Anda di halaman 1dari 56

KERUSAKAN DAN

KEMATIAN SEL
MATA KULIAH : PATOFISIOLOGI

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
PATOFISIOLOGI KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
Proses kerusakan sel  diawali dengan terjadinya gangguan pada
sistem di dalam sel.
Sistem dalam sel yang paling mudah terpengaruhi akibat adanya
cidera yaitu:
1.Membran sel  keutuhan membran sel terganggu akibatnya tugas
membran sel untuk mempertahankan tekanan osmotik seluler
menurun.
2.Mitokondria  pembentukan energi berupa ATP melalui mekanisme
respirasi aerob terganggu.
3.Retikulum endoplasma  fungsi mensintesa protein mengalami
gangguan
4.Nukleus  keutuhan nukleus terganggu dengan adanya cidera
 Selanjutnya sel yang mengalami cidera  akan mengalami
destruksi  mati ditandai fenomena;
1.Ketidakmampuan memperbaiki fungsi mitokondria  sel
tidak dpt melakukan pembentukan ATP
2.Gangguan fungsi membran yg nyata  terjadi penurunan
fungsi membran yang luas.
 Sel dengan cidera yang hebat dalam waktu yang lama dan
tidak dapat lagi mengkompensasi kelangsungan
metabolismenya akan mengalami  kematian.
 Diawal kematiannya  sel akan mengalami pencairan atau
koagulasi dengan keluarnya organel internal.
Cairan pada sel yang mati (berisi enzim ketika berada
dalam sel hidup tidak bersifat litik)  tetapi ketika sel telah
mati akan bersifat litik  dapat melarutkan sel yang mati.
Enzim tersebut berasal dari lisososm sel yang hancur dan
akan mencerna sel itu sendiri (autolisis)
Kematian sel  ditandai menghilangnya nukleus
(berfungsi mengatur berbagai aktivitas biokimiawi sel dan
mengaktivasi enzim autolisis)  menyebabkan membran
sel lisis.
Akibatnya berbagai zat kimia yang ada dalam sel
termasuk enzim masuk ke dalam sirkulasi darah 
kadarnya dalam darah meningkat
Perubahan yang terjadi pada sel
yang mati

1 Perubahan Mikroskopis

2 Perubahan Makroskopis

3 Perubahan Kimia Klinik


Perubahan Mikroskopis
Perubahan sel yang mati  sitoplasma
dan organel-organel sel lainnya yaitu:
• Inti sel yang mati  menyusut
(piknotik),
• menjadi padat
• batasnya tidak teratur dan berwarna
gelap.
Selanjutnya inti sel  hancur dan
meninggalkan pecahan-pecahan zat
kromatin yang tersebar di dalam sel.
Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati
tergantung dari aktivitas enzim lisis
pada jaringan yang nekrotik.
Jika aktivitas enzim lisis terhambat 
jaringan nekrotik akan ;
• mempertahankan bentuknya
• jaringannya akan mempertahankan
ciri arsitekturnya selama beberapa
waktu.
Perubahan Kimia Klinik
Lisisnya membran sel 
menyebabkan berbagai zat kimia
yang terdapat pada intrasel
(termasuk enzim tertentu) 
masuk ke dalam sirkulasi dan
meningkat kadarnya di dalam
darah.
Misalnya  orang mengalami infark
miokardium  mengalami
peningkatan kadar enzim spesifik
jantung (LDH, CK dan CK- MB)
JENIS KERUSAKAN
DAN KEMATIAN SEL

NEKROSIS
 kematian sel yang terjadi akibat
cidera yang memiliki ciri adanya
pembengkakan dan ruptur organel
internal

APOPTOSIS
salah satu jenis mekanisme
biologi kematian sel yang terprogram
NEKROSIS
 Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya
tidak teratur dan berwarna gelap.
 Inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang
tersebar di dalam sel (disebut karioreksis,
sedangkan inti hilang (disebut kariolisis)
 Sel mati akan diisolir oleh sel di sekitarnya menimbulkan peradangan.
 Akibat peradangan yang terjadi leukosit akan berkumpul di daerah sel
mati dan selanjutnya mencerna sel tersebut melalui proses fagositosis.
 Sel yang mengalami nekrotik (hitam) dan sel sekitarnya yang mengalami
peradangan (merah)
Nekrosis yang terjadi pada sel akan menimbulkan efek klinis
sebagai berikut :

2. Infeksi bakteri
• Pertumbuhan bakteri akan mudah
terjadi pada daerah sel yang
mengalami nekrotik dan menyebar
ke seluruh tubuh melalui aliran limfe
1. Fungsi abnormal atau aliran darah
• Nekrosis yang terjadi pada sel akan
mengakibatkan fungsi sel abnormal.
• contoh sel otot jantung yang 3. Efek sistemik
mengalami nekrosis meskipun tidak • Saat sel mengalami nekrosis 
luas akan menyebabkan efek klinis melepaskan zat pirogen.
pada hemodinamika.. • Terjadi peningkatan jumlah sel darah
putih sebagai respons dari radang
akut 
demam
hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan ada leukositosis
APOPTOSIS
Apoptosis digunakan oleh tubuh untuk membuang sel yang sudah
tidak diperlukan.
Berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh
Terjadi berdasarkan informasi dari gen yang ada dalam sel.
Informasi genetik  pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa
hidup tertentu.
Awalnya terjadi perubahan secara morfologis termasuk perubahan
pada inti sel.
Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis dan
selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati
menghilang
Apoptosis yang merupakan mekanisme kematian
sel terprogram memiliki dua faktor penyebab.

1. Penyebab Fisiologik 2. Penyebab Patologik


Destruksi sel selama embriogenesis   Kematian sel yang ditimbulkan oleh
contoh proses berpisahnya jari-jari. berbagai rangsangan yang
Involusi jaringan yang bergantung hormon menyebabkan cidera.  seperti karena
 contoh kematian sel pada endometrium radiasi atau obat sitotoksik akan
pada wanita dan sel prostat pada pasien menyebabkan sel membunuh dirinya
pria usia lanjut. sendiri melalui apoptosis.
Penghapusan sel dalam populasi sel yang  Kematian sel karena infeksi virus
mengadakan profilasi. tertentu  seperti misalnya hepatitis.
Kematian sel yang sudah melaksanakan  Atrofi patologik organ tertentu
tugasnya,  Misalnya sel neutrofil akan pascaobstruksi saluran.
mati sesudah respons inflamasi akut  Kematian sel pada tumor
KEMATIAN
JARINGAN
(NEKROSIS)
MATA KULIAH : PATOFISIOLOGI

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
KEMATIAN JARINGAN
(NEKROSIS)

Nekrosis  Kematian sel dalam


jumlah besar seperti pada
jaringan organisme hidup
Nekrosis terjadi pada tingkat
kematian sel (celluler death)
Juga pada seluruh tubuh
(somatic death) atau terbatas
mengenai suatu jaringan atau
sebuah organ
Ishkemi

Etiologi Menurunnya aliran darah ke dalam sel 


akan berakibat suplai oksigen dan
makanan untuk sel/jaringan berkurang.

Nekrosis
Seperti ; decubitus dimana aliran darah
terhambat karena adanya tekanan dari
tubuh pasien terhadap pembuluh darah
ketika pasien berbaring lama  aliran
Agens biologik darah didaerah tersebut terhambat
Nekrosis dapat terjadi akibat dari sehingga tidak mendapat suplai darah dan
bakteri yang mengeluarkan toksin yang muncul tanda-tanda iskemia.
membuat kerusakan dinding pembuluh
darah dan juga thrombosis.
Agens kimia
Agen kimia yang berasal dari dalam
maupun dari luar akan menyebabkan
gangguan osmotik sel
Contoh; wanita yang hamil sering kali
Agens fisik dijumpai mengalami keracunan
Agen fisik  trauma, suhu ekstrem kehamilan, keracunan ureum (gagal
baik panas atau dingin, listrik, cahaya ginjal)
matahari dan radiasi akan
menyebabkan kerusakan sel.
Protoplasma, membran sel akan Kerentanan (hipersensitif)
mengalami kerusakan dan organel Reaksi imunologik yang terjadi pada
internal keluar dari sel  sehingga tubuh akan menimbulkan kerentanan
timbul kekacauan tata kimia sel jaringan  akibatnya akan mengalami
kematian sel pada jaringan tersebut
Jenis Nekrosis

1 Nekrosis 3 Nekrosis 5 Nekrosis


koagulativa Lemak Kaseosa

1 2 3 4 5 6

2
Nekrosis 4
Nekrosis 6
Nekrosis
liquefaktif Gangrenosa fibrinoid
Nekrosis koagulativa
Jenis nekrosis yang paling banyak terjadi  karena dapat mengenai
semua organ dan jaringan.
Bentuk nekrosis yang dapat kita amati  bentuk sel masih normal
dan susunan jaringan masih jelas dan sedikit lunak, akan tetapi
proteinnya mengalami koagulasi sehingga aktivitas metabolisme sel
berhenti.
Contoh penderita sipilis stadium III yang mengalami Gumma.
Nampak akan berbeda dengan jaringan ikat kolagen, selnya akan
bertahan lebih lama terhadap kerusakan. Kejadian ini berlangsung
hingga sel jaringan yang menjadi nekrosis habis oleh fagositosis
untuk kemudian terjadi regenerasi
Nekrosis liquefaktif
Nekrosisi liquefaktif  nekrosis kolikuativa yaitu nekrosis
yang terjadi pada jaringan yang tidak memiliki bahan
penyokong lainnya.
Kondisi tersebut menyebabkan jaringan syaraf yang
mengalami nekrosis akan mengalami pencairan total.
Sering terjadi bagian sekeliling tepinya mengalami reaksi
membentuk kista.
Contoh  nekrosis otak dengan jaringan sekitar yang
juga mencair
Proses terjadinya nekrosis lemak dapat
dalam bentuk ; Nekrosis Lemak
 trauma langsung pada jaringan lemak 
pelepasan lemak ekstraseluler.
 proses lisis enzimatik jaringan lemak karena
pelepasan lipase
Sel yang mengalami nekrosis akibat
trauma pelepasan lemak dan
menimbulkan respons radang
Akibatnya makrofag akan aktif dan
memfagositosis lemak dan menjadi
fibrosis kemudian menjadi massa yang
mudah teraba jika terjadi pada daerah
superficial seperti di payudara yang
mengalami fibro adenoma mamae (FAM).
Nekrosis Gangrenosa
Gangren merupakan kematian sel sebuah jaringan yang
disertai pembusukan.
Kematian sel pada jaringan ini bersifat luas dan disertai invasi
kuman saprofit  menimbulkan pembusukan.
Sel yang mengalami nekrotik  tempat terbaik bagi kuman
saprofit Clostridium tumbuh.
Gangren hanya terjadi pada  organ atau jaringan tubuh
yang berhubungan dengan dunia luar seperti kulit, lambung,
usus paru-paru dan servix
Gangren Kering
 Gangren kering  pada jaringan hanya
terdapat sedikit cairan.
 Kejadian gangren kering  akibat
penyumbatan atau penyempitan lumen
arteri karena arteriosklerosis secara
perlahan lahan sehingga jaringan yang
mengalami nekrotik sempat mengering.
 Lokasi  lazim dibagian distal
ekstremitas seperti pada jari kaki.
 Bagian yang terkena  kering,
menyusut dan gelap hitam. Warna gelap
yang terlihat adalah hasil dari
pembebasan hemogloblin sel darah
merah
Gangren basah
 Gangren basah  terjadi akibat
obstruksi vena pada jaringan atau
organ yang banyak mengandung
cairan dan lokasi yang tidak
memungkinkan terjadinya
penguapan.
 Lokasi  terdapat pada jaringan
atau organ dalam seperti saluran
cerna pada penyakit appendiksitis
yang mengalami komplikasi dan
hernia incarserata akibat aliran
darah yang terhambat
Gas gangren
Gas yang terbentuk pada
gangren ini berasal dari
kuman clostridium
perfringens yang
menginfeksi jaringan
nekrotik
Gangren diabetik
Dialami oleh pasien  karena
obstruksi arteri atau aliran darah
kecil seperti atherosclerosis
yang disertai kadar gula darah
yang berlebihan pada jaringan
seperti pada pasien Diabetes
melitus.
Kadar gula yang berlebihan 
merupakan medium terbaik bagi
tumbuhnya kuman pada
jaringan nekrotik pasien
Nekrosis kaseosa
 Suatu bentuk nekrosis dimana jaringan yang mati
kehilangan sama sekali strukturnya.
 Secara makroskopiksel yang mengalami nekrotik
berwarna putih yang akan hancur tetapi pecahan-
pecahan selnya tetap ada selama betahun-tahun.
 Sebagai contoh pada pasien yang menderita
penyakit Tuberculosis dimana paru parunya
mengalami perkejuan
Nekrosis fibrinoid
 Proses terjadinya nekrosis fibrinoid  ketika
plasma dapat merembes kedalam lapisan media
arteriol yang akibatnya terjadi penimbunan fibrin.
 Dialami oleh pasien hipetensi maligna yang
bertahun tahun arteriolnya mengalami tekanan 
dinding otot polosnya mengalami nekrosis,
sehingga plasma dapat merembes dan
menimbulkan fibrinn
TROMBOSIS,
EMBOLI DAN
ISKEMIA
MATA KULIAH : PATOFISIOLOGI

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
TROMBOSIS

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Trombus  massa yang dibentuk
dari isi darah (bekuan darah / clot)
dalam pembuluh darah atau
jantung pada waktu hidup.
Trombosis  proses pembentukan
trombus patologis
Ada 3 faktor trombosis (“triad Virchow”):
1. Perubahan aliran darah
- Aliran darah melambat oleh karena gagal
jantung atau “bed rest” total.
- Turbulensi oleh karena deformasi dinding
pembuluh darah atau sekitar katup vena.
2. Kerusakan endotel pembuluh
Sehingga trombosit melekat dan bertumpuk
3. Perubahan komposisi darah
Bagaimana nasib trombus??

1 Fibrinolisis 3 Pengapuran 5 Emboli


(resolusi)

1 2 3 4 5 6

4
Penggabungan 6
Oklusi
2
Organisasi +
lumen
rekanalisasi
Nasib trombus:
1. Fibrinolisis (resolusi)
Trombus yg kecil-kecil dihilangkan → fibrinolisis
2. Organisasi + rekanalisasi
 Kapiler, fibroblas dan makrofag  dalam 1 - 2 hari
tumbuh/masuk kedalam trombus ditempat
melekatnya & kemudian trombus larut / lisis
(organisasi).
 Kemudian rongga yang terbentuk akan dilapisi
endotel membentuk saluran-saluran baru
(rekanalisasi).
3. Pengapuran
Bila rekanalisasi tidak terjadi.
Trombus mengerut, garam kalsium dideposit
dan berubah menjadi phlebolith .
4. Penggabungan
Mural trombus misalnya di dalam arteri besar
dapat ditutupi endotel dan bergabung dengan
dinding pembuluh.
5. Emboli
Bagian trombus dapat lepas dan
dibawa aliran darah ke pembuluh yang
jauh
6. Menyumbat (oklusi) lumen → jika
trombus besar
Gambaran Mikroskopik:
• Tampak jaringan pembuluh darah, dengan
lumen mengandung darah, massa amorf
eosinofilik & sebagian fibrotik serta
sebukan radang kronik.
• Di antaranya tampak pembentukan
rongga-rongga yang dilapisi endotel dan
lumen berisi eritrosit.
Early events in thrombosis
Later events in thrombosis
Types of Thrombus
EMBOLISM

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Embolism
 Suatu massa (padat,
cair, gas) yang terbawa
dalam peredaran darah
 Massa tersebut bisa
berupa trombus yang
ikut dalam aliran arah
(tromboembolisme)
Tipe Embolism
 Thromboembilsm (embolism of thrombus or blood clot)
 Fat embolism (embolism of fat droplets)
 Air embolism (embolism of air bubbles)
 Gas embolism (embolism of blood gas such as oxygen, nitrogen,
helium, etc)
 Septic embolism (embolism of pus containing bacteria)
 Tissue embolism (embolism of small fragments of tissue)
 Foreign body embolism (embolism of foreign materials such as
talc and other tiny objects)
 Amniotic fluid embolism (amniotic fluid, fetal cells, hair or other
debris enters the mother's blood stream via the placental bed of
the uterus and triggers an allergic reaction)
ISKEMIK

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
ISKEMIK
 Iskemia berarti kurangnya atau hilangnya pasok darah pada
bagian tubuh tertentu.
 Akibatnya, daerah yang terganggu tersebut  mengalami :
• kekurangan zat makanan, terutama oksigen,
• disertai dengan penimbunan hasil-hasil metabolisme,
degenerasi, atrofi dan ulserasi.
 Iskemia dapat disebabkan oleh:
 arteriosklerosis
 trombisis atau embolisme
 tekanan eksternal arteri
 penyempitan arteri
Akibat terjadinya
iskemik
Suplai O2 dan energi
01
berkurang
02 Nekrosis akut

03 Lisis sitoplasma
Mekanisme lisis sitoplasma akibat iskemia
 Iskemia menyebabkan hipoksia pada sel (karena terjadinya berkurangnya suplai O2
ke dalam sel menyebabkan pasokan ATP pun berkurang.
 Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap
berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk
aktifitas transport aktif.
 Transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar
sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium
maka terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel.
 Sebagai dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan air dari
ekstrasel ke dalam intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/
oedem sel (pembengkakan seluler).
 Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat.
 Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan menyebabkan
sitoplasma pecah
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai