Anda di halaman 1dari 9

GENETIKA POPULASI

Nama : Gita Wulandari


NIM : B1A017008
Kelompok :D
Rombongan :I
Asisten : Indrawati

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Data Perhitungan Rombongan


Data Rombongan 1 :

1. Golongan darah A =5
2. Golongan darah B =7
3. Golongan darah AB =3
4. Golongan darah O = 10
Perhitungan :
(p+q+r)2 = p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2

A B AB O
a. Frekuensi fenotipe
Rumus = Jumlahin divide dalam golongan darah
Total keseluruhan golongan darah
5
 Golongan darah A = 25 = 0,2
7
 Golongan darah B = 25 = 0,28
3
 Golongan darah AB = 25 = 0,12
10
 Golongan darah O = 25 = 0,4

b. Frekuensi alel
 Gol darah O = r2
0,4 = r2
√0,4=r
0,63= r
 p+q+r =1
(p + r)2 = (1- q)2
P2 + 2pr + r2 = (1 – q)2
A+O = (1 - q)2
0,3 + 0,4 = (1 - q)2
√0,6 = 1 − q
0,77 =1-q
q = 1 – 0,77
q = 0,23
 p+q+r =1
p + 0,23 + 0,63 =1
p = 1 – 0,86
p = 0,14

c. Frekuensi genotipe
 Golongan Darah A:
IAIA = p2 = (0,14)2 = 0,0196
IAIo = 2pr = 2 (0,134)(0,707) = 0,176
p2 + 2pr = 0,0196 + 0,176 = 0,196
 Golongan Darah B:
IBIB = q2 = (0,23)2 = 0,0529
IBIo = 2qr = 2 (0,23)(0,63) = 0,2898
 Golongan Darah AB:
IAIB = 2pq = 2(0,14)( 0,23) = 0,0644

 Golongan Darah O
I0Io = r2 = (0,63)2 = 0,3969

Tabel 1. Data Golongan Darah ABO


JumlahG Rombongan
olonganD I II III IV V VI VII VIII
arah
A 5 6 3 7 5 5 5 2
B 7 8 9 3 4 6 7 7
AB 3 1 2 4 9 1 4 2
O 10 10 11 10 1 14 9 9
Total 25 25 25 24 19 26 25 20

Tabel 2. Frekuensi Fenotipe


Frekuensi Rombongan
Fenotipe I II III IV V VI VII VIII
A 0,2 0,24 0,12 0,29 0,26 0,19 0,2 0,1
B 0,28 0,32 0,36 0,125 0,21 0,23 0,28 0,35
AB 0,12 0,04 0,08 0,16 0,05 0,038 0,8 0,1
O 0,4 0,4 0,44 0,416 0,47 0,53 0,36 0,45

Tabel 3. Frekuensi Alel


Frekuensi Rombongan
Alel I II III IV V VI VII VIII
IA 0,14 0,17 0,08 0,2 0,17 0,12 0,15 0,07
IB 0,23 0,2 0,26 0,16 0,15 0,15 0,25 0,26
IO 0,63 0,63 0,66 0,64 0,68 0,72 0,6 0,67

Tabel 4. Frekuensi Genotipe


Frekue Rombongan
nsi
I II III IV V VI VII VIII
Genoti
p

IAIA 0,0196 0,0289 0,0064 0,04 0,0289 0,0144 0,0225 0,0049


IAIO 0,1764 0,2142 0,0528 0,256 0,2312 0,1752 0,18 0,0938
IB IB 0,0529 0,04 0,0676 0,0256 0,0225 0,0225 0,0625 0,0676
IB IO 0,2898 0,252 0,1716 0,2048 0,204 0,219 0,3 0,3484
IAIB 0,0644 0,068 0,0208 0,064 0.051 0,036 0,075 0,0364
IOIO 0,3969 0,3969 0,4356 0,4096 0,4624 0,5329 0,36 0,0489
Grafik 1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I – VIII

FREKUENSI FENOTIP
0.9
0.8 0.8
0.7
0.6
0.5 0.53
0.44 0.47 0.45
0.4 0.4 0.4 0.416
0.36 0.36 0.35
0.3 0.32 0.29
0.28 0.26 0.28
0.24 0.21 0.23
0.2 0.2 0.19 0.2
0.16
0.1 0.12 0.12 0.125 0.1
0.08 0.05
0.04 0.038
0
I II III IV V VI VII VIII

A B AB O

Grafik 2. Frekuensi Alel Rombongan I – VIII

FREKUENSI ALEL
0.9
0.8
0.7 0.72
0.66 0.68 0.67
0.63 0.63 0.64
0.6 0.6
0.5
0.4
0.3
0.23 0.26 0.26 0.25 0.26
0.2 0.2 0.2
0.14 0.17 0.17
0.15 0.15 0.15
0.1 0.12
0.08 0.07
0
I II III IV V VI VII VIII

I^A I^B I^O

Grafik 3. Frekuensi Genotipe Rombongan I - VIII


FREKUENSI GENOTIP
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4356 0.4624 0.4624 0.4624
0.4 0.3969 0.3969 0.4096
0.34 0.34 0.36
0.3 0.2898 0.3
0.252 0.2312
0.2 0.2142 0.2048 0.204
0.1764 0.1716 0.18 0.18 0.18
0.1
0.0529 0.04 0.0676
0.0528 0.064
0.04 0.0625 0.0625 0.0625
0 0.0196 0.0289 0.0064 0.0256 0.0289
0.0225 0.0144 0.0225 0.0225
I II III IV V VI VII VIII

I^A I^A I^A I^0 I^B I^B I^B I^O I^A I^B I^O I^O
B. PEMBAHASAN
Genetika populasi adalah suatu studi ilmiah tentang komposisi genetik
suatu populasi. Fungsi utamanya adalah untuk memperkirakan suatu alel pada lokus
gen yang berbeda pada suatu populasi alami. Suatu populasi dapat diciri berdasarkan
suatu frekuensi alel dalam lokus gen tertentu (Passarge, 2007). Populasi mendelin
yaitu sekelompok individu suatu spesies yang berproduksi secara seksual, hidup
ditempat tempat tertentu pada saat yang sama dan diantara mereka terjadi
perkawinan sehingga masing – masing akan memberikan kontribusi genetic ke dalam
lungkang gen (gene pool) (Campbell, 2002). Menurut affandi (1994), gene pool
adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetic dalam anggota
dari populasi yang membiak secara kawin.
Prinsip keseimbangan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah
frekuensi alel di dalam populasi akan seimbang, dengan syarat: populasi berukuran
besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, tidak terjadi migrasi, dan
tidak ada seleksi alam. Kemungkinan frekuensi alel pada suatu populasi dapat
diprediksi dengan menggunakan prediksi Hardy – Weinberg, yaitu p2 + 2pq + q2 =
1. P menyatakan frekuensi alel dominan dan q menyatakan frekuensi alel resesif
untuk suatu sifat yang diatur oleh pasangan alel (Sofro, 1994).
Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alel secara kebetulan. Peristiwa
ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela
mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu
mempengaruhi frekuensi alel pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut
menurun pada populasi yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil,
kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap
frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan pada saat itu
juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda. Contoh bencana,
gempa bumi,bajir, dan kebakaran yang membunuh korban tidak pandang bulu dapat
mengurang populasi secara drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetic populasi
kecil yang selamat drai bencana itu tidak lagi berasal dari perwakilan susunan
populasi semula. Hanyutan genetik dapat terus menerus mempengaruhi populasi
selama beberapa generasi, sampai populasi itu suatu saat cukup besar sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan pengambilan sampel menjadi tidak bermakna
lagi.
Berdasarkan hasil perhitungan genotip dari rombongan I didapatkan
frekuensi fenotip yaitu 0,2 untuk golongan darah A, 0, 28 untuk golongan B, 0, 12
untuk golongan darah AB dan 0,4 untuk golongan darah O. Bila dilihat dari data
keseluruhan maka frekuensi fenotip golongan darah A tertinggi ada di rombongan IV
sebesar 0,29 dan terendah pada rombongan VIII yaitu sebesar 0,1. Frekuensi
golongan darah B tertinggi ada pada rombongan III sebesar 0,36 dan terendah ada
pada rombongan V sebesar 0,21. Frekuensi fenotip darah O tertinggi pada
rombongan VI sebesar 0,53 dan terendah ada pada rombongan VII sebesar 0,36.
Frekuensi tertinggi pada golongan darah AB sebesar 0,8 pada rombongan VII dan
terendah pada rombongan sebesar 0,04. Berdasarkan hasil tersebut golongan darah
dengan frekuensi terbanyak pada populasi rombongan praktikum genetika I – VIII
adalah golongan darah O dan golongan darah yang paling sedikit frekuensinya
adalah golongan darah AB.
Berdasarkan hasil perhitungan rombongan I frekuensi alel yang
didapatkan sebesar IA sebesar 0,14 , IB sebesar 0,25 dan IO sebesar 0, 63. Bila dilihat
dari frekuensi alelnya yaitu pada alel IA tertinggi sebesar 0,2 pada rombongan IV dan
terendah pada rombongan VIII sebesar 0,07. Frekuensi alel IB tretinggi pada
rombongan III dan VIII sebesar 0,26 dan terendah pada rombongan IV sebesar 0,16.
Sedangkan alel IO tertinggi pada rombongan V 0,68 dan terendah pada rombongan
VI dan VII sebesar 0, 6. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa frekuensi alel tertinggi
adalah IO. Hal ini terjadi karena secara logika alel IO dapat diperoleh dari tiga
golongan darah yaitu golongan darah O yang membawa alel IO, golongan darah A
membawa genotip heterozigot IAIO dan golongan darah B membawa genotip IBIO.
Sehingga peluang munculnya frekuensi alel IO tinggi.
Daftar Referensi
Affandi, M., 1994. Dasar – Dasar Genetika Edisi Ke Dua. Jakarta : Erlangga.
Campbell, N. A., Recce, J. B., & Mitchell, L. G., 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Passarge, E., 2007. Color Atlas of Genetics.3th ed. Stuttgard : Georg Thieme Verlag
KG.
Sofro, A. S., 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta : Andi offset.

Anda mungkin juga menyukai