Anda di halaman 1dari 16

NITRIMETRI

PENDAHULUAN
• Metode Nitrimetri merupakan metode penetapan
kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan
baku natrium nitrit
• Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni
reaksi antara amin aromatik primer dengan asam nitrit
dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
• Karena Asam Nitrit tidak stabil, maka diganti dengan
NaNO2 yang merupakan garam dari asam HNO2,
sedangfkan untuk membuat suasana asam digunakan
HCl, reaksi diazotasi yang mendasari metode ini dapat
dituliskan sbb:
REAKSI DIAZOTASI
• Reaksi berjalan lambat, titrasi dilakukan secara
perlahan karena jika tidak bila ditambahkan
banyak bukan bereaksi tapi menguap
– NaNO2 + HCl → HONO + NaCl
SYARAT REAKSI DIAZOTASI
• Temperatur harus rendah
– Suhu yang digunakan harus rendah (dibawah 15
C), sebab pada suhu kebih tinggi garam diazonium
yang terbentuk tidak stabil dan akan terhidrolisis
menjadi fenol dan gas nitrogen
– Selain itu, pada suhu tinggi asam nitrit akan lebih
cepat terurai sehingga reaksinya tidak
stokiometris
• Dilakukan pada suasana asam,
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Temperatur (0 – 15 C), karena pada temperatur
tinggi menyebabkan:
– HONO mudah menguap, serlu sehingga pe+an KBr
– Garam diazonium menjadi fenol
• Keasaman
– pH sekitar 2 untuk nterjadinya NaNO2 menjadi HONO
dan pembentukkan garam diazonium
• Kecepatan Reaksi
– Pembentukan garam diazonium lambat sehingga perlu
pengocokan kuat pada saat titrasi
Fungsi Penambahan KBr
• Katalisator
– Untuk mempercepat reaksi diazotasi, KBr akan
mengikat NO2- membentuk nitrosobromid. Bentuk
ini mempercepat reaksi karena bentuk keto dari
tautomer ditiadakan dgn segera terbentuk enol
(o=N-Br / nitrosobromid)
• Stabilisator
– Untuk pengikatan NO2 yang mencegah terjadinya
penguapan HONO karena HONO mudah menguap
Titik Akhir Titrasi (TAT)
TAT dapat dilakukan dengan dua cara:
• Indikator Luar
– Yang digunakan adalah pasta Kanji-Iodida atau Kertas
Kanji-Iodida, adanya kelebihan asam nitrit akan
mengoksidasi I- menjadi I2 sehingga dan adanya kanji atau
amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator
kanji peka terhadap kelebihan 0,05 – 0,10 ml NaNO2
dalam 200 ml larutan
– Reaksi yang terjadi sbb:
• NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl
• KI + HCl → KCl + HI
• 2HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + 2 H2O
TAT tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada
pasta Kanji-Iodida akan terbentuk warna biru segera> Reakai sbb:
4 KI + 4 HCl + O2 → 2H2O + 2 I2 + 4 KCl
I2 + Kanji → Kanji –Iod (Biru)
Titik Akhir Titrasi (TAT)
• Indikator dalam, terdiri atas campuran
Tropeolin OO- Metilen Blue.
– Tropeolin OO merup ind. Asam basa yang
berwarna merah suasana asam dan kuning bila
dioksidasi oleh adanya kelebihan HNO2,
sedangkan metilen biru sebagai pengkontras
warna sehingga pd TAT akan terjadi perubahan
warna ungu menjadi biru samapai hijau
tergantung senyawa yang dititrasi.
KELEBIHAN & KEKURANGAN IND
Indikator Luar
• Kekurangan
– Perlu orientasi, sehingga zat berkurang
– Kurang praktis, karena penggoresan berkali-kali
• Kelebihan
– TAT dapat tepat untuk beberapa zat
– Dapat digunakan untuk larutan berwarna
KELEBIHAN & KEKURANGAN IND
Indikator Dalam
• Kelebihan
– Praktis
– Hasilnya baik untuk beberapa zat
• Kekurangan
– Perubahan warna berbeda-beda
– Tidak dapat untuk larutan berwarna
– Memerlukan HONO untuk bereaksi
Pembakuan Larutan NaNO2
• Sulfanilamid
• KMnO4
• Asam Sulfanilat
PK Zat dgn Nitrimetri
• Amin Aromatik primer
– Golongan sulfa, benzokain
• Amin Aromatik Sekunder, harus dihidrolisis
terlebih dahulu menjadi Amin Aromatik
primer, Co: parasetamol, ftalazol
• Gugus Nitroaromatik, harus direduksi dulu
menjadi amin aromatik primer, Co:
Kloramfenikol.
PK Zat dgn Nitrimetri

• Amin Alifatik Primer, pembentukan senyawa


nitrosoamin bukan diazonium>
PK SENYAWA DGN NITRIMETRI
• Benzokain
• Primakuin fosfat
• Prokain HCl
• Sulfasetamid
• Sulfasetamid Na
• Sulfadoksin
• Sulfametoksazol
• Tetrakain
• Tetrakain HCl
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai