3. Salah satu prinsip pokok negara hukum adalah bahwa negara hukum itu berfungsi sebagai
sarana mewujudkan tujuan kesejahteraan (welfare rechtstaat). Jelaskan.
Jawaban:
Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu
sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara demokrasi (democracy) maupun
yang diwujudkan melalui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan umum. Bahkan sebagaimana cita-cita nasional Indonesia yang
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan bangsa Indonesia bernegara adalah dalam
rangka melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara
Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan dan mencapai keempat tujuan negara
Indonesia tersebut.
4. Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan
tentang beberapa macam hak. Sebutkan apa saja hak tersebut!
Jawaban:
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan
tentang beberapa macam hak sebagai berikut:
a. Hak Untuk Hidup.
b. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan.
c. Hak Mengembangkan Diri.
d. Hak Memperoleh Keadilan.
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak atas kesejahteraan
g. Hak turut serta dalam pemerintahan.
5. Sebutkan ciri-ciri khusus yang dimiliki hak asasi manusia jika dibandingkan dengan hak-
hak yang lain!
Jawaban:
a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status,
suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada
pihak lain.
d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil
dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
8. Bagaimanakah perbandingan pengaturan pasal tentang HAM dalam Konstitusi RIS dan
UUDS 1950 dengan UUD 1945!
Jawaban:
- Konstitusi RIS dan UUDS 1950 lebih banyak pengaturannya tentang HAM karena
mengadopsi dari DUHAM. Dalam konstitusi RIS diatur dalam pasal 7-33, sedangkan dalam
UUDS 1950 diatur dalam pasal 7-34.
- UUD 1945 lebih sedikit pengaturannya tentang HAM karena sudah diadakan UU HAM
yang telah mengatur secara khusus. Dalam UUD 1945 diatur dalam pasal 27 ayat (1) dan (2),
28, 29 ayat (2), 30 ayat (1), 31 ayat (1) dan pasal 34.
10. Jelaskan peran individu dalam penghormatan HAM di Indonesia. Sebutkan dan uraikan
dasar hukumnya!
Jawaban:
Setiap orang/idividu dalam menjalankan hak dan kewajibannya wajib tuduk terhadap
pembatasan yang ditetapkan undang-undang dengan maksud tidak menggangu hak dan
kebebasan orang lain.
Dasar hukum : pasal 28 J ayat 2 UUD NRI 1945.
11. Apa yang membedakan pelanggaran HAM berat dalam Statuta Roma dengan UU No.26
tahun 2000? Jelaskan dan lengkapi jawaban saudara dengan dasar hukumnya!
Jawaban:
Cakupan pelanggaran HAM berat dalam Statuta Roma lebih luas dibandingkan dengan UU
No. 26 tahun 2000.
- Pelanggaran HAM berat pada Statuta Roma pasal 5 bagian 2 meliputi 4 hal diantaranya :
(a) Kejahatan Genosida; (b) Kejahatan Kemanusiaan; (c) Kejahatan Perang; (d) Kejahatan
Agresi.
- Sedangkan dalam UU No.26 tahun 2000 pasal 7, pelanggaran HAM berat meliputi
kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
12.Jelaskan mekanisme penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dikaitkan dengan asas
retroaktif!
Jawaban:
Penyelesaian HAM di masa lalu yang diperbolehkan menggunakan asas retroaktif (berlaku
surut) hanyalah pelanggaran HAM berat yang meliputi kejahatan genosida dan kemanusiaan
(pasal 7 UU No.26 tahun 2000 ).
Untuk mekanisme penyelesaiannya melalui pengadilan HAM Ad Hoc (pasal 43 UU No.26
tahun 2000). Pengadilan ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden untuk kasus tertentu
dan dalam jangka waktu tertentu. Contoh : Kasus Tanjung Priok dan Kasus Timor-timor.