Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL

SKENARIO 3 BLOK 2
“Ukuran Ku Beda dengan Teman Sebayaku...”

Kelompok C
Ketua : Celcilia Rivana NIM : 185160100111030
Sekretaris : Yanice Natalia Regar Risnauli NIM : 185160100111025
Anggota :
- Tiara Ayu Septanti Putri NIM : 185160100111026
- Sasya Windriya Dhaneswara NIM : 185160100111027
- Adinda Ghea Wieneva Adrian NIM : 185160100111028
- Risa Fitriana Gisma NIM : 185160100111029
- Hilwa Zahwa Nadira NIM : 185160100111031
- Mohammad Brian Ardiansyah NIM : 185160100111032
- Frantika Agustina NIM : 185160100111033
- Annisa Rif’atul Ulya NIM : 185160100111034
- Astri Damayanti NIM : 185160100111035
- Fauza Hamda NIM : 185160100111036
- Annisa Pramuditha Ardana NIM : 185160100111037
- Jennifer Tania NIM : 185160107111007
- Maria Eugenia Sekar Larasati NIM : 185160107111008

DK 1 : Senin/5 November 2018


DK 2 : Kamis/8 November 2018
FASILITATOR DK 1 : drg. Astika Swastirani, M. Si
FASILITATOR DK 2 : drg. Ariyanti Retno Pratiwi, M. Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan PBL ini. Adapun laporan
PBL ini disusun untuk memenuhi tugas diskusi kelompok pada sistem pembelajaran blok
dua Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya tahun 2018. Dalam laporan ini akan
dijelaskan hasil learning issues pada diskusi kelompok kami, diantaranya membahas
tentang sistem saraf pusat, sistem saraf tepi dan sistem endokrin.

Terima kasih penyusun ucapkan kepada orang-orang yang berpartisipasi secara


langsung atas penyusunan laporan ini karena penyusunan laporan ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih kepada fasilitator drg. Astika Swastirani,
M. Si dan drg. Ariyanti Retno Pratiwi, M. Kes yang telah memfasilitasi kelompok kami
sehingga jalannya diskusi kelompok berjalan dengan lancar.

Penyusun menyadari laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penyusun
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikanya sehingga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca nantinya.

Malang, 9 November 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

ISI ......................................................................................................................... 1

I. SKENARIO “Kulitku Terluka...” ........................................................................ 1

II. ISTILAH ASING/KATA SULIT ......................................................................... 1

III. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 1

IV. HIPOTESIS ...................................................................................................... 1

V. LEARNING ISSUES ........................................................................................... 2

VI. LEARNING OUTCOMES ................................................................................... 2

6.1 Sistem Saraf ....................................................................................................... 2

6.1.1 Anatomi .......................................................................................................... 2

6.1.2 Histologi .......................................................................................................... 5

6.1.3 Fisiologi .......................................................................................................... 7

6.2 Sistem Endokrin ................................................................................................. 11

6.2.1 Anatomi .......................................................................................................... 11

6.2.2 Fisiologi .......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

ii
ISI

I. SKENARIO

Ukuran Ku Berbeda dengan Teman Sebayaku...

Seorang pelajar SMP usia 13 tahun BB: 55 kg, TB: 170 cm menerima pembagian baju
seragam olahraga dari sekolah. Tetapi tidak ada satu baju pun yang cukup walaupun
sudah dengan ukuran yang paling besar. Pelajar tersebut akhirnya diantar ibunya
menjahitkan sendiri ke penjahit langganan dengan menggunakan angkutan umum dan
duduk berdesakan. Selama perjalanan terjadi kemacetan yang panjang sampai pelajar
tersebut resah dan gelisah. Ketika hendak turun kakinya merasa tebal dan kesemutan
karena duduk berdesakan dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama. Ketika
sampai di penjahit pelajar tersebut tidak sengaja menginjak jarum pentul yang
berserakan sehingga kakinya dengan cepat terangkat.

II. ISTILAH ASING/KATA SULIT


a. Kesemutan

III. IDENTIFIKASI MASALAH


a. Apa penyebab kesemutan?
b. Apa yang mengatur perasaan resah?
c. Saraf apa yang mengatur gerak refleks?
d. Kenapa jika kaki ditekuk terlalu lama dapat terasa tebal?
e. Bagaimana mekanisme gerak refleks?
f. Hormon apa yang mempengaruhi pertumbuhan anak?

IV. HIPOTESIS

Pertumbuhan anak
terlalu cepat Kaki tertekuk lama
Aliran darah tidak
lancar

Kaki terasa tebal

kesemutan
Tidak nyaman

Resah dan gelisah


Kaki tertusuk jarum
Refleks kaki
terangkat

1
V. Learning Issues
1. Sistem Saraf
a. Anatomi
- Sistem Saraf Pusat
- Sistem Saraf Tepi
b. Histologi
c. Fisiologi
- Fungsi Umum Sistem Saraf
- Mekanisme impuls
2. Sistem Endokrin
a. Anatomi
b. Fisiologi

VI. LEARNING OUTCOMES


6.1 Sistem Saraf
6.1.1 Anatomi
- Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf Pusat terdiri dari otak dan medula spinalis, jaringan sangat halus, oleh
karena itu tulang, jaringan ikat, dan cairan serebrospinalis mengelilingi dan melindungi
otak dan medula spinalis.

OTAK (Enchepalon)

Otak adalah bagian saraf pusat yang berada didalam cranium, terdiri dari prosencephalon
(otak depan), mesencephalon (otak tengah), rhombencephalon (otak belakang).
Berkembang dari bagian anterior tuba neural embrionik.

Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh. Mengkonsumsi 25% oksigen
dan menerima 1,5% curah jantung.

Bagian cranial pada tulang pada tabung syaraf membentuk 3 pembesaran (vesikel) yang
berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan, otak tengah, otak belakang.

1. Otak depan (prosencephalon), terbagi menjadi 2 subdivisi: telensefalon dan


diensefalon
a) Telensefalon
Merupakan bagian awal hemisfer serebralotau/serebrum & basal ganglia
serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
b) Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus, epitalamus

2. Otak tengan (mesencephalon) terus tumbuhn pada orang dewasa disebut otak
tengah.
3. Otak belakang (rhomensefalon) terbagi menjadi 2 subdivisi: mesensefalon dan
diensefalon
a) Metensefalon berubah menjadi batang orak dan serebelum
b) Miensefalon menjadi medula oblongata

2
Batang otak adalah bagian otak paling tua, bersambungan dengan korda spinalis, batang
otak mengontrol banyak proses yang memelihara kehidupan. Misalnya pernapasa,
sirkulasi, dan pencernaan.

Serebelum melekat di atas bagian belakang batang otak, berkaitan dengan pemeliharaan
posisi tubuh yang tepat dalam ruang dan koordinasi bawah-sadar aktivitas motorik
(gerakan).

- Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terbagi menjadi saraf somatik (sadar) dan saraf otonom (tak sadar).
Kemudian saraf somatik ada 2 yaitu saraf spinal yang berasal dari sum-sum tulang
belakang dan saraf kranial yang berasal dari otak. Saraf otonom ada 2 yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik

A. SARAF SOMATIK
a) Saraf spinal berasal dari sumsum tulang belakang dan terdiri dari 31 pasang,
yaitu sebagai berikut:
 Cervical (C1-C8)
 Thoracic (T1-T12)
 Lumbar (L1-L5)
 Sacral (S1-S5)
 Coccygeal (Co1)

b) Saraf kranial berasal dari otak dan terdiri dari 12 pasang, yaitu sebagai berikut

Nama Tipe Fungsi

3
N. I (olfaktori) Sensorik Pencium
N. II (optic) Sensorik Penglihat
N. III (oculomotor) Motorik Penggerak otot
kelopak mata dan
bola mata
N. IV (trochlear) Motorik Penggerak otot
mata (oblik
superior)
N. V (trigeminal) Mix Sensori: otot wajah
dan mulut
Motori: mengunyah
N. VI (abducents) Motori Pergerakan mata
(M. Rectus lateral)
N. VII (facial) Mix Sensori: merasa
Motori: otot wajah
dan kelenjar saliva
N. VIII (auditori) Sensorik Pendengaran dan
keseimbangan
N.IX Mix Sensori: perasa
(glossopharyngeal) (lidah bagian
dalam)
Motori: menelan
N. X (vagus) Mix Saraf utama untuk
sistem saraf
parasimpatis
N. XI (accessory) Motorik Menelan dan
menggerakkan
kepala dan pundak
N. XII Motorik Penggerak otot
(Hypoglossal) lidah

B. SARAF OTONOM

Saraf otonom merupakan saraf tak sadar. Dibedakan menjadi dua, yakni saraf saraf
simpatik dan parasimpatik.

a) Susunan Saraf Simpatik


Berupa 25 pasang simpul saraf atau ganglia. Ke 25 pasang ganglia itu terdapat di
sepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai dari ruas leher terbawah sampai
pada tulang ekor. Ganglia-ganglia ini berhubung-hubungan dengan sistem saraf
pusat melalui sumsum tulang punggung dengan menggunakan cabang-cabang
penghubung yang bergerak keluar dari sumsum tulang punggung menuju ganglion,
dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang punggung. Dari tiap ganglion keluar

4
urat saraf ke paru-paru, jantung, alat pencernaan, ginjal, pembuluh darah dan
lainnya.

Fungsi susunan saraf simpatik antara lain:


o Mempercepat denyut jantung
o Memperlebar pembuluh darah
o Mempertinggi tekanan darah

b) Susunan saraf parasimpatik


Berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglia yang terbesar di
seluruh tubuh. Secara fungsional, susunan saraf parasimpatik berlawanan dengan
susunan saraf simpatik.

6.1.2 Histologi
A. PENGERTIAN NEURON

Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah
lagi. Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar.
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf (sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi)
yang terdiri dari badan sel / perikarion dan perpanjangan sitoplasma (dendrite dan
akson).

a) Badan sel (perikarion / soma) suatu neuron mengendalikan metabolisme


keseluruhan neuron.

Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong,


bewarna pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada
umumnya satu dan tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya.
Pada inti sel terdapat rantai double helix ”deoxyribonucleate acid (DNA)” yang
merupakan pembawa kode genetik. Satu nucleus tunggal, nucleolus yang
menonjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan mitochondria, tetapi
nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi. Badan nissi, terdiri
dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan
dalam sintesis protein. Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang

5
dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
Badan sel merupakan pusat sintetik / trofik untuk keseluruhan neuron.

b) Dendrit adalah cabang memenjang yang terjulur dari perikarion serta berfungsi
untuk menerima rangsangan dari neuron lain pada tempat khas yang disebut
sinaps dan menghantar impuls ke sel tubuh. Dendrit akan semakin mengecil
setiap kali bercabang.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel
lain (sel saraf, otot, dan sel kelenjar).
B. KLASIFIKASI NEURON
a) Fungsi

Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya. Neuron


sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau
suatu organ internal ke SSP. Neuron motorik (eferen) menyampaikan impuls dari SSP ke
efektor. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi
ke interneuron lain.

b) Struktur

Neuron diklasifikasi secara struktural berdasarkan jumlah prosesusnya. Neuron


unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan
neuron unipolar. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.

c) Sel Glia

Sel glia adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan
ikat. Sel glia membantu aktivitas dan kelangsungan hidup neuron dan sepuluh kali lebih
banyak daripada neuron dalam otak mamalia.

- Astrosit terletak di sistem saraf pusat dan merupakan sel berbentuk bintang yang
memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar
darah melalui pedikel atau “kaki vascular”. Astrosit berfungsi untuk penyokong
struktural dan metabolik neuron, khusus di sinaps dan memperbaiki cabang-cabang.

6
- Oligodendrosit terletak di sistem saraf pusat dan menyerupai astrosit, tetapi badan
selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Poligodendrosit
berfungsi untuk produksi mielin dan isolasi listrik.
- Mikroglia terletak di sistem saraf pusat, ditemukan dekat neuron dan pembuluh
darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik. Mikroglia berfungsi untuk pertahanan
dan aktivitas terkait kekebalan.
- Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.
- Sel Schwann (Neurolemmosit) hanya ditemukan pada sistem saraf tepi. Membentuk
mielin di sekeliling satu segmen sebuah akson. Memiliki interaksi trofik dengan akson
dan memungkinkan melinisasinya seperti oligodendrosit pada system saraf pusat.
- Sel satelit ganglia berfungsi untuk penyokong struktural dan metabolik untuk badan
sel neuron.
d) Kelompok Neuron
- Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
- Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam
saraf perifer.
- Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
- Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak
termielinisasi.
- Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.
- Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan
pada otak atau medulla spinalis.
6.1.3 Fisiologi
- Fungsi Umum Sistem Saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur
kerja, dan pusat pengendali tanggapan.

a) Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan
oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada
indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh
kita.

7
b) Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c) Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan di sekitarnya. karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka
jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.

- Mekanisme Impuls
Ketika sinyal diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan ke badan sel dan menuju
akson. Sebelum impuls menjalar, membran sel neuron memiliki sebuah potensial yang
disebabkan oleh banyaknya konsentrasi ion Kalium dan sedikitnya konsentrasi ion
Natrium di dalam sel. Potensial listrik itu sebesar -65 mV dan disebut dengan Potensial
Membran Istirahat.
Kemudian ketika Impuls menjalar  Kanal Ion Natrium membuka ion natrium
masuk ke dalam sel Potensial naik menjadi 30 mV  kenaikan potensial menyebabkan
kanal Ion Kalium membuka Ion Kalium keluardari sel  Potensial kembali menjadi -65
mV (Potensial Membran Istirahat). Proses ini kurang lebih terjadi dalam waktu 5 mili
detik.

Gambar : Potensial listrik pada membran sel pada saat dilewati impuls

Komunikasi Sinaps (jalannya impuls antar neuron)

Ujung akson yang menghantarkan impuls disebut daerah prasinaps, sedangakan


dendrit atau badan sel yang menerima rangsang atau impuls dari ujung akson disebut
pascasinaps. Jenis sinaps ada 3, yaitu aksosomatik (antara akson dengan badan sel),

8
aksodendritik(antara akson dengan dendrit), dan aksoaksonik (antara akson dengan
akson lain). Neurotransmitter merupakan zat yang berada dalam ujung akson yang
berfungsi untuk komunikasi sinaps, kebanyakan merupakan amin, amino, dan
neuropeptida.

Jalannya komunikasi sinaps: Impuls saraf  Menjalar sepanjang membran sel  terjadi
depolarisasi  Kanal Kalsium membuka  ion kalsium masuk  masuknya kalsium
memicu eskositosis neurotrnsmitter yang berada dalam vesikel  neurotransmitter lepas
dan kemudian beraksi dengan reseptor yang berada di daerah pascasinaps 
depolarisasi membran pascasinaps  impuls tersampaikan. Neurotransmiter yang lepas
tadi dirombak melalui pemecahan enzimatis, difusi atau endositosis.

Potensial Istirahat / Potensial Membran

Polarisasi ( potensial istirahat ) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dan
Kalium (K+) yang tidak seimbang di dalam dan di luar sel, serta perbedaan permeabilitas
membran terhadap ion ini dan ion lain . Membran neuron sangat permeabel terhadap ion
K+ dak klor (Cl-), serta relatif impermeable terhadap ion Na+. Membran ini impermeabel
terhadap molekul protein intraselular besar yang bemuatan negatif.
Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi daripada di luar sel;
konsentrasi ion Na+ di luar membran sel lebih tinggi daripada di dalam sel karena tingkat
permeabilitas membran terhadap ion K+ sekitar 75 kali lebih besar daripada ion Na+,
maka difusi ion K+ keluar dari sel lebih cepat daripada difusi ion Na+ ke dalam sel. Saat
ion K+ bermuatan posistif keluar dari sel, ion tersebut meninggalkan molekul protein
bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui membran. Hal ini
mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elektronegatifitas.

A. GERAK SADAR
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensor
dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak
berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.

9
Impuls → reseptor → neuron sensorik → otak & sumsum tulang belakang → neuron
motorik → efektor

B. GERAK REFLEKS
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron dan neuron motor, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana
hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak
refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau
menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron penghubung.

Impuls → reseptor → neuron sensorik → neuron konektor pada system saraf pusat di
medula spinalis → neuron motorik → efektor

10
6.2 Sistem Endokrin
6.2.1 Anatomi
- Klasifikasi Hormon

Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu


hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.

Steroid Peptida Protein Besar Turunan Tirosin

Hormon
Hipotalamus
Angiotensin

Somatostatin

Gastrin Katekolamin,

Hormon meliputi :
Sekretin
Testosteron Pertumbuhan Noradrenalin

Esterogen Glukagon Prolaktin


Adrenalin

Progesteron Kalsitonin LH
Hormon Tiroid,

Kortikosteroid Insulin FSH meliputi :

Vitamin D-3 Parathormon TSH Tiroksin (T4)


Triiodotironin (T3)

Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat
kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
 Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk
mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin
antibodi.
 Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja
sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat
meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah
dalam jumlah lebih banyak.
 Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati
dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum

11
tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih
banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat
diangkut oleh darah.
 Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara
luas oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ
endokrin.
 Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif.
Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali
individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus
seksual.

- Jenis Kelenjar Endokrin

1) Kelenjar Pituitari

Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena
pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar
pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian,
yaitu anterior dan posterior.

a. Hipofisis anterior (adhenohipofisis):

o Hormon Somatotropin (untuk pembelahan sel,pertumbuhan)


Efek fisisologis :
1. Sintesis protein : GH mempercepat laju sintesis proteinpada seluruh sel tubuh
dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui membrane sel.
2. Konservasi karbohidrat : GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel
tubuh. Dengan demikian menambah kadar glukosa dalam darah.
3. Mobilisasi simpanan lemak : GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan
pemakaian lemak untuk energi.
Pengaturan sekresi GH :
1. Stimulus
Hormon pelepas hormone pertumbuhan menstimulasi lepasnya hormon
pertumbuhan.
2. Inhibisi

12
Sekresi hormon pelepas hormon pertumbuhan dihambat oleh peningkatan kadar GH
dalam darah melalui umpan balik negative.
o Hormon tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Efek fisiologis :
Mengendalikan jumlah hormon tiroksin dan triiodotironin yang disekresi kelenjar
tiroid.
Pengaturan sekresi TSH :
Sintesis dan pelepasan TSH dikendalikan oleh TRH.
o Hormon Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Efek fisiologis :
ACTH menstimulasi sekresi hormon-hormon adrenokortikal dari korteks adrenal,
terutama glukokrtikoid.
Kendali Sekresi :
Mekanismenya sama dengan mekanisme umpan balik pada TRH, TSH, dan hormone-
hormon tiroid.
o Hormon Laktogenik (sekresi ASI)
o Hormon Gonadotropin ( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria
merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)

b. Hipofisis Medula (membentuk hormon pengatur melanosit)

c. Hipofisis posterior (neurohipofisis)


o Hormon oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran)
o Hormon Vasopresin ( merangsang reabsorpsi air ginjal)

2) Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan
tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih
besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH)
hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui
sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju

13
sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik
tubuh.

3) Kelenjar Paratiroid

Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat
dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat
darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.

4) Adrenalin

 Morfologi
Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang tertanam pada jaringan
adipose. Organ ini berada di kutub atas ginjal. Bagian-bagian kelenjar adrenal:
o Korteks, mensekresi hormone steroid. Bagian ini terbagi menjadi tiga
lapisan, yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis.
o Medulla, berasal dari jenis neuroektodermis sama yang menjadi asal neuron simpatis.
 Hormon kelenjar adrenal
o Hormon medular meliputi katakolamin, yang terdiri dari:
 Epinefrin, mempengaruhi frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen
meningkat; meningkatkan kadar gula dalam darah; membuat pembuluh darah pada
kulit dan organ-organ visceral; dan membuat pembulu di otot rangka dan otot
jantung berdilatasi.
 Norepinefrin, berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah dan untuk
menstimulasi otot jantung.
o Hormon kortikal adrenal, kerjanya antagonis dengan hormon medular.
 Mineralokortikoid, disintesis dalam zona glomerulosa. Aldosteron mengatur
mineralkortikoid terpenting yang mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui
pengendalian kadar kalium dan natrium dalam darah.
 Glukokortikoid, disintesis dalam zona fasikulata. Hormone ini mempengaruhi
metabolisme glukosa, protein, dan lemak untuk membentuk cadanagn molekul yang
siap dimetabolis.
 Gonadokortikoid, disintesis dalam zona retikularis dan berfungsi sebagai precursor
untuk pengubahan testosteron dan esterogen oleh jaringan lain.

5) Pankreas

14
 Morfologi
1. Pancreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit di bawah lambung
dalam abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi yaitu fungsi endokrin dan fungsi
eksokrin
2. Bagian eksokrin dari pancreas berfungsi sebagai sel asinar pancreas, memproduksi
cairan pancreas yang disekresi melalui pancreas ke dalam usus halus.
3. Bagian endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan
kecil sel tersebar di seluruh organ.
 Sel α (islet) = glucagon  untuk mempercepat glukogenesis menaikkan gula darah .
 Sel β (islet) = insulin  sebabkan sel dapat gunakan glukosa, menurunkan glukosa
kadar darah.
 Sel delta (islet) = somatostatin  menghambat pelepasan insulin dan glukogen.
 Sel F (islet) = polipteda pancreas  menghambat sekresi somatostatin dan enzim-
enzim digestif pancreas.
 Efek fisiologis insulin
1. Insulin menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel tubuh, terutama untuk otot
dan adipose, melalui peningkatan aliran glukosa yang melewati membrane sel dalam
mekanisme carrier.
2. Insulin memperbesar simpanan lemak dan protein dalam tubuh.
a) Insulin meningkatkan transport asam amino dan asam lemak dari darah ke dalam sel
b) Insulin meningkatkan sintesis protein dan lemak, serta menurunkan katabolisme
protein dan lemak.
3. Insulin meningkatkan penggunaan karbohidrat untuk energi
a) Insulin memfasilitas penyimpanan penyimpangan glukosa dalam bentuk glikogen
pada otot rangka dan hati.
b) Insulin memperbesar cadangan glukosa berlebih dalam bentuk lemak pada jaringan.
 Efek fisiologis glucagon
1. Glucagon meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi glukosa (glikogenesis),
sehingga kadar glukosa darah meningkat.
Glucagon meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat
(gluokoneogenesis) dalam hati.

6) Thymus

 Morfologi

15
Timus terletak di bagian posterior toraks terhadap sternum dan melapisi bagian atas
jantung. Kelenjar ini ukurannya besar di masa kanak-kanak dan mengecil seiring
pertambahan usia.
 Hormone
Yang diproduksi kelenjar ini meliputi enam peptide, secara kolektif disebut timosin
 Fungsi timosin
1. Timosin mengendalikan perkembangan system imun dependen timus dengan
menstimulasi diferensiasi dan poliferasi sel limfosit-T
Timosin mungkin berperan dalam penyakit immunodefisiensi congenital, seperti
agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi antibody.

7) Pineal

 Morfologi
1. Kelenjar pineal (epifisis serebri) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit-
langit ventrikel ketiga otak.
2. Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang
3. Seiring pertambahan usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium yang disebut
sebagai “brain sand” (acervulus).
 Hormone yang disekresi kelenjar pineal
 Melatonin  mengatur siklus tidur bangun dan dapat berperan dalam mempengaruhi
proses-proses reproduktif.

- Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang
umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.

1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang
panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran
dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan
tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.

16
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.

- Organ-organ yang mengandung Kelenjar Endokrin

Organ Hormon Fungsi Hormon

Memacu kontraksi rahim


selama melahirkan dan
Rahim dan pengeluaran air susu dari
kelenjar susu oksitosin kelenjar susu

Mempertahankan kadar
air dalam darah dengan
Hormon Anti meningkatkan
Ginjal Diuretik (ADH) penyerapan air dari ginjal

Memacu pembentukan
Hormon Pemacu dan pengeluaran hormon
Kelenjar Tiroid Tiroid (TSH) tiroid

Memacu pembentukan
Adrenokortikotropik dan pengeluaran hormon
Kelenjar Adrenal hormon (ACTH) steroid di korteks adrenal

Merangsang
pembentukkan ovum dan
Organ Gonadotropin (LH, sperma aerta sejumlah
Reproduksi FSH) fungsi reproduktif lainnya

Merangsang
pembentukan
pengeluaran hormon
steroid air susu setelah
Kelenjar susu prolaktin melahirkan

Hormon Merangsang pertumbuhan


Tulang dan otot pertumbuhan (GH) badan

17
Organ Hormon Fungsi Hormon

Parathormon
Meningkatkan kadar
Paratiroid kalsium darah

Menurunkan kadar kalsium


darah
Meningkatkan metabolisme

Kalsitonin sel

dan berperan penting

Tiroksin dalam pertumbuhan serta


Tiroid pemasakan sel (tubuh)
secara normal

Mengatur sekresi asam


Lambung Gastrin lambung

Respons segera terhadap


stress, antara lain
meningkatkan kadar gula
Medula adrenal Adrenalin darah dan curah jantung

Glukokortikoid
(kortikosteron)
Regulasi metabolisme
Mineralokortikoid

(aldosteron) Mengatur kadar elektrolit


Korteks adrenal

Menginisiasi proliferasi
endometrium
Esterogen Mempertahankan
progesteron ketebalan endometrium
Ovarium

Mempertahankan

Androgen pembentukan sperma,

(testosteron) Dan terlibat dalam


perkembangan ciri seks
sekunder
Testis

18
6.2.2 Fisiologi
- Fungsi Sistem Endokrin
Untuk pembawa pesan agar dapat memberi koordinasi untuk berbagai organ tubuh.

- Mekanisme Cara Kerja Hormon


Mekanisme cara kerja hormon berlangsung melalui stimulasi kerja enzim yang ada
dalam seln dan mengaktivasi gen yang terlibat melalui transkripsi dan translasi.
1. Aktivasi enzim melibatkan sistem reseptor terikat membran (pembawa pesan kedua).
Molekul dari berbagai hormon protein dan polipeptida (pembawa pesan pertama)
berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik untuk
hormon tersebut.
Kompleks hormon reseptor menstimulasi pembentukan adenosin 3’.5’’-
monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua yang dapat
menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormon.
 Sintesis cAMP meibatkan lebih dari satu G-protein terikat membran yang
termasuk keluarga protein regulator pengikat-nukleotida guanin.
 G-protein mengalami pengubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat (GDP)
yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, yaitu guanosin trifosfat
(GTP).
 Kompleks G-protein GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase untuk
memproduksi cAMP.
Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP-dependen protein
kinase yang sesuai.
 Enzim protein kinase mengkatalis reaksi fosforilasi khusus (transfer gugus fosfat)
untuk enzim kunci dalam sitoplasma.
 Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai dengan
enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormon yang
bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas enzim intraselular
utama.
Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia
bergantung pada sifat bawaan sel.

19
cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraselular fosfodisterase. Ini akan
membatasi durasi efek cAMP.
2. Senyawa selain cAMP yang berperan sebagai pembawa pesan kedua untuk hormon
tertentu telah ditemukan, yaitu meliputi inositol trifosfat (IP3), guanosin
monofosfat siklik (GMP), dan kompleks kalsium yang terikat dengan kalmodulin
(suatu protein regulator intraselular).
3. Aktivasi Gen melibatkan sistem reseptor intraselular.
Hormon steroid, hormon tiroid, dan beberapa jenis hormon polipeptida menembus
membran untuk masuk ke dalam sel. Hormon tersebut berikatan dengan reseptor
internal bergerak dalam sitoplasma atau nukleus sel.
Kompleks reseptor hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang
transkripsinya distimulasi oleh hormon. Di sisi ini, kompleks akan berikatan dengan
reseptor DNA spesifik untuk hormon.
Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA
yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
mRNA kemudian ditranslasi menjadi protein dan enzim yang memicu respons
selular terhadap hormon.

20
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, V. 2005. Atlas of Histology with Functional correlation. Philadelphia:


Library of congress cataloging.

Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Mescher, Anthony. L. 2013. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas 13th Edition.
Indiana: McGraw-Hill.

Sherwood, L. 2007. Introduction to Human Physiology. US: Brooks/Cole Cengage


Learning.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Thorne, Charles H. 2007. Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th Ed. Alphen aan
den Rijn: Wolters Kluwer.

Tortora, G.J., Derrickson, B. 2017. The principle of Human Anatomy and


Physiology 15th Ed. United States: John Willey and Sons, Inc.

Wulandari, Ika Puspita. 2012. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia

Berbasis Mikrokontroller At 89s8252. Jurnal Neutrino 1 (2).

Mader. 2004. Understanding Human Anatomy and Physiology 5th Ed. USA: Mc
Graw-Hill.

21

Anda mungkin juga menyukai