Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kematian Jaringan atau Nekrosis


Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut
atau trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan
cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang
dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Stimulus yang terlalu berat dan
berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian
sel di mana sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok
sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang
melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-
perubahan secara morfologis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang
bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi
melalui mekanisme kematian sel yang sudah terprogram di mana setelah mencapai
masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan
menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga
dipicu oleh keadaan iskemia.

B. Jenis-jenis Nekrosis atau Kematian Jaringan


Ada tujuh khasmorfologi pola nekrosis:
1. Nekrosis coagulative biasanya terlihat padahipoksia (oksigen rendah)
lingkungan, seperti infark sebuah. Garis besar sel tetap setelah kematian sel
dan dapat diamati oleh cahaya mikroskop. Hipoksiainfark di otak namun
mengakibatkan nekrosis Liquefactive.
2. Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan
dengan kerusakan seluler dan nanah formasi (misalnya pneumonia). Ini khas
infeksi bakteri atau jamur, kadang-kadang, karena kemampuan mereka untuk
merangsang reaksi inflamasi. Iskemia (pembatasan pasokan darah) di otak
menghasilkan liquefactive, bukan nekrosis coagulative karena tidak adanya
dukungan substansial stroma.
3. Gummatous nekrosis terbatas pada nekrosis yang melibatkan spirochaetal
infeksi (misalnya sifilis).
4. Dengue nekrosis adalah karena penyumbatan pada drainase vena dari suatu
organ atau jaringan (misalnya, dalamtorsi testis).
5. Nekrosis Caseous adalah bentuk spesifik dari nekrosis koagulasi
biasanyadisebabkan oleh mikobakter (misalnya tuberkulosis), jamur, dan
beberapa zat asing. Hal ini dapat dianggap sebagai kombinasi dari nekrosis
coagulative dan liquefactive.
6. Lemak nekrosis hasil dari tindakan lipasedi jaringan lemak (misalnya,
pankreatitis akut,payudara nekrosis jaringan).
7. Nekrosis fibrinoid disebabkan oleh kekebalanyang diperantarai vaskular
kerusakan. Hal ini ditandai dengan deposisi fibrinseperti protein bahan di arteri
dinding, yang muncul buram dan eosinofilik pada mikroskop cahaya.

C. Penyebab Nekrosis dan Akibat Nekrosis


1. Penyebab nekrosis
a. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan
untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian
jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi
akibat pembentukan trombus. Penyumbatan mengakibatkan anoxia.
Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak mendapat
pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-
jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang sangat rentan
terhadap anoxia ialah otak.
b. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah
dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen,
baik endo maupun eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanya hanya
mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat mengeluarkan berbagai
enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
jaringan, sehingga timbul nekrosis.
c. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga
merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan
glukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis
akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam
konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan sel,
sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya
tinggi.
d. Agens fisik Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin,
tenaga listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi
karena timbul kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik,
sehingga timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
e. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired) dan
menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-
obatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia
makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-
pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi
Arthus.

2. Akibat Nekrosis
Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada bayi baru lahir,
nekrosis kortikalis terjadi karena:
a. persalinan yang disertai dengan abruptio placentae
b. sepsis bakterialis
c. Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
Infeksi, Dehidrasi, syok, Sindroma hemolitik-uremik
Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis. Sekitar 50% kasus
terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
a. abruptio placenta
b. placenta previa
c. perdarahan Rahim
d. infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
e. penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
f. kematian janin di dalam rahim
g. pre-eklamsi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih
atau penimbunan cairan selama kehamilan)

D. Pengobatan Nekrosis
Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda.
Biasanya,penyebab nekrosis harus diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat
ditangani..Sebagai contoh, seorang korban gigitan ular atau laba-laba akan
menerimaantiracununtuk menghentikan penyebaran racun, sedangkan pasien yang
terinfeksiakan menerima antibiotik. Bahkan setelah penyebab awal nekrosis
telahdihentikan, jaringan nekrotik akan tetap dalam tubuh. Respon kekebalan
tubuhterhadap apoptosis, pemecahan otomatis turun dan daur ulang bahan sel, tidak
dipicu oleh kematian sel nekrotik. Terapi standar nekrosis (luka,luka baring,
lukabakar, dll) adalah bedahpengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung
padaberatnya nekrosis, ini bisa berkisar dari penghapusan patch kecil dari kulit,
untuk menyelesaikan amputasi anggota badan yang terkena atau organ.
Kimiapenghapusan, melaluienzimatik agen debriding, adalah pilihan lain. Dalam
kasuspilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik
Daftar pustaka

Pringgoutomo, S.; S. Himawan; A. Tjarta. 2002. Buku AjarPatologi I. Jakarta: Sagung

Seto. Sarjadi. 2003. Patologi Umum. Semarang: Badan Penerbit Universitas


Diponegoro.

https://www.academia.edu/36938199/
MAKALAH_SITOHISTOLOGI_KEMATIAN_SEL_NEKROSIS_DAN_APOPTOSIS
_POLTEKKES_KEMENKES_BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai