Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PENGAMALAN PANCASILA DAN PERBANDINGAN DENGAN IDEOLOGI


DUNIA

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

Disusun Oleh:

1. Annisa Nugrahani
2. Arif Efendi
3. Chika Wahyu S
4. Liza Ika Wulandari
5. Putri Mayang sari
6. Siti Farida Audia
7. Siti Afriyani

UNIVERSITAS MH THAMRIN

Program Study S1 Keperawatan

Tingkat 1

Tahun 2016/2017

1
Kata Pengantar

Puji syukur syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk karya ilmiah ini sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi


Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang telah
membawa kita dari zaman gelap gulita ke zaman yang terang benderang ini.

Jakarta, 16 Maret 2017

Penulis

2
Daftar Isi

COVER………………………………………….................................…….1
KATA PENGANTAR .......……………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………..... 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………................ 4

 A. Latar Belakang …………………………………………......... 4


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… .........4
 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….......... 5
 D. Manfaat Penulisan ……………………………………… .........5

BAB II ISI ……………………………………......................................….5 

BAB III PENUTUP ……………………………………………… .........26

 A. Simpulan …………………………………………………… .30
 B. Saran ………………………………………………………….31

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. .......32

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

1. Sebutkan dan jelaskan fungsi dan peran Pancasila ?


2. Dimana Pancasila diatur sebagai ideologi/ dasar Negara ?
3. Sebutkan isi TAP MPR No.XX/MPRS/1996?
4. Sebutkan isi TAP MPR No.III/2000 tentang Tata urutan Peraturan
Perundang-Undangan?
5. Apa yang membedakan TAP MPR NO.XX/MPRS/1996 dengan
TAP MPR No.III/2000?
6. Jelaskan pengertian ideologi ?
7. Jelaskan sumber historis, sosiologis, dan politis Pancasila sebagai
ideologi Negara?
8. Sebutkan dan jelaskan ideologi-ideologi dunia yang pernah
berkembang atau masih berkembang?
9. Bagaimana perbandiingan nilai Pancasila dan ideologi-ideologi lain?
10. Bagaimana hubungan nilai-nilai Pancasila dengan agama yang
berkembang di Indonesia?

c. Tujuan

Agar kita mengetahui pengamalan pancasila dan perbandingannya dengan


ideologi-ideologi dunia.

d. Manfaat

Agar kita dapat mengamalkan pancasila.

1. Fungsi dan peran pancasila :

4
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa indonesia, Pancasila berfungsi dan berperan
dalam memberikan gerak atau dinamika serta membembing ke arah tujuan untuk
mewujudkan masyarakat pancasila.
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa indonesia,

Pancasila berfungsi dan berperan dalam menunjukkan adanya kepribadian bangsa


indonesia yang dapat dibedakan dengan bangsa lain, yaitu berupa sikap, tingkah
laku, dan perbuatan nya yang senantiasa selaras, serasi, dan seimbang, sesuai
dengan penghayatan dan pengamalan sila-sila pancasila secara bulat dan utuh.

3. Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia.

Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengantur penyelenggaraan


ketaatanegaraan negara,yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahaan keamaan. Pancasila terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD
1945.

4. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di indonesia.

Untuk mengantur penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan peraturan


perundang-undangan. Semua peraturan perundang-undangan itu harus bersumber
pada pancasila, karena pancasila mengandung nilai-nilai luhur pilihan bangsa yang
telah disepakati dan dirumuskan secara konstisional dalam pembukaan UUD 1945.
Ketentuan tersebut, yang disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah
pandangan hidup, kesadaran dan cita hukum, serta cita moral, yang meliputi
suasana kejiwaan dan watak dari bangsa dan negara rakyat negara indonesia.

5. Pancasila sebagai perjanjian luhur.

Pancasila dinyatakan sebagai perjanjian luhur seluruh rakyat indonesia, yang berarti
pancasila harus kita bela untuk selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud
telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, yakni saat Panitia persiapan
Kemerdekaan (Sebagai wakil seluruh raktyat indonesia) Menetapkan dasar negara
pancasila secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945

6. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa indonesia.

5
Pancasila sebagai ; “Alat Permesatu bangsa” yang pernah disalah gunakan oleh
pemimpin pemberontakan G-30 S atau PKI Aidit. Pancasila sebagai “Alat
permesatu” Sudahkehilangan funsinya setelah Iran Barat kembali ke pangkuan
Repbulik indonesia, dengan demikian pancasila dapat diganti dengan ideologi lain,
yakni Komunisme. Pancasila memang telah terbukti mampu untuk memelihara
kesatuan dan kesatuan bangsa , Fungsi dan peran nya sebagai pandangan hidup
yang mempersatukan bangsa indonesia.

7. Pancasila sebagai cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Dasar negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung dalam Pembukaan UUD
1945, juga memuat cita-cita da tujuan Nasional ( Alinea II DAN IV ). Cita- cita dan
tujuan Bangsa Indonesia itu kemudian dijabarkan dalam tujuan pembangunan
Nasional melalui garis-garis besar haluan Negara.

8. Pancasila sebagai satu-satunya Asas dalam Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa, dan Bernegara

Sebutan ini dapat dijumpai dalam ketetapan MPR no. II/MPR/1983. Pengertian
Asas disini meliputu juga dasar, landasan dan pedoman, serta kata-kata lain yang
mengandung pengertian yang sama dengan asas. Semua organisasi politik dan
golongan karya organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan,
wajib mencantumkan asas ini dalam anggaran dasar masing-masing organisasi
tersebut.

9. Pancasila sebagai Moral Pembangunan

Mengandung maksud agar nilai-nilai luhur pancasila ( norma-norma pancasila yang


tercantum dalam pembukaan UUD 1945 ) dijadikan tolak ukur dalam
melaksanakan pembangunan Nasional, baik dalam perencanaan pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasaan, maupun dalam evaluasinya.

10. Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila

6
Dinyatakan bahwa disampaing sebagai dasar negara, pancasila juga merupakan
tujuan Nasional. Diwujudkan melalui Pembangunan Nasional, dan untuk
mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila, dilaksanakan pembangunan Nasional yang
berdasarkan Pancasila harus dilaksanakan pembangunan Nasional yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang dijabarkan dalam GBHN, pelita,
berbagai proyek dan seluruh kegiatan pembangunan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan rakyat baik di tingkat Pusat maupun Daerah.

3. Pancasila diatur sebagai ideologi/Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara menurut pasal 2 Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, merupakan merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Di sisi
lain, pada penjelasan pasal 2 tersebut dinyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar dan
ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

Ketetapan MPR

4. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966:

Isi ketetapan MPRS ini dinyatakan: Pancasila adalah sumber dari segala sumber
hukum.

Dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996 inipun ditegaskan: “ pembukaan


UUD 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung
cita-cita luhur dari Proklamasi kemerdekaan dan yang memuat Pancasila sebagai
Dasar Negara merupakan satu rangkaian dengan Proklmasi Kemerdekaan. 17
Agustus 1945 (proklamasi 17-8-1945 adalah sumber hukum pembentukan Negara
Republik Indonesia), dan oleh karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga,
termasuk MPR hasil Pemilihan Umum”.

5. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata


Urutan Perundang-undangan.

7
Adapan tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang dasar 1945.


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
3. Undang-Undang.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu).
5. Peraturan Pemerintah.
6. Keputuran Presiden.
7. Peraturan Daerah.
Dalam ketetapan MPR tersebut dinyatakan bahwa sumber hukum dasar nasional
adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
PERSATUAN Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-
Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional artinya nilai-
nilai Pancasila dijadikan sumber normatif penyusun hukum oleh karena Pancasila
sendiri merupakan nora dasar.

6. Apa yang membedakan TAP MPR NO.XX/MPRS/1966 dengan TAP MPR NO.
III/2000?

1. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966

Dalam konteksnya dengan sistem norma hukum Indonesia tersebut, berdasarkan TAP
MPRS No.XX/MPRS/1966 dalam lampiran II-nya Tentang Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebagai berikut;

a) UUD 1945
b) Ketetapan MPR
c) Undang-Undang/Perpu
d) Peraturan Pemerintah
e) Keputusan Presiden
f) Peraturan Pelaksana lainnya; seperti Peraturan Menteri, Instruksi Menteri dan lain-
lainnya.

8
2. TAP MPR No. III/MPR/2000

Pasal 2

Tata urutan Peraturan Perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan


hukum di bawahnya.Tata urutan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia
adalah:

a) Undang-Undang Dasar 1945


b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
c) Undang-Undang
d) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
e) Peraturan Pemerintah
f) Keputusan Presiden
g) Peraturan Daerah

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan


Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun
1960 Sampai Dengan Tahun 2002 merupakan Ketetapan MPR pengunci dari seluruh
Ketetapan MPRS dan MPR. Di masa mendatang MPR tidak lagi berwenang mengeluarkan
garis-garis besar haluan negara dalam bentuk ketetapan MPR sebagaimana masa lalu
dikarenakan perubahan sistem ketata negaraan dimana MPR hanya menjadi lembaga
negara yang sejajar dengan lembaga negara lainnya dan bukan lembaga tertinggi negara
lagi. Untuk menghindari kekosongan hukum akibat perubahan sistem ketata negaraan ini
maka Aturan Tambahan Pasal I memerintahkan MPR untuk melakukan peninjauan yang
digunakan sebagai payung hukum status seluruh Ketetapan MPRS dan MPR.

Selain Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor I/MPR/2003, MPR juga


mengeluarkan ketetapan terakhir MPR yaitu Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor II/MPR/2003 tentang Perubahan Kelima atas Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor II/MPR/1999 tentang Peraturan Tata Tertib Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yang juga hanya berlaku sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Tata Tertib oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia hasil Pemilihan Umum 2004. Ketetapan MPR yang terakhir kalinya ini juga
ditetapkan di Jakarta pada hari yang sama yaitu tanggal 7 Agustus 2003.

9
Ketetapan MPR isinya kadang-kadang sama dengan Keputusan Presiden yang hanya
bersifat penetapan biasa. Sebagai contoh, Ketetapan MPR tentang pengangkatan Presiden
dan Wakil Presiden, sifatnya sama dengan Keputusan Presiden yang ditetapkan untuk
mengangkat atau memberhentikan pejabat. Lebih-lebih lagi, menjelang berlangsungnya
Sidang Umum MPR pada bulan Nopember 1999 yang lalu, karena adanya kebutuhan untuk
melakukan perubahan terhadap pasal-pasal UUD 1945, timbul polemik mengenai bentuk
hukum perubahan UUD itu sendiri. Jika perubahan itu dituangkan dalam bentuk Ketetapan
MPR yang jelas ditentukan bahwa kedudukannya berada di bawah UUD, maka akan timbul
kekacauan dalam sistematika berpikir menurut tata urut peraturan yang diatur menurut
TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 tersebut. Bagaimana mungkin UUD yang lebih tinggi
diubah dengan peraturan yang lebih rendah. Karena itu, sebagai jalan keluar, telah
disepakati bahwa bentuk hukum perubahan itu dinamakan ‘Perubahan UUD’ sebagai
nomenklatur baru yang tingkatnya sederajat dengan UUD. Karena itu, otomatis, ketentuan
TAP MPRS No.XX/1966 tersebut tidak dapat lagi dipertahankan dan perlu segera diadakan
penyempurnaan dalam rangka penataan kembali sumber tertib hukum dan bentuk-bentuk
serta tata urut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia di masa yang akan
datang.

11. Bagaimana hubungan nilai-nilai pancasila dengan agama yang berkembang di


Indonesia ?

Hubungan Pancasila dan Agama

Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan agama
merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui The Founding Fathers Negara
Republik Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri negara yang tertuang dalam
Pancasila merupakan karya khas yang secara antropologis merupakan local
geniusbangsa Indonesia (Ayathrohaedi dalam Kaelan, 2012). Begitu pentingnya
memantapkan kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa
kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut
terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya
sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan bahkan juga Animisme
(Chaidar, 1998: 36).

10
Menurut Notonegoro (dalam Kaelan, 2012: 47), asal mula Pancasila secara langsung
salah satunya asal mula bahan (Kausa Materialis) yang menyatakan bahwa “bangsa
Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pacasila, yang digali dari bangsa Indonesia
yang berupa nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia”.Sejak zaman purbakala hingga pintu
gerbang (kemerdekaan) negara Indonesia, masyarakat Nusantara telah melewati ribuan
tahun pengaruh agama-agama lokal, (sekitar) 14 abad pengaruh Hinduisme dan
Budhisme, (sekitar) 7 abad pengaruh Islam, dan (sekitar) 4 abad pengaruh Kristen
(Latif, 2011: 57). Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai kalimat yang
kemudian dikenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secara lengkap
berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinya walaupun
berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang
berbeda (Hartono, 1992: 5).

Kuatnya faham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat arus besar
pendiri bangsa tidak dapat membayangkan ruang publik hampa Tuhan. Sejak dekade
1920-an, ketika Indonesia mulai dibayangkan sebagai komunitas politik bersama,
mengatasi komunitas kultural dari ragam etnis dan agama, ide kebangsaan tidak terlepas
dari Ketuhanan (Latif, 2011: 67). Secara lengkap pentingnya dasar Ketuhanan ketika
dirumuskan oleh founding fathers negara kita dapat dibaca pada pidato Ir. Soekarno
pada 1 Juni 1945, ketika berbicara mengenai dasar negara (philosophische grondslag)
yang menyatakan, “Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen
menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih, yang Islam menurut petunjuk
Nabi Muhammad s.a.w, orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitabkitab yang
ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia
ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa.
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan.

Secara kebudayaan yakni dengan tiada “egoisme agama”. Dan hendaknya Negara
Indonesia satu negara yang ber-Tuhan” (Zoelva, 2012).Pernyataan ini mengandung dua
arti pokok. Pertama pengakuan akan eksistensi agama-agama di Indonesia yang,
menurut Ir. Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”. Kedua, posisi negara
terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “negara kita akan berTuhan”.
Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan, “Hatiku akan berpesta

11
raya, jikalau saudarasaudara menyetujui bahwa Indonesia berasaskan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.

Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) Pasal 29 UUD 1945 (Ali, 2009: 118).Jelaslah
bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dengan
ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama Pancasila yang
merupakan prima causa atau sebab pertama itu (meskipun istilah prima causa tidak selalu
tepat, sebab Tuhan terus-menerus mengurus makhluknya), sejalan dengan beberapa
ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan tauhidul-af’al, dalam
pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran ini juga
diterima oleh agama-agama lain di Indonesia (Thalib dan Awwas, 1999: 63). Prinsip ke-
Tuhanan Ir. Soekarno itu didapat dari -atau sekurang-kurangnya diilhami oleh uraian-
uraian dari para pemimpin Islam yang berbicara mendahului Ir. Soekarno dalam
Badan Penyelidik itu, dikuatkan dengan keterangan Mohamad Roem. Pemimpin
Masyumi yang terkenal ini menerangkan bahwa dalam Badan Penyelidik itu Ir.
Soekarno merupakan pembicara terakhir; dan membaca pidatonya orang mendapat kesan
bahwa pikiranpikiran para anggota yang berbicara sebelumnya telah tercakup di dalam
pidatonya itu, dan dengan sendirinya perhatian tertuju kepada (pidato) yang
terpenting. Komentar Roem, “Pidato penutup yang bersifat menghimpun pidato-pidato
yang telah diucapkansebelumnya” (Thalib dan Awwas, 1999: 63).Prinsip Ketuhanan
Yang Maha Esa mengandung makna bahwa manusia Indonesia harus mengabdi
kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan mengalahkan ilah-ilah atau Tuhan-
Tuhan lain yang bisa mempersekutukannya. Dalam bahasa formal yang telah
disepakati bersama sebagai perjanjian bangsa sama maknanya dengan kalimat “Tiada
Tuhan selain Tuhan Yang Maha Esa”. Di mana pengertian arti kata Tuhan adalah
sesuatu yang kita taati perintahnya dan kehendaknya.Prinsip dasar pengabdian adalah
tidak boleh punya dua tuan, hanya satu tuannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Jadi itulah
yang menjadi misi utama tugas para pengemban risalah untuk mengajak manusia
mengabdi kepada satu Tuan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa .

Pada saat kemerdekaan, sekularisme dan pemisahan agama dari negara didefinisikan
melalui Pancasila. Ini penting untuk dicatat karena Pancasila tidak memasukkan kata
sekularisme yang secara jelas menyerukan untuk memisahkan agama dan politik atau
menegaskan bahwa negara harus tidak memiliki agama. Akan tetapi, hal-hal tersebut
terlihat dari fakta bahwa Pancasila tidak mengakui satu agama pun sebagai agama yang

12
diistimewakan kedudukannya oleh negara dan dari komitmennya terhadap masyarakat
yang plural dan egaliter. Namun, dengan hanya mengakui lima agama (sekarang
menjadi 6 agama: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan
Konghucu) secara resmi, negara Indonesia membatasi pilihan identitas keagamaan
yang bisa dimiliki oleh warga negara. Pandangan yang dominan terhadap Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia secara jelas menyebutkan tempat bagi orang yang
menganut agama tersebut, tetapi tidak bagi mereka yang tidak menganutnya. Pemahaman
ini juga memasukkan kalangan sekuler yang menganut agama tersebut, tapi tidak
memasukkan kalangan sekuler yang tidak menganutnya. Seperti yang telah ditelaah
Madjid, meskipun Pancasila berfungsi sebagai kerangka yang mengatur masyarakat di
tingkat nasional maupun lokal, sebagai individu orang Indonesia bisa dan bahkan
didorong untuk memiliki pandangan hidup personal yang berdasarkan agama (An-Na’im,
2007: 439).

Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat berjalan saling
menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh
dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus membuang dan
menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kiai Achamd Siddiq menyatakan bahwa salah
satu hambatan utama bagi proporsionalisasi ini berwujud hambatan psikologis, yaitu
kecurigaan dan kekhawatiran yang datang dari dua arah (Zada dan Sjadzili (ed),
2010: 79). hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila
adalah sebagai berikut (Kaelan, 2012: 215-216):

a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berKetuhanan yang Maha Esa.
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masingmasing.

c. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.

d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

13
e. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
peksaan bagi siapapun juga.

f. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam


negara.

g. Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus sesuai


dengan nilainilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif
maupun norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara negara.

h. Negara pda hakikatnya adalah merupakan “…berkat rahmat Allah yang Maha
Esa”.

Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009: 58), dijelaskan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa Indonesia ini, secara
filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan eksistensi negara Indonesia
sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan dasar kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama bagi persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka menjamin keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin
hubungan selaras dan harmonis antara agama dan negara, maka negara sesuai dengan
Dasar Negara Pancasila wajib memberikan perlindungan kepada agama-agama di
Indonesia.

7. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita, dan logos berarti ilmu. Secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian
dasar, ide. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan “cita-cita”.
Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga
cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham.
Hubungan manusia dengan cita-citanya disebut dengan ideologi. Ideologi berisi
seperangkat nilai, dimana nilai-nilai menjadi sebuah cita-cita atau manusia bekerja
dan bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut.

14
Ideologi yang pada mulanya berarti gagasan dan cita-cita berkembang secara luas
menjadi suatu pemahaman mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang
dipegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.
Beberapa pengertian ideologi :
a) Patrick Corbett, menyatakan bahwa ideologi sebagai setiap struktur
kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat pengertian mengenai penyelenggaraan
hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya, seperangkat keyakinan
mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di dalamnya, suatu
pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut independen, dan
suatu dambaan agar keyakinan-keyakinan tersebut di hayati dan pernyataan
pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota
sepenuhnya dari kelompok sosial yang bersangkutan.
b) A.S Hornby menyatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan oleh
seseorang atau sekelompok orang.
c) Soedjono Soemargono menyatakan secara umum “ideologi” sebagai
kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut bidang :
1. Politik
2. Sosial
3. Kebudayaan
4. Agama
d) Gunawan Setiardja, merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikam pedonman dan cita-cita hidup.
e) Frans Magnis Suseno, ideologi sebagai suatu sistem pemikiran dapat dibedakan
menjadi ideologi tertutup dan terbuka.
 Ideologi Terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan
digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri.
2) dasarnya bukan keyakinan ideologi sekelompok orang melainkan hasil
musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut.

15
3) Nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung
operasional.
 Ideologi Tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Mempunyai
ciri sebagai berikut :
1) mengubah dan mempengaruhi masyarakat
2) atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan pada
masyarakat
3) isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari
tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.

8. Sumber historis Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pada bagian ini, akan ditelusuri kedudukan Pancasila sebagai ideologi oleh para
penyenggara negara yang berkuasa sepanjang sejarah negara Indonesia.

A. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden


Soekarno.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila ditegaskan sebagai
pemersatu bangsa. Penegasan ini dikumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai
pidato politiknya dalam kurun waktu 1945-1960. Namun seiring dengan berjalan
waktu, pada kurun waktu 1960-1965. Soekarno lebih mementingkan konsep
Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) sebagai landasan politik bagi
bangsa indonesia.

B. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soerkarno.


Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila dijadikansebagai
asastunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Periode ini
diawali dengan keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-
nilai pancasila. TAP MPR ini menjadi landasan bagi dilaksanakannya penataran P-
4 bagi semua lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara rezim dalam
memasyakatkan Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah
produk rezim Orde Baru (mono tafsir ideologi) yang berkuasa pada waktu itu.

16
C. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie.

Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 mei 1998,
atas desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pada masa
sekarang ini resionasi Pancasila kurang bergema karena pemerintahan Habibie
lebih disibukkan masalah politis, baik dalam negeri maupun luar negeri. Disamping
itu, lembaga yang bertanggung jawab terhadap sosialisasi nilai-nilai Pancasila
dibubarkan berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1999tentang pencabutan Kappers
No. 10 tahun 1979 tentang Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7). Sebenarnya dalam Keppers
tersebut dinyatakan akan dibentu

9. Sebutkan dan jelaskan ideologi-ideologi dunia yang pernah berkembang atau


masih berkembang

1. Komunisme

17
Komunis merupakan salah satu ideology besar yang digunakan oleh beberapa
negara di dunia ini. awal ajarannya berasal dari tokoh karl marx dan friederich
engels dimana fokus utama tujuan dari ideology ini adalah untuk memperjuangkan
hak semua kelas sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi kelas sosial yang
sama tanpa adanya perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara.
Komunisme juga memiliki nama lain yaitu marxisme atau leninisme karena kedua
tokoh inilah yang melahirkan ideology ini di dunia.

Ideology komunis tumbuh karena adanya pertentangan terhadap ideology


kapitalisme dimana buruh dan tani tidak diapresiasi dengan baik dan hanya
dianggap sebagai salah satu faktor produksi saja. imbas dari pemikiran tersebut
adalah terjadinya ketimpangan yang sangat besar antara pengusaha dan buruh. Oleh
karena itu muncullah partai komunis yang memperjuangkan hak rakyat terutama
rakyat kecil.

Terciptanya partai komunis

Partai komunis tercipta sebagai salah satu jembatan yang akan mengambil
kekuasaan pemerintah dengan menggunakan cara yang telah diperbolehkan. Paham
komunis ini kemudian masuk dalam posisi pemerintah dan memerintah dengan
menentang adanya akumulasi modal yang terdapat pada kaum ekspatriat saja. pada
prinsipnya yang digunakan oleh komunis, kesejahteraan rakyat yang menyeluruh
dan rata merupakan prinsip utama dan untuk mewujudkannya seluruh faktor
produksi merupakan milik negara sehingga negara akan dengan mudah
memberikan bagi hasil yang sama rata ke seluruh rakyatnya.

Namun pada negara yang menjadi penganut komunis ini tidak membenarkan
adanya agama karena agama dianggap dapat menghambat kinerja dengan angan-
angan yang tidak jelas serta kelakuan yang tidak jelas pula. Tidak hanya agama
namun kepercayaan lainnya pun demikian seperti takhayul, setan dan barang ghaib
lainnya. jadi, paham komunis lebih kepada paham duniawi dan materi
saja.Pergerakan paham ini cukup luas dengan pengaruhnya yang cukup besar di
dunia. diawali dengan meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia pada tanggal 7

18
november 1917. Paham komunis ini kemudian menyebar dengan luas ke beberapa
negara di berbagai belahan dunia. sampai pada tahun 2005, negara yang menganut
paham ini adalah tiongkok, korea utara, kuba, Vietnam, laos,

2. Kapitalisme

Ideology kapitalisme banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia hingga saat
ini. inti dari paham ini adalah adanya capital atau modal yang dikuasai oleh pihak
swasta dimana negara tidak memiliki kekuasaan atas terjadinya sistem ekonomi dan
hanya berperan sebagai pengawas saja. para pengusaha ini memiliki tujuan yang
jelas yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang
seminimal mungkin sehingga untuk mencapai hal tersebut negara tidak boleh ikut
campur dalam usaha mereka. (baca :tugas, fungsi dan wewenang presiden dan
wakil presiden

Tokoh yang sangat terkenal dengan ideology ini adalah adam smith atau yang juga
dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi. paham ini awalnya adalah sebuah cara untuk
menentang adanya paham merkantilisme dimana menurut paham merkantilisme
tanah merupakan sumber modal utama dan melupakan sumber modal lainnya.
Istilah invisible hand atau tangan tak tampak sangat terkenal dikemukakan oleh
adam smith dimana menurutnya pasar yang bekerja akan selalu diarahkan oleh
tangan tak tampak sehingga tidak perlu adanya peraturan pemerintah dan segala
intervensinya.

Dampak adanya ideologi kapitalisme

Namun, perkembangan kapitalis ini menuai banyak kecaman dan kritik dari banyak
orang karena dianggap sebagai cara yang menjadikan kesenjangan di dalam
masyarakat semakin meningkat. Para pengusaha yang kaya akan terus kaya dan
para buruh akan tetap menjadi buruh karena tidak adanya intervensi dari
pemerintah. Selain itu peran pemerintah pun cenderung lemah bahkan tidak ada.

19
Hal ini akan semakin parah jika yang menduduki bangku pemerintahan adalah para
pengusaha itu sendiri. Selain itu banyak para tokoh agama dari berbagai agama juga
tidak menyukainya. Dulu yang menerapkan paham ini adalah negara di eropa
seperti inggris dan amerika.

3. Anarkisme

Ideology lainnya yang pernah ada di dunia adalah paham anarkisme. Anarkisme
merupakan sebuah tatanan politik dimana dianjurkan tidak perlu adanya negara dan
merupakan sebuah tindakan sukarela yang mengatur dirinya sendiri. Namun ada
beberapa orang yang mendefinisikan sebagai suatu tatanan tanpa adanya hierarki di
dalamnya sehingga semuanya dianggap sama. Menurut paham anarkisme, negara
merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan dapat menjadikan gangguan.

Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang menganut anarkisme ini
menggunakan kekerasan menjadipenyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan
dalam mencapai tujuannya atau dalam berusaha menyampaikan ide yang
dimilikinya. namun, ideology ini menjadikan berbagai pertentangan di kalangan
masyarakat karena tidak adanya aturan yang jelas dan menjadikan negara kacau
karena tidak ada patokan antara baik dan benar. Negara penganut anarkisme berada
di sebagian negara spanyol namun usianya tidak lama.

4. liberalisme

Paham ideology liberalism tidak kalah terkenalanya dengan paham ideology yang
sudah dijelaskan di atas. Jadi, liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini
percaya bahwa untuk menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju harus
didasarkan pada kebebasan baik kebebasan dalam pandangan politik bahkan agama
sehingga sering terjadinya penyebab tawuran.

20
Di dalam paham liberalism ini terdapat tiga nilai pokok utama yang menjadikannya
kuat yaitu life, liberty dan property. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiga hal
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

kesempatan yang sama – di dalam paham ideology liberalism meyakini bahwa


setiap orang berhak memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai sesuatu hal.
Namun karena adanya perbedaan kualitas antara satu manusia dengan lainnya bisa
membuat pencapaian dari tiap individu akan berbeda tergantung dengan
kemampuan yang dimilikinya.

persamaan hak – persamaan hak merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh
setiap manusia bagi ideology ini. Liberalisme memberikan hak yang sama kepada
setiap penganutnya untuk memilih sesuatu terutama dalam hal politik. Hal ini juga
bisa digunakan sebagai hal yang membuang keegoisan di dalam diri setiap individu.

Kepedulian pemerintah – Pemerintah harus melakukan kegiatan yang sudah


disetujui terlebih dahulu oleh rakyat. Karena dalam ideology liberalism
mendudukan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Fungsi pemerintah dan negara – Pemerintah dan negara memiliki fungsi sebagai
pengawas dan pemberi nasehat serta menetapkan berbagai aturan dan hukum yang
harus ditaati oleh warganya. Jadi, warga negara akan merasa terlindungi dan
patokan antara benar dan salah jelas sehingga mudah untuk menyesuaikan diri.

Dalam pemikiran ideology ini menekankan adanya pemusatan kekuasaan pada diri
individu jadi tidak dipegang oleh negara melainkan setiap invidu memiliki hak
untuk menyampaikan segala ide dan pendapatnya. Namun perlu diketahui bukan
berarti bahwa liberalisme tidak berperilaku yang sebebas-bebasnya.

5. Sosialisme

21
Paham sosialisme ini mungkin hampir sama konsepnya dengan paham ideology
komunisme karena pada prinsipnya yaitu mengutamakan kepemilikan segala
sesuatu secara bersama tidak ada yang namanya hak kepemilikan individu. Istilah
sosialisme ini muncul pada abad ke 19 di perancis dan kemudian pengaruhnya
menyebar ke berbagai kalangan di dunia. tokoh dari ideology sosialisme ini adalah
karl marx atas kritiknya terhadap kaum kapitalis yang telah menyengsarakan para
buruh dan tani.

Para buruh dan tani hanya dijadikan sebagai faktor produksi dan tidak dilihat lagi
gaji yang mereka dapatkan. Tingkat kelayakan hidup mereka sangat kurang
sehingga muncullah bahwa dalam negara harus melindungi rakyatnya sedemikian
rupa tanpa adanya perbedaan dari satu orang ke orang lainnya sehingga terjadi
kesejahteraan yang utuh di dalam suatu negara.

Kritik dengan adanya ideologi sosialisme

Namun seiring dengan perjalanannya, ideology sosialisme ini mendapatkan kritik


dari beberapa tokoh dunia. ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh ideology
sosialisme sehingga tidak mudah digunakan sebagai ideology. Selengkapnya dapat
dilihat sebagai berikut:

Warga negara akan merasa tidak diapresiasi atas apa yang telah dikerjakannya. Hal
ini terjadi karena dalam paham sosialisme pendapatan antar warga negara
disamakan meskipun beban kerja mereka tidak sama. Jadi bagi orang yang
memiliki pekerjaan lebih berat dengan resiko lebih tinggi akan sangat sulit
mendapatkan insentif atas apa yang telah dikerjakannya. Sebaliknya para
pengangguran yang bahkan tidak bekerja juga akan mendapatkan jatah yang sama
dengan orang yang bekerja. Hal ini akan membuat timbulnya kecemburuan sosial.

Tidak adanya kebebasan berfikir dan kreativitas. Dalam negara yang menerapkan
sosialisme sebagai ideology tidak akan menganggap kreativitas adalah sebuah hal
yang perlu dimiliki oleh rakyatnya. Hal tersebut dilakukan karena dalam negara
sosialisme warga negara bekerja pada sektor yang telah ditetapkan oleh negara

22
sepenuhnya. Jadi, warga negara tidak bisa menolak dan otomatis tidak bisa
mengembangkan kreativitas di dalam dirinya.

Tidak adanya pendidikan moral di dalam negara yang menganut paham ideology
ini. hal tersebut dikarenakan, paham sosialisme hanya bertujuan pada sektor
ekonomi saja dan pembagiannya rata pada warga negaranya namun tidak
mengindahkan adanya hal-hal lainnya selain ekonomi.

Meskipun demikian paham sosialis ini juga memiliki beberapa keuntungan antara
lain sebagai berikut:

Seluruh warga negara sudah disediakan berbagai kebutuhan hidupnya seperti


pakaian, makanan, minuman, rumah, sekolah, pendidikan dan juga pekerjaan. Jadi
warga negara baik yang normal maupun memiliki kekurangan tidak akan dibeda-
bedakan.

Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik seluruhnya oleh
negara sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya kekurangan pada
kebutuhannya.

Semua kekayaan alam akan diproduksi oleh negara jadi keuntungannya akan masuk
dalam negara tidak pada korporasi saja.

6. Konservatisme

Ideology lainnya yang ada di dunia adalah ideology konservatisme. Paham ini lebih
memusatkan pada nilai-nilai ajaran kuno atau tradisional dan menentang keras
dengan adanya modernisasi dan globalisasi. Karena adanya perbedaan niliai
disetiap negara maka tujuan dari paham konservtaif juga berbeda sesuai dengan
budayanya masing-masing.

Awalnya perkembangan ideology ini tidak bergitu terkenal hingga meletusnya


revolusi perancis yang kemudian banyak orang yang ingin kembali ke tatanan dunia
lama. Hal ini sangat beralasan karena modernisasi ternyata tidak memberikan

23
dampak yang baik bagi warga negara dan menumbuhkan perpecahan di dalamnya
sehingga merujuk pada bagian yang sangat tidak menyenangkan. Negara yang
sampai saat ini masih menggunakan paham ini adalah negara-negara di eropa yang
biasanya di dukung oleh para pekerja pasar dan para pengusaha serta pejabat
berkerah putih.

7. Komunitarianisme

Ideology komunitarianisme merupakan paham komunis gaya baru atau dalam versi
modern. Paham utamanya tetap sama dengan komunis klasik yaitu menentang
adanya paham kapitalis dan liberalis. Namun paham ini tidak sebagaimana komunis
klasik tapi telah mengalami banyak perubahan dalam pemikirannya.

8. Libertanianisme

Pada paham ideology libertanianisme warga negaranya sangat menjunjung tinggi


adanya kebebasan terutama dalam kebebasan individu. Proses pemilihan dilakukan
secara utuh pada tiap individu dan negara tidak berhak adanya pengaturan terhadap
masyarakat. Pada paham ini juga lebih menganjurkan untuk tidak membuat adanya
lembaga sosial karena bisa menganggu jalannya negara. Yang paling penting di sini
adalah kebebasan individu baik dalam ranah politik maupun dalam ranah ekonomi.

Meskipun mereka menjunjung tinggi adanya kebebasan individu, mereka ini sangat
menentang keras adanya hak kepemilikan individu pada sektor-sektor strategis.
Mereka masih membutuhkan negara sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi
jalannya sebuah tatanan negara.

24
9. Nazisme

Nazi merupakan singkatan dari nasional sosialisme adalah salah satu paham yang
berasal dari negara jerman dimana tokohnya yang sangat fenomenal adalah adolf
hitler. Paham ini disinyalir bukanlah menjadi paham baru melainkan adalah paham
yang dikombinasikan dari berbagai jenis paham lainnya seperti anti yahudi. Oleh
karena itu pada masa kejayannya banyak para yahudi yang mendapatkan hukuman
mati.

Paham ideology nazisme sangat ketat dan sangat keras sehingga banyak ditentang
oleh banyak orang. ujung dari adanya nazisme ini adalah adolf hitler dibunuh.
Namun hal tersebut masih menjadi perdebatan apakah adolf hitler memang sudah
mati atau belum pada saat tersebut. Banyak orang yang mengatakan bahwa adolf
hitler berhasil meloloskan diri dan kabur ke negara lainnya yang jauh dari eropa.
Meskipun aliran ini sudah dianggap hilang, namun tidak menutup kemungkinan
masih ada sisa-sisa orang yang masih mempercayai ideology ini. mereka tidak
menunjukkan diri dan merupakan organisasi bawah tanah.

10. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan paham dimana kedaulatan negara menjadi hal yang


mutlak dimana untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan kerjasama atas orang-
orang yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Keberadaan negara
sangatlah penting dalam paham ini dan keamanannya sangat dijaga ketat baik
keamanan internal maupun keamanan eksternal

Saat ini ada beberapa bentuk dari nasionalisme ini diantaranya adalah sebagai
berikut:

Nasionalis kewarganegaraan – Pada aliran nasionalis kewarganergaraan


menunjukkan bahwa suatu proses politik yang sangat berperan adalah warga
negaranya, jadi rakyat merupakan komponen yang sangat penting dan paling
berperan di dalam tatanan sistem negara.

25
Nasionalis etnis – Nasionalis etnik ini percaya bahwa suatu tatanan negara dengan
kebenaran politik di dalamnya akan sangat tergantung pada budaya dan etnis yang
ada di dalam negara tersebut.

Nasionalis romantic – Romantisme dari paham nasionalis ini berkembang dari


nasionalis etnik dimana budaya dan ras serta etnik merupakan sumber kebenaran
politik utama dan kemudian sejarah dan budaya dari negara tersebut diulas kembali
dan dijadikan sebagai salah satu identitas negara.

11. Monarkisme

Monarkisme merupakan paham dimana kerajaan merupakan sumber utama dari


kesejahteraan negaranya. Saat ini masih ada banyak negara yang menganut paham
monarki diantaranya adalah brunei Darussalam, arab Saudi dan lainnya. jadi pusat
kekuasaan tertinggi adalah raja yang memerintah dan segenap keturunannya.

12. Fasisme

Fasisme merupakan salah satu ideology yang sangat keras karena mereka ingin
mengatur segala aspek kehidupannya mulai dari politik, budaya, ekonomi dan hal
lainnya di negara tersebut. Pada paham ini mereka berusaha untuk membentuk
partai tunggal di dalam negara sehingga partai inilah yang akan mengatur
berjalannya negara. Para penganut paham fasis ini percaya bahwa pemimpin
tunggal yang kuat dan otoriter mampu menciptakan kedaulatan dan kesejahteraan
bersama di dalam sistem negara.

Paham fasisme ini mulai berkembang setelah perang dunia 1 dan terus berkembang
hingga pada perang dunia ke 2. Namun karena pahamnya yang keras dan
menguntungkan satu pihak saja yaitu yang memiliki kekuasaan maka hal ini
kemudian banyak mendapatkan pertentangan dari dunia luar sehingga paham ini
juga runtuh.

26
13. Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti kekuasaan. Jadi, demokrasi merupakan kekuasaan yang berada di
tangan rakyat. Dalam pelaksanaannya demokrasi memiliki slogan kuat yaitu oleh
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Landasan pemikiran dari paham demokrasi ini
adalah kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dengan memiliki dewan
perwakilan rakyat yang pada kenyataannya menjadi lembaga pemerintahan
eksekutif, yudikatif dan legislative. (baca : manfaat kehidupan demokrasi)

Dalam pemerintahan demokrasi pemimpin dipilih oleh rakyat secara langsung


melalui proses pemilihan umum. Kemudian rakyat juga memilih wakil-wakilnya
sebagai sarana penyalur lidah rakyat kepada pemerintahan yang berkuasa. Ada
beberapa negara yang menganut ideology ini yaitu inggris, Denmark, norwegia,
swedia, amerika, Israel, Venezuela, belgia, Australia, selandia baru dan lainnya.

10. Bagaimana perbandingan nilai pancasila dan ideologi-ideologi lain?

 Perbandingan Pancasila Dengan Ideologi Lain

Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain dalam


beberapa aspek, yaitu:

 Politik Hukum
a) Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan
dan keberadaan individu dan masyarakat.
b) Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan,
Masyarakat sama dengan negara.
c) Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum
untuk melanggengkan komunis.
d) Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam
politik mementingkan individu.

27
 Ekonomi
a) Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang
merugikan rakyat.
b) Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.
c) Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi
Negara, Monopoli Negara.
d) Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme,
Monopolisme, Persaingan bebas.

 Agama
a) Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b) Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan,
Diutamakan kebersamaan.
c) Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.
d) Liberalisme > Agama urusan pribadi, Bebas beragama (memilih
agama/atheis).
 Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat
a) Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan
masyarakat dilandasi 3S (selaras, serasi, dan seimbang).
b) Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu.
c) Komunisme > Individu tidak penting – Masyrakat tidak penting,
Kolektivitas yang dibentuk negara lebih penting.
d) Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat
diabdikan bagi individu.

 Ciri Khas
a) Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.

28
b) Sosialisme > Kebersamaan, Akomodasi.
c) Komunisme > Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.
d) Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum,
Menolak dogmatis.

Berdasarkan sifatnya ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa


mengantisipasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi serta
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Ideologi Pancasila senantiasa
merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa.

Kedudukan dan fungsi pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,


misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Seluruh kedudukandan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri
namun bilamana dikelompokkan maka akan kembali pada dua kedudukan dan
fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia.

Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan
kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang
berakar dari unsur-unsur kebudayaanluar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu bias dilihat
dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa
materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman
dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini
kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan
dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu
menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya.
Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa,
gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan
bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

29
Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri
negara Republik Indonesia adalah “ atas dasar apakah negara Indonesia didirikan?”
ketika mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka
menyadari bahwa makna hidup bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam
budaya dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan perwujudan dari
nilai-nilai yang dimiliki, diyakini, dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat
sepanjang masa dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak
lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Merela menciptakn tata nilai
yang mendukung tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak,
dan cirri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu
kenyatan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.

1.Ideologi Komunis

 Ideology Komunis

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia.Komunisme sebagai anti


kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip
semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme
di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan
pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul
beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan
komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara

30
perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya
tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin
pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat
orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain
karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum


kapitalis serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal
(faktor produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan
menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk
menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas
yakni dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang
menyebabkan antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka
lembaran sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan
Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan
yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.

 ciri ciri ideologi komunis

1. Penganut-penganut komunis mempercayai bahawa sistem kapitalis (pasaran


bebas) adalah buruk. Mengikut mereka, golongan pekerja dalam sistem kapitalis
amat menderita.

2. Komunis mempercayai bahawa golongan pekerja harus bersatu dalam kesatuan-


kesatuan sekerja dan lain-lain pertubuhan. Kemudian, mereka harus mengadakan
revolusi untuk menjatuhkan kapitalis.

3. Komunis percaya bahawa masyarakat baru komunis akan menjadi masyarakat


yang tidak berkelas. Tidak akan terdapat lagi golongan penindas dan golongan yang

31
ditindas. Semua orang memiliki kekayaan yang sama (tidak akan wujud golongan
kaya/elit).

4. Komunis percaya bahawa dalam sebuah negara komunis, semua harta adalah hak
milik negara. Orang perseorangan tidak boleh memiliki tanah atau perniagaan.
Pemilikan harta persendirian adalah merupakan ciri-ciri kapitalis yang perlu
dielakkan. Semua harta mesti dimiliki dan diuruskan oleh kerajaan. Harta-harta
kapitalis akan dirampas.

5. Komunis anti agama dan tidak mempercayai kewujudan Tuhan. Mereka


menganggap bahawa agama adalah candu masyarakat.

2.Ideologi Liberal

 IDEOLOGI LIBERALISME

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika
itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat
terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola
hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah.

Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung


dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas,
diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaannya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai atau ideologi
yang diperkenankan hidup dalam masyarakat seperti ini hanyalah ideologi yang
doktriner tersebut. Akan tetapi, apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam
ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan
dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja) maka ideologi tersebut
digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam hal ini, ideologi itu tidak
diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan

32
keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Atas dasar itu, pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat partai atau pemerintah,
melainkan dengan pengaturan kelembagaan. Maksudnya, siapa saja yang tidak
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tidak akan
hidup secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis.
Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan berkembang dalam
masyarakat ini, tetapi ada satu yang dominan.

Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di


kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar
terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat
diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai
proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai
penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan
menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa,
para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa
persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik
pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya
ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang
mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan
distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan
tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan
kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-
bentuk dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan
masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah
ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan
dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah
yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan
berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang
diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan
ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.

33
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan
artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh
golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan
tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde.
Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi
secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat
yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan
individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam
masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan
bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada
segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang
yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan
bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan
argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia
mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat
untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi
manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup
mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati,
mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat
itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi
rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya
keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:

a) Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.


b) Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh,
termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
c) Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar
membuat keputusan untuk diri sendiri.
d) Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga

34
penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai
sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin
dibatasi.
e) Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan
berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan
demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi
indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya.
Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika
Serikat.

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan


Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut
liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan
raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja
dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan


oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang
transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh
karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem


demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: “Hak-hak dan
kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati
tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang
dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari

35
kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia,
dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.

Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang
melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus
dilakukan.

3.Ideologi Pancasila

Pancasila dianggap sebagai sebuah ideologi karena Pancasila memiliki nilai-nilai


filsafat mendasar juga rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
sebuah landasan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu
juga, Pancasila merupakan wujud dari konsensus nasional, itu semua karena negara
bangsa Indonesia ini adalah sebuah sketsa negara moderen yang telah disepakati
oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai-nilai dari kandungan
Pancasila itu sendiri dilestarikan dari generasi ke generasi.

ideologi pancasila sendiri adalah suatu pemikiran yang beracuan Pancasila.


Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional.

 ciri ciri ideologi pancasila

Ideology pancasila di anut oleh Negara Indonesia dan bila kita cermati ideology
pancasila memiliki ciri-ciri :

A. Dalam bidang ekonomi menganut azaz kekeluargaan.

B. Dalam bidang sosial menganut azaz kegotongroyongan .

C. Dalam bidang politik menganut azaz musyawarah untuk mufakat .

36
D. Dalam bidang agama ,Indonesia adalah Negara yang religius artinya
berketuhanan yang maha esa .

37

Anda mungkin juga menyukai