Anda di halaman 1dari 5

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1.1 Peran Auksin Terhadap Jumlah Daun Steak Batang Coleus sp.
Ulangan ke-
Perlakuan Jumlah Rataan
1 2 3 4 5
0 16 11 19 24 14 84 16,8
100 14 18 20 25 10 87 17,4
200 15 16 15 21 26 93 18,6
300 6 22 0 16 8 52 10,4
Jumlah 51 67 54 86 58 316
Tabel 4.1.2 Tabel Bantu Kuadrat Jumlah Tunas Steak Batang Coleus sp.
Ulangan ke-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5
0 256 121 361 576 196 7056
100 196 324 400 625 100 7569
200 225 256 225 441 676 8649
300 36 484 0 256 64 2704
Jumlah 713 1185 986 1898 1036 25978
Tabel 4.1.3 Peran Auksin Terhadap Jumlah Tunas Steak Batang Coleus sp.
Ulangan ke-
Perlakuan Jumlah Rataan
1 2 3 4 5
0 8 2 3 5 2 20 4
100 4 4 6 4 1 19 3,8
200 8 3 1 4 4 20 4
300 2 4 0 3 1 10 2
Jumlah 22 13 10 16 8 69
Tabel 4.1.4 Tabel Bantu Kuadrat Jumlah Tunas Steak Batang Coleus sp.
Ulangan ke-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5
0 64 4 9 25 4 400
100 16 16 36 16 1 361
200 64 9 1 16 16 400
300 4 16 0 9 1 100
Jumlah 148 45 46 66 22 1261
Keterangan parameter jumlah batang : Keterangan parameter jumlah tunas:
Faktor Koreksi (FK) 4992,8 Faktor Koreksi (FK) 238,5
Jumlah Kuadrat Total (JKT) 825,2 Jumlah Kuadrat Total (JKT) 88,95
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) 202,8 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) 14,15
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) 622,4 Jumlah Kuadrat Galat (JKG) 74,8
Koefisien Keragaman (KK) 2% Koefisien Keragaman (KK) 3%
Gambar 4.1.1 Gambar 4.1.1
Steak Batang Coleus sp. konsentrasi 0 Steak Batang Coleus sp. konsentrasi 0
ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm
minggu ke-1 minggu ke-1

Gambar 4.1.1 Gambar 4.1.1


Steak Batang Coleus sp. konsentrasi 0 Steak Batang Coleus sp. konsentrasi 0
ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm
minggu ke-1 minggu ke-1
TELAAH PUSTAKA

Stek dapat dibedakan berdasarkan bagian dari tanaman yang dijadikan bahan
stek, yaitu stek akar, stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan sebagainya
(Gilman, 1999).
1. Stek akar
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek akar dapat diambil dari
akar muda. Akar muda akan berakar lebih cepat dan lebih baik bila dibandingkan
dengan stek akar sebesar pensil.
2. Stek batang
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek batang dapat diambil
dari batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam
berdasarkan jenis batang tanaman, yakni berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan
berair (herbaceus). Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang
berkayu keras antara lain apel dan cemara dengan perlakuan kimia IBA atau NAA
2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku (nodes).
Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp. dengan
perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm dan
panjang stek 7,5 – 15 cm. Stek batang berkayu lunak, contohnya terdapat pada
tanaman Magnolia dengan perlakuan IBA atau NAA 500 – 1250 ppm dan panjang
stek 7,5 – 12,5 cm. Stek batang berkayu lunak ini umumnya akar relatif cepat
keluar (2 – 5 minggu). Stek batang yang tergolong herbaceus, dilakukan pada
tanaman Dieffenbachia, Chrisanthemum, dan Ipomoea batatas. Perlakuan auksin
pada dasarnya tidak diperlukan pada stek batang herbaceus ini, tetapi kadang
diberikan IBA atau NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan
adalah 7,5 – 12,5 cm.
3. Stek pucuk
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek pucuk dapat diambil
dari pucuk-pucuk batang yang masih muda dan masih dalam masa tumbuh. Media
yang digunakan merupakan campuran kompos dengan pasir yang sudah bersih
dan bebas dari penyakit.
4. Stek daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa
lembaran daun atau lembaran daun beserta petiolus. Akar dan tunas baru pada stek
daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem sekunder. Stek daun
secara teknis dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 – 10 cm
atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media. Contoh
tanaman yang sering digunakan dalam stek daun tanaman cocor bebek dan lidah
mertua.
5. Stek umbi
Bahan awal untuk perbanyakan stek umbi yaitu umbi batang, umbi akar, umbi
sisik, dan lain-lain. Stek umbi secara teknis dilakukan dengan cara umbi
digunakan secara utuh atau dipotong-potong dan setiap potongannya mengadung
calon tunas kemudian ditanam pada media. Potongan umbi perlu direndam dalam
bakterisida dan fungisida untuk menghindari terjadinya kebusukan pada setiap
potongan umbi. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara
lain Solanum tuberosum, dan Ipomoea batatas.
Berhasilnya pembiakan vegetatif dengan stek ditandai dengan munculnya
akar pada stek. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah
pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) selain faktor lain seperti hormon pertumbuhan
pada tanaman, faktor genetik, temperatur, suhu dan lainnya. Hormon pada tumbuhan
memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Hormon
tumbuhan atau fitohormon adalah zat pengatur yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
dalam konsentrasi rendah mengatur proses–proses fisiologis dalam tubuh tumbuhan.
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa–senyawa organik selain nutrisi, baik yang
dihasilkan sendiri oleh tumbuhan maupun senyawa–senyawa kimia sintetik yang
dalam jumlah kecil memacu, menghambat atau sebaliknya mengubah beberapa
proses fisiologis dalam tumbuhan (Whitham & Devlin, 2001).
Menurut Kusumo (1984) terdapat beberapa faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan stek yaitu:
1. Suhu
Suhu yang baik untuk pembentukan perakaran adalah 21-270 C. Setiap jenis
tanaman mempunyai kisaran suhu yang berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya.
2. Kelembaban udara
Kelembaban udara pada bahan stek sebaiknya di atas 90% terutama sebelum stek
mampu membentuk akar karena kelembaban yang tinggi akan menghambat laju
evapotranspirasi stek, mencegah stek dari kekeringan dan kematian.
3. Media Perakaran
Media perakaran memiliki fungsi untuk menahan bahan stek agar tetap berada
dalam tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembababan yang dibutuhkan oleh
stek dan untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari stek.
4. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman tergantung pada jenis tanaman,
sehingga tanaman sumber seharusnya di tumbuhkan pada kondisi cahaya yang
tepat.
5. Kandungan karbohidrat
Kandungan karbohidrat memiliki fungsi untuk meningkatkan kandungan
karbohidrat yang masih ada pada stek.

Gilman, E. F. 1999. Codiaeum variegatum. Florida: University of Florida.


Whitham, F. H and Devlin, R. M. 2002. Plant Physiology Fourth Edition. New
Delhi: CBS Publisher and Distributors.
Kusumo, S. 1984. Zat Tumbuh Tanaman. Bogor: Yasaguna.

Anda mungkin juga menyukai