Anda di halaman 1dari 4

1.

Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari :


a.    Iskemia (kehilangan pasokan darah)
Dapat terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau
bekuan didalam lumen.
b.    Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi. Misalnya
pneumonia.
c.    Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia, keracunan karbon
monooksida.
    Tergantung pada derajat keparahan hipoksi, sel-sel dapat menyesuaikan, terkena
jejas atau mati. Sebagai contoh, bila arteri femoralis menyempit, sel-sel otot skelet
tungkai akan mengisut ukurannya (atrofi). Penyusutan massa sel ini mencapai
keseimbangan antara kebutuhan metabolik dan perbekalan oksigen yang tersedia.
Hipoksi yang lebih berat tentunya akan menyebabkan jejas atau kematian sel.

2. Bahan kimia
    Banyak bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya perubahan pada
beberapa fungsi vital sel, seperti permeabilitas selaput, homeostasis osmosa atau keutuhan
enzim dan kofaktor. Masing-masing agen biasanya memiliki sasaran khusus dalam tubuh,
mengenai beberapa sel dan tidak menyerang sel lainnya. Misalnya barbiturat
menyebabkan perubahan pada sel hati, karena sel-sel ini yang terlibat dalam degradasi
obat tersebut. Atau bila merkuri klorida tertelan, diserap dari lambung dan dikeluarkan
melalui ginjal dan usus besar. Jadi dapat menimbulkan dampak utama pada alat-alat
tubuh ini. Bahan kimia dan obat-obatan lain yang dapat menyebabkan jejas sel :
a.    Obat terapeotik misalnya, asetaminofen (Tylenol).
b.    Bahan bukan obat misalnya, timbale dan alkohol.

3. Faktor fisik
a.    Trauma
Trauma mekanik dapat menyebabkan sedikit pergeseran tapi nyata, pada organisasi
organel intrasel atau pada keadaa lain yang ekstrem, dapat merusak sel secara
keseluruhan.
b.    Suhu rendah
Suhu rendah mengakibatkan vasokontriksi dan mengacaukan perbekalan darah untuk sel.
Jejas pada pengaturan vasomotor dapat disertai vasodilatasi, bendungan aliran darah dan
kadang-kadang pembekuan intravaskular. Bila suhu menjadi cukup rendah aliran intrasel
akan mengalami kristalisasi.
c.    Suhu Tinggi
Suhu tinggi yag merusak dapat membakar jaringan, tetapi jauh sebelum titik bakar ini
dicapai, suhu yang meningkat berakibat jejas dengan akibat hipermetabolisme.
Hipermetabolisme menyebabkan penimbunan asam metabolit yang merendahkan pH sel
sehingga mencapai tingkat bahaya.
d.    Radiasi
Kontak dengan radiasi secara fantastis dapat menyebabkan jejas, baik akibat ionisasi
langsung senyawa kimia yang dikandung dalam sel maupun karena ionisasi air sel yang
menghasilkan radikal “panas” bebas yang secara sekunder bereaksi dengan komponen
intrasel. Tenaga radiasi juga menyebabkan berbagai mutasi yang dapat menjejas atau
membunuh sel.
e.    Tenaga Listrik
Tenaga listrik memancarkan panas bila melewati tubuh dan oleh karena itu dapat
menyebabkan luka bakar dan dapat mengganggu jalur konduksi saraf dan berakibat
kematian karena aritmi jantung.

4. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme


    Mikroorganisme yang menginfeksi manusia mencakup berbagai virus, ricketsia,
bakteri, jamur dan parasit. Sebagian dari organisme ini menginfeksi manusia melalui
akses langsung misalnya inhalasi, sedangkan yang lain menginfeksi melalui transmisi
oleh vektor perantara, misalnya melalui sengatan atau gigitan serangga. Sel tubuh dapat
mengalami kerusakan secara langsung oleh mikroorganisme, melalui toksis yang
dikeluarkannya, atau secara tidak langsung akibat reaksi imun dan perandangan yang
muncul sebagai respon terhadap mikroorganisme.

5. Mekanisme Jejas Sel

1. lespon sel terhadap jejas, bergaritung pada tipe jejas, waktu lamanya jejas

dan keparahartnya

2. Akibat Jejas bergantung pada tipe. status, kemampuan adaptasi dan susunan

genetic sel. Misal Jejas yang sama berdampak sangat berbeda, bergantung

tipe sel, sel otot polos beda dengan sel otot kerangka atau sel otot jantung

3. 5ystem intraseluler

a) Keutuhari sel membrane

b) Pembentukan adenosine trifosfat (A]?)

c) Sintesis protein

d) Keutuhan kelengkapan genetic

4. Komponen structural dan biokimi suatu sel

5. Fungsi sel dan perubahon morfologi jejas sel

6. Hilangriya homeostasis kalsium

7. befek pada permeabilitas membrane plasma


Membrane plasma langsung dirusak oleh toksin bakteri tertentu

8. Kerusakan mitokonidria

6. Kesalahan Genetika

• Kesalahan metabolisme keturunan dapat mengurangi sutu enzem sel.

• Dalam keadaan parah meyebabkan kelangsungan hidup sel tidak sesuai.

• Beberapa keadaan abnormal genetika diturunkan sebagai sifat keluarga (anemia sel sabit).

7. ketidakseimbangan niutrisi

Dari aspek jejas ada variabel diantaranya jenis, intensitas, periode. Jejas endogen dapat
bersifat defek genetik, faktor imun, produksi hormonal tidak adekuat, hasil metabolisme
yang  tidak sempurna, proses menjadi tua (aging). Sedangkan jejas oksigen dapat berbentuk
agen kimiawi seperti zat kimiawi, obat-obatan (intoksikasi / hipersensitifitas), agen fisik
misalnya trauma, ionisasi radiasi, listrik, suhu, dan lain-lain. Agen biologik pada infeksi
mikroorganisme, virus, parasit, dan lain-lain.
Jejas seluler paling sering ditemukan dalam dunia kesehatan sehari-hari yang ditemukan
sebagai akibat keadaan hipoksik atau anoksik, yang dapat disebabkan oleh banyak hal
misalnya pada kondisi penderita dengan penyakit traktus respiratorius, penyakit jantung,
anemi, keadaan iskemik karena terjadi penyempitan atau penutupan pembuluh darah oleh
proses arteriosklerosis, trombus, embolus, radang (penyakit Winiwarter-Buerger), atau
adanya penekanan dari luar.

8. Penuaan
        Dengan bertambahnya usia terjadi perubahan fisiologik dan strukturalpada hamper
semua organ penuaan terjadi karena factor genetik diet keadaan social dan adanya penyakit
yang berhubungan dengan ketuaan seperti arteriosklerosis diabetes dan arthritis.selain itu
perubahan sel dirangsang oleh usia yang mmenggamberkan akumulasi progresif dari jejas
subletal atau kematian sel selama bertahun – tahun diperkirakan merupakan komponen
penting dalam penuaan.
Perubahan fungsional dan morflogi yang terjadi pada sel yang menua adalah :
a. penurunan fasforilasi oksidatif pada mitokondria
b. berkurangnya sintesis DNA dan RNA untuk protein dan reseptor sel structural enzimatik
c. menurunnya kemampuan ambilan mkanan dan perbaikan kerusakan kromosom.
d. nukleos berlobus tidak teratur dan abnormal.
e. mitokondria pleomofpig, reticulum endoplasma menurun dan jisim golgi berubah bentuk
f. akumulasi pigmen lipofusin secara menetap.
Terjadinya penuaan sel belum jelas, tetapi mungkin bersifat multi factor ini melibatkan.
Program molekuler dari pada penuaan sel dan penagruh eksogen berkesnambungan yang
menuju pada penurunan kemampuan untuk hidup.
Adanya penuaan sel dapat diduga dari penelitian in vitro yang menunjukan bahwa fibroblast
diploid manusia normal dalam biaan mempunyai masa hidup tertentu dan populassi berlipat
ganda yang terbatas yang bergantung pada usia. Penyebab penuaan replikatif
semacaminimungkin disebabkan oleh aktifasi gen spesifik penuan gen pengatur pertumbuhan
berubah atau hilang, induksi inhibitor pertumbuhan pada sel menua dan mekanisme lain.
Salah satu hipotesis defek gen ini adalah adanya telemetric sehortening kromosom yang
terjadi dengan bertambahnya usia, menyebabkan hilangnya DNA dari ujung telometrik
kromosom, sehingga terjadi gen esensial dan menyebabkan berkurngnya masa hidup.
Mekanisme potensial defek wear and tear eksogen meliputi:
1. kerusakan radikal bebas karena pemaparan berulang terhadap bahan eksogen dari
lingkungan atau pengurangan progesif mekanisme pertahanan anti oksidan (vit E) radikal
bebas menyebabkan akumulasi lipofusin kerusakan asam nuklet, mutasi DNA mitokondria
dan perubahan oksidatif nukeat, mutasi DNA mitokondria, dan perubahan oksidatif enzim
sehingga dapat didegradasi oleh protease selanjutnya mempengaruhi fungsi sel.
2. glikosilasi protein non enzimatik yang menuntun pada terbentuknya glikosilasi lanjut
produk akhir, sehingga terjadi hubungan silang dengan protein didekatnya dan sejumlah efek
biokimia yang potensial merusak.
3. perubahan induksi protein renjatan panas. Respon renjatan panas merupakan mekanisme
pertahanan yang pentingterhadap stress dan kehilangannya bertambahnya usia mungkin
menurunkan kemampuan sel untuk hidup.

Anda mungkin juga menyukai