A. Latar Belakang
Pemijahan sebagai salah satu bagian reproduksi merupakan mata rantai daur
hidup yang menetukan kelangsungan hidup spesies. Ikan berkembang biak secara
seksual, yaitu terjadinya persatuan sel telur ikan betina dan spermatozoa ikan jantan
(Zairin et al., 2005). Beberapa cara pemijahan diantaranya yaitu pemijahan alami
(natural spawning), pemijahan semi buatan (induced spawning) dan pemijahan
buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan alami dilakukan dengan cara
memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian
dipijahkan secara alami dibak atau wadah pemijahan. Pemijahan semi buatan
dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon
perangsang kemudian dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan
cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian
dipijahkan secara buatan. Ikan melakukan reproduksi secara eksternal (Susanto,
1995).
Sebagian besar pada spesies ikan budidaya, menggunakan manipulasi
hormon sebagai alat manajemen untuk meningkatkan efisiensi produksi telur,
meningkatkan sperma dan memfasilitasi proses pengaturan pembenihan. Selain itu,
terapi hormon dapat digunakan untuk menginduksi pematangan gamet dan
memungkinkan pengumpulan artifisial untuk menerapkan hibridisasi antar-spesifik,
manipulasi set kromosom atau pemupukan buatan untuk program seleksi genetik
(Muller et al., 2018). Terdapat banyak jenis hormon yang dapat digunakan untuk
merangsang perkembangan gonad, namun setiap jenis hormon mempunyai dosis
yang berbeda bergantung kepada tingkat kematangan (Aziz & Ocksan, 2017).
Tahapan reproduksi dikendalikan oleh kelenjar hipofisis dan estrogen yang dapat
dipercepat prosesnya dengan penambahan hormon-hormon reproduksi (Mahdaliana
et al., 2016).
Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitari disebut dengan master gland, karena
mampu menghasilkan berbagai hormon yang berfungsi mengatur kelenjar hormon
lainnya. Kelenjar hipofisis dapat mengendalikan beberapa hormon antara lain
hormon pada kelamin jantan (testis) maupun kelamin betina. Hipofisis berukuran
sangat kecil, terletak di sebelah bawah bagian depan otak besar (diencephalon)
sehingga jika otak kiri diangkat, maka kelenjar ini akan tertinggal. Kelenjar
hipofisa terdiri atas 4 bagian masing-masing berurutan dari depan ke belakang
adalah pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan neurophisis (Ville et al.,
1988).
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah merangsang ikan untuk ovulasi dan
memijah dengan induksi kelenjar hipofisis.
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Ikan Mas (Cyprinus
carpio) sebagai ikan donor, akuabides, Ikan Nilem (Osteochillus vittatus) sebagai
ikan resipien.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah spuit 1cc, akuarium,
pisau, sentrifugator, baki, spatula, pisau bedah, gelas arloji, pinset, microtube dan
telenan.
B. Cara Kerja
A. Hasil
I♂ - √
1:3 I♂ - √
I♂ - √
I♂ - √
1:2
I♂ - √
Aziz, E. A. & Ockstan, K., 2017. Pengaruh Ovaprim, Aromatase Inhibitor, dan
Hipofisa terhadap Kualitas Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Budidaya Perairan, 5(1), pp. 12 – 20.
Hardjamulia, A., 1980. Pembenihan Ikan dengan Teknik Hipofisasi. Bogor : Balai
Penelitian Perikanan Darat.
Lehninger, A., Nelson, D. & Cox, M. M., 2003. Basic and Clinical Endocrinolog.
New York : Physiology Academic Press.
Mahdaliana., Agus, O. S. & Dinar, T. S., 2016. Induksi Ovulasi dan Pemijahan Semi
Alami pada Ikan Patin Siam, Pangasianodon Hypopthalmus (Sauvage,
1878) Menggunakan Penghambat Aromatase dan Oksitosin. Jurnal Iktiologi
Indonesia, 16(1), pp. 25-33.
Muhammad, H. S., & Irfan, A., 2003. Pengaruh Donor dan Dosis Kelenjar Hipofisa
Terhadap Ovulasi dan Daya Tetas Telur Ikan Betok (Anabas Testudineus
Bloch). Jurnal Sains & Teknologi, 3(3), pp. 87-94.
Muller., T., Horvatha, L., Szaboa, T., Ittzesa, I., Bognarb, A., Faidtb, P., Ittzesa, A.,
Urbanyia, B. & Kucska, B., 2018. Novel Method for Induced Propagation of
Fish : Sperm Injection in Oviducts and Ovary/Ovarian Lavage with Sperm.
Aquaculture, 482, pp. 124–129.
Oka, A. A., 2008. Penggunaan Ekstrak Hipofisa Ternak untuk Merangsang
Spermiasi pada Ikan Cyprinus carpio. Denpasar : Universitas Udayana.
Pickford, G. E., 1957. The Physiology for Pituitary Gland of Fisher. New York :
Zoological Society.
Zairin, J. M., Yustikasari, Y. & Arfah, H., 2005. Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Jahe
terhadap Perkembangan Diameter dan Posisi Inti Sel Telur Ikan Lele
Sangkuriang (Clarias Sp.). Jurnal Aquakultur Indonesia, 4(2), pp. 189-183.