Disusun oleh :
Ketua : Algi’s Pubo
Sekretaris : Nadira
Kelompok Mentoring 15
Anggota :
Cyndi Aprilia
Dea Putri Islamiati
salma shafiya
Nur Indah Lestari
fahma aura haliza
dwi faticha sachia
Diah Sulistyawati
Asep Wildan rosyadi
Taufik Iqbal Firmansyah
Novita Putri
seorang laki-laki 25 tahun, merasa lelah karena perjalanan jauh. setelah sampai di
rumah, dia sakit kepala, tidak enak badan, dan hidung tersumbat. keesokan harinya, dia
demam dengan suhu 39 c dan menggigil, kemudian dia memutuskan untuk pergi ke rumah
sakit .dia bertemu dokter dan bercerita beberapa waktu yang lalu dia kontak dengan
temannya yang menderita influenza ,tetapi dia lelah melindungi dirinya dari tetesan injeksi
dengan menggunakan masker.pemeriksaan hematologi menunjukkan bahwa hemaglobin
12 gr/dl,hematokrit 40%,trombosit 165000/ul , leukosit 15.000/ul,monosit 9% ,limposit
40%,laju sedimentasi eritrosit 22 [ESR] mm/jam
Learning Objective:
1. Definisi Infeksi
2. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi (Natural Barriers, The Blood
and Immune Response)
3. Tahapan terjadinya infeksi atau penyakit (The five periods or stages or
phases)
4. Tanda tanda infeksi (Inflammation and Fever)
5. Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan darah rutin dan nilai normal)
Jawaban
1. Definisi Infeksi
Dea : infeksi adalah interaksi mikroorganisme patogen dengan
makroorganisme di bawah kondisi lingkungan dan sosial tertentu.
Konsep “Penyakit infeksi” adalah gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme -seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Banyak
mikroorganisme hidup di dalam dan di tubuh kita. Mereka biasanya
tidak berbahaya atau bahkan membantu, tetapi dalam kondisi
tertentu, beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit.
Salma : tahap inkubasi, ini merupakan tahap bakteri sudah mulai menguasai
tubuh penderita. Biasanya, tahap inkubasi ini ditandai dengan
munculnya gejala-gejala. tahap klinis, merupakan tahap
terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan
gejala penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan
secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih
ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Jika
bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan
aktivitas sehari-hari.
Icha : Tahap rentan Pada tahap ini individu masih dalam kondisi relatif
sehat, namun peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang
mempermudah terkena penyakit, seperti umur, keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dll. Faktorfaktor
predisposisi tersebut mempercepat masuknya agen penyebab
penyakit (mikroba patogen) untuk berinteraksi dengan pejamu.
Fahma : Masa pemulihan adalah saat host pulih secara bertahap dan kembali
ke baseline. Beban patogen mulai menurun, tetapi mungkin tidak
sepenuhnya dihilangkan dengan segera. maka tuan rumah dapat
terus menjadi sumber infeksi bahkan meskipun telah merasa lebih
baik. Bahkan, beberapa penyakit dapat menyebabkan kerusakan
permanen yang tidak dapat sepenuhnya diperbaiki oleh tubuh
Dea : Proses infeksi ini melalui 4 tahap, yaitu tahap rentan, tahap inkubasi,
tahap klinis, dan tahap akhir penyakit.
1. tahap rentan, sebenarnya penderita masih dalam kondisi relatif sehat
namun peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang
mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain.
2. tahap inkubasi, ini merupakan tahap bakteri sudah mulai menguasai tubuh
penderita. Biasanya, tahap inkubasi ini ditandai dengan munculnya
gejala-gejala.
3. tahap klinis, merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat
memunculkan tanda dan gejala penyakit. Dalam perkembangannya,
penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan
gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak
mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
4. tahap akhir penyakit, ini tidak selamanya berakhir sempurna alias sehat,
tetapi bisa saja penderita gagal melawan penyakit hingga
menyebabkan kematian, atau bisa juga penderita sembuh total dan
infeksi.
Indah : Tahapan terjadinya infeksi meliputi beberapa proses, yaitu:
a. Kontak dengan patogen Patogen seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit
harus terlebih dahulu berkontak dengan tubuh manusia atau hewan
sebelum dapat menyebabkan infeksi.
b. Penetrasi Patogen harus dapat menembus barier pertahanan tubuh seperti
kulit atau membran mukosa untuk dapat masuk ke dalam tubuh.
c. Adhesi Patogen harus dapat menempel pada sel-sel tubuh agar dapat
berkembang biak di dalam tubuh.
d. Invasi Patogen harus dapat menginvasi sel-sel tubuh dan menyerang
sistem imun tubuh.
e. Reproduksi Patogen harus dapat berkembang biak dan bereproduksi
dalam tubuh.
f. Proliferasi Patogen harus dapat menginfeksi sel-sel tubuh yang baru dan
terus berkembang biak.
g. Kerusakan jaringan Patogen dapat merusak jaringan tubuh yang terinfeksi
dan menimbulkan gejala-gejala infeksi.
Novita : .Masa inkubasi terjadi pada penyakit akut setelah awal masuknya
patogen ke inang (pasien). Selama waktu inilah patogen mulai
berkembang biak di inang. Namun, jumlah partikel patogen (sel atau
virus) yang ada tidak mencukupi untuk menyebabkan tanda dan
gejala penyakit .b.Masa prodromal terjadi setelah masa inkubasi.
Selama fase ini, patogen terus berkembang biak dan pejamu mulai
mengalami tanda dan gejala umum penyakit, yang biasanya
dihasilkan dari aktivasi sistem kekebalan, seperti demam, nyeri,
pegal, bengkak, atau peradangan.c&d.Periode sakit diikuti oleh
periode penurunan, dimana jumlah partikel patogen mulai
berkurang, dan tanda serta gejala penyakit mulai menurun. Namun,
selama periode penurunan, pasien mungkin menjadi rentan terhadap
infeksi sekunder karena sistem kekebalan tubuh mereka telah
dilemahkan oleh infeksi primer. e.Periode terakhir dikenal sebagai
periode pemulihan . Selama tahap ini, pasien umumnya kembali ke
fungsi normalnya, meskipun beberapa penyakit dapat menimbulkan
kerusakan permanen yang tidak dapat diperbaiki sepenuhnya oleh
tubuh.
Algi : R Joegijantoro. 2011. Penyakit Infeksi). Dan (Van Seventer, J. M., &
Hochberg, N. S. (2017). Principles of infectious diseases: transmission,
diagnosis, prevention, and control. International encyclopedia of public health,
22.)
a. Tahap Inkubasi
Tahap ini dimulai setelah seseorang terpapar agen penyebab infeksi
atau penyakit, seperti virus atau bakteri. Pada tahap ini, agen penyebab
belum menimbulkan gejala pada tubuh. Waktu yang dibutuhkan untuk
tahap ini bervariasi, tergantung pada jenis penyakit dan kondisi tubuh
seseorang. Pada tahap ini, agen penyebab dapat menyebar ke seluruh
tubuh dan berkembang biak tanpa terdeteksi.
b. Tahap Prodromal
Tahap ini dimulai ketika seseorang mulai merasakan gejala awal
penyakit, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Gejala pada tahap
ini masih ringan dan mungkin tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-
hari. Namun, pada tahap ini, seseorang sudah dapat menularkan
penyakit kepada orang lain.
c. Tahap Akut
Tahap ini ditandai dengan munculnya gejala penyakit yang lebih
parah, seperti demam tinggi, sakit perut, muntah, dan diare. Pada tahap
ini, agen penyebab penyakit sudah berkembang biak dengan cepat di
dalam tubuh, dan tubuh berusaha untuk melawan infeksi tersebut. Pada
tahap ini, seseorang paling mudah menularkan penyakit kepada orang
lain.
d. Tahap Konvalesen (pemulihan)
Tahap ini dimulai ketika tubuh mulai pulih dari penyakit. Gejala
penyakit mulai mereda dan tubuh kembali ke kondisi normal. Pada
tahap ini, seseorang masih dapat menularkan penyakit, meskipun
kemungkinannya lebih kecil daripada pada tahap akut.
e. Tahap Pasca-infeksi)
Tahap pasca-infeksi adalah tahap setelah tubuh berhasil mengatasi
infeksi atau penyakit. Pada tahap ini, gejala sudah tidak ada lagi, dan
tubuh sedang dalam tahap pemulihan dan pemulihan kondisi fisik yang
telah melemah akibat penyakit. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh
sedang membangun kekebalan jangka panjang untuk mencegah infeksi
atau penyakit yang sama di masa depan.
f. Tahap Kronis
Tahap ini terjadi pada beberapa jenis penyakit yang tidak dapat
sembuh sepenuhnya, seperti HIV atau hepatitis B. Pada tahap ini,
seseorang mungkin tidak merasakan gejala penyakit, namun agen
penyebab masih ada di dalam tubuh dan dapat menyebar kerusakan yang
parah.
Icha : Dolor (rasa sakit) Dolor dapat ditimbulkan oleh perubahan pH lokal
atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung saraf.
Pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia
bioaktif lainnya dapat merangsang saraf nyeri,selain itu
pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan
tekanan lokal dan menimbulkan rasa sakit.
Nadira : Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami
infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi
bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan
nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan
atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri
karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.
Tes eritrosit
Komponen darah ini dapat menandakan kondisi yang terjadi ketika jumlah
Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami infeksi, ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat
tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa
terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri
karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.
Jumlah Leukosit Normal
Bayi yang baru lahir : 9.400 - 34.000. Balita (3-5 tahun) : 4.000 - 12.000.
Remaja (12-15 tahun): 3.500 - 9.000. Dewasa (15 tahun ke atas) :
3.500 - 10.500.
*Kadar trombosit normal secara umum adalah 150.000 - 450.000 mcL.
Angka tersebut bisa berbeda pada setiap orang tergantung usia dan
jenis kelamin. Kadar trombosit normal wanita adalah berkisar
157.000-371.000 mcL, sedangkan pada pria 135.000-317.000 mcL.
3. Alghi’S : (Dean, L. (2005). Blood and the cells it contains. Blood groups and
red cell antigens, 16.)
a. Kecepatan Endap Darah (SED)
Kecepatan endap darah atau SED adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sel darah merah untuk terpisah dari plasma darah dan turun ke
bagian bawah tabung saat darah dibiarkan dalam keadaan diam. Nilai
normal kecepatan endap darah untuk pria dan wanita dewasa adalah
kurang dari 20 mm/jam. SED yang lebih tinggi dari nilai normal dapat
menunjukkan adanya infeksi.
b. C-reactive protein (CRP)
C-reactive protein (CRP) adalah protein yang diproduksi oleh hati
dalam respons terhadap peradangan atau infeksi. Konsentrasi CRP
dalam darah dapat meningkat secara signifikan selama infeksi. Nilai
normal CRP kurang dari 10 mg/L. Konsentrasi CRP yang lebih tinggi
dari nilai normal dapat menunjukkan adanya infeksi.
c. Prokalsitonin (PCT)
Prokalsitonin (PCT) adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel
tiroid dalam respons terhadap infeksi bakteri. Konsentrasi PCT dalam
darah dapat meningkat secara signifikan selama infeksi bakteri. Nilai
normal PCT adalah kurang dari 0,05 ng/mL. Konsentrasi PCT yang
lebih tinggi dari nilai normal dapat menunjukkan adanya infeksi bakteri.