Iskemia
cenderung menyebabkan cedera jaringan
INFLAMASI lebih cepat dari hipoksia.
Stress pada lingkungan internal berasal Factor fisik. kimiawi, biologis
dari ketidakseimbangan metabolisme trauma fisik (trauma mekanis,suhu yg
(kekurangan / kelebihan nutrisi), atau ekstrim speerti luka bakar, perubahan
abnormalitas genetik. Perubahan yang tekanan atmosfer tiba-tiba, radiasi,
diperoleh akibat stress ini dapat sengatan listrik). Zat kimia (glukosa
menyebabkan hipoksia atau iskemia.Stress /garam pada keadaan hipertonis dapat
dari lingkungan luar berasal dari menyebabkan cedera sel scr langsung/
organisme infektif, faktor fisik, toksin, melalui gangguan keseimbangan
obat, zat kimia. elektrolit dalam sel. O2 konsentrasi
tinggi efek toksik berat. Zat kimia
Jika stress internal/eksternal berat atau beracun arsen, sianida, garam air
mendadak sel tidak memiliki waktu raksa dalam jumlah kecil sudah dapat
cukup untuk menyesuaikan diri dan akan menyebabkan kerusakan sel dalam
mati. beberapa menitkematian. Zat kimia
lain seperti polutan udara, insektisida,
Jika stress lambat, ringan atau sementara
alcohol, obat terlarang.obat terpeutik ).
sel dapat menyesuaikan diri dengan
Factor biologis yang menyebabkan
baik & mampu mempertahankan struktur
cedera umumnya infeksius ( virus,
& fungsi normalnya.
cacing pita).
Cedera sel Reaksi imunologis reaksi anafilaksis
terhadap protein asing /obat dpt
Sel akan mengalami adaptasi bila terjadi sebabkan cedera sel. Rekasi terhadap
beban fisiologis yang lebih besar atau bila antigen endogen sebabkan penyakit
ada stimulus patologis. Dalam keadaan ini autoimun.
dihasilkan keseimbangan/homeostasis baru Kelainan genetikcedera sel genetic
sbg respon yang akan pengaruhi fungsi dan dapat mengakibatkan malformasi
kehidupan sel. congenital seperti sindrom Down,
Bila batas kemampuan sel terlamapui/ subtitusi satu asam amino seperti
tidak mungkin terjadi reaksi adaptif hemoglobin S pada sickle cell anemia.
terjadi cell injury. Cedera ini sampai Ketidakseimbangan nutrisi cedera
tingkat tertentu dapat reversible. Namun sel dapat disebabkan oleh kekurangan,
bila stimulus menetap/ cukup berat sajak kelebihan dan ketidakseimbangan
awal dapat irreversible yg mengarah pada komposisi nutrisi.
kematian sel.
Iskemia dan hipoksia
Stimulus/penyebab cedera
Merupakan cedera sel paling banyak di
Kekurangan O2 saat hipoksia produksi klinik. Pada hipoksia masih ada
energy secara glikolisis terus pembentukan glikolisis anaerob, pada
berlangsung. Pada iskemia produksi iskemia mengandalkan ketersediaan
energy bergantung ketersediaan bahan substrat melalui aliran darah untuk proses
glikolisisnya. Jika substrat habis maka kehilangan protein, enzim, ko-enzim, asam
proses glikolisis anaerob terhenti dan ribonukleat akibat membran yang
fungsi glikolisis akan dihambat oleh hiperpermeabel. Sel akan terus mengalami
tertumpahnya produk metabolisme yang gangguan metabolism yang penting untuk
harusnya diangkut keluar jaringan. Karena penyediaan ATP sehingga terus terjadi
itu cedera sel akibat iskemi lebih cepat di pengurangan gugus fosfat berenergi tinggi
banding hipoksia. Untuk rentang waktu dalam sel.
tertentu yang bervariasi pada berbagai
jenis sel, cedera masih dapat diperbaiki Kerusakan membran selmerupaan factor
dan sel yang bersangkutan dapat membaik sentral pathogenesis cedera sel nirpulih.
jika substrat metabolic dan oksigen didapat Penurunan integritas membrane
+
kembali melalui perbaikan aliran darah masuknya Ca ke dalam sel. Jika terjadi
(iskemia berpulih). reperfusi, Ca+ yang masuk lebih besar, Ca+
yang ditangkap mitokondria meningkat
Pada iskemia yang lebih lama, struktur sel setelah reoksigenasi dan secara menetap
terus memburuk karena proses merusak akan meracuninya, hambat enzim intrasel,
yang terus menerusmitokondria dan hancurkan protein, sebabkan perubahan
jalur glikolisis rusak dan tidak dapat sitologis yang khas untuk cedera sel
diperbaiki lagi. pada keadaan iskemia koagulatif.
seperti ini penururnan ATP tidak bisa
dibatasi lagi, kemampuan penyediaan Cedera iskemia/reperfusi
energy tidak dapat dikembalikan, sehingga Perbaikan darah pada jaringan iskemia
walaupun reperfusi tidak dapat dapat sebabkan perbaikan, tidak
menyelamatkan sel dari kerusakan dan berdampak, atau atau justru kematian sel
terjadi kematian sel (iskemia nirpulih) akibat nekrosis/apoptosis.
Cedera sel berpulih dan nirpulih Cedera sel akibat reperfusi dapat terjadi
Dampak pertama hipoksia adalah karena sejumlah sel yang mengalami
gangguan pada system pernapasan aerobik isklemia secara struktur masih baik, tapi
sel, yaitu fosforilasi oksidatif & produksi secara biokimiawi ada dalam keadaan
ATP. Jika hipoksia terus terjadi kritis dan kehilangan integrasinya pada
penurunan ATP makin buruk kerusakan saat perfusi, dan menyebabkan kematian
morfologis mitokondria bengkak, sel yang seharusnya dapat dipulhikan.
reticulum endoplasma melebar, seluruh sel Cedera karena iskemia berkaitan pula
membengkak karena pertambahan air, dengan produksi sitokin dan peningkatan
natrium, klorida, serta penurunan kalium. ekspresi molekul adhesive oleh sel endotel
Cedera nirpulih secara morfologis ditandai dan parenkim yang hipoksia. Molekul ini
oleh mitokondria bengkak sangat berat, menarik leukosit polimorfonuklear dari
kerusakan luas pada membrane plasma, sirkulasi kearah jaringan yang mengalami
pembengkakan lisosom diikuti reperfusi cedera tambahan.
+
masuknya Ca ke dalam sel, khususnya
jika daerah iskemi tidak mendapat aliran
darah kembali. Kemudian terjadi
Cedera sel karena radikal bebas pembuluh darah dan komponen seluler dan
ekstra seluler dari jaringan ikat.
Cedera sel disebabkan spesies oksigen
radikal. radikal bebas berperan dalam Inflamasi dapat akut ataupun kronis.
kerusakan sel akibat zat kimia atau radiasi, Inflamasi akut berlangsung singkat
efek toksik oksigen atau gas lain, penuaan berakhir beberepa menit, jam atau hari
sel, dll. dengan gambaran utama eksudasi cairan
dan protein plasma(udem) dan emigrasi
Radikal bebas memiliki susunan yang dari leukosit terutama neutrofil merupakan
tidak stabil, dan energy yang dihasilkan respon awal dan segera terhadap penyebab
dilepaskan melalui reaksi dengan molekul cedera. Ada tiga komponen utama
lain yang berdekatan baik inflamasi akut yaitu perubahan vaskuler
organic/anorganik (protein, lipid, yang menyebabkan peningkatan aliran
karbohidrat, asam nukleat). Radikal bebas darah, perubahan struktur mikro vaskuler
juga dapat memulai rangkaian reaksi yang memungknkan leukosit dan protein
autokatalisis sehingga molekul yang plasma meninggalkan sirkulasi, dan
bereaksi dengan radikal bebas berubah jadi migrasi leukosit dari mikrosirkulasi dan
radikal bebas lain dan mendorong akumulasinya di daerah cedera. Inflamasi
rangkaian perusakan sel. kronis berlangsung lebih lama disertai
Inflamasi gambaran histologis beruupa adanya
limfosit, makrofag, penambahan pembuluh
Mekanisme Inflamasi darah, fibrosis, dan jaringan nekrosis.
Gambaran penyembuhannya ditandai oleh
Inflamasi merupakan proses kompleks
penggantian jaringan rusak oleh jaringan
yang mulai terjadi pada pembuluh darah
ikat, disertasi proliferasi pembuluh darah
sebagai respon terhadap cedera
kecil atau (angiogenesis) dan fibrosis.
akumulasi cairan dari leukosit di jaringan
ekstravaskuler. Inflamasi bertujuan Inflamasi akut
merusak, melarutkan atau membatasi
penyebab cedera. Dan dapat berubah Perubahan vaskuler vasodilatasi
menjadi proses yang sebisa mungkin arteriol terjadi setelah adanya
memperbaiki jaringan yang rusak dan vasokonstriksi brulang yang tidak
menyembuhkannya. Selama proses menetap setelah beberapa detik. Awalnya
perbaikan,jaringan yang mengalami cedera melibatkan arteriol yang selanjutnya
terjadi regenerasi sel parenkim diikuti dengan pembukaan dinding
danpengisisan daerah yang rusak oleh kapiler baru di daerah cedera sehingga
jaringan fibroblastik. Meskipun demikian terjadi peningkatan aliran darah
inflamasi tetap berpotensi membahayakan, peningkatan suhu dan kemerahan di
misalnya menimbulkan reaksi daerah inflamasi Perlambatan sirkulasi
hipersensitif. diikuti peningkatan permeabilitas
mikrovaskuler keluar cairan yang
Respon inflamasi pada jaringan ikat kaya protein jaringan ekstravaskuler.
bervaskularisasi melibatkan kompponen Kehilangan cairan terkonsentrasinya
plasma, sel darah yang bersirkulasi, sel darah merah dalam pembuluh darah
kecil & meningkatnya kekentalan darah,
ditandai pelebaran pembuluh darah kecil (2)pembentukan abses.(3)terbentuk
yang penuh berisi sel darah merah jaringn fibrosisi biasanya pada jaringan
(statis) pengumpulan leukosit di yang tidak beregenerasi atau didapat
perifer (marginalisasi leukosit) leukosit banyak eksudat.(4) terjadi inflamasi
melekat di endotelbermigrasi ke kronik.
jaringan interstisial.
Peningkatan permeabilitas vaskuler Efek sistemin inflamasi
sebabkan keluarnya cairan dari pembuluh Demam,terjadi reaksi fase akut meliputi
darah ke jaringan interstisial (eksudasi) sistem endokrin &
merupakan gambaran khas inflamasi metabolisme,peningkatan produksi
akut. Hilangnya protein plasma glukokortikoid yang mengaktifkan
Menurunkan tekanan osmotik respon stres,penurunan sekresi
intravaskuler, meningkatkan tekanan vasopresin yang mengurangi volume
osmotik cairan interstisial. Peningkatan cairan tubuh yang harus dihangatkan.
tekanan hidrostatik memperkuat Sistem saraf otonom: pengaturan
keluarnya cairan dari intravaskuler untuk kembali aliran darah dari kutaneus ke
berakumulasi di jaringan intestisial sistem vaskuler yang lebih dalam guna
udem. meminimalkan kehilangan kalori
Aktivitas seluler: ekstravasasi leukosit melalui kulit, peningkatan denyut nadi
dan fagositosis leukost akan bergerak dan tekanan darah, mengurangi
dan berkumpul menuju dinding keringat. Respon fisik berupa
endotel rolling melekat di dinding menggigil,malaise, anoreksia,
endotel (adhesi)menembus dinding somnolen.
endotel jaringan interstisisal(gerakan Leukositosis.
diapedesis) bermigrasi ke arah
rangsang kemotaktik. Terakumulasinya
leukosit di daerah inflamasi fagositosis
&pengeluaran enzim. Tahap fagositosis :
pengenalan & penempelan partikel yanga
akan dimakan, penelanan
partikeltersebut, penghancuran materi
yang difagosit.
Akhir proses inflamasi akut inflamasi
menghasilkan 4 hal: (1) kesembuhan
sempurna dari inflamasi akut jika terjadi
netralisasi stimulus diikuti restorasi
daerah inflamasi sampai normal.
Ditandai dengan kembalinya
permeabilitas vaskuler yanga normal,
berhentinya infiltrasi leukosit,kematian
neutrofil secara apoptosis, hilangnya
cairan & protein didaerah udem, dan
jaringan nekrosis di daerah inflamasi.
BAB 20 PENYULIT operasi, infeksi paru,sepsis,gangguan
jantung, gangguan serebrovaskuler,
PASCABEDAH ganggguan metabolik, gangguan
Nyeri terdapat 4 tingkat (1)rangsang keseimbangan elektrolit, reaksi obat.
nyeri, (2) penderita menyadari adanya Mual dan muntah karena obat-obatan,
noksa,(3) mengalami sensai nyeri,(4) ileus obstruktif,distensi lambung,
rekasi terhadap sensasi nyeri dalam peninggian tekanan intrakranial,
bentuk sikap dan prilaku gangguan keseimbangan elektrolit,
verbal/nonverbal. uremia. Jika terjadi hematemesi,
Tipe nyeri : nyeri nnosiseptif, jika pikirkan adanya tukak stres atau
rangsangan pada kulit, periost, pleura, perdarahan dari varises esofagus.
visera, pembuluh. Nyeri karena noksa di Gangguan berkemih berupa retensi
perifer, rangsangan nosisepsi di saraf urin,oligouria, karena hipertrovi prostat
perifer karena rangsang pad saraf.nyeri atau hipovolemia.
neuropati, karena trauma saraf Perubahan keadaan mental terutama
akut/kronik. Nyeri distrofi refleks pada orang tua, karena faktor somatik
simpatik, karena aktivitas simpatik seperti dehidrasi,hiponatremia,hipoksia,
berlebihan setelah trauma. Nyari sentral, infeksi, obat(hipnotik atau opiat),
karena kelainan susunan saraf pusat.nyeri uremia, hipoglikemia.
alih,karena nyeri nosiseptif akibat Ikterus disebabkan oleh
rangsangan di segmen neurgen yang hemolisis(pasca transfusi darah),
setingkat. hipoksia/hipovolemia, kebocoran
Demam karena obat,radang saluran empedu di rongga peritonium, obstruksi
napas( demam terjadi hari pertama atau duktus koledokus, hepatitis virus,
kedua pasca bedah), karena infeksi luka intoksikasi obat, sepsis.
operasi(terjadi stelah satu minggu), Luka operasi terjadi dehisensi karena
karena tranfusi darah,karena dehidrasi. hemostasis kurang sempurna,terjadi
Takikardia karena hipovolemia, infeksi luka, jahitan kurang baik,teknik
keainan operasi kurang baik, hipoalbuminemia,
jantung,sepsis,perdarahan,muntah,diare, karsinomatosis, usia lanjut. Ditandai
asupan kurang. oleh keluarnya cairan serosanguinolen
Batuk dan sesak napas karena aspirasi dari luka yang menunjukan sudah
sewaktu anastesi,pneumonia, distensi terjadi dehisensi fasia dan/lapisan otot.
perut menghalangi pernapsan terutama Dalam satu hari diikuti penonjolan usus
saat berbaring.dekompensasi jantung dari luka kulit yang menganga pada
mengakibatkan bendungan sirkulasi operasi perut. Penanganannya adalah
paru yang menyebabkan sesak. operasi segera. Infeksi dapat
Kelebihan cairan infus, emboli paru. berkembang menjadi selulitis, abses,
Klaps dan perburukan mendadak keadaan sepsis. Infeksi karena kuman tetanus
umum penyebab kolaps akibat syok dapat menyebabkan gangren gas dan
hipovolemi, . perburukan keadaan tetanus.
umum tiba-tiba karena ileus, dilatasi Hematom jika terdapat hematom,
lambung, strangulasi. Infeksi luka menunjukkan kerja pembedah kurang
teliti. Hematom dapat mengalami takikardia atau bradikardia, diagnosis
infeksi karena hematom merupakan pasti dengan elektrokardiografi. Penting
media yang baik bagi kuman. dinilai adanya paya jantung
Parotitis parotitis pascabedah dapat mendaadak,yang dapat disebabkan
terjadi pada penderita yang infarkmiokard akut,atau iskemia otot
menggunakan pipa trakea ataupipa jantung karena adanya iinsufisiensi
lambung lebih dari satu hari karena otot koroner.gambaran infark miokard
pengunyah dan kelenjar liurnya tidak berupa nyeri toraks, hipotensi,
digunakan sehingga mudah terjadi disritmia.
infeksi menaik melalui duktus Insufisiensi ginjal akut kegagalan faal
parotideus. Pencegahannya dengan ginjal akibat buruknya perfusi jaringan
menjaga higiene mulut,pemberian ginjal umumnya ditemukan setelah
permen karet sejauh penderita dapat syok hipovolemik saat
mengunyah. Parotitis merupakan pembedahan,pada trauma, atau pada
radang piogenik, penderita merasa nyeri sepsis.
sekali karena fasia parotis bersifat kaku Gangguan peristaltis ileus adinamik
sehingga tekanan di dalamnya atau paralitik selalu terjadi selama satu
meninggi. Pengobatannya dengan sampai emat hari setelah laparotomi.
antibiotik dan insisi abses. jika menetap lebih dari 4 hari harus cari
Adult respiratory distress syndrome sebabnya. Dapat terjadipada pengunaan
faktor yang meningkatkan risiko adalah obat sedatif atau narkotik, peritonitis,
trauma serentak pada lebih dari satu abses. Diagnosis banding ileus paralitik
organ besar, syok, sepsis, transfusi adalah obstruksi mekanik. Pada
darah banyak, aspirasi, inhalasi isap, obstruksi mekanik terdapat serangan
luka bakar, gangguan faal lebih dari kolik disertai mual, muntah, nyeri dan
satu alat. Patogenesis : udem alveoli hiperperistaltik. Ileus paralitik juga
dan interstisiel di jaringan paru karena disertai mual muntah tapi tidak ada
permeabilitas membran kapiler paru serangan kolik. Pada ileus obstrukktif
meninggi koordinasi kurang antara peristaltis jelas ada tapi di antara
ventilasi dan perfusi pintas besar serangan tidak ada gerak usus
pada peredaran darah intrapulmoner sedikitpun.
hipoksemia. Diagnosis: insufisiensi Dilatasi akutlambung disebabkan oleh
napas, pemeriksaan lab (kadar PO2, O2 keadaan adinamik, dengan gejala klinis
di darah menurun), rontgen paru keadan umum yang cepat sekali
menunjukkan udem dan infiltrasi difus. memburuk sampai penderita kolaps
Pengelolaan : perawatandi dengan hipotensi dan syok,muntah
unitperawatan intensif untuk sedikit-sedikit, dilatasi dapat besar
pemantauan pernapasan, peredaran seekali dan lambung terisi cairan dan
darah, faalginjal, faalhati, sepsis. udara. Pemeriksaan perut tidak adayang
Penyulit jantung penylit pascabedah mencolok kecuali ulu hati tidak cekung.
dari segi jantung karena keebihan cairan Bila dipasang pipa lambung keluar
atau kekurangan cairan, ditandai dengan udara dan cairan. Segera beri cairan dan
gangguan irama jantung yaitu elektrolit secara intravena.
Cedera saraf ceddera n.radialis yang kemungkinan peritonitis generalisata
mengakibatkan paralisis maupun dapat disingkirkan. Pecah pembuluh
gangguan sensibilitas disebabkan oleh anastomosis biasanya terjadi hari ke 3-
tekanan pada pertengahan 4. Daerah bebas di dalam rongga perut
humeruskarena lengan atas akan menimbulkan nyeri dan demam.
menggantung dari meja operasi dan Kolesisititis dan pancreatitis dapat
tertekan pada pinggir meja. N.ulnaris timbul sebagai penyulit bedah perut.
dapat mengalami tekanan tepatdi Kemungkinan pielonefritis dan abses
kranial sulkus ulnaris pada epikondilus perinefritik perlu dipikirkan bila
humerus medialis. N.popliteus lateralis terdapat demam dan nyeri perut.
mungkin mengalami hal serupa didorsal Perhatikan adanya sistitis dengan
hulu fibula jika tidak terlindung dari adanya riwayat pemasanagn kateter dan
tekanan. disuria. Luka operasi diperhatikan, tepi
Trombosis vena dalam trombosis vena yang merah, bengkak, nyeri
di otot betis disebabkan oleh pembiusan menunjukkan adanya komplikasi di
lama sehingga pengaliran darah tidak luka operasi. Perhatikan pula bedungan
berlangsung baik karena pompa otot di sebelah bawah luka, krepitasi, dan
tidak berfungsi dalam pembiusan. tanda infeksi disekitar jaitan.
Dicegah dengan memasang pembalut Singkirkan kemungkinan malaria.
elastis pada anggotabawah dan Periksa lab hitung leukosit,hitung jenis,
/pengobatan antikoagulan profilaktik. sedimen kemih, biakan sputum. Foto
Dekubitus terjadi di lapisan dalam rontgen untuk menentukan ada tidaknya
antara kulit dan periost tulang gerakan diafragma seperti pada abses
dibawahnya. Setelah 7-14 hari kulit ikut subfrenik.
nekrosis. Keadaan berat berupa tukak Sindrom emboli lemak emboli lemak
yang mencapai periost dengan kulit beda dengan sindrom emboli lemak.
ditepinya yang kelihatan sehat. Pada penderita patah tulang atau setelah
Dekubitus yang dalam dan hebat ini reposisi dislokasi sendi hampir selalu
terbentuksaat operasi atau dalam masa terjadi emboli lemak kecil di pembuluh
pembiusan, bukan pascabedah. darah kapiler di paru. Emboli lemak
Cedera fisik lain kepala dan leher juga dapat berasal dari eksterna, seperti
perhatikan faring, adakah tanda akibat transfusi darah, pengelolaan dengan
intubasi anastesi yang lama, perhatikan emulsi lemak intravena, atau
pula pengaruh radang faring ke telinga transplantasi sumsum tulang.umumnya
melalui tuba eustachius sampai adanya emboli lemak tidak menimbulkan gejala
tanda otitis media. Mulut perhatikan atau tanda. Sindrom emboli lemak
kandidiasis oral dan parotitis menimbulkan disfungsi neurologik,
pascabedah. Anggota atas, perhatikan insufisiensi respirasi, ptekie diketiak,
flebitis, toraks diperiksa untuk dinding dada depan atas. Diagnosis
mengetahui adanya dispnea atau ditegakkan atas dasar gambaran klinis
sianosis, pernapasan bebas dan berupa gangguan respirasi , tetes lemak
eekskursi simetris. Perut perhatikan ditemukan di sputum atau air kemih
bising usus, bila ada bisisng usus setelah trauma. Biasanya terdapat
hematrokit rendah trombositopenia,
perubahan proses koagulasi. lebih dari 1 minggu, perdarahan samar
Pengobatan dengan tindakan paliatif lebih dari6 hari, pasien yang mendapat
yang terutama bertujuan mengatasi kortikosteroid dosis inggi, pasien cedera
insufisiensi respirasi dan gangguan kepala dengan GCS 10 atau kurang,
neuroogik. luka bakar > 35%, cedera multipel.
Diabetes melitus anstesia dapat
berpengaruh pada metabolisme glukosa, BAB 21 REHABILITASI
yaitu mengakibatkan hiperglikemia MEDIS DALAM BEDAH.
karena adanya pemecahan glikogen
menjadi glukosa. Oleh karena Tingkat kecacatan
bertambahnya sekresi epinefrin dan
Tingkat Keadaan Kemam rev
hormon anabolik lain pada perkemb puan alid
pembedahan,terjadi peningkatan angan untuk asi
prosespemecahan glikogen menjadi merawa
glukosa pada hati. Dengan t diri
bertambahnya glukosa,kebutuhan Cacat(imp Belum Tidak Akt
insulin juga bertambah. Pengobatan airment) jelas bisa if
harus dilakukan untuk mencegah Disability Membai Terbata Ban
k s,tidak tua
katoasidosis, koma nonketotik
mandiri n
hiperosmolar, menuunyya curah Tuna(hand Menetap Terbata Tid
jantung, gangguan keseimbangan icaped) s, ak
elektrolit, penurunan kemampuan mandiri ada
fagositosis, dan gangguan
penyembuhan luka. Anastesi spinal
mempunyai kecenderungan lebih kecil Tim rehabilitasi
untuk terjadinya hiperglikemia. Terdiri dari dokter spesialis, dokter
Ulkus karena stres adalah suatu spesialis rehabilitasi medik, dokter
kesatuan gejala klinik tertentu yang keluarga, paramedis perawat, psikolog,
ditandai oleh lesi superfisial di fundus fisioterapis, okupasi terapis, wicara terapis,
gaster yang mepunyakecenderungan prostetis ortotis, pekerja sosial medis,
untuk berdarah, tapi tidak sampai rekreasi terapis, rohaniawan.
perforasi. Beda dengan ulkus
gastroduodenal biasa yang biasanya Rehabilitasi medis prabedah
ulkusnya dalam, menembus epitel
Sebagai upaya mencegah dampakyang
gaster/duodenum, dan dapat
tidak diinginkan dari tindakan bedah.
mengakibatkan perdarahan , perforasi,
Ditujukan untukoptimalisasi paru,
atau obstruksi. Faktor yang dapat
termasuk peningkatan pernapasan yang
menyebabkan ulkus karena stres antara
baik,mekanisme batuk, pengeluaran dahak,
lain cedera kepala (ulcus cushing), luka
cara mengatasi nyeri pasca bedah, cara
bakar(ulcus curling), syok dan
memelihara kekuatan otot tertentu, cara
sepsis.profilaksis diberikan pada pasien
memelihara rentang dan lingkup gerak
yang mendapat ventilator lebih dari 48
sendi tertentu serta pencegahan dampak
jam atau setiap pasien ICU dengan
tirah baring lama.
koagulopati,pasien sepsis,pasien di ICU
Rehabilitasi medis pascabedah Setelah 8-16 minggu triah baring, orang
sehat akan mengalami rasa kedinginan
Tirah baring lama dapat menyebabkan pada suhu kamar dan kelembapan normal.
penurunan kondisi yang disebut sindrom Meskipun demikian, selma latihan suhu
dekondisi. Pada sindrom tersebut dapat tubuh meningkatlebih cepat dan
ditemukan berbagai gangguan ikutan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk
bermanifestasi dalam sistem turun ke suhu normal. Berkeringat terjadi
kardiovaskuler yaitu terjadi gangguan lebih cepat dan terjadi pada suhu tubuh
kinerja kardiovaskuler, peningkatan denyut yang lebih randah.
jantung, penurunan isi sekuncup dan curah
jantung hanya dengan kerja fisik Pad akhirnya terjadi kondisi patologis
submaksimal. Semua ini mengakibatkan akibat dekondisi, seperti terbentuknya batu
penurunan konsumsi maksimal zat asam ginjal dan penulangan diluar rangka
bersamaan dengan pengurangan volume jaringan sebagai konsekuensi
plasma dam massa sel darah merah. keseimbangan negatif kalsium dan
gangguan yang lebih parah adalah peningkatan kalsium urin. Dapat juga
intoleransi ortostatik atau hipotensi terjadi trombosis vena dan emboli paru
postural, dimana pada keadaan ini akibat hipovolemia ditambah
penyesuaian tekanan darah terhadap posisi menumpuknya darah karena imobilisasi.
tegak tidak adekuat sehingga perubahan
Pencegahan dekondisi dengan latihan yang
sikap pasien ke posisi tegak/berdiri akan
teratur. Latihan berdiri tegak akan
menurunkan tekanan darah serta
mencegah terjadinya hipotensi postural.
menaikkan denyut jantung disertai gejala
Kekuatan dan massa otot dapat
ketidakseimbangan otonomik lain seperti
dipertahankan dengan latihan dinamik
berkeringat, pucat, gelisah, pingsan.
lengan dan tungkai atau dengan latijan
Pada sistem muskuloskeletal dapat menggunakan tahanan ringan tanpa
menyebabkan deosifikasi tulang penumpu gerakan sendi (latihan isometrik).
beban yang menjurus pada osteoporosis. Peningkatan ekskresi kalsium urin dapat
Terjadi penurunan massa dan kekuatan dibantu dengan berdiri tegak 2-3 jam/hari.
otot. Pada dasarnya mobilisasi dini serta
penggunaan terapi fisik dan okupasi pada
Gangguan keseimbangan nitrogen dan masa pemulihan serta menghindari tirah
protein tubuh terlihat pada imobilisasi atau baring lama merupakan cara terbaik untuk
tirah baring. Ekskresi nitrogen dalam urin mencegah sindrom dekondisi.
serta penurunan toleransi kreatinin disertai
hilangnya massa dan kekuatan otot Rehabilitasi bedah muskuloskeletal
merupakan tanda penting. Keadaan ini bertujuan agar fungsi sebagai rangka
tidak dipengaruhi oleh asupan protein penunjang, pelindung organ vital dan alat
karena kehilangan protein tetap terjadi gerak dapat dipertahankan dengan baik.
walaupun asupan kalori tekah Yang penting adalah sendi yang stabil
diseimbangkan untuk memenuhi dengan lingkup gerak yang optimal.
kebutuhan penggunaan energi. Stabilitas sendi bergantung pada kekuatan
serta keseimbangan otot sekitar sendi,
bentuk sendi dan ligamen. Lingkup gerak
bergantung pada jenis sendi serta dan penerangan dibidang seks tentu sangat
kelenturan jaringan sekitar. dibutuhkan.
Implan