11/10/2019 1
PENDAHULUAN
11/10/2019 2
A. IMUNITAS DAN RESPON IMUN TERHADAP
BAKTERI
Penyebab terjadinya imunitas terhadap bakteri
antara lain karena bakteri dapat menghindar dari
sel-sel sistem imun dengan cara :
1 Memproduksi Toksin
a. Bakteri gram positif memproduksi eksotoksin
Contoh : toksin tetanus (Clostridium tetani)
toksin difteri (Corynebacterium
difteriae)
b. Bakteri gram negatif memproduksi endotoksin
Contoh : Escherecia coli dan Salmonella typhii
11/10/2019 LAB. ENTO-PARASITOLOGI, BIOLOGI, UNSOED 3
Perbandingan sifat umum Eksotoksin dan
Endotoksin
EKSOTOKSIN ENDOTOKSIN
Sumber Produk ekstraseluler Produk dinding sel
bakteri gram positif bakteri gram negatif
11/10/2019 5
2. Membentuk Kapsul
Bakteri gram positif selain menghasilkan
eksotoksin juga membentuk
kapsul. Adanya kapsul dapat mencegah
perlekatan (adhesi) fagosit
pada dinding sel bakteri. Contoh : asam
hialuronat (Streptococcus pyogenes).
3. Memproduksi enzim-enzim yang
dapat menambah virulensi (Tabel 1)
11/10/2019 6
Tabel 1 Enzim bakteri daya dan pengaruh
potensialnya
Enzim Bakteri Daya Pengaruh Potensial
Koagulase Staphylococcus Penjendalan Membentuk jaring-jaring
aureus Plasma fibrin
Streptokinase Streptococcus Lisis Fibrin Memungkinkan
pyogenes Streptococcus menyebar
11/10/2019 8
5. Mengganggu fungsi makrofag sebagai APC
(Antigen Presenting Cell)
Bakteri memodifikasi struktur antigennya sehingga
tidak dikenali oleh sistem imun pejamu (inang) dan
tidak terpapar oleh antibodi. Contoh :
Streptococcus pyogenes
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 10
2. Antibodi bekerja sama dengan
komplemen dalam proses opsonisasi
Kerjasama antibodi dengan komplemen
akan mempermudah fagosit untuk melekat
pada kapsul sel bakteri. Karena fagosit
memiliki reseptor untuk IgG dan C3b. Pada
saat pengikatan bakteri oleh IgG dan C3b
terjadi peningkatan produksi oksigen reaktif
seperti H2O2, O2-, OCl dan lain-lain
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 11
3. Memproduksi IgA sekretoris (sIgA) dan
IgE
Pelekatan bakteri pada sel mukosa dicegah
oleh sIgA dengan cara melapisi sel bakteri
tersebut. Bakteri yang dapat melewati
daerah sIgA akan dihalangi oleh IgE yang
menempel pada mastosit sehingga
melepaskan histamin dan terjadi inflamasi
lokal. Selanjutnya sel PMN akan
melakukan proses fagositosis
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 12
4. Mengaktifkan peran antibodi (IgG)
dan sel NK
11/10/2019 13
B. Lokasi Bakteri Intraseluler
1. Mengaktifkan Sel T
Sel T akan memproduksi MAF
(Macrophage Activation Factor) untuk
mengaktifkan makrofag dan IFNγ,
sehingga memiliki kemampuan lebih
tinggi untuk melakukan fagositosis.
Setelah distimulasi oleh IFN-y, makrofag
akan menghasikan senyawa toksik yang
lebih banyak, seperti NO (Nitrit Oksida),
OH-, NO2, O2- N2O3, yang bersifat
bakterisidal.
11/10/2019 14
2. Pembentukan granuloma
11/10/2019 15
PERANAN ANTIBODI PADA INFEKSI BAKTERI
Kerusakan
Jaringan pejamu
Menetralisasi
Antibodi terhadap Faktor
toksin Penyebar, enzim
Toksik Invasif
Hialuronidase
dsb
11/10/2019 16
Tabel 2. Respons Imun yang umum terjadi pada infeksi bakteri
yang penting
1 LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 18
Gambar proses fagositosis oleh
PMN dan Makrofag
11/10/2019 19
Proliferasi bakteri masuk ke dalam sirkulasi
sistemik
11/10/2019 20
Respon Imun spesifik dan non
spesifik pada infeksi bakteri
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 21
Penghancuran Toksin
5
11/10/2019 22
Induksi respon imun spesifik dalam
limfonodi
11/10/2019 23
Respon Imun terhadap bakteri
intraseluler
11/10/2019 24
Pembentukan granuloma
11/10/2019 25
Patogenesis infeksi S.typhi
11/10/2019 26
Struktur Ag S.tyhii
Antigen OMP AntigenVi
Antigen O
Antigen H
11/10/2019 27
RESPON IMUN TUBUH
TERHADAP VIRUS
11/10/2019 28
Contoh DNA VIRUS
11/10/2019 29
CONTOH RNA VIRUS
11/10/2019 30
RESPON IMUN TUBUH TERHADAP
INFEKSI VIRUS
1. Lokasi Virus Ekstraseluler
• Antigen virus oleh sel fagositik PMN ataupun
makrofag akan dipecah menjadi peptida dan
dipresentasikan ke sel Th2 melalui jalur MHC
II. Sel Th2 akan melepas sitokin IL- 2 untuk
mengakifkan sel B.
• Selanjutnya sel B akan menghasillkan sel
memori dan sel plasma penghasil antibodi.
Fungsi antibodi adalah untuk menetralisasi
ataupun melakukan opsonisasi terhadap
antigen virus (respon imun humoral).
11/10/2019 31
2 .Lokasi Virus Intraseluler
• Antigen virus dipecah menjadi peptida oleh sel
fagositik dan dipresentasikan melalui jalur
MHC I ke sel Th1. Sel Th1 akan melepaskan
sitokin IL – 2 dan IFN-Y akan mengaktifkan sel
Tc. Fungsi sel Tc sebagai sel efektor untuk
membunuh virus tersebut
• Sel Th 1 akan menghasilkan sitokin IFN-α
yang berfungsi untuk mengaktfikan sel NK. Ag
virus dapat dibunuh melalui mekanisme ADCC
oleh sel NK.
11/10/2019 32
INTERFERON
IFN adalah jenis sitokin yang paling berperan dalam
infeksi virus. Fungsinya adalah sebagai antivirus atau
mengganggu replikasi virus (interfere = menganggu)
JENIS-JENIS INTERFERON
AGEN
JENIS ASAL AKTIVITAS
PERANGSANG
Antivirus dari sel
1. IFN a Limfosit Virus, sel asing
NK
Fibroblas, sel
2. IFN b epitel, Virus, asam nukelat Anti virus
makrofag
Pengatur Imun
3. IFN g Limfosit T Mutagen , Antigen
(Imunoregulatori)
11/10/2019 33
PERBEDAAN ANTARA INTERFERON DG ANTIBODI
INTERFERON ANTIBODI
11/10/2019 34
JENIS – JENIS INFEKSI YANG DITIMBULKAN
OLEH VIRUS
1. INFEKSI SITOLITIK
2. INFEKSI STADIUM MANTAP (Steady
State)
3. INFEKSI TERGABUNG (Intergrated)
11/10/2019 35
INFEKSI VIRUS SITOLITIK
VIRUS
11/10/2019 36
INFEKSI VIRUS STADIUM MANTAP
virus Hospes
Interaksi hospes-virus
Proses budding
A
Melepaskan virus ke
jar ekstraseluler.
Virus menyebar ke jar
B yang bersebelahan
Gb A. Sel membelah lewat Desmosom.
menularkan Virus baru Virus ada di dalam sel,
pada sel anak Meskipun ada antibodi
Gb B. Sel terinfeksi virus tetap hidup
Melepas virus baru pada sel
11/10/2019 anak 37
Kelompok virus penyebab infeksi
stadium mantap
• Virus Dengue
• Virus Herpes : HSV-1 dan HSV-2
penyebab karsinoma serviks dan berada
dalam ganglion syaraf selama bertahun-
tahun
• Ebstein Barr Virus (EBV)
Infeksi berulang menyebabkan mononukleus
infeksiosa
• Cytomegalovirus panyebab karsinoma serviks
• Varicella zooster penyebab cacar air
11/10/2019 38
INFEKSI VIRUS TERGABUNG
(INTEGRATED INFECTION)
1
2
Virus
DNA
2
DNA Hospes Virus integrasi
yang tidak dapat 1
berfusi seluruhnya
dengan DNA hospes
11/10/2019 39
Peran Interferon dalam pengobatan
infeksi virus
11/10/2019 40
Mekanisme Pertahanan terhadap Virus
2) VIRAEMIA : Antibodi
11/10/2019 41
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 42
MEKANISME PERTAHANAN TERHADAP
VIRUS
11/10/2019 43
Virus Dengue
• Termasuk Arthropord Borne Virus
(Arbovirosis)
• Genus Flavivirus, familia Flaviridae
• Ada 4 serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3
dan DEN-4
• Paling berat DEN-3
11/10/2019 44
Patogenesis Infeksi DBD
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
11/10/2019 BIOLOGI, UNSOED 45
Gambar Plasmasitoid limfosit (sel Downey II)
Infeksi DBD Stadium I
IgM + (positif)
11/10/2019 46
Gambar Monositoid limfosit (Sel Downey I )
(Infeksi DBD stadium II)
IgG +
11/10/2019 47
Gambar Blastoid limfosit (Sel Downey III)
Infeksi DBD Stadium II
11/10/2019 48
VIRUS HIV
(Human Imunodefisiensi Virus)
Termasuk Virus Retro, terdiri HIV-1 dan HIV-2
Penyebab penyakit AIDS
Transmisi lewat cairan tubuh (transfusi, kontak seksual, penyalah
gunaan obat, kontak dengan darah)
Glikoprotein gp 120 yang menempel ke virus akan menurunkan
kadar sel Th dan sel Tdh sehingga perbandingan sel Th : sel Ts atau
T4 : T8 < 1
Dijumpai antibodi terhadap Sel T yang dibentuk oleh monosit dan
mencegah sekresi limfokin antara lain IL-2 sehingga sel T gagal
memproduksi IL - 2
Aktivitas sel NK dan sel B terganggu
11/10/2019 49
Gambar Infeksi HIV
11/10/2019 50
HEPATITIS B VIRUS (HBV)
Antigen Hepatitis B
1. HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)
Merupakan protein yang menyusun lapisan permukaan
luar HBV. Diproduksi dalam jumlah besar untuk
reproduksi virus. Terdeteksi 1-6 minggu setelah
terinfeksi HBV. Merupakan deteksi awal pada infeksi
HBV
2. HBeAg (Hepatitis B Envelope Antigen)
Antigen e adalah peptida yang dapat terdeteksi dalam
darah ketika HBV sedang aktif bereplikasi dan dapat
menular kepada orang lain. Keberadaan HBe pada
infeksi kronis menandakan adanya kerusakan hati dan
penyakit dapat berkembang menjadi hepatoma (kanker
hati)
3. HBcAg (Hepatitis B Core Antigen)
Tidak dapat dideteksi dalam darah, tetapi dapat
dideteksi dari sampel biopsi hati. Protein ini membentuk
kompleks lapisan inti hepatitis B yang mengelilingi HBV
DNA dan DNAp (DNA polimerase)
Antibodi Terhadap Hepatitis B yang utama:
1. Anti HBe (Antibodi terhadap HBeAg)
Merupakan antibodi yang muncul sebelum Anti
HBc terbentuk. Menandakan HBV sudah tidak
aktif bereplikasi dan tidak menular kepada orang
lain
(penyakit mulai membaik)
2. Anti HBc (Antibodi terhadap HBcAg)
Meupakan antibodi yang terbentuk menjelang
kemunculan Anti HBs atau ditemukan pada
masa jendela (window period) dan
menunjukkan penyakit makin membaik
3. Anti HBs (Antibodi terhadap HBsAg)
Antibodi yang muncul setelah sembuh dari
infeksi HBV atau setelah seseorang
mendapat vaksinasi hepatitis B
IMUNITAS TERHADAP JAMUR
Saluran cerna
diare
Ag RESA
Ag HRP-1
SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA
IMUNITAS TERHADAP PARASIT MALARIA
Sistem imun yang berperan dalam imunitas
terhadap malaria :
1. Makrofag
berperan langsung sebagai sel efektor terhadap
plasmodium. Mensekresi IL-12 untuk
merangsang sel NK dan sel T untuk
menghasilkan IFNγ, untuk meningkatkan proses
fagositosis
2. Neutrofil
Seperti makrofag berperan langsung dalam
proses fagositosis dan aktivitas akan meningkat
setelah dirangsang oleh TNFα yang dihasilkan
makrofag dan IFNγ yang dihasilkan sel NK dan sel T
3. Komplemen
bekerjasama dengan antibodi untuk
mengopsonisasieritrosit yang terinfeksi parasit.
Komplemen diaktifkan lewat jalur klasik
4. Sel NK
Bekerjasama dengan antibodi melalui mekanisme
ADCC untuk menghancurkan parasit malaria
5. Sitokin
TNFα dan IL-1: menarik neutrofil untuk
pembunuhan parasit malaria
Limfotoksin (LT) dan IFNγ : meningkatkan aktivitas
fagositosis neutrofil terhadap parasit
Respon Imun terhadap stadium aseksual
parasit malaria
NAIF
IL-2
Sel T aktif
Variasi
antigenik
Variasi antigenik
Imunitas Terhadap Toxoplasma gondii
Penetrasi T. gondii ke dalam sel target terjadi
secara aktif oleh bentuk infektif dari
Toxoplasma gondii yaitu takizoit yang
memiliki kemampuan replikasi sangat cepat
(sekitar 15–30 detik)
Proses fagositosis yang menyebabkan
terjadinya proses penghancuran di vakuola
fagosom membutuhkan waktu 4 menit.
Akibatnya terjadi Inaktivasi dan hilangnya
responsifitas sel fagositik yang menyebabkan
kegagalan terjadinya letupan respirasi
T. gondii membuat vakuola parasitoforus (VP)
VP menyebabkan kegagalan fusi fagosom dengan
lisosom sehingga takizoit tidak dapat dihancurkan
VP merupakan modifikasi dari vakuola fagosom.
Takizoit melepaskan sejumlah protein sekretorik
ekskretorik protein granula padat (dense
granule protein) yang disingkat GRA
Apabila GRA dapat dikenali dan direspon oleh
sistem imun tubuh maka pembentukan VP juga
akan dapat dihambat takizoit dapat
dihancurkan karena terjadinya fusi fagosom
dengan lisosom yang menghasilkan letupan
respirasi
THANK YOU
11/10/2019 91