Anda di halaman 1dari 29

Kerusakan dan Kematian Sel

Dewi Pujiana
Kerusakan Sel
• Proses kerusakan sel diawali dengan terjadinya gangguan pada
sistem di dalam sel.
• empat sistem dalam sel yang paling mudah terpengaruhi
akibat adanya cidera yaitu:
1.Membran sel : Keutuhan membran sel terganggu akibatnya
tugas membran sel untuk mempertahankan tekanan osmotik
seluler menurun.
2.Mitokondria : Pembentukan energi berupa ATP melalui
mekanisme respirasi aerob terganggu.
3.Retikulum endoplasma
Fungsi retikulum endoplasma mensintesa protein mengalami
gangguan.
4.Nukleus
Sebagai aparatus genetik keutuhan
nukleus terganggu dengan adanya cidera.
• Sel yang mengalami cidera akan mengalami
destruksi dan benar benar dikatakan mati
ditandai oleh
1.Ketidakmampuan memperbaiki fungsi
mitokondria sehingga sel tidak dapat
melakukan pembentukan ATP.
2.Gangguan fungsi membran yang nyata
sehingga terjadi penurunan fungsi membran
yang luas.
• Diawal kematiannya sel akan mengalami
pencairan atau koagulasi dengan keluarnya
organel internal.
• Cairan sel yang mati antara lain berisi enzim yang
ketika berada dalam sel hidup tidak bersifat litik
tetapi ketika sel telah mati akan bersifat litik
sehingga dapat melarutkan sel yang mati.
• Enzim tersebut berasal dari lisososm sel yang
hancur dan akan mencerna sel itu sendiri yang
disebut autolisis.
Perubahan yang terjadi
dalam sel yang mati :
1. Perubahan Mikroskopis Perubahan sel yang
matipada sitoplasma dan organel-organel sel
lainnya yaitu: Inti sel yang mati akan
menyusut (piknotik), menjadi padat,
batasnya tidak teratur dan berwarna gelap.
Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan
pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar
di dalam sel
2. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati
tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang nekrotik.
Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka
jaringan nekrotik akan mempertahankan
bentuknya dan jaringannya akan
mempertahankan ciri arsitekturnya selama
beberapa waktu.
3. Perubahan Kimia Klinik
Lisis/ pecahnya nya membran sel menyebabkan
berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel
termasuk enzim tertentu masuk ke dalam
sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark
miokardium akan mengalami peningkatan kadar
LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim
spesifik jantung.
Jenis Kerusakan dan Kematian Sel
Kerusakan sel yang berakhir dengan kematian sel dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nekrotik dan apoptosis
1. Nekrotik
Nekrosis/ Nekrotik sel adalah kematian sel yang
terjadi akibat cidera yang memiliki ciri adanya
pembengkakan dan ruptul organel internal.
Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi
padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap.
Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan
pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di
dalam sel yang disebut karioreksis
sedangkan inti hilang yang disebut kariolisis
• Selanjutnya sel mati akan diisolir oleh sel di
sekitarnya dan akan menimbulkan
peradangan. Akibat peradangan yang terjadi
leukosit akan berkumpul di daerah sel mati
dan selanjutnya mencerna sel tersebut
melalui proses fagositosis.
Sel yang mati/ nekrotik
Efek Klinis dari Nekrotik Sel:
1. Nekrosis yang terjadi pada sel akan
mengakibatkan fungsi sel abnormal.
2. Pertumbuhan bakteri akan mudah terjadi pada
daerah sel yang mengalami nekrotik dan
menyebar ke seluruh tubuhmelalui aliran limfe
atau aliran darah.
3. Saat sel mengalami nekrosis, maka sel tersebut
akan melepaskan zat pirogen. Selain itu terjadi
peningkatan jumlah sel darah putih sebagai
respons dari radang akut.
Akibatnya akan timbul demam
Jenis Kerusakan dan Kematian Sel

2. Apoptosis
Apoptosis adalah salah satu jenis mekanisme
biologi kematian sel yang terprogram.
Apoptosis digunakan oleh tubuh untuk
membuang selyang sudah tidak diperlukan.
Apoptosis berlangsung seumur hidup dan
bersifat menguntungkan bagi tubuh, berbeda
dengan nekrosis yang bersifat akut dan tidak
terprogram.
• Apoptosis disebut juga kematian sel
terprogram (programmed cell death) yang
terjadi secara terpisah sendiri sendiri. Pada
apoptosis,sel yang mati akan dimakan oleh sel
yang berdekatan atau yang berbatasan
langsung dengannya
• Apoptosis terjadi berdasarkan informasi dari
gen yang ada dalam sel. Informasi genetik
pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani
masa hidup tertentu. Awalnya terjadi
perubahan secara morfologis termasuk
perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan
terfragmentasi menjadi badan apoptosis dan
selanjutnya fragmen/ pecahan sel tersebut
diabsorpsi/ diserap sehingga sel yang mati
akan menghilang.
faktor penyebab
sel mengalami apoptosis :
Penyebab Fisiologik
• 1)Destruksi sel selama embriogenesis. Sebagai contoh
proses berpisahnya jari-jari.
• 2)Involusi jaringan yang bergantung hormon. Sebagai
contoh kematian sel pada endometrium pada wanita dan
sel prostat pada pasien pria usia lanjut.
• 3)Penghapusan sel dalam populasi sel yang mengadakan
profilasi.
• 4)Kematian sel yang sudah melaksanakan tugasnya.
Misalnyasel neutrofil akan mati sesudahrespons inflamasi
akut.
• 5. Penghapusan limfosit swareaktif yang berpotensi
berbahaya
Penyebab Patologik
1)Kematian sel yang ditimbulkan oleh berbagai
rangsangan yang menyebabkan cidera. Jika mekanisme
perbaikan DNA tidak dapat mengatasi kerusakan yang
ditimbulkan, maka kematian sel seperti karena radiasi
atau obat sitotoksik akan menyebabkan sel membunuh
dirinya sendiri melalui apoptosis.
2)Kematian sel karena infeksi virus tertentu seperti
misalnya hepatitis.
3)Atrofi patologik organ tertentupascaobstruksi saluran.
4)Kematian sel pada tumor.
perbedaan
Kematian Jaringan
• Kematian sel dalam jumlah besar seperti pada
jaringan organisme hidup disebut nekrosis.
• Nekrosis terjadi tidak hanya pada tingkat
kematian sel (celluler death) tetapi juga pada
seluruh tubuh (somatic death) atau terbatas
mengenai suatu jaringan atau sebuah organ.
Penyebab Kematian Jaringan
1. Iskemi (Ischemi)
Iskemi atau disebut juga menurunnya aliran darahke
dalam sel akan berakibat suplai oksigen dan makanan
untuk sel atau jaringan berkurang.
Kondisi tersebut dapat dilihat pada kejadian decubitus
dimana aliran darah terhambat karena adanya tekanan
dari tubuh pasien terhadap pembuluh darah ketika
pasienberbaring lama. Jika tekanan tersebut
berlangsung selama 2 jam maka aliran darah didaerah
tersebut terhambat sehingga tidak mendapat
suplaidarah dan muncul tanda-tanda iskemia.
2. Agens biologik.
Nekrosis dapat terjadi akibat dari bakteriyang
mengeluarkan toksin yang membuat kerusakan
dinding pembuluh darah danjuga thrombosis.
3. Agen kimia
Agen Kimia yang berasal dari dalam maupun dari
luar akan menyebabkan gangguan osmotik sel.
Sebagai contoh pada seorang wanita yang hamil
sering kali dijumpai mengalamikeracunan
kehamilan.
4. Agen fisik
Agen Fisik seperti trauma, suhu ekstrem baik
panas atau dingin, listrik, cahaya matahari dan
radiasi akan menyebabkan kerusakan sel.
Protoplasma, membran sel akan mengalami
kerusakandan organel internal keluar dari sel
sehingga timbul kekacauan tata kimia sel.
5. Kerentanan (hipersensitif)
Reaksi imunologik yang terjadi pada tubuh
akan menimbulkan kerentanan jaringan
akibatnya akanmengalami kematianselpada
jaringan tersebut
Jenis Nekrotik Jaringan:
1. Nekrosis koagulativa
adalah jenis nekrosis yang paling banyak
terjadi karena dapat mengenai semua organ
dan jaringan.
Bentuk nekrosis yang dapat kita amati yaitu
bentuk sel masih normal dan susunan
jaringan masih jelas dan sedikit lunak. Tetapi
proteinnya mengalami koagulasi sehingga
aktivitas metabolisme sel berhenti.
2.Nekrosis liquefaktif
disebut juga nekrosis kolikuativa yaitu
nekrosis yang terjadi pada jaringan yang tidak
memiliki bahan penyokong lainnya.
Kondisi tersebut menyebabkan jaringan syaraf
yang mengalami nekrosis akan mengalami
pencairan total. Sering terjadi bagiansekeliling
tepinya mengalami reaksi membentuk kista.
Hal ini dapat kita lihat pada nekrosis otak
dengan jaringan sekitar yang juga mencair.
• Ciri-Ciri Nekrosis liquefaktif :
a. Piknosis
Inti sel mengalami penyusutan sehingga sel
terlihat mengkerut dan berwarna gelap.
b. Karioreksis Membran nukleus menjadi robek
disertai inti sel hancur yang membentuk
fragmen-fragmen tersebar dalam sel.
c. Kariolisis Inti sel/nukleus tercerna sehingga
tidak nampak dalam sel
3. Nekrosis Lemak
Proses terjadinya nekrosis lemak dapat dalam
bentuk trauma langsung pada jaringan lemak
dan menyebabkan pelepasan lemak
ekstraseluler.
Selain itu nekrosis lemak juga dapat terjadi
pada proses lisis enzimatik jaringan lemak
karena pelepasan lipase.
4. Nekrosis Gangrenosa
Gangren merupakan kematian sel sebuah
jaringan yang disertai pembusukan.Selain itu,
kematian sel pada jaringan ini bersifat luas
dan disertai invasi kuman saprofit sehingga
menimbulkan pembusukan. Sel yang
mengalami nekrotik adalah tempat terbaik
bagi kuman saprofit Clostridium tumbuh
• Rencana Asuhan Keperawatan Setelah data pengkajian
terkumpul, maka selanjutnya dilakukan tindakan asuhan
keperawatan sebagai berikut:
• Jaringan yang dominan ditemukan pada pasien dengan
nekrosis diabetik adalah jaringan nekrotik. Oleh karena
tindakan keperawatan membuang jaringan nekrotik adalah
tindakan utama.
• Debridement atau disebut juga nekrotomi adalah
membuang jaringan nekrotik /pada luka. Secara alami
tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrotik yang
menempel pada luka melalui peristiwa autolysis. Tetapi
pada luka ganggren merupakan hal yang khusus yang harus
dilakukan untuk mempercepat proses epitilisasi atau
granulasi.
• Hal yang harus diperhatikan perawat saat melakukan
nekrotomi adalah jangan sampai merusak pembuluh darah.
Jika tindakan nekrotomi sulit dilakukan dan ragu-ragu maka
lakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukannya di
ruang bedah.

Anda mungkin juga menyukai