Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI

UJI FUNGSI GINJAL

Disusun Oleh :

Fahrunnisa Rizki Ananda (P07120216043)

Nur Apriyati (P07120216044)

Lina Cahyanti (P07120216046)

Sumirat Nurcahyani (P07120216047)

Yosie Alfianita (P07120216051)

Layyinatus Syifa Riskina (P07120216068)

Adenia Dwi Ayu Wandira (P07120216070)

Fitri Annisa Astuti (P07120216073)

Sera Adhe Anantigas Timor (P07120216074)

Silvester Harda Prist (P07120216075)


D-IV Keperawatan 1B

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak
dikedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Ginjal
terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritoneum,
didepan dua iga terakhir, dan tiga otot besar(transversus
abdominis,kuadratus lumborum, dan pesoas mayor). Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal.
Ginjal disebelah posterior (atas) dilindungi oleh iga dan otot-otot yang
meliputi iga, sedangkan di anterior (bawah) dilindungi oleh bantalan usus
yang tebal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolom, dan duodenum,
sedangkan ginjal kiri dikelilingi lien, lambung, pancreas, jeujenum, dan
kolon. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebarnya 6
cm, tebalnya 2,5 cm, dan beratnya sekitar 150 gram.

Secara makrokopik ginjal terdiri dari bagian dalam (medulla) dan bagian
luar korteks.

a. Medulla
Substansia medullaris terdiri dari pyramid lenaris yang jumlahnya
anatar 16-18 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal,
sedangkan apeksnya menghadap kesinus renalis. Mengandung bagian
tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan diptus koligens
terminal.
b. Korteks
Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan
bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika vibrosa, melengkung
sepanjang basis pyramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis,
dan bagian dalam diantara pyramid dinamakan kolumna renalis.
Mengandung glumelurus, tubulus proksimal dan dista yang berkelok-
kelok dan duktus koligens.
Secara mikroskopik ginjal terdiri dari :
a. Nefron
Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu
kesatuan yang disebut nefron. Tiap ginjal manusia memiliki
sekitar 1,3 juta nefron. Setiap nefron bisa membentuk urine
sendiri.
b. Glomerulus
Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang
disebut glomerulus yang terletak di dalam korteks. Sekitar
120 ml plasma darah akan melalui dinding kapiler glomerular
setiap menit. Plasma yang tersaring akan masuk ke tubulus.
Sel-sel darah dan protein dalam plasma terlalu besar sehingga
akan tertinggal .
c. Tubulus kontortus proksimal
Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan
yang telah disaring oleh glomerulus melalui kapsula bowman.
Sebagian besar dari filtrate glomerulus diserap kembali
kedalam aliran darah melalui kapiler-kapiler sekitar tubulus
kontortus proksimal. Panjang tubulus ini 15 mm.
d. Ansa henle (lengkung henle)
Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan bagian
dari nefron ginjal. Tubulus ini menurun kedalam medulla dan
kemudian naik kembali kebagian korteks dan membentuk
ansa. Total panjang ansa henle 2-14 mm.
e. Tubulus kontortus distal
Merupakan tangga yang naik dari ansa henle mengarah pada
koil longgar kedua. Penyesuaian yang snagat baik terhadap
komposisi urine dibuat pada tubulus kontortus. Hanya sekitar
15% dari filtrate glomerulus (sekitar 20 ml/menit). Mencapai
tubulus distal, sisanya telah diserap kembali dalam tubulus
proksimal.
f. Duktus koligen medulla
Merupakan saluran yang secara metabolic tidak aktif.
Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urine terjadi
disini. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi dan
mensekresi kalsium.

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga tahap :

1. Filtrasi/penyaringan
Proses filtrasi terjadi pada glomerulus. Proses ini terjadi
karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen
sehingga terjadi penerapan darah. Setiap menit kira-kira 1200
ml darah(400 ml sel darah dan 660 ml plasma) masuk
kedalam kapiler glomerulus. Hasil penyaringan tersebut
membentuk urine primer yang mengandung zat-zat glukosa,
garam, dan asam amino yang masih bermafaat bagi tubuh.
Urine primer sebenarnya masih serupa dengan darah tetapi
tidak mengandung protein dan tidak mengandung elemen
seluler, seperti sel darah merah.
2. Reabsorbsi
Tahap ini terjadi ditubulus kontortus proksimal yang
dilakukan sel-sel epitelium. Berfungsi untuk menyerap
kembali zat-zat diurine primer yang masih bermanfaat bagi
tubuh. Diantaranya yaitu asam amino, glukosa, ion-ion
natrium, kalsium, kalium, clor, HCO3-, dan HBO42-, asam
aseto asetat, glukosa, vitamin. Pada tahap ini terjadi
penyerapan air melalui proses osmosis ditubulu dan lengkung
henle. Bagi zat yang masih berguna masuk ke pembuluh
darah yang mengelilingi tubulus. Prose ini menghasilkan
urine sekunder dengan kadar urea lebih tinggi dari urine
primer. Kemudian urine sekunder akan masuk pada lengkung
henle dan terjadi osmosis air di engkung henle sedenden
sehingga menjadikan urine berubah menjadi pekat karena
volume urine sekunder berkurang.
3. Augmentasi
Pada tahap ini terjadi pengumpulan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh kedalam tubulus kontortus distal. Zat
sisa dalam tubuh seperti H+, K+, NH3, Kreatinin akan
dikeluarkan oleh darah dan menghasilkan urine yang sedikit
mengandung air. Kemudian urine menuju tubulus kolektifus
untuk dibawa menuju pelvis selanjutnya menuju kandung
kemih melalui ureter dan keluar dari tubuh melalui uretra.
Ginjal berfungsi mensekresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen misalnya ammonia, mensekresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan misal vitamin yang larut dalam air,
mempertahankan cairan ekstraseluler, mempertahankan keseimbangan
asam dan basa dengan melalui keluarnya urine. Selain berfungsi sebagai
ekskresi , ginjal juga memiliki fungsi non ekskresi yaitu mensintesis dan
mengaktifkan hormon, seperti renin, insulin, glucagon, prolactin,
hormone gastrointestinal,dll.
B. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya pelaksanaan praktikum ini yaitu
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang hal-hal yang
mempengaruhi fungsi ginjal yang dikaitkan dengan produksi urine.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk memahami anatomi dan fisiologi
ginjal.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Hari dan Tanggal
Kamis, 15 Desemeber 2016
B. Tempat
Laboratorium Anatomi Fisiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
C. Alat dan Bahan Praktikum
- Urinometer
- Gelas ukur
- Tempat sampel urine
- Air mineral 1200 cc
- Air isotonis (air oralit) 1200 cc
- Jus jambu
D. Cara Kerja
1. Minum air tawar (naracoba I)
- Naracoba I berpuasa selama 12 jam sebelum percobaan dilakukan
(diminta makan terakhir makan jam 24.00). Selama puasa
naracoba masih diperbolehkan untuk buang air kecil (miksi)
seperti biasa. Pada jam 11.30 (hari percobaan), naracoba I
mengosongkan vesica urinaria dan urine dibuang tanpa ditampung.
- Jam 12.30 naracoba I mengosongkan vesica urinaria kembali dan
urine yang keluar ditampung sebagai sampel I. Setelah itu,
naracoba I menghabiskan 1200 cc air tawar dalam waktu 30 menit.
Kemudian melanjutkan puasanya.
- Jam 13.00 buang air kecil kembali sebagai sampel II. Setelah itu
buang air kecil kembali setiap 30 menit sampai pukul 15.00 dan
mengumpulkan 6 sampel. Setelah itu naracoba diijinkan berbuka.
2. Minum cairan isotonis/air oralit (naracoba II)
- Naracoba II berpuasa selama 12 jam sebelum percobaan dilakukan
(diminta makan terakhir makan jam 24.00). Selama puasa
naracoba masih diperbolehkan untuk buang air kecil (miksi)
seperti biasa. Pada jam 11.30 (hari percobaan), naracoba II
mengosongkan vesica urinaria dan urine dibuang tanpa ditampung.
- Jam 12.30 naracoba II mengosongkan vesica urinaria kembali dan
urine yang keluar ditampung sebagai sampel I. Setelah itu,
naracoba II menghabiskan 1200 cc air oralit dalam waktu 30
menit. Kemudian melanjutkan puasanya.
- Jam 13.00 buang air kecil sebagai sampel II. Setelah itu buang air
kecil kembali setiap 30 menit sampai pukul 15.00 dan
mengumpulkan 6 sampel. Setelah itu naracoba diijinkan berbuka.
3. Puasa (naracoba III)
- Naracoba III berpuasa selama 12 jam sebelum percobaan
dilakukan (diminta makan terakhir makan jam 24.00). Selama
puasa naracoba masih diperbolehkan untuk buang air kecil
(miksi) seperti biasa. Pada jam 11.30 (hari percobaan), naracoba
III mengosongkan vesica urinaria dan urine dibuang tanpa
ditampung.
- Jam 12.30 naracoba III mengosongkan vesica urinaria kembali
dan urine yang keluar ditampung sebagai sampel I. Setelah itu,
untuk naracoba III tetap berpuasa.
- Jam 13.30 buang air kecil sebagai sampel II. Setelah itu buang air
kecil kembali setiap 1 jam sampai pukul 15.30 dan
mengumpulkan 4 sampel. Setelah itu naracoba diijinkan berbuka.

4. Kontrol (naracoba IV)


- Naracoba IV melakukan kegiatan sehari-hari (makan dan minum)
seperti biasa. Jam 11.30 naracoba IV mengosongkan vesica
urinaria tanpa ditampung.
- Jam 12.30 naracoba IV mengosongkan vesica urinaria kembali
dan urine yang keluar ditampung sebagai sampel I. Naracoba IV
tetap diijinkan minum kapanpun dan apapun (jus,teh,es jeruk,dll).
- Jam 13.00 buang air kecil sebagai sampel II. Setelah itu buang air
kecil kembali setiap 30 menit sampai pukul 15.00 dan
mengumpulkan 6 sampel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum

Probandus I Air Tawar (Lina)

Volu- Berat Jenis Volume


Berat Jenis
No me Urine Curah Keterang-
Sampel Waktu Penghitung-
. Urine Pengamat- Tambah- an
an
(ml) an an (ml)
Kuning
1. I 12.30 18 1,007 48 1,0256
keruh
Kuning
2. II 13.00 16 1,005 50 1,0206
bening
3. III 13.30 25 1,003 45 1,0084 Bening
Kuning
4. IV 14.00 105 1,002 0 1,002
jernih
Kuning
5. V 14.30 138 1,001 0 1,001
bening
Kuing
P
6. VI 15.00 173 1,001 0 1.001
bening
P

Probandus I
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00

Series 1
Probandus II Puasa Oralit (Fitri)

Berat Jenis Volume


Volume Berat Jenis
Urine Curah Keterang-
No. Sampel Waktu Urine Penghitun-
Pengamat- Tambahan an
(ml) an
an (ml)
1. I 13.00 19 1,006 40 1,0186 Kuning
Kuning
2. II 13.30 39 1,007 20 1,0105
bening
Jernih,
3. III 14.00 106 1,001 0 1,001
endapan
4. IV 14.30 158 1,001 0 1,001 Bening
Kuning,
5. V 15.00 120 1,001 0 1,001
endapan
Kuning
6. VI 15.30 50 1,001 20 1,0014
putih

Probandus II
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30

Series 1
Probandus III Puasa (Sumirat)

Berat Jenis Volume


Volume Berat Jenis
Urine Curah Keterang-
No. Sampel Waktu Urine Penghitung-
Pengamat- Tambah- an
(ml) an
an an (ml)
Kuning
1. I 12.30 20 1,007 60 1,028
berbuih
Kuning
2. II 13.30 16 1,005 50 1,0206 tua
berbuih
Kuning
3. III 14.30 17 1,003 62 1,0139
pekat
Orange
4. IV 15.30 18 1,003 40 1,0096
pekat

Probandus III
25

20

15

10

0
12:30 13:30 14:30 15:30

Series 1
Probandus IV Tidak Puasa (Adenia)

Berat Jenis Volume


Volume Berat Jenis
Urine Curah Keterang-
No. Sampel Waktu Urine Penghitung-
Pengamat- Tambah- an
(ml) an
an an (ml)
1. I 12.35 70 1,009 10 1,0102 Kuning
Kuning
2. II 13.05 18 1,004 60 1,0173
jernih
Kuning
3. III 13.35 100 1,003 0 1,003
jernih
4. IV 14.05 190 1,001 0 1,001 Bening
5. V 14.35 210 1,001 0 1,001 Bening
6. VI 15.05 186 1,001 0 1,001 Bening

Probandus IV
250

200

150

100

50

0
12:35 13:05 13:35 14:05 14:35 15:05

Series 1
B. Pembahasan
1. Probandus I (puasa air tawar)
Pada probandus I yang sedang melakukan puasa, kemudian pada pukul
12.00-12.30 probandus diberi minum air tawar sebanyak 1200cc, telah
diambil 6 sampel urine. Sampel pertama diambil pada pukul 12.30 dan
dihasilkan urine sebanyak 18ml dengan berat jenis urine pengamatan
1,007, volume curah tambahan 48ml, berat jenis penghitungan 1,0256
dan dengan keterangan warna urine kuning keruh. Pada sampel kedua
yang diambil pada pukul 13.00 urine yang dihasilkan sebanyak 16 ml
dengan berat jenis urine pengamatan 1,005, volume curah tambahan 50
ml, berat jenis penghitungan 1,0206 dan dengan keterangan warna urine
kuning bening. Pada sampel ketiga yang diambil pukul 13.30 urine yang
dihasilkan oleh probandus sebanyak 25 ml dengan berat jenis urine
pengamatan 1,003, volume curah tambahan 45 ml, berat jenis
penghitungan 1,0084 dan dengan keterangan warna urine bening.
Pada sampel keempat yang diambil pada pukul 14.00 urine yang
dihasilkan sebanyak 105 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,002,
volume curah tambahan 0ml, berat jenis penghitungan 1,002 dan dengan
keterangan warna urine kuning jernih. Pada sampel kelima yang diambil
pada pukul 14.30 urine yang dihasilkan sebanyak 138ml dengan berat
jenis urine pengamatan 1,001, volume curah tambahan 0ml, berat jenis
penghitungan 1,001 dan dengan keterangan warna urine kuning jernih.
Pada sampel keenam yang diambil pada pukul 15.00 urine yang
dihasilkan sebanyak 173ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,001,
volume curah tambahan 0ml, berat jenis penghitungan 1,001 dan dengan
keterangan warna urine kuning jernih.

2. Probandus II ( Oralit )

Pada probandus II yang sedang melakukan puasa, kemudian pada pukul


12.00-12.30 probandus diberi minum air oralit sebanyak 1200cc, telah
diambil 6 sampel urine. Pada sampel pertama yang diambil pada pukul
13.00 urine yang dihasilkan sebanyak 19 ml dengan berat jenis urine
pengamatan 1,006, volume curah tambahan 40 ml, berat jenis
penghitungan 1,0186 dan dengan keterangan warna urine kuning. Pada
sampel kedua yang diambil pada pukul 13.30 urine yang dihasilkan
sebanyak 39 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,007, volume
curah tambahan 20 ml, berat jenis penghitungan 1,0105 dan dengan
keterangan warna urine kuning bening. Pada sampel ketiga yang diambil
pada pukul 14.00 urine yang dihasilkan sebanyak 106 ml dengan berat
jenis urine pengamatan 1,001, volume curah tambahan 0 ml, berat jenis
penghitungan 1,001 dan dengan keterangan warna urine jernih endapan.
Pada sampel keempat yang diambil pada pukul 14.30 urine yang
dihasilkan sebanyak 158 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,001,
volume curah tambahan 0 ml, berat jenis penghitungan 1,001 dan dengan
keterangan warna urine bening. Pada sampel kelima yang diambil pada
pukul 15.00 urine yang dihasilkan sebanyak 120 ml dengan berat jenis
urine pengamatan 1,001, volume curah tambahan 0 ml, berat jenis
penghitungan 1,001 dan dengan keterangan warna urine endapan. Pada
sampel keenam yang diambil pada pukul 15.30 urine yang dihasilkan
sebanyak 50 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,001, volume
curah tambahan 20 ml, berat jenis penghitungan 1,0014 dan dengan
keterangan warna urine kuning putih.

3. Probandus III (Berpuasa)


Pada probandus III yang sedang melakukan puasa, telah diambil 4
sampel urine. Sampel pertama diambil pada pukul 12.30 dan dihasilkan
urine sebanyak 20ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,007, volume
curah tambahan 60ml, berat jenis penghitungan 1,028 dan dengan
keterangan warna urine kuning berbuih. Pada sampel kedua yang diambil
pada pukul 13.30 urine yang dihasilkan sebanyak 16ml dengan berat
jenis urine pengamatan 1,005, volume curah tambahan 50ml, berat jenis
penghitungan 1,0206 dan dengan keterangan warna urine kuning tua
berbuih. Pada sampel ketiga yang diambil pukul 14.30 urine yang
dihasilkan oleh probandus sebanyak 17ml dengan berat jenis urine
pengamatan 1,003, volume curah tambahan 62ml, berat jenis
penghitungan 1,0139 dan dengan keterangan warna urine kuning pekat.
Dan pada sampel keempat yang diambil pada pukul 15.30 urine yanng
dihasilkan sebanyak 18ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,003,
volume curah tambahan 40ml, berat jenis penghitungan 1,096 dan
dengan keterangan warna urine orange pekat.

4. Probandus IV ( Tidak Berpuasa )


Pada probandus IV yang sedang tidak melakukan puasa, pada pukul
12.00-12.30 probandus diberi minum jus jeruk sebanyak 1200cc, telah
diambil 6 sampel urine. Pada sampel pertama yang diambil pada pukul
12.35 urine yang dihasilkan sebanyak 70 ml dengan berat jenis urine
pengamatan 1,009, volume curah tambahan 10 ml, berat jenis
penghitungan 1,0102 dan dengan keterangan warna urine kuning. Pada
sampel kedua yang diambil pada pukul 13.05 urine yang dihasilkan
sebanyak 18 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,004, volume
curah tambahan 60 ml, berat jenis penghitungan 1,0173 dan dengan
keterangan warna urine kuning jernih. Pada sampel ketiga yang diambil
pada pukul 13.35 urine yang dihasilkan sebanyak 100 ml dengan berat
jenis urine pengamatan 1,003, volume curah tambahan 0 ml, berat jenis
penghitungan 1,003 dan dengan keterangan warna urine kuning jernih.
Pada sampel keempat yang diambil pada pukul 14.05 urine yang
dihasilkan sebanyak 190 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,001,
volume curah tambahan 0 ml, berat jenis penghitungan 1,001 dan dengan
keterangan warna urine bening. Pada sampel kelima yang diambil pada
pukul 14.35 urine yang dihasilkan sebanyak 210 ml dengan berat jenis
urine pengamatan 1,001, volume curah tambahan 0 ml, berat jenis
penghitungan 1,001 dan dengan keterangan warna urine bening. Pada
sampel keenam yang diambil pada pukul 15.05 urine yang dihasilkan
sebanyak 186 ml dengan berat jenis urine pengamatan 1,001, volume
curah tambahan ml, berat jenis penghitungan 1,001 dan dengan
keterangan warna urine bening.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan pengukuran berat jenis urine, dapat digunakan
alat yang disebut urinometer. Pengukuran dengan alat ini dengan cara
membandingkan berat jenis urine dan berat jenis air ( H2O ) dengan
volume yang sama dan dengan membaca garis strip pada urinometer.
Setelah melihat hasil dari para probandus yang meminum larutan yang
berbeda beda, didapatkan hasil pengukuran masa jenis juga yang berbeda
beda. Kegiatan ini berhubungan dengan peran ginjal dalam pemekatan
dan pengenceran urin yang disebabkan oleh adanya hormone ADH yang
mempengaruhi pekat atau tidaknya urin.

B. Saran
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan dapat memberi pengetahuan
mengenai fungsi ginjal dan menjaga ginjal agar ginjal tidak bekerja
terlalu keras.

Anda mungkin juga menyukai