Anda di halaman 1dari 29

COVER

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT

DALAM KOMUNITAS : KESEHATAN PRIA DAN WANITA

Dosen Pengampu : Ns. Nur Uyun I. Biahimo, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Fitrananda Napu (C01418059)


Febriani R. Karim (C01418046)
Amelia Pakaya (C01418010)
Elsilawati Yunus (C01417039)
Lilis Nugrawati (C01418091)
Febiyola Uyan (C01418130)
Sintiati Dukalang (C01418154)
Nurillah avelia putri camaru (C01417131)

PROGRAM ST UDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTA S ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Agregat dalam Komunitas : Keseha tan pria
dan wanita ”.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnahnya
makalah ini, khususnya dari dose n mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gorontalo, 3 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BA B I ......................................................................................................................1
PENDAH ULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................2
C. Tujuan penulisan ...........................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI .................................................................................................4
A. Konsep Kesehatan Komunitas ......................................................................4
B. Kelompok Kesehatan Pria dan Wanita..........................................................5
C. Permasalahan Kesehatan Pria dan Wanita ....................................................7
BAB III...................................................................................................................14
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ...............................................................14
A. Pengkajian ...................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................18
C. Intervensi Keperawatan ...............................................................................19
D. Implementasi Keperawatan .........................................................................22
E. Evalusi .........................................................................................................22
BAB IV ..................................................................................................................24
PENUTUP ..............................................................................................................24
A. Kesimpulan..................................................................................................24
B. Saran ............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................25

iii
BA B I

PENDAH ULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan


praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat baik pria dan wanita, oleh
karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha
menjaga kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu
seseorang telah jatuh sakit. Kesehatan yang dimiliki manusia merupakan hak
dasar untuk menentukan kualitas sumber daya manusia. Banyak faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia agar sumber daya manusia berkualitas
serta produktif diantaranya adalah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan (Irianto at.al, 2004).

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara


global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 200 8, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan
oleh Penyakit Tidak M enular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang
lebih muda pada pria dan wanita. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh P TM, sedangkan di negara-
negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM

1
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovascular
merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27 %), sedangkan penyakit
pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM ya ng lain bersama-sama
menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama
12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena
penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit
menular semakin menurun.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi prevalensi


PTM di Indonesia, namun belum sepenuhnya mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Sebagai seorang perawat, peran kita tidak hanya sebagai pemberi
pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit, namun juga dapat berperan sebagai
perawat komunitas yang berperan meliputi pendidik, pengamat kesehatan,
koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu, role model dan fasilitator
kesehatan.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat kami peroleh adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep kesehatan komunitas?

2. Bagaimana kelompok kesehatan pria dan wanita ?

3. Apa permasalahan kesehatan pria dan wanita ?

4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Agregat dalam Komunitas pada


Kesehatan pria dan wanita ?

C. Tujuan penulisan

2
Menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan agregat dalam komunitas
: kesehatan wanita dan pria serta untuk pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan
komunitas.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kesehatan Komunitas


Sampai saat ini masih banyak negara berkembang yang melakukan penangan
kesehatan untuk penduduknya secara konvensional, masih menekankan pada
pengembangan rumah sakit, penanganan peristiwa sakit yang dilakukan secara
episodic. Negara tersebut juga belum melakukan upaya preventif dan promotif
secara optimal. Dengan demikian perawat perlu memiliki pemahaman tentang
konsep kesehatan komunitas bagiseluruh perawat yang bergerak dibidang
tersebut.
Dalam buku Wolf, L.V.dkk, dikatakan bahwa kesehatan menurut komisi
kepresidenan Amerika Serikat adalah adanya efesiensi jasmani, mental dan sosial
serta syarat pertama untuk hidup sempurna ialah kesehatan. Organisasi kesehatan
sedunia (WHO) merumuskan kesehatan sebagai suatu keadaan tanpa penyakit
atau kelemahan. Dikatakan pula bahwa kesehatan adalah salah satu hak azasi
setiap insan. Kesehatan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari manusia,
sebagai hasil dari hubungan yang seimbang antara komponen jasmani, psikologis
dan sosial-spritual. Dengan kata lain kesehatan merupakan hemeostatis
biopsikososial. Kesehatan manusia berubah- ubah tergantung pada stressor yang
ada dan kemampuan untuk mengatasi masalah serta memelihara hemeostatis.
Konsep kesehatan yang dikembangkan oleh Halbert dikatakan bahwa sehatan
adalah suatu keadaan ketika seseorang dapat berfungsi dengan baik karena potensi
orang tersebut sedang dipuncaknya. Menurut Person (1972), sehata adalah
kemampuan untuk melaksanakan peran dan fungsinya secara efektif, sedangkan
menurut Dubos (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu proses yang
kreatif, individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan.
Pendapat beberapa ahli keperawatan tentang kesehatan antara lain adalah
pendapat Peplau H., yang mengatan bahwa kesehatan adalah suatu proses yang
berlangsung dan mengarah pada kreativitas, konstruktif dan produktif. Sedangkan
Orem E. D., berpendapat bahwa kesehatan adalah integritas individu dan
pemeliharaan diri sendiri secara umum merupakan dasar untuk dapat berfungsi
secara optimal.

4
Definisi sehatan terkini dianut oleh beberapa Negara maju seperti Knada yang
mengutamakan konsep sehat-produktif, sehata adalah sarana atau alat untuk hidup
sehari- hari secara produktif. Upaya kesehatan terus diarahkan untuk dapat
membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup
produktif ( Sampoerna D., 1999). Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna
dalam konsep sehat, serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan
masyarakat didunia dan dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan
kesehatan masyarakat baru, karena sejak tahun tersebut terjadi diskusi intensif
yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode
untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesahatan bagi masyarakat
(sampoerna D., 1999).
Bagi presepsi di kesehatan individu yang antara lain sebagai berikut :
1. Suatu keadaan bebas dari gejala penyakit dan rasa nyeri apabila
memungkinkan.
2. Dapat aktif dan melakukan suatu kegiatan yang diinginkan sebayak-
banyaknya.
3. Mempunyai semangat yang tinggi setiap saat.
Kesehatan individu tidak dapat dicapai secara tiba-tiba, tetapi merupakan
suatu proses dalam mengelolah kehidupannya sendiri dengan cara mengatur dan
mengembangkan setiap aspek dari tubuh, akal/pikiran, dan perasaan sehingga
tercapai keseimbangan yang harmonis. Perawat perlu memahami presepsi tentang
sehat dari setiap pasiennya sehingga ia dapat membantu untuk pencapaian kondisi
sehat yang diinginkan pasien guna untuk memfasilitasi pengembangan kesehatan
individu yang diinginkan.
B. Kelompok Kesehatan Pria dan Wanita
1. Kesehatan pria
Kesehatan pria mengacu pada keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
yang lengkap, seperti yang dialami oleh pria, dan bukan hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Perbedaan kesehatan pria dibandingkan dengan wanita dapat
dikaitkan dengan faktor biologis (seperti alat kelamin pria atau hormon), faktor
perilaku (pria lebih cenderung membuat pilihan yang tidak sehat atau berisiko dan
cenderung mencari perawatan medis) dan faktor sosial (misalnya: pekerjaan). Ini

5
sering berhubungan dengan struktur seperti alat kelamin laki - laki atau kondisi
yang disebabkan oleh hormon khusus, atau paling menonjo l pada, laki- laki.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi pria dan wanita, seperti:kanker ,
dan cedera , juga bermanifestasi berbeda pada pria. Masalah kesehatan pria juga
mencakup situasi medis di mana pria menghadapi masalah yang tidak terkait
langsung dengan biologi mereka, seperti akses perawatan medis yang berbeda
gender dan faktor sosial ekonomi lainnya. Beberapa penyakit yang
mempengaruhi kedua jenis kelamin secara statistik lebih sering terjadi pada
pria . Di luar Afrika Sub-Sahara, laki- laki berisiko lebih besar
terkena HIV/AIDS – sebuah fenomena yang terkait dengan aktivitas seksual tidak
aman yang sering kali tanpa persetujuan.
2. Kesehatan wanita
Kesehatan wanita mengacu pada kesehatan wanita, yang berbeda dari pria
dalam banyak hal yang unik. Kesehatan wanita adalah contoh kesehatan populasi ,
di mana kesehatan didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai
"keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan". Seringkali diperlakuk an hanya sebagai kesehatan
reproduksi wanita , banyak kelompok berpendapat untuk definisi yang lebih luas
berkaitan dengan kesehatan wanita secara keseluruhan, lebih baik dinyatakan
sebagai "Kesehatan wanita". Perbedaan-perbedaan ini semakin diperburuk di
negara-negara berkembang di mana perempuan, yang kesehatannya mencakup
risiko dan pengalaman mereka, semakin dirugikan.
Meskipun wanita di negara - negara industri telah mempersempit kesenjangan
gender dalam harapan hidup dan sekarang hidup lebih lama daripada pria, di
banyak bidang kesehatan mereka mengalami penyakit yang lebih awal dan lebih
parah dengan hasil yang lebih buruk. Gender tetap merupakan determinan sosial
yang penting dari kesehatan , karena kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi
oleh biologi mereka tetapi juga oleh kondisi seperti kemiskinan , pekerjaan, dan
tanggung jawab keluarga. Perempuan telah lama dirugikan dalam banyak hal
seperti kekuatan sosial dan ekonomi yang membatasi akses mereka terhadap
kebutuhan hidup termasuk perawatan kesehatan., dan semakin besar tingkat

6
kerugiannya, seperti di negara berkembang, semakin besar pula dampak buruknya
terhadap kesehatan.
Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual wanita memiliki perbedaan yang
jelas dibandingkan dengan kesehatan pria. Bahkan d i negara maju, kehamilan dan
persalinan dikaitkan dengan risiko besar bagi wanita dengan kematian ibu
terhitung lebih dari seperempat juta kematian per tahun, dengan kesenjangan yang
besar antara negara berkembang dan negara maju. Komorbiditas dari penyakit non
reproduktif lainnya seperti penyakit kardiovaskular berkontribusi pada mortalitas
dan morbiditas kehamilan, termasuk preeklamsia . Infeksi menular seksual
memiliki konsekuensi serius bagi wanita dan bayi, denganpenularan dari ibu ke
anak yang menyebabkan hasil seperti lahir mati dan kematian neonatal , dan
penyakit radang panggul yang menyebabkan infertilitas . Selain kemandulan dari
banyak penyebab lain, pengendalian kelahiran , kehamilan yang tidak
direncanakan , aktivitas seksual tanpa persetujuan dan perjuangan untuk akses
aborsi menciptakan beban lain bagi perempuan.
Sementara tingkat penyebab utama kematian, penyakit kardiovaskular , kanker
dan penyakit paru - paru , serupa pada wanita dan pria, wanita memiliki
pengalaman yang berbeda. Kanker paru-paru telah mengambil alih semua jenis
kanker lainnya sebagai penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita,
diikuti oleh kanker payudara , kolorektal , ovarium , rahim , dan kanker ser viks.
Sambil merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, di antara wanita yang
tidak merokok, risiko terkena kanker tiga kali lebih besar dari pada di antara pria
yang tidak merokok. Meskipun demikian, kanker payudara tetap menjadi kanker
paling umum pada wanita di negara maju, dan merupakan salah satu penyakit
kronis yang lebih penting pada wanita.
C. Permasalahan Kesehatan Pria dan Wanita
Menurut data WHO, Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab
kematian utama didunia dibandingkan penyebab lainya. Hampir 80% kematian
akibat PTM terjadi di Negara- negara berpenghasilan bawah- menegah (WHO,
2010).
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia diprediksi akan mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sifatnya yang kronis dan

7
menyerang usia produktif baik pada pria dan wanita. Berdasarkan Riskesdas
tahun 2013 diketahui bahwa penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit
kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas
2013 meliputi : asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker, DM,
hepertiroid, hipertensi, jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronis,
batu ginjal, dan penyakit sendi atau rematik.
1. Masalah Kesehatan pria
Masalah kesehatan menjadi yang utama ditengah pandemi saat ini. Namaun
sebagaian pria cenderung tidak perduli dengan masalah kesehatan pribadi. Pria
memiliki risiko yang lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti jantung, paru,
strok, hingga diabetes.
a) Penyakit jantung
Salah satu penyebab kematian yang paling umum adalah penyakit jantung
datang dalam berbagai bentuk namun ada tiga faktor risiko utama untuk
penyakit jantung yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok
(Benjamin, et al., 2018). Meskipun penyakit ini membunuh pria dan wanita,
hampir dua kali lebih banyak pria meninggal karena kondisi kardiovaskular.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, satu
dari empat pria tahun memiliki penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan
umumnya terjadi pada usia di bawah 45 tahun. Beberapa masalah jantung
umum yang mempengaruhi kesehatan pria adalah aritmia, gagal jantung,
penyakit jantung bawaan dan lainnya.
b) Kanker paru
Angka kejadian penyakit kanker diindonesia (136.2/100.000 penduduk)
berada pada urutan 8 di Asia tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka
kejadian tertinggi pada laki- laki yaitu kanker paru yaitu sebesar 19,4/100.000
pada tahun 2018.
Kebanyakan kasus dari kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Rokok
adalah faktor risiko terbesar dari kanker paru karena rokok mengandung 60 zat
racun yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan kanker. Zat racun tersebut
dikenal sebagai zat karsinogenik. Jika seseorang merokok 25 batang sehari,
berarti orang tersebut berisiko 25 kali lebih besar untuk mengidap kanker paru

8
dari pada orang yang tidak merok. Biasanya, pada awal seorang pria
mengalami kanker paru, kondisi ini tidak akan menunjukkan gejala apapun
pada pengidapnya.
c) Kanker hati
Jumlah kematian akibat kanker hati terus meningkat. Laki- laki dengan tingkat
pendidikan rendah paling beresiko menjadi korban kanker hati. Penelitian
terbaru American Cancer Society (ACS) menyatakan kanker hati merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker di Amerika Serikat (AS). Jiemin Ma,
Lead Study Author and Senior Principal Scientist of Surveillance Research at
ACS, mengatakan, orang yang tidak mendapatkan gelar sarjana berkorelasi
dengan tingkat kematian akibat kanker hati.
Sekedar info, kanker hati terutama dipicu oleh konsumsi minuman beralkohol
berlebihan, obesitas, serta diabetes tipe II. Penyakit Hepatitis C (HCV) juga
menjadi penyebab munculnya kanker hati pada seseorang. Dikutip dari
www.cancer.org, sekitar 20%-24% orang yang mengidap kanker hati
terinfeksi oleh Hepatitis C terlebih dahulu. Nah, dalam studi ini Jiemin dan
tim mengamati hubungan antara tingkat pendidikan sesorang dengan risiko
terjangkit HCV.
Mereka melakukan penelitian dengan menganalisis data dari The National
Vital Statistics System of the National Center for Health. Hasil penelitian juga
menunjukkan ada korelasi antara tingkat kematian lebih tinggi dengan daerah
yang dihuni orang-orang berpendidikan rendah. Dalam penelitian ini
menggunakan partisipan berpendidikan rendah untuk memahami tren bar u
tingkat kematian kanker hati.
Selama 15 tahun jangka waktu yang diteliti, tingkat kematian akibat kanker
hati naik 48,6% pada laki- laki dan 34,7% untuk perempuan. Para peneliti ACS
menemukan bahwa tingkat kematian akibat kanker hati meningkat dengan
cepat pada orang yang sebelumnya terinfeksi HCV, dibandingkan dengan
orang yang tidak terinfeksi.
d) Stroke
Dalam Buku 171 Tanya Jawab tentang Stroke Pasien Bertanya, Dokter
Menjawab (2010) karya Tingka Adiati, Dr. Eka Julianta Wahjoepramono,

9
SpBS & Tim Bedah Saraf RS Siloam Lippo Karawaci, dijelaskan kaum pria
lebih besar risikonya untuk terserang stroke daripada wanita yang belum
menopause. Hal itu dikarenakan wanita memiliki homron estrogen yang dapat
melindungi elastisitas pembuluh darah. Sementara, setelah menopause, risiko
untuk terserang stroke pada wanita kurang lebih sama dengan pria. Namun
pada dasarnya, penyakit stroke ini bisa menyerang siapa saja, baik pria
maupun wanita, termasuk dari tingkatan sosial mana pun.
Bahkan di era sekarang, akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol, ada
kecenderungan penyakit berat ini sangat mungkin menyerang generasi muda
usia produktif. Dalam buku Stroke: Cegah dan Obati Sendiri (2016) karya dr.
Wening Sari, M.Kes, dr. Lili Indriawati, M.Kes, dan Catur Setia Dewi, AMF,
juga dijelaskan bahwa stroke lebih rentan dialami oleh pria. Persentasenya,
stroke menyerang pria 19 persen lebih banyak dibanding wanita. Faktor jenis
kelamin tersebut termasuk faktor yang tidak dapat dikontrol atau tidak bisa
dimodifikasi. Oleh sebab itu, wajar jika para pria dianjurkan untuk lebih
mewaspadai serangan stroke.
e) Diabetes
Diabetes bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Tapi, penelitian
di Inggris menyebutkan bahwa pria lebih rentan terkena penyakit ini
ketimbang wanita. Alasannya, secara biologis penyebab diabetes lebih mudah
menyerang pria. Teori yang diungkapkan adalah pria cenderung lebih sensitif
terhadap insulin dibandingkan dengan wanita. Selain itu, tubuh pria juga
menyimpan lemak di sekitar organ, bukan di bawah kulit seperti wanita
(visceral fat deposition).
Dalam penelitian yang melibatkan the Scottish Diabetes Reseach Network
Epidemiology Group dari University of Glasgow tersebut, ada 95.057 pria dan
wanita penderita diabetes tipe 2. Setelah menganalisis usia dan BMI mereka,
ditemukan bahwa pria bisa menderita diabetes meskipun skor BMI mereka
lebih rendah.
Salah satu temuan yang tak kalah menarik ketika me nganalisis penyebab
diabetes pada pria adalah hormon testosteron. Bagi pria, hormon ini berperan

10
dalam membentuk otot, suara, organ genital, libido, dan juga memengaruhi
bagaimana terjadinya penumpukan lemak di perut.

Ternyata, jika jumlah testosteron normal, maka penumpukan lemak di perut


akan rendah. Menurut studi, pria dengan hormon testosteron lebih rendah
berisiko menderita diabetes tipe 2 lebih tinggi ketimbang wanita.
2. Masalah kesehatan wanita
Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa perempuan masih menghadapi banyak masalah kesehatan. Dalam hal ini,
WHO menyatakan bahwa ada beberapa penyakit mamayoritas menyerang
perempuan dan harus diperhatikan secara penuh. Melansir dari laman resmi
WHO, berikut lima masalah utama kesehatan perempuan, antara lain:
a) Kanker
kanker paling umum yang menyerang perempuan adalah kanker payudara dan
serviks. Mendeteksi kedua kanker ini sejak dini adalah kunci untuk menjaga
perempuan tetap hidup dan sehat. Angka global terbaru menunjukkan bahwa
sekitar setengah juta wanita meninggal akibat kanker serviks dan setengah juta
akibat kanker payudara setiap tahun. Sebagian besar kematian terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah di mana skrining, pencegahan dan
pengobatan hampir tidak memadai
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel dipayudara tumbuh secara tidak normal
dan tidak terkendali kemudian sel-sel ini membelah dengan cepat dan
berkumpul hingga membentuk benjolan, lalu bisa menyebar kejaringan yang
sehat. Belum diketahui apa yang menyebabkan sel-sel tersebut berubah
menjadi sel kanker tetapi, terdapat dugaan bahwa faktor genetik, gaya hidup,
lingkungan dan hormol memiliki keterkaitan dengan terbentuknya kanker
payudara.
Kanker serviks atau disebut juga dengan kanker mulut rahim merupakan salah
satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Dari data
WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meningggal karena penyakit kanker
serviks yang menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita tepatnya
didaerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim. Human papilloma

11
Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Virus ini sangan
mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa
berpindah melalui sentuhan kulit.
b) Kesehatan Reproduksi
Masalah kesehatan seksual dan reproduksi bertanggung jawab atas sepertiga
dari masalah kesehatan perempuan berusia antara 15 hingga 44 tahun. Seks
tidak aman merupakan faktor risiko utama, terutama di antara perempuan dan
anak perempuan di negara berkembang.
Prof. dr. Ova menambahkan gender berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi remaja perempuan karena erat dengan peran dan hubungan dalam
masyarakat maupun budaya. Gender mempengaruhi jika dikaitkan dengan
harapan aktivitas seksual, pandangan tentang tanggung jawab kontrasepsi,
konsekuensi sosial kehamilan, tingkat risiko infeksi HIV/AIDS, penerimaan
kultur terhadap perilaku dan praktek merugikan serta interaksi klien-petugas
terutama yang berbeda gender. Selain itu kebiasaan hidup yang kurang baik
seperti merokok, sering melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan
terlebih pada usia dini <16tahun.
c) Kesehatan Ibu
Banyak perempuan mendapat manfaat dari peningkatan perawatan selama
kehamilan dan persalinan. Namun manfaat tersebut tidak merata sehingga
perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Padahal,
sebagian besar kematian ini dapat dicegah.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator keberhasilan
layanan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab
yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan yang terjadi
dinegara berkembang.
Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu
adalah perdarahan hebat setelah melahirkan, infeksi, tekanan darah tinggi
selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan,
dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2018).
d) HIV

12
Tiga dekade setelah epidemi AIDS, perempuan muda masih banyak yang
menanggung beban infeksi HIV akibat. Menurut WHO, masih terlalu banyak
perempuan muda yang berjuang untuk melindungi diri dan untuk
mendapatkan perawatan HIV yang mereka butuhkan.
Di Indonesia, sekitar 250.000 wanita usia produktif terinfeksi HIV. Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita terinfeksi
HIV, di antaranya hubungan seks bebas tanpa kondom dan memiliki lebih dari
satu pasangan seksual.
e) Kesehatan mental
Bukti menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan diband ingkan pria
untuk menga lami kecemasan, depresi, dan keluhan somatik. Depresi
adalah masalah kesehatan mental yang paling umum bagi perempuan.
Menurut Psychology Today, sejauh ini belum ada penelitian yang
membuktikan gangguan mental lebih sering terjadi pada wanita. Gangguan
mental itu sendiri banyak jenisnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyebutkan, gangguan mental terdiri dari berbagai masalah dengan gejala
yang berbeda-beda.
Penyebab pastinya memang tidak bisa ditentukan, namun beberapa faktor bisa
jadi pemicunya. Di antaranya seperti peristiwa traumatis, faktor genetik, dan
hormonal. Gangguan kecemasan bukan hanya ditandai dengan rasa takut saja.

13
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data inti
1. Geografi
- Apakah anda tingal di daerah pegunungan atau pantai ?
- Bagaimana keadaan tanah di daerah ini ?
- Berapa luas daerah ini ?
- Ada berapa batas wilayah di daerah ini dan apa saja nama wilayah
di masing-masing batasnya?
2. Demografi/ Komposisi penduduk
- Berapakah jumlah KK di daerah ini ?
- Berapakah jumlah penduduk di daerah ini ?
- Bagaimana mobilitas penduduk, apakah penduduk jarang di rumah
ketika pagi dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada
sekolah.?
- Apakah daerah ini termasuk daerah yang padat dengan penduduk?
3. Vital Statistik
- Bagaimana status kelahiran di daerah ini?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di masyarakat khususnya pada
wanita usia dewasa?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di daerah ini khususnya pada
pria usia dewasa?
- Apakah dalam satu bulan ini sudah terdapat banyak warga yang
meninggal?
4. Kelompok Etnis
- Suku apa yang dianut di masyarakat?
5. Nilai dan Keyakinan
- Apakah ada masjid / mushola atau tempat ibadah lainnya?
- Apakah masyarakat menganut agama yang sama?
- Keyakinan apa yang di anut dalam masyarakat?
Sub Sistem

14
1. Lingkungan fisik
- Apakah rumah penduduk tergolong perumahan yang menetap?
- Apakah pencahayaan di rumah penduduk sudah cukup?
- Apakah di daerah ini sirkulasi udara sudah baik ? misalnya terdapat
pepohonan dan terdapat ventilasi yang cukup pada setiap rumah
warga?
2. Pelayanan Kesehatan
- Apakah terdapat praktik klinik swasta di daerah ini ?
- Berapa jumlah tenaga kesehatan di daerah ini (perawat, bidan, dokter)?
- Ada berapa sekolah yang terdapat pada daerah ini ?
- Apakah terdapat panti sosial di daerah ini?
- Apakah terdapat pasar/swalayan/ toko yang menyediakan kebutuhan
masyarakat?
- Apakah ada tempat perkumpulan untuk melakukan musyawarah di
daerah ini ?
- Apakah program posyandu terlaksana di daerah ini? Posyandu apa saja
yang diselenggarakan di daerah ini? Apakah posyandu sudah berjalan
aktif? Berapa kali diselenggarakan?
3. Sanitasi
- Apakah sanitasi warga sudah tergolong baik atau tidak ?
- Dari mana sumber air yang digunakan dalam masyarakat?
- Dimanakah pembuangan air limbah pada masyarakat?
- Apakah mayoritas warga telah memiliki jamban pada setiap rumah ?
- Dimanakah mayoritas warga melakukan MCK?
- Dimankah tempat penumpukan/pembuangan sampah ?
- Dari mana terdapatnya sumber polusi yang mungkin mengancam
kesehatan atau kegiatan sehari-hari?
- Apakah ada vektor penyebab penyakit di masyarakat?
4. Keamanan & Transportasi :
- Apakah ada pemadam kebakaran?
- Apakah ada terdapat siskamling atau hansip?

15
- Apakah ada transportasi umum atau pribadi yang bisa digunakan di
masyarakat?
- Apakah keadaan jalanan di daerah ini sudah dalam keadaan baik?
- Bagaimana cara pemilihan RT/RW di daerah ini ?
5. Pemerintah dan politik
- Ada berapa RT dan RW di desa ini ?
- Ada berapa kader di desa ini ?
- Apakah ada karang taruna di desa ini? Apakah sudah berjalan dengan
baik dan aktif?
- Apakah terdapat tokoh agama di desa ini ?
6. Pendidikan
- Tingkat pendidikan komunitas ?
- Apa fasilitas pendidikan yang tersedia?
- Jenis bahasa apa yang digunakan dalam pendidikan?
7. Rekreasi
- Apakah masyarakat sering melakukan rekreasi antar warga atau
kelompok tertentu?
- Fasilitas apa yang digunakan jika pergi berekreasi?
8. Ekonomi
- Apakah warga memiliki pekerjaan yang tetap?
- Berapa jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia?
Status kesehatan komunitas
1. Keluhan saat ini yang dirasakan komunitas
2. Mengukur tanda-tanda vital
 tekanan darah
 respirasi
 nadi
 suhu tubuh
3. Riwayat penyakit

16
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Pola pemenuhan nutrisi
- Pola pemenuhan cairan
- Pola istrahat tidur
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas gerak
- Pola pemenuhan aktivitas diri
6. Status psikososial
7. Status pertumbuhan dan perkembangan
8. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10. Pola perilaku tidak sehat : kebiasaan merokok, mengonsusmsi alkohol,
konsumsi tinggi garam dll.
Analisa data
Berbekal sekumpulan data hasil pengkajian yang telah disampaikan pada acara
sebelumnya, anda dapat melakukan identifikasi dan analisa data keperawatan
komunitas. Terlebih dahulu anda lakukan identifikasi dan sampaikan kepada
masyarat data senjang hasil pengkajian komunitas yaitu data-data dengan
distribusi frekuensi paling banyak, teruma data yang berhubungan dengan kondisi
penyakit, lingkungan yang tidak sehat, kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat,
perilaku masyarakat yang tidak sehat atau data hasil pengkajian komunitas yang
menyimpang dari kondisi normal. Kemudian kelompokkan data tersebut dan
masukkan ke dalam tabel analisa data , tentukan masalah keperawatannya seperti
pada contoh di bawah ini :
Data Masalah
suatu kebiasaan hidup dengan aktivitas keletihan
fisik yang rendah.

hambatan kemampuan untuk mengubah Perilaku kesehatan cenderung beresiko


gaya hidup/perilaku dalam cara yang
memperbaiki status kesehatan.
ketidakmampuan mengidentifikasi, Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
mengelola, dan/atau mencari bantuan

17
untuk mempertahankan kesehatan.
terdapat masalah kesehatan yang Defisit kesehatan komunitas
dialami komunitas.
kesulitan dalam menjalani program Manajemen kesehatan tidak efektif
perawatan atau pengobatan.

B. Diagnosa Keperawatan
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, maka diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada
komunitas, kelompok atau aggregates tersebut, sehingga secara umum diagnosis
tersebut meliputi atau mewakili permasalahan individu, keluarga yang hidup dan
tinggal dalam komunitas tersebut. Diagnosis keperawatan kelompok dan
komunitas juga memiliki perbedaan secara umum dengan diagnosis individu dan
keluarga, karena saat melakukan pengkajian di komunitas atau
kelompok/aggregates, maka perawat yang bekerja di komunitas, berkolaborasi
dengan komunitas, tokoh komunitas, kepala kelurahan/desa serta aparatnya,
pemuka agama serta tenaga kesehatan lainnya, sehingga formulasi diagnosis
keperawatan harus mewakili semua pemangku kepentingan di komunitas (Ervin,
2008).
Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok
komunitas yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis,
kondisi perumahan).
a) Pernyataan ( statement)
Statement atau pernyataan masalah adalah potensial atau masalah yang aktual
ataupun perhatian pada kesehatan komunitas. Contoh:
1. Keletihan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
4. Defisit kesehatan komunitas
5. Manajemen kesehatan tidak efektif
b) Etiologi
Pernyataan etiologi digambarkan dengan pernyataan “berhubungan dengan“.
Contoh :

18
1. Keletihan berhubungan dengan gaya hidup monoton.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan keterampilan
komunikasi yang tidak efektif.
4. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan ketidakcukupan akses
pada pemberi layanan kesehatan.
5. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang dukungan
sosial.
c) Tanda dan gejala

Pernyataan tanda dan gejala menggambarkan pernyataan lama dan besarnya


masalah dengan menggunakan kata “ditunjukkan dengan“. Contoh :

1. Keletihan berhubungan dengan gaya hidup monoton ditunjukan dengan


suatu kebiasaan hidup dengan aktivitas fisik yang rendah.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial ditunjukkan dengan hambatan kemampuan untuk
mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki status
kesehatan.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan keterampilan
komunikasi yang tidak efektif ditunjukkan dengan ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
4. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan ketidakcukupan akses
pada pemberi layanan kesehatan ditunjukkan dengan terdapat masalah
kesehatan yang dialami komunitas.
5. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang dukungan
sosial ditunjukkan dengan kesulitan dalam menjalani program perawatan
atau pengobatan.
C. Intervensi Keperawatan
Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas berorientasi pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan manajemen krisis.

19
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan komunitas, maka perlu juga
memperhatikan beberapa hal antara lain berikut ini.
1. Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada.
2. Kondisi atau situasi yang ada.
3. Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas, dapat
dimanfaatkan.
4. Program yang lalu yang pernah dijalankan.
5. Menekankan pada pemberdayaan masyarakat.
6. Penggunaan teknologi tepat guna.
7. Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
Contoh :
N Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana
o keperawatan intervensi

1 Keletihan Komunitas  Meningkatnya  Identifikasi gangguan


berhubungan kemampuan fungsi tubuh yang
dengan gaya melakukan mengakibatkan
hidup monoton aktivitas rutin kelelahan seperti
ditunjukan tanpa gangguan kosentrasi,
dengan suatu merasakan sakit kepala, gelisah dan
kebiasaan hidup kelelahan. lesu.
dengan aktivitas  Tercukupi pola  Berikan aktivitas
fisik yang tidur dan distraksi yang
rendah istrahat menenangkan seperti
rekreasi, menonton atau
mendengarkan musik
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
meningkatkan asupan
makanan

2 Perilaku Komunitas  Meningkatnya  Promosi masalah


kesehatan kemampuan kesehatan yang banyak
cenderung dalam dialami masyarakat atau
beresiko melakukan komunitas
berhubungan tindakan  Berikan lingkungan yang
dengan kurang pencegahan mendukung kesehatan
dukungan sosial masalah  Anjurkan makan sayur
ditunjukkan kesehatan dan buah setiap hari
dengan  Meningkatnya  An jurkan melakukan

20
hambatan kemampuan aktivitas fisik setiap hari
kemampuan menjaga  Anjurkan tidak merokok
untuk mengubah kesehatan
gaya dengan hidup
hidup/perilaku bersih dan
dalam cara yang sehat
memperbaiki
status kesehatan.
3 Pemeliharaan Komunitas  Meningkatnya  Identifikasi kesiapan
kesehatan tidak pemahaman dan kemampuan
efektif tentang menerima informasi
berhubungan perilaku hidup kesehatan
dengan sehat seperti  Pemasangan spanduk
keterampilan tidak merokok atau pembagian pamflet
komunikasi dan menjaga yang berisikan informasi
yang tidak pola makan. tentang faktor risiko
efektif  Meningkatnya yang dapat mempen
ditunjukkan perilaku garuhi kesehatan
dengan mencari  Ajarkan strategi yang
ketidakmampua bantuan seperti dapat digunakan untuk
n kefasilitas meningkatkan perilaku
mengidentifikasi kesehatan. dalam mempertahanakan
, mengelola, kesehatan
dan/atau
mencari bantuan
untuk
mempertahanka
n kesehatan.
4 Defisit Komunitas  Meningkatnya  Menyediakan program
kesehatan partisipasi promosi kesehatan
komunitas masyarakat terkait masalah
berhubungan dalam program kesehatan komunitas
dengan promosi  Libatkan masyarakat
ketidakcukupan kesehatan dalam bermusyawarah
akses pada  Ketersediaan untuk mendefinisikan
pemberi layanan akses masalah kesehatan dan
kesehatan pelayanan yang mengembangkan
ditunjukkan memadai rencana kerja
dengan terdapat dimasyarakat  Bagun komitmen antar
masalah anggota masyarakat
kesehatan yang
dialami
komunitas.
5 Manajemen Komunitas  Meningkatnya  Pemantauan setiap bulan
kesehatan tidak perilaku terkait issue atau
efektif

21
berhubungan masyarakat masalah kesehatan yang
dengan kurang dalam dihadapi dalam
dukungan sosial mengurangi pengobatan.
ditunjukkan faktor risiko  Motivasi
dengan kesulitan dari masalah mengungkapkan tujuan
dalam menjalani kesehatan perawatan yang
program  Tidak ada lagi komunitas harapkan
perawatan atau kesulitan dalam  Hormati hak pasien
pengobatan. menjalani untuk menerima atau
program menolak informasi
kesehatan

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan


keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, tetapi yang sangat penting dalam implementasi
keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan berupa
promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat,
mencegah penyakit, dan dampak pemulihan.

E. Evalusi

Evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan


memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil,
dan dampak serta biayanya. Untuk menilai dalam suatu kegiatan evaluasi dapat
menggunakan kriteria sebagai berikut.

1. Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan


kebijakan?
2. Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
3. Efisiensi (efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya
paling rendah?
4. Hasil (outcomes): Apakah indikator- indikator tujuan program membaik?
5. Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan membaik?

22
6. Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator- indikator terus
berlanjut setelah program selesai?

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat baik pria dan wanita, oleh
karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha
menjaga kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu
seseorang telah jatuh sakit.

Banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia agar sumber


daya manusia berkualitas serta produktif diantaranya adalah faktor lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (Irianto at.al, 2004).

B. Saran

Jagalah kesehatan mulai dari merubah gaya hidup tidak sehat untuk
meningkatkan harapan hidup anda. Kenali tanda dan geja la setiap penyakit dan
jangan ragu memeriksakan kesehatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2011). Kanker Payudara. Diambil dari


http://medicastore.com/penyakit/1045/Kanker_Payudara.html. 13
Oktober 2017.

Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka


Cipta, . Jakarta.

Harianto, Rina, M, dan Hery, S 2005. Risiko penggunaan pil kontrasepsi


kombinasi terhadap kejadian kanker payudara pada reseptor KB
di Perjan RS Dr. CiptoMangun kusumo, Jakarta: Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. 2, No.1, hh. 84-99.

Hayens,B,dkk. (2003). Buku pintar menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang


Pustaka.

Jansje dan Samodra. 2013. Prevalensi Penyakit Tidak Menular Pada Tahun
2012 – 2013 di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
Sulawesi Utara. Diambil dari :
https://www.researchgate.net/publication/316992216_Prevalensi_Pe
nyakit_Tidak_Menular_pada_Tahun_2012-
2013_di_Kecamatan_Airmadidi_Kabupaten_Minahasa_Utara_Sula
wesi_Utara.

WHO., 2010. The World Health Report 2010.


http://www.who.int./whr/2010/en/index.html Akses 13 Oktober 2017.

Sagala, LMB.2010.Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga


Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe.
Skripsi. Fakultas Keperawatan. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi.


Jakarta:Intisari Mediatama

25
WHO, 2011. Noncommunicable Diseases Country Profiles 2011. http://-
whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241502283_eng.pdf.

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,


Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

26

Anda mungkin juga menyukai