Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DEGENERASI DAN NEKROSIS SEL

0
inShare
Posted By: Khusni Ali - 09.42
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya
yang berjudul Degenerasi dan Nekrosis Sel.
Makalah ini berisikan informasi tentangpengertianDegenerasi dan Nekrosis,
apoptosis, jenis-
jenis dari kematian jaringan pada tubuh (nekrosis), penyebab kematian jaringan
pada tubuh atau
nekrosis beserta akibat nekrosis tersebut, dampak nekrosis, pengobatan nekrosis,
serta
gangren.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala
usaha kita. Amin.
Singkawang, 08Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Degenerasi dan Nekrosis Sel
B. Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis
C. Jenis-jenis Nekrosis atau Kematian Jaringan
D. Penyebab Degenerasi dan Nekrosis Sel
E. Dampak Nekrosis
F. Pengobatan Nekrosis
G. Gangren
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif
sel akan
menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan
perubahan.
Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang
melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna
sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara
morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
nekrosis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain
karena stimulus
patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang
sudah
terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati.
Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide),
tetapi apoptosis
dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian degenerasi (kemunduran) dan nekrosis
(kematian) sel
2. Untuk mengetahui perbedaan apoptosis dengan nekrosis sel
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis.
4. Untuk mengetahui penyebab kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis
beserta
akibat nekrosis tersebut.
5. Untuk mengetahui dampak nekrosis
6. Untuk mengetahui pengobatan nekrosis
C. Ruang Lingkup Penulisan
Adapun penulisan makalah ini hanya membatasi pada pengertian degenerasi,
nekrosis,apoptosis,mekanisme nekrosis danapoptosis, tahap nekrosis dan
apoptosis,jenis-jenis
nekrosis atau kematian jaringan,penyebab nekrosis dan dampak nekrosis,dan
pengobatan
nekrosis.
D. Metode Penulisan
Dalam pengumpulan data untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan
beberapa metode,
yaitu :
1. Studi literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat dari
sumber internet.
2. Diskusi kelompok.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang disusun sebagai berikut
:
BAB I = Pendahuluan
BAB II = Pembahasan
BAB III = Penutup

BAB II
PEMBAHASAN
A. Degenerasi dan Nekrosis Sel
1. Pengertian Degenerasi
Degenerasi merupakankelainan sel yang terjadi akibatcedera ringan. perubahan
morfologi dan
fungsi yang sifatnya reversibel (bisa kembali menjadi normal). Degenerasi sel atau
jaringan
dapat diamati dari komponen komponen yang ada pada sel seperti membran sel, inti
sel, dan
sitoplasmanya.
Degenerasi adalah perubahan-perubahan morfologik akibat trauma yang nonfatal
atau
Degenerasi sel (kemunduran sel) adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera
ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dansitoplasma akan
mengganggu
proses metabolisme sel Kerusakan reversibel artinya bisa diperbaiki apabila
penyebabnya segera
dihilangkan.Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan
menjadi
reversibel, dan sel akan mati
a. MACAM MACAM DEGENERASI
1) Degenerasi Albumin (cloudi swelling = bengkak keruh)
Merupakan Degenerasi yang paling ringan bersifat riversibel.Perubahan
kemunduran
akibat jejas yang tidak keras.Ditandai adanya timbunan albumin dalam sitoplasma
serta tampak
keruh dan membengkak.Sering ditemukan pada sel tubulus ginjal, sel hati dan sel
otot
jantung.Penyebab infeksi, demam, keracunan, suhu yang terlalu rendah/tinggi,
anoxia, gizi
buruk, &dan gangguan sirkulasi
2) Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible denganpenimbunan
intraselular
yang lebih parah jika dengan degenerasialbumin. Etiologinya sama dengan
pembengkakan sel
hanya intensitasrangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar
rangsanganpatologik
lebih lama.Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik
menjadi lebihbesar
dan lebih berat daripada normaldan juga nampak lebih pucat. Nampak juga
vakuola-vakuola
kecil sampai besar dalam sitoplasma.
3) Degenerasi Lemak
Sering terjad pada parenkim, otot jantung, hati (paling sering), yang mempunyai
metabolik rata-rata tinggi. karna ketidakmampuan jaringan non-lemak
memetabolik sejumlah
lemak sehingga tertimbun dalam sitoplasma yang mengakibatkan sitoplasma
membesar ketepi.
Jika degenerasi lemak ini terjadi dihati maka hati akan tertimbun lemak dapat
berkembang
menjdi cirrosis hepatis dan hati mengecil (carsinoma hep/hepatoma)
4) Degenerasi Mukoid (musin & lendir)
Degenerasi Mukoid adalah Suatu perubahan yang seringterjadi pada tumor epitel
yg
mensekresi musin.Epitel yangdegenerasi melarut dalam musin.Kadang-kadang
jaringan ikat
nampak mensekresi musin yang mengisi ruang antaranya yang disebut
myxomatous.
Contoh : FAM (Fibroma Adeno Mamae)
5) Infiltrasi (degenerasi) glikogen
Glikogen normal terdapat dalam semua sel dan terutama sel otot dan hati. Pada
keadaan-
keadaan tertentu glikogen mengumpul dalam jumlah banyak dibawah mikroskop
terlihat sebagai
vakuol-vakuol dalam sitoplasma maupun inti sel. Sel tidak menunjukkan gangguan
fungsi,
dianggap bahwa kelainan ini disebabkan oleh ketidak seimbangan metabolik antara
glikogenisis
dan glikogenosis. Infiltrasi glikogen ditemukan terutama pada disbetes mellitus dan
golongan
penyakit yang disebut glicogen stroge diseases ( penyakit von cierke).
6) Degenerasi Hialin
Degenerasi Hialin adalah timbunan hialin (jaringan ikat), sering pada otot uterus
yang
mengalami tumor jinak (mioma).Merupakan degenerasi paling buruk yang bersifat
irrevesibel.Tidak menunjukkan timbunah bahan tertentu, yang memberikan
gambaran masa yg
mengkilap, homogen (bermacam-macam/tidak jelas)
Degenerasi hialin ini banyak ditemukan dalam bentuk massa kolagen yang padat
pada tumor
jinak otot, contoh : Mioma Uteri
7) Degenerasi Amnoid
Degenerasi Amnoid adalah Timbunan berupa bahan-bahan lilin terdiri dari protein
abnormal
di jaringan ekstra sel, terutama : sekitar jaringan penyokong pembuluh darah,
sekitar membran
basalis. bersifat amiloid tidak gampang rusak, tidak gampang bergerak timbunan
tersebut
mengeras. Degenerasi amnoid ini dibagi menjadi dua tipe:
2. Pengertian Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau
trauma. kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya
sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang
serius.
Akibat jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel (cellular death). Kematian sel
dapat
mengenai seluruh tubuh (somatic death) atau kematian umum dan dapat pula
setempat, terbatas
mengenai suatu daerah jaringan teratas atau hanya pada sel-sel tertentu saja.
Terdapat dua jenis
utama kematian sel, yaitu apotosis dan nekrosis.
1. Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu
komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada
organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam
stimulus dan
selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu
regulasi yang
teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel.
Kemudian sel akan
terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi
sehingga sel
yang mati menghilang.
Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai berikut :
a. Mekanisme Apoptosis:
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis)
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis
yang
berhubungan, dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)
4. Fagositosis.
b. Ciri-ciri apoptosis :
Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang menyusun
sitoskeleton
dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspase yang telah diaktifkan di
dalam
sel.Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di dalam inti sel) mulai
mengalami
degradasi dan kondensasi.Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi
semakin
memadat. Pada tahap ini, membran yang mengelilingi inti sel masih tampak utuh,
walaupun
caspase tertentu telah melakukan degradasi protein pori inti sel dan mulai
mendegradasi lamin
yang terletak dalam lingkungan inti sel.
Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di dalamnya terfragmentasi
(proses ini
dikenal dengan karyorrhexis). Inti sel pecah melepaskan berbagai bentuk kromatin
atau unit
nukleosom karena disebabkan degradasi DNA.Plasma membran mengalami
blebbing.Sel
tersebut kemudian dimakan atau pecah menjadi gelembung-gelembung yang
disebut apoptotic
bodies dan kemudian dimakan.
2. Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau
trauma
(misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem,dan cedera
mekanis), di mana
kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrolyang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya
respon peradangan dan sangatberpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius.Stimulus yang terlalu
berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitasadaptif sel akan menyebabkan
kematian sel
di mana sel tidak mampu lagimengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel
yang
mengalami kematiandapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang
melarutkan berbagai
unsursel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel
yangmati dan
selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Selainkarena stimulus
patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanismekematian sel yang
sudah terprogram
di mana setelah mencapai masa hiduptertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut

apoptosis, sel akanmenghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi


apoptosis dapat
juga dipicu oleh keadaan iskemia.
a. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel
lainnya. Inti
sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan
berwarna
gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin
yang tersebar
di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan
menghilang
(kariolisis).

b. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang
nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan
mempertahankan
bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama
beberapa waktu.
Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan
suplai darah.
Contohnya gangren.

Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini
disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan
otak, jaringan
otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada
tempatnya selama
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan
nekrotik ini tampak
seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya
pada
tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis
nekrosis lain.
Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma
maka getah
pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase)
menghasilkan asam
berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk
endapan seperti
sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.
c. Perubahan Kimia Klinik
Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur
berbagai
aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis.
Lisisnya
membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk
enzim
spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat
kadarnya di
dalam darah.
a. Mekanisme nekrosis :
1. Pembengkakan sel
2. Digesti kromatin
3. Rusaknya membran (plasma dan organel)
4. Hidrolisis DNA
5. Vakuolasi oleh ER
6. Penghancuran organel
7. Lisis sel
B. Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis
Nekrosis Apoptosis
Kematian oleh faktor luar sel Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan
sistem imun sulit
Pembersihan berlangsung cepat
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit
maupun sistem imun
Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada
sinyal dari sel
Lisis sel Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi) Sel tetangga tetap hidup normal
C. Jenis-jenis Nekrosis atau Kematian Jaringan
Ada tujuh khas morfologi pola nekrosis:
1. Nekrosis coagulative biasanya terlihat pada hipoksia(oksigen rendah)
lingkungan, seperti
sebuah infark. Garis besar sel tetap setelah kematian sel dan dapat diamati oleh
cahaya
mikroskop. Hipoksia infark di otak namun mengakibatkan nekrosis Liquefactive.
2. Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan
dengan kerusakan
seluler dan nanahformasi (misalnya pneumonia). Ini khas infeksi bakteri atau
jamur, kadang-
kadang, karena kemampuan mereka untuk merangsang reaksi
inflamasi.Iskemia(pembatasan
pasokandarah) di otak menghasilkan liquefactive, bukan nekrosis
coagulativekarena tidak adanya
dukungan substansialstroma.
3. Gummatous nekrosis terbatas pada nekrosis yang melibatkan spirochaetal
infeksi (misalnya
sifilis).
4. Dengue nekrosis adalah karena penyumbatan pada drainase vena dari suatu
organ
atau jaringan (misalnya, dalam torsi testis).
5. Nekrosis Caseous adalah bentuk spesifik dari nekrosis koagulasi biasanya
disebabkan oleh
mikobakteri(misalnya tuberkulosis), jamur, dan beberapa zat asing. Hal ini dapat
dianggap
sebagai kombinasi dari nekrosis coagulative dan liquefactive.
6. nekrosis Lemak hasil dari tindakan lipase di jaringan lemak
(misalnya,pankreatitis
akut,payudaranekrosis jaringan).
7. Nekrosis fibrinoiddisebabkan oleh kekebalanyang diperantarai vaskular
kerusakan. Hal ini
ditandai dengan deposisi fibrin seperti proteinbahan diarteri dinding, yang muncul
buram dan
eosinofilik pada mikroskop cahaya.
D. Penyebab Degenerasi dan Nekrosis Sel
Penyebab degenerasi
1. Kekurangan oksigen
2. Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3. Infeksi sel
4. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan)
dankimia (bahan-bahan
kimia beracun)
6. Defect (cacat / kegagalan)
7. PenuaanBerdasarkan tingkat kerusakannya
Penyebab nekrosis :
1. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu
alat tubuh
terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan
pembuluh
darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan trombus. Penyumbatan
mengakibatkan
anoxia. Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak mendapat
pertolongan
sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang
bersifat rentan
terhadap anoxia. Jaringan yangsangat rentan terhadap anoxia ialah otak.
2. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan
trombosis. Toksin
ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen, baik endo maupun
eksotoksin. Bila toksin
kurang keras, biasanyahanya mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat
mengeluarkan
berbagai enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi jaringan,
sehingga timbul nekrosis.
3. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan
juga zat yang
biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan glukose, tapi kalau konsentrasinya
tinggi dapat
menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat
tertentu dalam
konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan sel, sedang
yang lain baru
menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi
4. Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik,
cahaya matahari,
tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan potoplasma
akibat ionisasi
atau tenaga fisik, sehinggatimbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
5. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired) dan
menimbulkan
reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat
timbul nekrosis
pada epitel tubulus ginjal apabilaia makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul
nekrosis pada
pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan
reaksiArthus.
Akibat nekrosis :
a. Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada bayi baru lahir,
nekrosis kortikalis terjadi karena:
- persalinan yang disertai dengan abruptio placentae - sepsis bakterialis.
Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
- Infeksi
- Dehidrasi
- Syok
- Sindroma hemolitik-uremik
b. Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.Sekitar 50%
kasus
terjadi pada wanita yang mengalami komplikasikehamilan:
cairan selama kehamilan).
E. Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik
tersebut
dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan
untuk
mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel
regenerasi (terjadi
resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak
dihancurkan atau
dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam
kalsium yang
diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan
ini disebut
kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap
berada selama
hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi daerah yang mati.
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik
untuk bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-
sel yang mati.
F. Pengobatan Nekrosis
Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda.
Biasanya,penyebab nekrosis harus
diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat ditangani. Sebagai contoh, seorang
korban gigitan
ular atau laba-laba akan menerima anti racununtuk menghentikan penyebaran
racun, sedangkan pasien
yang terinfeksiakan menerima antibiotik. Bahkan setelah penyebab awal nekrosis
telahdihentikan,
jaringan nekrotik akan tetap dalam tubuh. Respon kekebalan tubuhterhadap
apoptosis,
pemecahan otomatis turun dan daur ulang bahan sel, tidak dipicu oleh kematian sel
nekrotik.
Terapi standar nekrosis (luka,luka baring, lukabakar,dll)adalah
bedahpengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung padaberatnya nekrosis, ini bisa
berkisar dari
penghapusan patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi anggota badan
yang terkena
atau organ. Kimiapenghapusan, melaluienzimatik agen debriding, adalah pilihan
lain. Dalam
kasuspilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik.
G. Gangren
Gangrene berasal dari bahasa latin katagangraena dan dari yunani gangraina,
berartipembusukan jaringan. Jadi, Ganggren adalah kondisi yang mengancam jiwa
yang serius
dan berpotensi cukup besar ketika massa jaringan tubuh mati (nekrosis).Hal ini
dapat terjadi
setelah cedera atau infeksi atau pada orang yang menderita masalah kesehatan
kronis yang
mempengaruhi sirkulasidarah.penyebab utama gangren berkurangnya suplai darah
ke jaringan
yang terjangkit gangren, sehingga menyebabkan kematian sel. Serta Diabetes dan
merokok
dalam jangka panjangjuga dapatmeningkatkan risiko menderita gangren.
Ada berbagai jenis gangren dengan gejala yang berbeda, seperti gangren kering,
gangren basah,
gangrengas, gangren internal dan necrotizing fasciitis. Gangrene dalam kasus yang
parah dapat
ditangani dengan cara penyiangan (amputasi) daribagian tubuh yang terjangkit,
antibiotik, bedah
vaskular, terapi belatung atau terapi oksigen hiperbarik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Degenerasi sel (kemunduran sel) adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera
ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dansitoplasma akan
mengganggu
proses metabolisme sel Kerusakan reversibel artinya bisa diperbaiki apabila
penyebabnya segera
dihilangkan.Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan
menjadi
reversibel, dan sel akan mati
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau
trauma
(misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yangekstrem, dan cedera
mekanis), di mana
kematian sel tersebut terjadi secaratidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel,
adanya responperadangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan
yangserius.
Nekrosis ada 7 jenis, yaitu:
1. Nekrosis coagulative
2. Liquefactive nekrosis(atau nekrosis colliquative)
3. Gummatous nekrosis
4. Denguenekrosis
5. Nekrosis caseous
6. Lemak nekrosis
7. Nekrosis fibrinoid
Penyebab nekrosis ada 5, yaitu:
placentae
hemolitik-uremik
Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan
seperti abruptio
placenta, placenta previa,perdarahan rahim,infeksi setelah melahirkan (sepsis
puerpurium),
penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli),kematian janin di dalam rahim
dan pre-

eklamasi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih atau
penimbunan cairan
selama kehamilan).
Terapi standar yang dapat menyembuhkan nekrosis adalah
bedahpengangkatan jaringan nekrotik, penghapusan patch kecil dari kulit,amputasi
anggota badan
yang terkena atau organ, kimia penghapusan,melalui
enzimatiagen debriding dan terapi dengan menggunakan belatung dalam kasus
tertentu.
B. Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau
trauma, di
mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol.Oleh karena itu kita perlu
memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi,menjaga aktivitas fisik serta
selalu
mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala
nekrosis yang
dapat merusak sel danberpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Anda mungkin juga menyukai