Anda di halaman 1dari 23

JEJAS REVERSIBEL

DAN
JEJAS IRREVERSIBEL

Puri Ratna Kartini, S.KM., M.Epid.


Program Studi Farmasi
UNIPMA
A. Jejas Sel Reversibel Dan Ireversibel
• Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya
fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh
mitokondria
• Penurunan ATP (dan peningkatan AMP secara
bersamaan) merangsang fruktokinase dan
fosforilasi, menyebabkan glikolis aerobik
• Glikogen cepat menyusut, dan asam laktat dan
fosfat anorganik terbentuk sehingga
menurunkan PH intrasel
• Manifestasi awal dan umum pada jejas
hipoksit non letal ialah pembengkakan sel akut
• Ini disebabkan oleh : Kegagalan transportasi
aktif dalam membran dari pada ion Na +, ion
K+-ATPase yang sensitif-ouabain,
menyebabkan natrium masuk kedalam sel,
kalium keluar dari dalam sel dan
bertambahnya air secara osmotik
• Peningkatan beban osmotik intrasel karena
penumpukan fosfat dan laktat anorganik, serta
nukleusida purin
• Jejas ireversibel ditandai oleh valkuolisasi keras
metokondria, kerusakan membran plasma
yang luas, pembengkakan lisosom, dan
terlihatnya densitas mitokondria yang besar
dan amort
• Jejas membram lisosom disusul oleh bocornya
enzim ke dalam sitoplasma, dan karena
aktivasinya terjadi pencernaan enzimatik
komponen sel dan inti
• Ada dua peristiwa yang penting pada jejas
ireversibel  Depresi ATP dan kerusakan
membran sel
• Depresi ATP  Peristiwa awal pada jejas sel
yang berperan pada konsekuensi hipoksia
iskemik yang fungsional dan struktural, dan juga
pada kerusakan membran, walaupun demikian,
masalah menimbulkan pertanyaan apakah hal
ini sebagai akibat atau penyebab ireversibilitas
• Kerusakan membran sel  Jejas
ireversibelberhubungan dengan defek membran
sel fungsional dan struktural
B. Jejas Sel Akibat Radikal Bebas
• Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif
dan tidak stabil yang berinteraksi dengan protein,
lemak, dan karbohidrat, dan terlibat dalam jejas sel
yang disebabkan oleh bermacam kejadian kimiawi
dan biologik
• Terjadinya radikal bebas dimulai dari :
1. Absorpsi energi sinar (cahaya UV, sinar X).
2. Reaksi oksidatif metabolik.
3. Konversi enzimatik zat kimia eksogen atau obat.
4. Jejas kimiawi
• Zat kimia menyebabkan jejas sel melalui 2
mekanisme
• Secara langsung misalnya, Hg dari merkuri
klorida terikat pada grup SH protein membran
sel, menyebabkan peningkatan permeabilitas
dan inhibisi transport yang bergantung pada
ATPase
• Melalui kenversi ke metabolik toksin reaktif 
metabolik toksin menyebabkan jejas sel baik
melalui ikatan kovalen langsung kepada
protein membran dan lemak, atau lebih umum
melalui pembentukan radikal bebas aktif
C. Morfologi Jejas Sel Reversibel Dan
Nekrosis
• Perubahan ultrastruktur telah diuraikan
sebelumnya pembengkakan sel merupakan
manifestasi hampir universal dari pada jejas
reversible pada mikroskopi cahaya
• Pada sel yang terlibat dalam metabolisme
lemak, perlemakan juga menunjukkan tanda
jejas reversibel
Perubahan subseluler pada jejas sel lisosom

• Heterofagi adalah ambilan bahan dari


lingkungan luar dengan fogositosis
• Autofagi adalah fagositosis oleh lisosom
organel intrasel yang sedang rusak, termasuk
mitokondria dan reticul
Nekrosis
• Merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan
sel akut atau trauma
• Kematiansel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel
• Adanya respon peradangan dan sangat berpontensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius
• Akibat jejasyang paling ekstrim adalah kematian sel(cellular
death)
• Kematian yang seriusmengenai seluruh tubuh (somatic
death)atau kematian umum dan dapat pula setempat,terbatas
mengenai suatu daerah jaringan teratas atau hanya pada sel-sel
tertentu saja
• terdapat dua jenis utama kematian sel,yaitu apotosis dan
nekrosis
Apoptosis
• Apoptosis adalah kematian sel yang
terprogram(programmed cell death)
• Adalah suatu komponen yang normal terjadi
dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler
• Sel-sel yang mati adalahsebagai respon dari
beragam simulus dan selama apoptosis
kematian sel-sel tersebut terjadi secara
terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur
• Informasi genetic pemicu apoptosis aktif
setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis
termasuk perubahan pada inti sel
• Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi
badan apoptosis ,selanjutnya fragmen
tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati
menghilang
Mekanisme Apoptosis
Adanya signal kematian(penginduksi apoptosis):
• Tahap integrasi atau pengaturan(tranduksi
signal,induksi gen apoptosis yang
berhubungan,dll)
• Tahap pelaksanaan apoptoosi atau
pengaturan(tranduksi signal,induksi gen
apoptosis yang berhubungan,dll)
• Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi
DNA,pembongkaran sel,dll)
Nekrosis
• Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat
dari adanya kerusakan sel akut atau trauma
(Misalnya: kekurangan oksigen,perubahan suhu
yang ekstrem,dan cedera mekanis) dimana
kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol
yang dapat menyebabkankan rusaknya sel
• Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama
serta melebihi kapasitasadaptif sel akan
menyebabkan kematin sel dimana sel tidak mampu
lagi mengompensasi tuntutan perubahan
• Sekelompok sel yang mengalami kematian
dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim
lisis yang melarutkan berbagai unsure sel serta
timbulnya peradangan
• Leukosit akan membantu mencerna sel-sel
yang mati dan selanjutnya mulai terjadi
perubahan-perubahan secara morfologis
• Perubahan mikroskopis perubahan pada sel
yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan
organelorganel sel lainnya
• Perubahan makroskopis  perubahan
morfologis sel mati yang tergantung dari
aktivitas enzim lisis pada jaringan yang
nekrotik
• Perubahan kimia klinik  Kematian sel
ditandai dengan hilangnya nucleus yang
berfungsi mengatur sebagai aktivitas
biokimiawi sel dan aktivitas enzim autolysis
sehingga membrane sel lilis
Mekanisme nekrosis
• Pembengkakan sel
• Digesti kromatin
• Rusaknya membrane (plasma dan organel )
• Hidrolisis DNA
• Vakuolasi oleh ER
• Penghacuran organel
• Lisis sel
D. Akumulasi Intra Seluler
• Protein, karbohidrat, dan lipid dapat
berakumulasi dalam sel dan kadang-kadang
menyebabkan jejas pada sel
• Dapat berupa 
a. Isi sel normal yang terkumpul berlebihan
b. Bahan abnormal, biasanya produk
metabolisme abnormal
c. Suatu pigmen
• Proses yang berakibat akumulasi intraseluler
abnormal meluputi:
a. Metabolisme abnormal suatu bahan endogen
abnormal (misalnya, perlemakan)
b. Kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme bahan endogen normal atau
abnormal (misalnya, penyakit timbunan
lisosomal)
c. Deposisi bahan eksogen abnormal (misalnya,
makrofag berisi karbon)
Penuaan Seluler
• Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan
fisiologik dan struktural pada hampir semua organ
• Penuaan terjadi karena faktor genetik, diet, keadaan
sosial, dan adanya penyakit yang berhubungan dengan
ketuaan seperti arteriosclerosis, diabetes dan arthritis
• Perubahan sel dirangsang oleh usia yang
menggambarkan akumulasi progresif dari jejas subletal
atau kematian sel selama bertahun-tahun, diperkirakan
merupakan komponen penting dalam penuaan
• Perubahan fungsional dan morfologik yang terjadi pada
sel yang menua adalah Penurunan fosforilasi oksidatif
pada mitokondria
• Berkurangnya sintesis DNA dan RNA untuk
protein dan reseptor sel struktural dan enzimatik:
a.Menurunnya kemampuan ambilan makanan
dan perbaikan kerusakan kromosom
b.Nucleus berlobus tidak teratur dan abnormal
c.Mitokondria pleomorfik, reticulum-
endoplasama menurun, dan jisim Golgi
berubah bentuk
d.Akumulasi pigmen lipofusin secara menetap
e.Pertumbuhan dan deferensasi selular
• Penggantian sel yang rusak atau mati penting
untuk menjaga kelangsungan hidup
• Perbaikan jaringan meliputi dua proses yang
berbeda, yaitu:
1. Regenerasi, yang berarti penggantian sel
mati dengan proliterasi sel yang jenisnya
sama, dan
2. Pengantian oleh jaringan ikat atau
fibroplasia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai