan pula adanya fibroblast. Pada
penyakit tuberculosis, dibagian sentral
ditemukan nekrosis dengan hilangnya struktur
jaringan.
6/15/2019 39
Gambar Reaksi Granuloma
(sel datia)
6/15/2019 40
Perbedaan antara reaksi tuberkulin
dan granuloma
Tuberkulin Granuloma
Waktu 48 jam 4 minggu
reaksi
Khemis Bengkak, panas, indurasi Indurasi
6/15/2019 42
Lanjutan tabel “Perbedaan tipe
hipersensitivitas I-IV”
Histologi Basofil Antibodi & Komplemen Monosit &
& komplemen & neutrofil limfosit
eosinofil
Dipindahkan antibodi antibodi antibodi Sel T
melalui
Contoh Alergi, Eritroblastosis Sel LE Tuberculin,
asma, fetalis, Farmer’s granuloma,
influensa syndroma Lung eksim
Goodpastur, Disease
nefritis
6/15/2019 43
THANK YOU
6/15/2019 44