Anda di halaman 1dari 16

Perubahan Retrogresif

Definisi
• Kelainan retrogresif adalah proses terjadinya kemunduran (degenerasi
atau kembali ke arah yang kurang kompleks) atau kemerosotan
keadaan suatu sel, jaringan, organ, organisme, menuju keadaan yang
lebih primitif (menjadi lebih jelek dengan organisasi yang lebih
rendah tingkatannya) kehilangan kompleksitasnya termasuk
metabolisme, deferensiasi dan spesialisasinya.
A.Degenerasi dan Infiltrasi
• Degenerasi ialah perubahan-perubahan morfologik akibat jejas-jejas
yang non-fatal. Perubahan-perubahan tersebut masih dapat pulih
(reversible).
• Infiltrasi terjadi akibat gangguan yang sifatnya sitemik dan kemudian
mengenai sel-sel yang semula sehat akibat adanya metabolit-
metabolit yang menumpuk dalam jumlah berlebihan. Karena itu
perubahan yang awal adalah ditemukannya metabolit-metabolit
didalam sel. Benda-benda ini kemudian merusak struktur sel.
• Degenerasi dan infiltrasi dapat terjadi akibat gangguan yang bersifat
biokimiawi atau biomolekuler. Sebagai contoh degenerasi dapat
terjadi akibat anoxia. Infiltrasi dapat terjadi akibat penumpukan
glikogen didalam sel, karena itu disebut infiltrasi glikogen.
B. Nekrosis
• Nekrosis merupakan salah satu pola dasar kematian sel. Nekrosis
terjadi setelah suplai darah hilang atau setelah terpajan toksin dan
ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein dan kerusakan
organel. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi berat jaringan.
• Secara makroskopis jaringan nekrotik akan tampak keruh (opaque),
tidak cerah lagi, berwarna putih abu-abu. Sedangkan secara
mikroskopis, jaringan nekrotik seluruhnya berwarna kemerahan, tidak
mengambil zat warna hematoksillin, sering pucat
Pada nekrosis, perubahan terutama terletak pada inti.
Memiliki tiga pola, yaitu :

1.Psikonosis
pengerutan inti, merupakan homogenisasi sitoplasma dan peningkatan
eosinofil, DNA berkondensasi menjadi massa yang melisut padat.
2.Karioreksis
Inti terfragmentasi (terbagi atas fragmen-fragmen) yang piknotik.
3.Kariolisis
Pemudaran kromatin basofil akibat aktivitas DNA-ase.
Macam-macam nekrosis :

• 1. Nekrosis koagulatif
Terjadi akibat hilangnya secara mendadak fungsi sel yang disebabkan
oleh hambatan kerja sebagian besar enzim. Enzim sitoplasmik hidrolitik
juga dihambat sehingga tidak terjadi penghancuran sel (proses autolisis
minimal). Akibatnya struktur jaringan yang mati masih dipertahankan,
terutama pada tahap awal
• 2. Nekrosis likuefaktif (colliquativa)
• Perlunakan jaringan nekrotik disertai pencairan. Pencairan jaringan
terjadi akibat kerja enzim hidrolitik yang dilepas oleh sel mati, seperti
pada infark otak, atau akibat kerja lisosom dari sel radang seperti
pada abses.
• 3. Nekrosis kaseosa (sentral)
• Bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan likuefaktif, yang
makroskopik teraba lunak kenyal seperti keju, maka dari itu disebut
nekrosis perkejuan. Infeksi bakteri tuberkulosis dapat menimbulkan
nekrosis jenis ini. Gambaran makroskopis putih, seperti keju didaerah
nekrotik sentral.
• 4. Nekrosis lemak
• Terjadi dalam dua bentuk:
• a.Nekrosis lemak traumatik
• Terjadi akibat trauma hebat pada daerah atau jaringan yang banyak
mengandung lemak.
• b.Nekrosis lemak enzimatik
• Merupakan komplikasi dari pankreatitis akut hemorhagika, yang
mengenai sel lemak di sekitar pankreas, omentum, sekitar dinding
rongga abdomen.
• 5.Nekrosis fibrinoid
• Nekrosis ini terbatas pada pembuluh darah yang kecil, arteriol, dan
glomeruli akibat penyakit autoimun atau hipertensi maligna.
Penyebab nekrosis :
• 1. Iskemia
• 2. Agen biologik
• 3. Agen kimia
• 4. Agen fisik
• 5. Hipersensitivitas
C. Penimbunan Pigmen

• Pigmen adalah substansi yang mempunyai warna dan terakumulasi di


dalam sel.
• Pigmentasi disebabkan penimbunan pigmen di dalam sel.
• Pigmentasi lipofuscin pada kulit umum terjadi pada lansia. Juga pada
otak, hati, jantung, dan ovarium. Pigmen ini agaknya tidak
mengganggu fungsi
• Pigmen melanin dihasilkan melanosit kulit
• Pigmen hemosiderin, turunan hemoglobin, adalah pigmen yang
dibentuk karena akumulasi timbunan besi yang berlebihan.
D. Atrofi

• Atrofi adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi


dapat menjadi suatu respons yang adaptif yang timbul sewaktu terjadi
penurunan beban kerj          Atrofi dapat terjadi akibat sel/jaringan
tidak digunakan misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi
atau pada keadaan tanpa berat (gravitasi nol). Atrofi juga dapat timbul
sebagai akibat penurunan rangsang hormon atau rangsang saraf
terhadap sel atau jaringan.a sel atau jaringan
Atrofi dibedakan menjadi :

1.   Atrofi fisiologik


Atrofi fisiologik adalah atropi yang merupakan proses normal pada
manusia. Beberapa alat tubuh dapat mengecil atau menghilang sama
sekali selama masa perkembangan kehidupan, dan jika alat tubuh
tersebut tidak menghilang pada usia tertentu malah dianggap patologik
2. Atrofi patologik
Atrofi patologik dapat dibagi beberapa kelompok :
1) Atrofi disuse
2) Atrofi desakan
3) Atrofi endokrin
4) Atrofi vaskuler
5) Atrofi payah (exhaustion atrophy
6) Atrofi serosa
7) Atropi coklat
E. Gangguan Metabolisme

setiap sel selalu terancam mengalami kerusakan, tetapi sel hidup


mempunyai kemampuan untuk coba menanggulanginya. Jejas ini
kemudian mengakibatkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak pada sel. Gangguan metabolisme intraseluler ini
akhirnya mengakibatkan perubahan pada struktur sel.
F. Defisiensi

Defisiensi protein, vitamin, mineral akibat ketidak seimbangan asupan


nutrisi dapat menganggu sel. Seperti jumlah lipid yang berlebihan
mempermudah terjadinya arteriosclerosis. Metabolisme yang terganggu
ini akhirnya mengakibatkan perubahan pada struktur sel dan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai