Disusun oleh:
1
ASPEK PATOGENITAS VIRUS DAN RESPON TERHADAP INFEKSI VIRUS
TUJUAN :
Tahap pertama pada infeksi virus, terlepas dari apakah virus adalah
patogen atau tidak. Dalam kasus infeksi patogen, tempat masuk dapat
mempengaruhi gejala penyakit yang dihasilkan. Infeksi dapat terjadi melalui :
2
Konjungtiva – sebuah situs terbuka dan relatif terlindungi.
Plasenta – Virus mencapai plasenta jika ibu mengalami viremia. Virus dapat
berkembang biak dahulu dalam plasenta atau langsung masuk ke janin.
Kelainan yang terjadi tergantung dari jenis virus dan usia kehamilan.
Contoh dari virus ini adalah virus rubella, cytomegalo virus dan kadang-
kadang virus varicela.
2. Replikasi Primer
3
transportasi aksonal sepanjang neuron (classic – HSV). Virus bisa
menyeberang sambungan sinaptik karena ini sering mengandung reseptor
virus, memungkinkan virus untuk melompat dari satu sel ke sel lainnya.
4
lainnya). Jika virus dapat dicegah dari jaringan luas di mana replikasi
sekunder dapat terjadi, umumnya tidak ada hasil penyakit.
7. Cell / Kerusakan Jaringan
Virus dapat mereplikasi secara luas di seluruh tubuh tanpa gejala
penyakit jika mereka tidak menyebabkan kerusakan sel yang signifikan atau
kematian. Retrovirus umumnya tidak menyebabkan kematian sel,
dibebaskan dari sel dengan tunas bukan oleh lisis sel, dan menyebabkan
infeksi persisten, bahkan yang lulus secara vertikal kepada keturunannya
jika mereka menginfeksi garis kuman. (Semua genom vertebrata termasuk
manusia yang diisi dengan genom retrovirus yang telah bersama kami
selama jutaan tahun). Sebaliknya, picornavirus menyebabkan lisis dan
kematian sel-sel di mana mereka meniru, menyebabkan demam dan
peningkatan sekresi lendir dalam kasus Rhinoviruses, kelumpuhan atau
kematian (biasanya karena kegagalan pernapasan) untuk Virus polio.
5
sistem kekebalan tubuh untuk mengenali jenis antigen baru, memberikan
virus di atas angin.
Sumber : ScienceDirect
Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah timbulnya
interferon dan sel natural killler (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap virus
tersebut. Pengenalan dan pemusnahan sel yang terinfeksi virus sebelum terjadi
replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu. Permukaan sel yang terinfeksi virus
mengalami modifikasi, terutama dalam struktur karbohidrat, menyebabkan sel
menjadi target sel NK. Sel NK mempunyai dua jenis reseptor permukaan.
Reseptor pertama merupakan killer activating receptors, yang terikat pada
karbohidrat dan struktur lainnya yang diekspresikan oleh semua sel. Reseptor
lainnya adalah killer inhibitory receptors, yang mengenali molekul MHC kelas
I dan mendominasi signal dari reseptor aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas sel
target tergantung pada ekspresi MHC kelas I. Sel yang sensitif atau terinfeksi
mempunyai MHC kelas I yang rendah, namun sel yang tidak terinfeksi dengan
molekul MHC kelas I yang normal akan terlindungi dari sel NK. Produksi IFN-
α selama infeksi virus akan mengaktivasi sel NK dan meregulasi ekspresi MHC
pada sel terdekat sehingga menjadi resisten terhadap infeksi virus. Sel NK juga
dapat berperan dalam ADCC bila antibodi terhadap protein virus terikat pada
sel yang terinfeksi.
Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus, yaitu :
6
1. Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-
sel terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi virus
2. Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel, walaupun virus
menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC klas I. IFN tipe I akan
meningkatkan kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang berada
di dalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis akan
menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
Sumber : ScienceDirect
Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu respons imunitas
humoral dan selular. Respons imun spesifik ini mempunyai peran penting yaitu:
7
Kadar konsentrasi antibodi yang relatif rendah juga dapat bermanfaat
khususnya pada infeksi virus yang mempunyai masa inkubasi lama, dengan
melewati aliran darah terlebih dahulu sebelum sampai ke organ target, seperti
virus poliomielitis yang masuk melalui saluran cerna, melalui aliran darah
menuju ke sel otak. Di dalam darah, virus akan dinetralisasi oleh antibodi
spesifik dengan kadar yang rendah, memberikan waktu tubuh untuk membentuk
resposn imun sekunder sebelum virus mencapai organ target.
Infeksi virus lain, seperti influenza dan common cold, mempunyai masa
inkubasi yang pendek, dan organ target virus sama dengan pintu masuk virus.
Waktu yang dibutuhkan respons antibodi primer untuk mencapai puncaknya
menjadi terbatas, sehingga diperlukan produksi cepat interferon untuk mengatasi
infeksi virus tersebut. Antibodi berfungsi sebagai bantuan tambahan pada fase
lambat dalam proses penyembuhan. Namun, kadar antibodi dapat meningkat
pada cairan lokal yang terdapat di permukaan yang terinfeksi, seperti mukosa
nasal dan paru. Pembentukan antibodi antiviral, khususnya IgA, secara lokal
menjadi penting untuk pencegahan infeksi berikutnya. Namun hal ini menjadi
tidak bermanfaat apabila terjadi perubahan antigen virus.
8
Peran antivirus dari IFN cukup besar terutama IFN-a dan IFN-b. Kerja IFN
sebagai antivirus adalah :
9
Beberapa virus dapat menginfeksi sel-sel sistem imun sehingga
mengganggu fungsinya dan mengakibatkan imunodepresi, misalnya virus polio,
influenza dan HIV atau penyakit AIDS. Sebagian besar virus membatasi diri
(self-limiting), namun sebagian lain menyebabkan gejala klinik atau subklinik.
Penyembuhan infeksi virus pada umumnya diikuti imunitas jangka panjang.
Pengenalan sel target oleh sel T sitotoksik spesifik virus dapat melisis sel target
yang mengekspresikan peptida antigen yang homolog dengan region berbeda
dari protein virus yang sama, dari protein berbeda dari virus yang sama atau
bahkan dari virus yang berbeda. Aktivasi oleh virus kedua tersebut dapat
menimbulkan memori dan imunitas spontan dari virus lain setelah infeksi virus
inisial dengan jenis silang. Demam dengue dan demam berdarah dengue
merupakan infeksi virus akut yang disebabkan oleh empat jenis virus dengue.
Imunitas yang terjadi cukup lama apabila terkena infeksi virus dengan serotipe
yang sama, tetapi bila dengan serotipe yang berbeda maka imunitas yang terjadi
akan berbeda. Gangguan pada organ hati pada demam berdarah dengue telah
dibuktikan dengan ditemukannya RNA virus dengue dalam jaringan sel hati dan
organ limfoid. Virus dengue ternyata menyerang sel kupffer dan hepatosit
sehingga terjadi gangguan di hati.
10
KESIMPULAN
11
GLOSARIUM
HSV :
EBV :
HIV :
VAP : Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah salah satu HAIs yang sering ditemukan
di rumah sakit dan merupakan infeksi pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pemakaian
ventilasi mekanik baik pipa endotracheal maupun tracheostomy
RNA : Asam ribonukleat adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis
dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen
CNS : Central Nervous System (CNS) adalah sistem saraf pusat atau SSP (terdiri dari brain atau
otak dan Spinal Cord Medula/Medula Spinalis)
DNA : Deoxyribonucleic Acid (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat yang memiliki
kemampuan pewarisan sifat
NK : Natural Killer (NK) adalah turunan limfosit yang mempunyai andil sangat besar dalam
sistem imun bawaan
MHC :
ADCC :
IFN : Interferon (IFN) adalah salah satu jenis molekul sitokin yang dihasilkan sel tubuh manusia
sebagai respon terhadap berbagai jenis rangsangan, khususnya sebagai akibat dari infeksi
suatu virus
IgA : Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam tubuh, dan
memiliki peran dalam timbulnya reaksi alergi
CMV :
12
AIDS :
TNF :
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15