Anda di halaman 1dari 8

MORFOMETRI (VERTEBRATA & INVERTEBRATA)

Oleh :
Nama : Gita Wulandari
NIM : B1A017008
Rombongan :V
Kelompok :4
Asisten : Solikhul Amin

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Morfometri adalah ukuran ukuran bagian- bagian tertebtu dari struktur tubuh
ikan (measuring method). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Karakter morfometri yang sering digunakan untuk diukur antara lain
panjang total, panjang baku, panjang cegak, tinggi, lebar badan, tinggi dan panjang
sirip, dan diameter mata. Nilai penting yang terkandung dalam morfometri yaitu untuk
mengenal lebih dalam tentang jenis spesies, melakukan estimasi umur dan jenis
kelamin serta mengetahuu berat dan ukuran tubuh. Meristik adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasi jumlah bagian yang dimiliki oleh individu (putri et al., 2015).
Morfometrik dapat didefinisikan sebagai seperangkat prosedur statistik yang
sebagian besar terjalin untuk menganalisis variabilitas dalam ukuran dan bentuk organ
dan organisme. Perbedaan morfometrik antara beberapa spesies diakui sebagai hal
penting untuk mengevaluasi struktur populasi dan sebagai dasar untuk mengidentifikasi.
Pengukuran morfometrik banyak digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara
populasi ikan. Sistem jaringan truss yang dibangun dengan bantuan titik tengara juga
merupakan alat yang ampuh untuk identifikasi. Beberapa titik yang dipilih pada tubuh
ikan yang dikenal sebagai landmark membantu setiap bentuk ikan untuk dianalisis.
Landmark adalah titik korespondensi pada objek yang cocok antara dan di dalam
populasi (Mojekwu & Anumudu, 2015).
Morfometri merupakan peneraan-pengukuran morfologi yang meliputi ukuran
panjang dan berat, serta skala kondisi fisik berdasarkan standar morfologi tubuh, sesuai
fase hidup hewan. Morfometri dimaksudkan untuk mengukur bagian tubuh yang
penting pada hewan, agar diketahui kisaran ukurannya, disetiap fase pertumbuhan pada
masing-masing jenis-spesies hewan. Sehingga informasi untuk determinasi taksa
menjadi lebih lengkap dan akurat (Saanin, 1968).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Morfometri Vertebrata & Invertebrata adalah :


1. Praktikan dapat mengenali karakter morfologi hewan invertebrata dan vertebrata
yang penting digunakan sebagai dasar identifikasi.
2. Praktikan dapat melakukan analisis karakter morfologi hewan invertebrata dan
vertebarata secara meristik dan morfometrik.
3. Praktikan dapat menerapkan teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics
pada hewan invertebrata dan vertebrata.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam acara praktikum kali ini adalah bak preparat,
pinset, jangka sorong, stereofom, kertas milimeter, jarum pentul dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum kali ini adalah beberapa
spesimen hewan invertebrata (udang) dan vertebrata.

B. Metode

1. Dilakukan pengukuran karakter meristik dan morfometrik beberapa spesimen hewan


invertebrata (udang) dan vertebrata (ikan dan ular) dengan menggunakan metode
morfometri sederhana dan metode truss morphometrics oleh praktikan.
2. Spesimen hewan diletakkan diatas sterofom yang dilapisi oleh kertas millimeter, lalu
pada titik – titik patokan ditandai oleh jarum pentul.
3. Jarak antara titik – titik patokan dengan jangka sorong (benang) diukur oleh
praktikan.
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfometrik adalah suatu metode pengukuran bentuk - bentuk luar tubuh yang
dijadikan sebagai dasar membandingkan ukuran ikan, seperti lebar, panjang standar,
tinggi badan dan lain-lain. Pengukuran morfometrik berguna untuk mengetahui pola
pertumbuhan ikan, kebiasaan makan ikan, golongan ikan dan sebagai dasar dalam
melakukan identifikasi ikan. Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian
luar tubuh ikan seperti perhitungan jumlah jari sirip, jumlah sisik, yang dipakai sebagai
dasar pembanding dalam penentuan spesies ikan dalam satu genus (Suryana et al.,
2015).
Kajian morfologi pada ikan meliputi studi morfometrik dan meristik. Meristik
berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-
bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah
bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter
meristik antara lain jumlah jari - jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis
insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung
renang (Hubbs & Lagler, 1958).
Morfometrik sederhana merupakan kegiatan membandingkan karakteristik
morfometrik dan meristik yang meliputi panjang tubuh, dan tinggi tubuh yang
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Kelebihan teknik ini adalah
lebih cepat, mudah dan praktis serta kelemahan dari teknik ini yaitu tidak dapat
mengidentifikasi perbedaan galur didalam populasi, Menghasilkan gambaran yang
bersifat bias dan ketelitian data yang rendah. Kelemahan dari morfologi sederhana
adalah tidak dapat menggamabarkan individu secara keseluruhan (Indarmawan &
Bhagawati, 2010). Teknik tradisional atau teknik sederhana yang biasa digunakan dalam
pengumpulan data dalam pengukuran bagian tubuh hewan dapat ditingkatkan dengan
lebih komprehrensif dan tepat dengan kulaisifikasi teknik truss morphometric
(Mohaddasi et al., 2013).
Teknik truss morphometrics dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
perbedaan morfologi organisme yang mempunyai hubungan kekerabatan dekat,
baik inter spesies maupun intra spesies, termasuk perbedaan antara hewan jantan
dan betina. Truss morphometrics merupakan teknik yang dilakukan untuk mengukur
jarak truss morphometrics pada bagian tertentu di luar tubuh, atas dasar titik-titik
patokan (titik - titik truss morphometrics). Titik - titik truss morphometrics saling
dihubungkan oleh jarak truss morphometrics secara horizontal, vertikal dan diagonal,
sehingga bentuk tubuh ikan dapat dianalisis secara rinci dan spesifik. Oleh karena itu,
teknik truss morphometrics lebih dianjurkan dibandingkan dengan morfometrik biasa
karena pada metode morfometrik biasa jarak jumlah truss nya sangat terbatas sehingga
kurang mampu memberikan gambaran bentuk tubuh (Wijayanti et al., 2017).
Variabel morfometri ular yang diukur adalah Snout-vent length (SVL) yaitu
panjang tubuh mulai dari moncong sampai kloaka (cm), bobot tubuh (g) dan jenis
kelamin serta panjang badan yaitu panjang dari leher sampai kloaka (cm), panjang ekor
(cm), panjang kepala (cm) dan jarak antar mata (cm). Pengukuran panjang ekor
dimaksud untuk mendapatkan informasi panjang total dan panjang badan digunakan
sebagai indikator utama dalam penangkapan ular yang diperdagangkan. Pengukuran
terhadap semua variabel dilakukan dengan menggunakan pita ukur (ketelitian 0,1 cm)
(Nainggolan et al., 2017).
Point pengukuran udang antara lain sebagai berikut Panjang Rostrum (RST)
yaitu pengukuran jarak dari pangkal mata hingga keujung rostrum, Panjang Kepala (PK)
yaitu pengukuran jarak dari ujung orbit hingga ke sisi posterior karapas, Panjang Ruas
Pertama (PRP) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior hingga ke batas
posterior dari ruas pertama, Panjang Ruas Kedua (PRD) yaitu pengukuran jarak dari
batas karapas posterior pertama hingga ke batas posterior kedua, Panjang Ruas Ketiga
(PRT) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior kedua hinggake batas
posterior ketiga, Panjang Ruas Keempat (PRE) yaitu pengukuran jarak dari batas
karapas posterior ketiga hingga ke batas posterior keempat, Panjang Ruas Kelima (PRL)
yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior keempat hingga ke batas posterior
kelima, Panjang Ruas Keenan (PRN) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas
posterior kelima hingga ke batas posterior keenam, Panjang Telson (TLS) yaitu
pengukuran jarak dari pangkal hingga ke ujung telson, Panjang Prosartema (PST) yaitu
pengukuran jarak dari pangkal hingga ke ujung prosartema, Panjang Antenulles (PNL)
yaitu pengukuran jarak dari pangkal hingga ke ujung antenulles, Panjang Antena (PAN)
yaitu pengukuran jarak dari pangkal hingga ke ujung antena, Panjang Total (PTO)
hingga telson yaitu pengukuran jarak dari ujung rostrum hingga ke ujung telson dengan
abodemen diluruskan Panjang Kepala Bawah (PKB) yaitu pengukuran dari ujung
antenna hingga ke sisi posterior karapas bawah, Panjang Ruas Pertama Bawah (PPB)
yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior bawah hingga ke ruas pertama
bawah, Panjang Ruas Kedua Bawah (PDB) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas
posterior ruas pertama bawah hingga ke ruas kedua bawah, Panjang Ruas Ketiga Bawah
(PTB) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior ruas kedua bawah hingga ke
ruas ketiga bawah, Panjang Ruas Keempat Bawah (PEB) yaitu pengukuran jarak dari
batas karapas posterior ruaas ketiga bawah hingga ke ruas keempat bawah, Panjang
Ruas Kelima Bawah (PLB) yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior ruas
keempat bawah hingga ke ruas kelima bawah, Panjang Ruas Keenam Bawah (PNB)
yaitu pengukuran jarak dari batas karapas posterior ruas kelima bawah hingga ke ruas
keenam bawah, Panjang Ekor (PE) yaitu pengukuran jarak dari batas kerapas posterior
ruas keenam bawah hingga ke ujung ekor, Panjang Badan Tanpa Kepala (PTK) yaitu
pengukuran jarak dari pangkal ruas pertama hingga ke ujung ekor, Panjang Total (PT)
sampai ekor yaitu pengukuran jarak dari ujung rostrum hingga ke ujung ekor dengan
abodemen diluruskan, Lebar Karapas (CW) yaitu pengukuran jarak darisisi samping
karapas, Tinggi Karapas (CD) yaitu pengukuran jarak dari tinggi samping karapas,
Tinggi Segmen Keenam (SSD) yaitu pengukuran tinggi pada segmen ruas keenam,
Tinggi Segmen antara ke 2&3 (SAD) yaitu pengukuran tinggi pada segmen antara ruas
ke 2&3, Jumlah Epigastric Bawah yaitu perhitungan epigestrik yang ada pada rostrum
bagian bawah, Jumlah Epigastrik Atas yaitu perhitingan epigestrik yang ada pada
rostrum bagian atas, Panjang Karapas (CL) yaitu pengukuran jarak dari batas posterior
hingga ujung karapas (Muryanto & Sholeh, 2015).
Point morfometrik Ikan adalah ujung mulut ke premaxilla (MTPM), ujung
mulut ke sirip punggung (MTDF), ujung mulut ke puncak operculum (MTOT), Pra
maksila ke sirip punggung (PMDF), Pra maksila hingga ujung operculum (PMOT), Pra
maxilla ke sirip dada (PMPC), Pra maxilla ke sirip perut (PMPV), sirip punggung ke
ujung operculum (DFOT), sirip dada ke ujung operculum (PCOT), sirip dada ke sirip
perut (PCPV), sirip punggung ke sirip perut (DFPV), sirip punggung depan ke sirip
punggung belakang (DFDB), sirip punggung ke sirip dubur (DFAF), Sirip perut ke anal
fin (PVAF), dorsal kembali ke anal fin (DBAF), dorsal kembali ke caudal top (DBCT),
dorsal kembali ke caudal bottom (DBCB), sirip anal ke caudal top (AFCT ), caudal top
ke caudal bottom (CTCB), sirip dubur ke caudal bottom (AFCB) dan sirip punggung
kembali ke sirip perut (DBPV) (Mojekwu & Anumudu, 2015).
DAFTAR REFERENSI

Hubbs, C. L. & Lagler, K. F., 1958. Fishes of The Great Lakes Region. Michigan :
Universityof Michigan Press.
Indramawan, A. M. & Bhagawati, D., 2010. Lecturer’s Notes Mata Kuliah Taksonomi
Hewan. Purwoerto : UNSOED.
Mohaddasi, M., Shabnipour, N. & Abdolmaleki, S., 2013. Morphometrics Variaton
among Four Population of Shemaya (Alburnus chalcoid) in The South of
Caspian Sea Using Truss Network. The Joutnal of Basic & Applied Zoology,
66, pp. 87-92.
Mojekwu, T. O. & Anumudu, C. L., 2015. Advanced Techniques for Morphometric
Analysis in Fish. Journal of Aquaculture, 6(8), pp. 1-6.
Muryanto, T., Soekamto. & Sholeh, R., 2015. Teknik Pengukuran Morfometrik Udang
Windu (Penaeus monodon) Hasil Tangkapan Nelayan Aceh Timur. BTL, 13(1),
pp. 1-6.
Nainggolan, K., Kusrini, M. D. & Kartono, A. P., 2017. Karakteristik Ular Sanca Batik
(Python reticulatus) yang di Panen di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam, 4(1), pp. 45-55.
Putri, R. A., Elvyra, R. & Yusfiati., 2015, Karakteristik Morfometrik dan Meristik Ikan
Lais (Ompok hypophthalmus Bleeker 1846) di Sungai Tapung dan Sungai Sia.
JOM FMIPA, 2(1), pp. 57-66.
Saanin, H., 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I. Bandung : Bina Tjipta.

Suryana, E., Elvyra, R. & Yusfiati., 2015. Karakteristik Morfometrik dan Meristik Ikan
Lais (Kryptopterus limpok Bleker, 1852) di Sungai Tapung dan Sungai Kampar
Kiri Provinsi Riau. JOM FMIPA, 2(1), pp. 67-77.
Wijayanti, T., Suryaningsih, S. & Sukmaningrum, S., 2017. Analisis Karakter Truss
Morphometrics Pada Ikan Kemprit (Ilisha megaloptera, Swaimson 1893)
Familia Prestigasteridae. Scripta Biologica, 4(2), pp. 109-112.
LEMBAR EVALUASI LAPORAN SISTEMATIKA HEWAN I 2019

Nama : Gita Wulandari

NIM : B1A017008

Romb/Klpk :V/4

Acara : Morfometri Vertebrata & Invertebrata

Hari/Tanggal : Selasa, 26 Maret 2019

No. Halaman Yang di evaluasi

Form PenilaianLaporanPraktikum

Komponen Nilai nilai


max
Format (cover-margin- 7
font- dll)
Pendahuluan 10
(latarbelakang-tujuan) Asisten
Tinjauan pustaka 20
Metode praktikum 5
Hasildan pembahasan 40
Kesimpulan 8
Daftar pustaka 5
Lampiran/jurnal 5
total 100
Solikhul Amin
Tanggalkoreksi: B1A016097
Asisten:

Anda mungkin juga menyukai