Anda di halaman 1dari 48

Adaptasi Sel,

Jejas Sel & Kematian Sel


Dr.Citra Restia
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM
2021
Sel
Bagian terkecil dari struktur tubuh
manusia adalah sel.

Sehingga sel adalah bagian yang


akan mengalami gangguan atau
perubahan pada setiap kejadian
penyakit yang diderita oleh
seseorang

Peristiwa gangguan terhadap sel


akan menyebabkan sel melakukan
adaptasi (menyesuaikan diri) agar
tetap bertahan hidup
Cedera Sel
Cidera tersebut pada dasarnya
secara mikro mengenai sel karena
kita ketahui bahwa sel adalah unit
struktural dan fungsional terkecil
dari tubuh manusia

Banyak penyebab yang dapat


menciderai sel bukan hanya luka
tetapi kekurangan oksigen dan
suplai makanan ke dalam sel pun
dapat menciderainya
Respon sel terhadap stress dan stimuli berbahaya

• Sel secara aktif berinteraksi dengan


lingkungan, menyesuaikan struktur dan
fungsinya untuk mengakomodasi perubahan
dan stress ekstraselular. (Homeostasis)
• Ketika ada stress dari luar, maka sel akan
beradaptasi
• Jika stress berlebih dan sel tidak dapat
beradaptasi maka akan terjadi jejas sel.
• Jejas sel dapat reversible, dan sel akan
kembali ke bentuk dan fungsi awal
• Tapi jejas juga dapat bersifat irreversible,
sehingga nantinya dapat terjadi kematian
sel.
Penyebab Jejas Sel
Causes of Cell Injury
Penyebab Jejas Sel
Hipoxia & • Hipoxia = kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
• Iskemia = kurangnya suplai darah ke sel dan
Ischemia jaringan

Toxins • Cth. Polusi udara, insektisida, CO, asbestos, asap


rokok, ethanol, obat-obatan

Agen • Semua pathogen penyakit cth. Virus, bakteri,

infeksius
parasit
Reaksi • Alergi

imun • Penyakit autoimun

Abnormalitas • Kelainan kongenital seperti Down syndrome


• Kegagalan genetic dapat berupa konsekuensi
genetika dari defisiensi protein fungsional

Ketidakseimbangan • Cth. DM tiipe 2, ateroskeloris


gizi
• Trauma, temperature yang
Agen tinggi / rendah,radiasi, electri
fisik shock, perubahan tekanan
atmosfir

• Berkurangnya kemampuan sel


Penuaan respon terhadap stress dan
stimuli berbahaya
Mekanisme Adaptasi
Sel
Adaptasi Sel

Adaptasi • Respon terhadap


stimulasi normal
Fisiologi cth. hormon

Adaptasi • Respon terhadap


stress
Patologi
Adaptasi Sel terhadap stres

Hipertropi Hiperplasia Atropi Metaplasia


Hipertropi
• Hipertropi adalah penambahan ukuran sel  penambahan ukuran organ
• Hipertropi dapat berupa fisiologis dan patologi yang disebabkan karena peningkatan
permintaan fungsional, factor pertumbuhan dan hormone.
• Hipertropi fisiologis
• Pembesaran uterus disebabkan karena stimulasi hormone estrogen saat kehamilan
• Hipertropi patologis
• Pembesaran miosit pada pasien dengan hipertensi dan kelainan katup jantung
Hiperplasia
• Hiperplasia adalah penambahan jumlah sel
• Hiperplasia dapat berupa fisiologis dan patologi karena proliferasi sel yang di stimulasi
oleh factor pertumbuhan
• Hiperplasia fisiologis ada 2 tipe yaitu
 Hormonal hyperplasia, cth pembesaran payudara saat pubertas dan hamil
 Compensatory hyperplasia, pada jaringan sisa yang dilakukan pengangkatan. cth liver
yang dilakukan pemotongan, akan terjadi aktivitas mitotic
• Hiperplasia patologis biasanya disebabkan oleh stimulasi hormone yang berlebihan
(BPH, hipertiroid) atau stimulasi factor pertumbuhan (kutil karena virus HPV)
• Biasanya baik hiperplasia dan hipertropi dapat terjadi berbarengan
Atropi
• Atropi adalah penyusutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel
• Penyebab atropi adalah penurunan beban kerja seperti imobilisasi tungkai pada
saat fraktur, hilangnya persarafan, menurunnya suplai darah, berkurangnya nutrisi,
hilangnya stimulasi endokrin dan penuaan
• Atropi selular merupakan kombinasi penurunan sintesis protein dan peningkatan
degradasi protein
Metaplasia
• Metaplasia adalah perubahan sel matur jenis tertentu menjadi

sel matur jenis lain.


• Sebagai contoh sel epitel torak pada saluran pernafasan seorang perokok yang
dapat bersekresi diganti dengan oleh sel epitel gepeng berlapis yang tidak dapat
bersekresi
• Derajat yang lebih buruk dari metaplasia adalah displasia, yaitu perubahan
polarisasi pertumbuhan sel.
• Displasia yang tidak tertanggulangi dapat mengarah pada keganasan (karsinoma)
Akumulasi intraseluler
Endapan material yang tidak normal dalam sel dan jaringan adalah akibat asupan
yang berlebihan atau transportasi yang rusak atau katabolisme.

• Penumpukan lipid
• Penumpukan protein
• Penumpukan glycogen
• Penumpukan pigment
Kalsifikasi Patologik
Kalsifikasi fisiologis : penumpukan kalsium pada tulang

Kalsifikasi patologi:
• Kalsifikasi distrofik: pengendapan kalsium di lokasi sel cedera dan
nekrosis
• Kalsifikasi metastatik: pengendapan kalsium dalam keadaan normal
jaringan, yang disebabkan oleh hiperkalsemia (biasanya sebagai konsekuensi
dari kelebihan hormon paratiroid)
Sequent of event in
Cell injury and cell
death
Reversible Cell Injury
• Jejas reversibel menunjukkan perubahan sel yang dapat kembali menjadi normal jika
rangsangaan dihilangkan atau penyebab jejasnya ringan
• Perubuhan morfologi yang terjadi pada jejas sel yang reversible adalah sebagai berikut

Cellular • Berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas membbran plasma
swelling
Fatty • Adanya vakuola yang mengan trigliserida
• Biasanya pada sel-sel yang ikut dalam
change metabolism lemak seperti, liver
Irreversible Cell Injury
• Jejas irreversibel terjadi jika stresornya melampaui kemampuan sel untuk beradaptasi
dan menunjukkan perubahan patologik permanen yang menyebabkan kematian sel.
Cell Death
Kematian Sel
• Proses kerusakan sel diawali dengan terjadinya gangguan pada sistem di dalam sel.
• Empat sistem dalam sel yang paling mudah terpengaruhi akibat adanya cidera yaitu:

1. Membran sel
Keutuhan membran sel terganggu akibatnya tugas membran sel untuk mempertahankan
tekanan osmotik seluler menurun.
2. Mitokondria
Pembentukan energi berupa ATP melalui mekanisme respirasi aerob terganggu.
3. Retikulum endoplasma
Fungsi retikulum endoplasma mensintesa protein mengalami gangguan.
4. Nukleus
Sebagai aparatus genetik keutuhan nukleus terganggu dengan adanya cidera
Selanjutnya sel yang mengalami cidera akan mengalami destruksi dan benar
benar dikatakan mati ditandai oleh dua fenomena sebagai berikut:

1. Ketidakmampuan memperbaiki fungsi mitokondria sehingga sel tidak


dapat melakukan pembentukan ATP.

2. Gangguan fungsi membran yang nyata sehingga terjadi penurunan fungsi


membrane yang luas.
NEKROSIS
• Nekrosis adalah kematian sel yang terjadi akibat cidera yang memiliki ciri adanya pembengkakan dan
ruptul organel internal.
• Sitoplasma:
• Eosinofilik (karena RNA turun dan reaksi eosin dengan protein yang denaturasi)
• Lebih bening (karena kehilangan glikogen)
• Bervakuol (karena degradasi organela oleh enzim)
• Kalsifikasi
• Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna
gelap.
• Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel
yang disebut karioreksis sedangkan inti hilang yang disebut kariolisis
• Selanjutnya sel mati akan diisolir oleh sel di sekitarnya dan akan menimbulkan peradangan.
• Akibat peradangan yang terjadi leukosit akan berkumpul di daerah sel mati dan selanjutnya mencerna
sel tersebut melalui proses fagositosis
APOPTOSIS
• Apoptosis adalah salah satu jenis mekanisme biologikematian sel yang terprogram.
• Apoptosis digunakan oleh tubuh untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan.
• Apoptosis berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh, berbeda
dengan nekrosis yang bersifat akut dan tidak terprogram
• Sebagai contoh keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada periode embrio.
• Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing
jari menjadi terpisah satu sama lain.
• Apoptosis terjadi berdasarkan informasi dari gen yang ada dalam sel. Informasi genetic
pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu.
• Awalnya terjadi perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel.
• Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis dan selanjutnya fragmen
tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.
Kematian Jaringan
Pola morfologi pada jaringan nekrosis

Coagulative Liquefactive
necrosis necrosis

Gangrenous Caseous
necrotic necrosis
Nekrosis Koagulatif
 Outline sel nekrosis dipertahankan sementara
 Karakteristik untuk semua nekrosis karena hipoksia, kecuali pada otak
 Terjadi karena enzim lisosom juga ikut rusak
Nekrosis Liquefactif
 Terjadi karena autolisis dan heterolisis
 Karakteristik pada infeksi bakteri (nanah) dan nekrosis hipoksik pada otak
Nekrosis Gangrenosa
nekrosis koagulatif yang terinfeksi dan berubah menjadi nekrosis liquefaktif
Nekrosis kaseosa/ perkejuan
 Bentuk khusus nekrosis koagulatif, pada tbc.
 Makroskopik mirip “keju”
 Mikroskopik: massa amorf, granuler, diselubungi sel radang
Mekanisme jejas sel
dan kematian sel
Mekanisme jejas sel dan kematian sel
Prinsip umum
Respon seluler terhadap rangsangan yang merugikan bergantung
pada jenis cedera, durasinya, dan tingkat keparahannya.

Jadi, toksin dosis rendah atau periode iskemia yang singkat dapat terjadi
menyebabkan cedera sel reversibel, sedangkan dosis toksin lebih besar atau waktu
iskemik yang lebih lama dapat menyebabkan cedera permanen dan kematian sel

Konsekuensi dari stimulus yang merugikan juga tergantung pada


jenis, status, kemampuan beradaptasi, dan genetik riasan sel yang
terluka

Cth. otot rangka lurik di kaki mentolerir iskemia selama 2 sampai 3 jam
tanpa cedera ireversibel, sedangkan otot jantung mati setelah hanya 20
sampai 30 menit iskemia.
1. Hyopoxia & Ischemia

2. Ischemia-Reperfusion Injury
3. Oxidative stress
Stres oksidatif mengacu pada kelainan sel diinduksi oleh ROS, yang
termasuk dalam sekelompok molekul dikenal sebagai radikal bebas

4. Toxins
5. Reticulum Endoplasmic Stress
• Akumulasi protein yang salah dalam sel dapat menyebabkan stres
jalur kompensasi di retikulumendoplasma dan menyebabkan kematian
sel dengan apoptosis

6.DNA Damage
• Paparan sel terhadap radiasi atau agen kemoterapi, generasi ROS
intraseluler, dan akuisisi mutasi semua dapat menyebabkan kerusakan
DNA, yang jika parah mungkin memicu kematian apoptosis

7.inflammasi
Penuaan Sel
• Berbagai penurunan fungsi sel secara progresif terjadi beriringan dengan
penuaan sel.
• Fungsi sintesa protein dan enzimatik serta pembetukan ATP menurun
sehingga daya tahannya akan berkurang termasuk ketika mendapatkan
cidera yang diakhiri oleh kematian sel tersebut.

Secara morfologik sel tua mengalami beberapa perubahan sebagai berikut:


1. Ketidakteraturan inti
2. Mitokondria bervakuola
3. Pengurangan retikulum endoplasma
4. Penyimpangan aparatus golgi
5. Kerusakan membran sel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai