Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA

Manifestasi Klinis Iskemik dan Injuri Reperfusi

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen


Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Walaupun restorasi aliran darah ke organ iskemik adalah penting untuk mencegah cedera jaringan ireversibel,
reperfusi dapat mengakibatkan respon inflamasi lokal dan sistemik yang dapat menambah cedera jaringan lebih
dari yang dihasilkan oleh iskemia saja. Kerusakan sel setelah reperfusi jaringan yang sebelumnya iskemik layak
didefinisikan sebagai cedera iskemia-reperfusi (I-R). Cedera I-R ditandai dengan produksi oksidan, aktivasi
komplemen, adhesi sel leukosit-endotel, agregasi trombosit-leukosit, peningkatan permeabilitas mikrovaskular
dan penurunan relaksasi endotelium-dependen. Dalam bentuk yang terburuk, I-R cedera dapat menyebabkan
disfungsi multiorgan atau kematian. Meskipun pemahaman dari patofisiologi dasar cedera I-R secara signifikan
telah maju dalam dekade terakhir, ide-ide eksperimental belum sepenuhnya diintegrasikan ke dalam praktek klinis.
Selanjutnya, pengobatan cedera I-R masih dibatasi oleh fakta bahwa penghambatan I-R saat peradangan dapat
mengganggu respons pelindung fisiologis atau mengakibatkan imunosupresi. Reperfusi tepat waktu pada daerah
iskemik berisiko tetap menjadi landasan praktek klinis. Namun demikian, Pendekatan terapi seperti preconditioning
iskemik, reperfusi terkontrol dan antioksidan, terapi komplemen atau terapi neutrofil dapat berkontribusi untuk
mencegah atau membatasi cedera I-R.

Kata kunci: Disfungsi multi organ, iskemia reperfusi, oksigen radikal

Clinical Manifestations of Iscehaemic and Reperfusion Injury

Abstract

Although restoration of blood flow to an ischaemic organ is essential to prevent irreversible tissue injury, reperfusion
per se may result in a local and systemic inflammatory response that may augment tissue injury in excess of that
produced by ischaemia alone. Cellular damage after reperfusion of previously viable ischaemic tissues is defined
as ischaemia-reperfusion (I-R) injury. I-R injury is characterized by oxidant production, complement activation,
leucocyte endothelial cell adhesion, platelet-leucocyte aggregation, increased microvascular permeability and
decreased endothelium-dependent relaxation. In its severest form, I-R injury can lead to multiorgan dysfunction
or death. Although our understanding of the pathophysiology of I-R injury has advanced significantly in the last
decade, such experimentally derived concepts have yet to be fully integrated into clinical practice. Treatment of
I-R injury is also confounded by the fact that inhibition of I-R-associated inflammation might disrupt protective
physiological responses or result in immunosuppression. Thus, while timely reperfusion of the ischaemic area
at risk remains the cornerstone of clinical practice, therapeutic strategies such as ischaemic preconditioning,
controlled reperfusion, and anti-oxidant, complement or neutrophil therapy may significantly prevent or limit I-R-
induced injury in humans.

Key words: Iskemic reperfusion, mutly organ dysfunction, radical oxygen

Korespondensi: Erwin Pradian, dr., SpAn-KIC. KAR. M. Kes, Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161, Tlp 022-
2038285, Faks 022-2038306, Mobile 081320360511, Email pradian1@yahoo.com

157
158

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen

Pendahuluan dimana apabila terjadi defisit dari ATP ini dapat


menyebabkan kerusakan terhadap lipid selular,
Iskemia dan injuri reperfusion merupakan kejadian asam nukleat dan protein. Dengan demikian
yang penting pada periode pasca operatif terutama konsentrasi oksigen sistemik dan selular diatur
pascaoperasi-operasi besar misalnya operasi aorta, secara ketat melalui berbagai proses baik enzimatik
jantung, digestif atau operasi-operasi dimana maupun ekspresi protein.5
terjadi periode iskemia selama operasi. Meskipun Iskemik yang berkepanjangan mengakibatkan
restorasi aliran darah ke daerah yang iskemik perubahan ultrastruktur dan metabolik sel.
merupakan hal yang penting untuk mencegah Meskipun toleransi terhadap hipoksia bergantung
kerusakan yg permanen akibat iskemik, reperfusi tipe sel (kebutuhan metabolik sel dan kemampuan
aliran darah ini sendiri dapat menyebabkan respons adaptasi secara intrinsik) akan tetapi nekrosis sel
inflamasi lokal dan sistemik yang berakibat umumnya terjadi pada keadaan anoksia (tidak ada
terjadinya kerusakan jaringan diluar kerusakan oksigen) ataupun hipoksia berat (suplay oksigen
yang disebabkan iskemik itu sendiri. tidak mencukupi kebutuhan) yang berkepanjangan.
Kejadian iskemia ini selanjutnya akan Perubahan ultrastruktur sel dan metabolik sel
menyebabkan serangkaian perubahan bio- akibat iskemia atau hipoksia dapat dilihat seperti
molekular dalam tubuh diawali kurangnya pada tabel 1.
pasukan oksigen pada sel menyebabkan kegagalan Akibat kurangnya oksigen, membran sel
pembentukan energi adenosin trifosfat (ATP) berada dalam keadaan terdepolarisasi dimana
yang berakibat sel gagal untuk mempertahankan Na+ masuk ke dalam sel dan K+ keluar sel. Pada
integritasnya. Proses selanjutnya terjadi lisis dari keadaan normal sel akan mengalami repolarisasi
membran sel dan terbentuknya oksigen radikal dengan memompa Na+ dari sel dan masuknya K+
reactive oxygen species (ROS) dan nitrogen ke mbali ke dalam sel. Proses ini memerlukan
radikal reactive nitrogen species (RNS). Pada saat enzim Na-K-ATP-ase dan ATP yang cukup. Pada
sirkulasi sistemik membaik, ROS dan RNS yang keadaan hipoksia sel, ATP yang terbentuk tidak
terbentuk ini selanjutnya akan terbawa ke tempat mencukupi untuk proses ini sehingga sel terus
yang lebih jauh yang kemudian merusak sel dan menerus dalam keadaan terdepolarisasi. Selain itu
organ-organ lain. akibat masuknya Na+, air secara pasif masuk ke
Kejadian iskemik reperfusi ini sering dalam sel menyebabkan edema sel. Laktat yang
menjadi masalah terutama pada operasi-operasi terbentuk dari glikolisis anaerob menyebabkan
transplantasi baik itu operasi jantung cardio hiperlaktatemia. Hiperkalemia juga terjadi
angioplastic bypass graft (CABG), operasi pada keadaan hipoksia dan asidosis ini, yang
vaskular, operasi bedah plastik atau operasi- menggambarkan besarnya derajat kerusakan sel
operasi transplantasi organ, karena pada operasi- dan makin nyata terlihat apabila disertai dengan
operasi tersebut akibat dari iskemik reperfusi gangguan produksi urin oleh ginjal.
itu dampaknya dapat langsung terlihat pada Akibat membran sel mengalami depolarisasi
organ yang di transplantasi. Walaupun demikian yang terus-menerus, akan membuka saluran
sebenarnya kejadian iskemik reperfusi ini dapat Ca2+ yang mengakibatkan masuknya Ca2+ ke
terjadi pada semua operasi dimana fase iskemik dalam sel. Selain itu pula depolarisasi membran
intraoperatif seringkali tidak terlihat, dan dampak menyebabkan dilepaskannya neurotransmiter
iskemik reperfusi ini lebih jelas pada pasien-pasien asam amino eksitator (glutamat) yang akan
kritis. berikatan pada reseptor NMDA (N-Methyl
D-Aspartat) dan selanjutnya akan mengaktifasi
Patofisiologi Injuri Iskemik Reperfusi NMDA untuk membuka saluran Ca2+ dengan akibat
Efek Selular terhadap iskemia semakin banyaknya Ca2+ yang masuk ke dalam
Oksigen sangat diperlukan untuk mempertahankan sel. Keadaan hipoksia sel juga mengakibatkan
fisiologi tubuh secara normal. Pembentukan retikulum endoplasma melepaskan Ca2+ ke
ATP melalui oxydative phosphorylation sangat sitoplasma. Akumulasi Ca2+ dalam sitoplasma
penting untuk memelihara stabilitas membran sel akan mengaktifkan serangkaian proses enzimatik

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


159

Manifestasi Klinis Iskemik dan Injuri Reperfusi

dalam sel (lipid peroxidase) yang akan melisis untuk membentengi penghalang vaskular selama
membran sel. iskemik. Aktivasi PMN melepaskan berbagai
mediator larut yang mengatur permeabilitas
Efek vaskular terhadap hipoksia vaskular, termasuk glutamate dan nukleotida
Vaso-endothelial edema: adenin dalam bentuk ATP atau adenosin monofosfat
Penurunan pembentukan ATP akibat metabolisme (AMP) yang, melalui konversi metabolik,
anaerob akan menyebabkan penurunan fungsi membebaskan adenosin di permukaan pembuluh
pompa Na-K di membran sel, sehingga Natrium darah. Secara khusus, adenosin melindungi
dan air akan memasuki sel dan menyebabkan fungsi penghalang mikrovaskular endotel dengan
edema sel. pembentukan kembali kontak sel-sel endotel
setelah terjadinya transmigrasi PMN. Penelitian
Microvascular obstruction: terbaru menunjukkan bahwa hipoksia secara
Iskemia reperfusi akan menyebabkan aktifasi berbeda memengaruhi permeabilitas pembuluh
lekosit, terjadinya chemotaxis dan penempelan darah dalam respons teraktivasinya PMN. Hipoksia
lekosit pada endotel vaskular melalui L-selectin endotel menunjukkan peningkatan respons
(permukaan sel darah putih) dan Inter Celullar proteksi terhadap PMN yang teraktivasi melalui
Adhesion Molecule-1/ ICAM-1 (permukaan turunan PMN-ATP. Selanjutnya, metabolisme ATP
endotel). Hal ini akan menyebabkan menumpuknya ekstraselular dan sinyal diperkuat oleh transkripsi
lekosit di sekitar endotel kapiler dan menyebabkan yang dipengaruhi peningkatan apyrase permukaan
obstruksi mekanik. endotel fungsional (CD39), 5’-ecto-nucleotidase
(CD73) dan adenosin A2B-reseptor (AdoRA2B).
Vaso-endothelial damage: Dengan demikian, hipoksia memulai koordinasi
Pengaktifan lekosit di sekitar endotel akan respons proteksi penghambat endotel yang
mengakibatkan pelepasan ROS, protease, elastase terkait dengan peningkatan konsentrasi adenosin
yang toksik terhadap endotel dan menyebabkan ekstraselular dan sinyal (Gambar 1).
peningkatan permeabilitas vaskular, edema, Sebaliknya, PMN juga membebaskan faktor
trombosis dan kematian endotel. yang dapat mengganggu penghalang endotel.
Aktivasi PMN melalui β2-integrin merangsang
Hipoksia Vaskular pelepasan faktor yang dapat larut yang
Patogenesis cedera I-R dimulai dengan hipoksia menginduksi penataan ulang endotel cytoskeletal
pada endotelium vaskular yang tidak hanya dan pembentukan gap, dan meningkatkan
berfungsi sebagai penghalang pembuluh permeabilitas. Salah satu faktor permeabilitas
darah, tetapi juga mengatur lalu lintas leukosit PMN larut yang diturunkan adalah heparin-
polimorfonuklear (PMN). Seperti telah disebutkan binding protein (HBP), juga dikenal sebagai
sebelumnya, hipoksia mengaktifkan baik jalur azurocidin atau CAP37 yang merupakan anggota
transkripsi dan non-transkripsi, dan ada keterkaitan dari keluarga serprocidin peptida kationik. HBP,
antara respons jaringan terhadap hipoksia dan tidak seperti protein granul neutrofil lainnya
inflamasi akut. Misalnya, selama hipoksia (misalnya elastase, cathepsin G), menginduksi
PMN dimobilisasi dari ruang intravaskular perubahan Ca2+-dependent cytoskeletal di kultur
ke interstitium, dan respons tersebut dapat endotel dan memicu kebocoran makromolekul in
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap vivo. Menariknya, sel-sel endotel sendiri baru-
kerusakan jaringan selama reperfusi berikutnya. baru ini menunjukkan pelepasann HBP, yang
Selain itu, migrasi sel myeloid ke daerah berarti terjadi permeabilitas self-regulasi pada
peradangan sangat tergantung pada jalur hipoksia- beberapa kondisi.
adaptif. Migrasi PMN melalui penghalang endotel
dapat mengganggu hambatan jaringan tersebut Peran Leukosit
dan menciptakan potensi kebocoran cairan Kerusakan I-R ditandai dengan aktivasi leukosit,
ekstravaskular dan terjadinya edema. kemotaksis, leukosit adhesi sel endotel, dan
Banyak mekanisme perlindungan endogen transmigrasi. Sel Darah Putih berinteraksi dengan

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


160

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen

Tabel 1 Efek selular terhadap iskemia dan/ hipoksia


Asidosis Selular
Gangguan potensial membran
Gangguan distribusi ion (peningkatan rasio Ca2+/Na+ intraselular)
Edema sel
Disorganisasi Sitoskeletal
Peningkatan hipoxantin
Penurunan ATP
Penurunan fosfokreatin
Penurunan glutation
Stabilisasi dan translokasi hypoxia inducible factor-1 (HIF-1)
Peningkatan adhesi lekosit

endotelium pembuluh darah melalui serangkaian cairan interstisial dan penurunan vasorelaksasi
langkah-langkah yang berbeda ditandai oleh dependen endotelium. Fenomena no-reflow
‘rolling’ pada endothelium, ikatan kuat leukosit ke dapat bermanifestasi klinis sebagai disfungsi
endotel , dan transmigrasi leukosit ke endotelium organ dalam periode pasca-reperfusi (misalnya
(Gambar 2). myocardial stunning), kegagalan cangkok atau
Menurut paradigma multi tahap, langkah transplantasi, meningkatnya ukuran infark. Studi
pertama diprakarsai oleh I-R meningkatkan eksperimental menunjukkan peran sentral adhesi/
ekspresi permukaan endotel P-selectin (CD62P), perangkap leukosit dalam fenomena no-reflow,
yang berinteraksi dengan counter-receptor setelah leukosit menurun dalam model ini aliran
P-selectin glikoprotein leukosit 1 (PSGL-1). darah koroner meningkat, berkurangnya ukuran
Hasil awal interaksi afinitas rendah pada ikatan infark miokard dan berkurangnya aritmia ventrikel.
intermiten leukosit-endotel atau ‘leukosit rolling’. Peran spesies oksigen reaktif (ROS)
Ikatan kuat leukosit dihasilkan dari interaksi Reperfusi jaringan iskemik menghasilkan
β2 leukosit integrin CD11a/CD18 dan CD11b/ pembentukan ROS toksik, termasuk anion
CD18 berikutnya dengan molekul adhesi antarsel superoksida (O2-), hidroksil radikal (OH-), asam
endotel 1 (ICAM-1). Transmigrasi Leukosit ke hipoklorit (HOCl), hidrogen peroksida (H2O2)
kompartemen interstisial yang difasilitasi oleh dan peroxynitrite yang diturunkan dari NO.
molekul adhesi sel endotel-trombosit 1 (PECAM-1) Iskemia selular menghasilkan degradasi ATP
konstitutif di sepanjang pertemuan sel endotel. untuk membentuk hipoksantin. Pada kondisi
Setelah mencapai kompartemen ekstravaskular, fisiologis normal, hipoksantin teroksidasi oleh
leukosit yang teraktifkan melepaskan ROS toksik, dehidrogenase xanthine menjadi xanthine.
protease dan elastases, mengakibatkan peningkatan Namun, dehidrogenase xanthine dikonversi
mikrovaskular permeabilitas, edema, thrombosis menjadi xantin oksidase selama iskemia.
dan kematian parenkim sel. Akumulasi PMN dalam Tidak seperti dehidrogenase xanthine, yang
kompartemen ekstravaskuler juga difasilitasi oleh menggunakan nikotinamida adenin dinukleotida
interleukin 8 (IL-8) yang dilepaskan dari jaringan (NAD) sebagai substratnya, oksidase xanthine
hipoksia, menghasilkan gradien chemotactic yang menggunakan oksigen, sehingga selama iskemia
mengarahkan neutrofil dari ruang intravaskuler ke itu dapat mengkatalisis konversi hipoksantin untuk
arah interstitium hipoksia. xanthine, sehingga menghasilkan pembentukan
berlebih kadar hipoksantin pada jaringan. Ketika
Fenomena No-Reflow oksigen kembali diperkenalkan selama reperfusi,
Fenomena no-reflow mengacu pada pengamatan terjadi konversi hipoksantin berlebih oleh xanthine
klinis bahwa aliran darah ke organ iskemik sering oxidase dalam pembentukan ROS toksik.
tidak sepenuhnya pulih setelah terjadi oklusi ROS dapat menyebabkan cedera jaringan
pembuluh darah. Mekanisme yang mungkin melalui beberapa mekanisme. Karena ROS
meliputi peningkatan agregasi trombosit- merupakan oksidator dan reduktor, ROS secara
leukosit, adhesi sel endotel-leukosit, akumulasi langsung merusak membran selular melalui

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


161

Manifestasi Klinis Iskemik dan Injuri Reperfusi

Gambar 1 Model metabolism nucleotide dan signaling nukleotida dalam keadaan sel hipoksia

peroksidasi lipid. ROS juga merangsang aktivasi yang dapat mengubah homeostasis vaskular,
leukosit dan chemotaksis dengan menginduksi termasuk C3A anaphylatoxins dan C5a, dan
pembentukan membran plasma fosfolipase A2 komponen pelengkap iC3b dan C5b-9.32 C5a
yang dimediasi asam arakidonat, prekusor penting adalah mediator inflamasi yang paling ampuh,
dari sintesis eicosanoid (misalnya tromboksan A2 dimana kekuatannya kurang lebih 20 kali lebih
dan leukotriene B4). Akhirnya, ROS meningkatkan kuat dibanding dengan C3A. Selain perangsangan
adhesi molekul leukosit dan ekspresi gen sitokin langsung aktivasi leukosit dan chemotaxis, C5a
oleh aktivasi faktor transkripsi seperti kB faktor lebih lanjut dapat memperkuat respons inflamasi
nuklir (NF-kB) dan aktivator protein 1 (AP-1). terhadap I-R dengan menginduksi produksi
dan pelepasan beberapa sitokin pro-inflamasi,
Peranan Komplemen termasuk IL-1, IL-6, protein chemoattractant
I-R menyebabkan aktivasi komplemen dan monosit 1 (MCP-1) dan tumor necrosis factor α
pembentukan beberapa mediator inflamasi kunci (TNF-α).

Gambar 2 I-R menyebabkan pelekatan leukosit-sel endothelial dan transmigrasi

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


162

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen

Fungsi endotel vaskular juga dapat diubah Reperfusi Aritmia


oleh C5b-9 dan iC3b. iC3b terbentuk setelah Reperfusi Aritmia sering terjadi pada pasien yang
pembelahan C3b dan merupakan ligan spesifik menjalani terapi trombolitik atau revaskularisasi
untuk adhesi leukosit pada endotel vaskular bedah miokard, dan mungkin menjadi penyebab
melalui integrin β2 CD11b/CD18 (Mac-1). C5b-9 kematian mendadak setelah iskemia koroner
mengaktifkan NF-kB endotel untuk meningkatkan berkurang. Selanjutnya, takikardia ventrikel,
transkripsi dan ekspresi adhesi molekul leukosit. fibrilasi ventrikel atau irama idioventricular
Adhesi molekul leukosit diatur oleh komplemen sering diamati mengikuti IR miokard pada hewan
termasuk sel adhesi molekul vaskular 1 (VCAM- dengan arteri koroner normal, terutama jika terjadi
1), ICAM-1, E-selectin dan P-selectin. C5b-9 juga reperfusi tiba-tiba setelah 15–20 menit iskemik.
telah terbukti meningkatkan aktivasi leukosit dan Reperfusi aritmia mungkin sebagian terjadi karena
chemotaxis dengan menginduksi IL-8 endotel dan perubahan tiba-tiba dan konsentrasi ion cepat
sekresi MCP-1. Akhirnya, C5b-9 secara langsung dalam jaringan iskemik pada reperfusi. Reflow
dapat merubah tonus vaskular dengan menghambat bertahap atau reperfusi asam sementara dapat
relaksasi endotelium dependen dan menurunkan mengurangi kejadian aritmia yang malignan.
monofosfat siklik guanosin endotel (cGMP). Sebaliknya, studi terapi trombolitik pada pasien
Dengan demikian aktivasi komplemen lebih lanjut infark miokard akut jelas menunjukkan kejadian
dapat membahayakan aliran darah menyebabkan aritmia maligna yang lebih rendah dari pada pasien
iskemik jaringan dengan mengubah homeostasis yang tidak diobati, hal ini menunjukkan reperfusi
vaskular dan mempromosikan leukosit-endotel secara keseluruhan menurunkan risiko timbulnya
adherence. kematian mendadak.

Manifestasi Klinis Cedera Iskemik-Reperfusi Cedera Iskemia Reperfusi Sistem Saraf Pusat
Sebuah spektrum yang luas dari manifestasi klinis Cedera reperfusi pada sistem saraf pusat (SSP)
cedera I-R telah dijelaskan, mulai dari aritmia berperan pada morbiditas dan mortalitas stroke,
reperfusi sementara sampai berkembang fatal trauma kepala, endarterektomi karotis, perbaikan
menjadi MODS. Sementara respons terhadap I-R aneurisma aorta dan serangan sirkulasi hipotermia.
dapat bervariasi antara individu, faktor risiko seperti cedera I-R SSP ditandai dengan gangguan blood
diabetes, hipertensi atau hiperkolesterolemia brain barrier, mengakibatkan edema serebral,
meningkatkan kerentanan microvasculature untuk peningkatan tekanan intrakranial dan transmigrasi
terjadinya cedera I-R. leukosit ke dalam jaringan sekitar otak. Sel Darah
Putih kemudian dapat melepaskan berbagai
Myocardial Stunning protease, mediator derifat lipid dan ROS yang dapat
Myocardial Stunning dapat didefinisikan sebagai mengakibatkan kerusakan jaringan ireversibel,
disfungsi miokard persisten setelah reperfusi terutama iskemik pada jaringan penumbra. Selain
meskipun tidak adanya kerusakan yang ireversibel. itu, karena hilangnya vasoreactivitas cerebral dapat
Disfungsi kontraktil bersifat sementara dan terjadi hiperemi reaktif yang dapat memperburuk
sepenuhnya reversibel dengan waktu, meskipun edema otak. Jadi cedera I-R pada SSP dapat
dukungan mekanik atau inotropik sementara bermanifestasi klinis pada memburuknya sensorik,
mungkin diperlukan. Myocardial Stunning harus motorik atau fungsi kognitif dan bahkan kematian.
dibedakan dari ‘hibernate’ miokardium, yang
didefinisikan sebagai disfungsi miokard iskemia Cedera iskemia-reperfusi gastrointestinal
persisten terkait saat istirahat (reperfusi belum Mirip dengan cedera I-R SSP, cedera I-R
terjadi). Mekanisme Myocardial Stunning termasuk gastrointestinal (GI) ditandai dengan penurunan
penurunan resintesis ATP, kejang microvasculature fungsi barrier usus. Kondisi patologis atau
koroner atau penyumbatan, cedera sitotoksik yang prosedur bedah di mana cedera GI I-R dapat terjadi
dimediasi ROS dan perubahan pelepasan dan meliputi strangulasi usus, syok hemoragik dan
uptake kalsium intraselular. bedah vaskular menyebabkan iskemia usus. Dalam
kondisi fisiologis normal, barrier usus melindungi

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


163

Manifestasi Klinis Iskemik dan Injuri Reperfusi

tubuh dari lingkungan yang bermusuhan dalam immunocompromise.


lumen usus. Namun, GI I-R mengganggu fungsi
pelindung, sehingga permeabilitas usus meningkat Implikasi Terapi
dan translokasi bakteri ke dalam luka sirkulasi Industri bioteknologi dan farmasi telah diarahkan
portal dan sistemik. I-R GI juga mungkin terkait untuk mengembangkan strategi terapi baru dalam
dengan gangguan motilitas usus dan penyerapan. membatasi atau mencegah I-R cedera. Meskipun
Aktivasi komplemen dan leukosit yang beredar strategi terapi yang telah terbukti efektif dalam
oleh bakteri translokasi akhirnya dapat mengarah model eksperimental terkontrol, kebanyakan
pada perkembangan SIRS setelah cedera GI memberikan hasil yang samar-samar dalam
I-R. beberapa Jalur bawaan telah diidentifikasi praktek klinis atau belum mencapai uji klinis pada
yang melindungi fungsi penghalang usus selama manusia. Oleh karenanya reperfusi tepat waktu
hipoksia. pada daerah berisiko iskemik tetap menjadi hal
Dalam kondisi fisiologis aktivasi reseptor terpenting dalam praktek klinis.
adenosin epitel mengatur sekresi klorida dan
mendukung fungsi barrier usus seperti disebutkan Terapi Leukosit
sebelumnya, generasi adenosin ekstraselular Strategi terapi untuk mencegah cedera I-R yang
sebagian bergantung pada CD73-yang memediasi diperantarai leukosit meliputi penghambatan
konversi AMP menjadi adenosin. Baru-baru molekul sintesis adhesi leukosit, pelepasan
ini, CD73 memperlihatkan peran penting dalam mediator inflamasi, keterlibatan reseptor dan
pemeliharaan fungsi penghalang usus selama adhesi sel endotel. mediator Inflamasi seperti
hypoxia. Studi tersebut dapat membantu untuk faktor aktivasi platelet (PAF), histamin,
mengidentifikasi target potensial terapi baru yang leukotriena B4 (LTB4), dan TNF-α memfasilitasi
dapat mencegah atau mengurangi terjadinya SIRS aktivasi leukosit. Satu pendekatan eksperimental
setelah GI I-R. telah menghambat pelepasan atau keterlibatan
reseptor mediator tersebut dengan menggunakan
Sindroma Disfungsi Multiorgan anti-TNF-α antibodi, IL-1 reseptor antagonis atau
Konsekuensi yang membahayakan I-R adalah PAF-LTB4 antagonists. Selain itu, aspirin telah
perkembangan cedera organ dan MODS. MODS terbukti menginduksi biosintesis sekelompok
merupakan penyebab utama kematian pada pasien eicosanoids bioaktif dikenal sebagai 15-epi-
sakit kritis di unit perawatan intensif (ICU), dengan lipoxins atau lipoxins dipacu aspirin. Lipoxins
angka kematian secara langsung berhubungan adalah inhibitor ampuh chemotaxis leukosit,
dengan jumlah sistem gagal organ. Faktor risiko adhesi dan transmigrasi yang disebabkan oleh
untuk MODS meliputi sepsis, trauma besar, shock leukotrien dan mediator inflamasi lainnya, yang
peredaran darah, clamping lintas -aorta, luka menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari
bakar, pankreatitis dan kelainan imunologi. Sistem jalur pelindung bawaan yang meredam respons
paru adalah organ yang paling sering mengalami inflamasi host. Pemberian novel analog lipoxin
cedera pada pasien yang menderita MODS, dan biostable telah menunjukkan penurunan perubahan
terjadinya sindrom ini umumnya didahului oleh yang dimediasi PMN pada fungsi penghalang
perkembangan insufisiensi pernapasan akut dalam vaskular dan cedera sekunder organ di beberapa
waktu 24–72 jam dari mulainya peristiwa iskemik. model eksperimental I-R. Jadi terapi analog
Kegagalan pernapasan dan pengembangan lipoxin dapat mewakili strategi terapi baru untuk
sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) mencegah cedera I-R yang dimediasi PMN.
dapat dengan cepat terjadi. Kegagalan pernapasan Pendekatan terapi kedua untuk membatasi
sering diikuti dengan kegagalan hati, ginjal, atau mencegah cedera I-R adalah untuk
saluran pencernaan, miokard dan disfungsi SSP. mengurangi sintesis molekul adhesi leukosit.
Selain permeabilitas mikrovaskular meningkat, Banyak umumnya diresepkan obat anti-inflamasi,
MODS ditandai dengan disfungsi koagulasi dan seperti aspirin, glukokortikoid, garam emas
sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan dan D-penisilamin, untuk menurunkan aktivasi
trombosis, koagulasi intravaskular diseminata dan faktor transkripsi (Misalnya NF-kB, AP-1)

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


164

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen

yang mengatur sintesis molekul adhesi leukosit bertanggung jawab atas efek protektif iskemik
atau sitokin oligodeoxynucleotides. Antisense preconditioning akut maupun yang tertunda pada
expression dan transkripsi umpan faktor juga telah manusia. Preconditioning iskemik akut dikaitkan
berhasil digunakan untuk melemahkan ekspresi dengan aktivasi reseptor adenosin atau α1-
molekul adhesi leukosit dan pelepasan sitokin. adrenergic dimediasi pertusis-sensitif protein G,
Antisense oligodeoxynucleotides adalah molekul yang pada gilirannya menstimulasi fosfolipase
DNA beruntai tunggal yang secara khusus mampu C atau D untuk mengaktifkan protein kinase C
mengikat ke urutan asam nukleat komplementer, (PKC). Dengan demikian, efek menguntungkan
sehingga memblokir ekspresi produk gen pada dari preconditioning iskemik akut mungkin
tingkat translasi dan/atau transkripsi. Sebaliknya, disebabkan sebagian PKC-dependent fosforilasi
transkripsi umpan faktor yang doublestranded ATP-sensitif kalium channels dan PKC tergantung
antisense oligodeoxynucleotides mengandung translokasi 5’-nucleotidase ke permukaan
pengikatan elemen spesifik yang bersaing untuk sel endotel, menyebabkan produksi adenosin
mengikat gen protein regulator (misalnya NF-kB, meningkat, augmentasi penyimpanan energi
AP-1) dengan elemen otentik nukleus, sehingga seluler dan penurunan ikatan leukosit. Meskipun
mengganggu regulasi gen. Baru-baru ini, molekul efek menguntungkan dari preconditioning iskemik
RNA kecil pengganggu (siRNA) telah berhasil akut mengalami penurunan saat interval antara
digunakan dalam kultur sel mamalia untuk gangguan iskemik singkat dan berkepanjangan
menargetkan terjemahan produk gen tertentu. melampaui 2 jam, efek perlindungan
Dengan ‘Knockdown’ siRNA, tes fungsional dapat preconditioning tertunda dapat diamati ketika
dilakukan untuk menentukan kontribusi fisiologis gangguan iskemik berkepanjangan terjadi 24 jam
produk gen spesifik dan regulation. setelah periode singkat awal ischaemia. Berbeda
Cedera I-R juga dapat dikurangi dengan dengan respon akut, preconditioning tertunda
menghambat interaksi leukosit-endotel. Antibodi tergantung pada perubahan ekspresi gen dan
monoklonal diarahkan terhadap adhesi leukosit sintesis protein baru, termasuk enzim antioksidan,
molekul atau bentuk larut mereka (misalnya PSGL- sintase NO dan heat shock proteins.
1, sialyl-Lewisx atau ICAM-1) telah berhasil Seperti disebutkan sebelumnya, adenosin
digunakan dalam model beberapa percobaan untuk merupakan faktor penting dalam perlindungan
mencegah pengikatan bentuk membran-terikat dari jaringan selama iskemia dan / atau hipoksia.
molekul adhesi terhadap ligand. Meskipun strategi Preconditioning iskemik dikaitkan dengan
ini telah terbukti sangat efektif dalam model I-R peningkatan pembentukan adenosin. Sementara
hewan, data klinis manusia masih terbatas. sumber adenosin ekstraseluler dalam jaringan
interstitial hipoksia telah menjadi dasar dari
Preconditioning Iskemik banyak perdebatan, secara umum diterima bahwa
Paparan berulang dari jaringan saat periode singkat CD73-dimediasi defosforilasi AMP merupakan
iskemia atau hipoksia dapat melindungi terhadap jalur utama pembentukan adenosin ekstraseluler
efek berbahaya dari I-R berkepanjangan. Fenomena (Gambar 1). Memang, CD73 ini diregulasi
ini disebut sebagai preconditioning iskemik. transcriptionally oleh hipoksia in vitro dan in vivo,
Dalam model eksperimental I-R, preconditioning dan iskemia miokard telah terbukti meningkatkan
iskemik telah terbukti meningkatkan fungsi produksi adenosin ekstraseluler. Demikian pula,
ventrikel dan mengurangi akumulasi miokard preconditioning iskemik miokard dikaitkan
neutrofil dan apoptosis. Meskipun demikian, data dengan peningkatan aktivitas metabolisme CD73
klinis pada manusia terbatas. Preconditioning dan adenosin, menunjukkan peran pelindung
iskemik baru-baru ini terbukti mengurangi risiko CD73 dan adenosin terhadap I-R.
aritmia pasca operasi pada pasien yang menjalani Selain peran penting dari sinyal adenosin.
arteri graft bypass koroner surgery (CABG) dan Peran sintase NO juga telah diusulkan
mengurangi kerusakan hati pada manusia yang dalam preconditioning iskemik. Misalnya,
menjalani reseksi hati. siklooksigenase-2 (COX-2) dikenal untuk
Mekanisme yang berbeda dianggap memediasi efek kardioprotektif dari

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


165

Manifestasi Klinis Iskemik dan Injuri Reperfusi

preconditioning iskemik tertunda. Baru-baru ini Meskipun kedua senyawa, serta beberapa agen
ditunjukkan bahwa NO memediasi aktivasi COX- anti komplemen baru lainnya masih menjalani
2 pada jalur sinyal yang mendasari dimana sintase uji klinis pada manusia, terapi anticomplement
NO terlibat dalam preconditioning iskemik dari mungkin merupakan strategi terapi baru untuk
jantung. Selain itu, sintase NO telah ditunjukkan mencegah cedera I-R miokard pada manusia.
untuk mempengaruhi iskemik preconditioning
dari kedua ginjal dan otak. Simpulan

Terapi Antioksidan Cedera I-R vaskular telah terbukti memberikan


Data eksperimen yang diperoleh dari studi kontribusi hasil yang merugikan. Hasil yang
menggunakan N-acetylcysteine​​, angiotensin paling merugikan dari cedera I-R secara klinis
converting enzyme inhibitor, manitol, besi- adalah MODS atau kematian. Patogenesis cedera
chelating senyawa, katalase, superoksida I-R sangat kompleks dan melibatkan baik respons
dismutase, allopurinol, antagonis calcium channel inflamasi lokal dan sistemik ditandai dengan
dan vitamin E menunjukkan bahwa terapi produksi oksidan, aktivasi komplemen, adhesi
antioksidan dapat mencegah atau mengurangi I-R sel leukosit-endotel, transendothelial leukosit
injury. Sebuah percobaan prospektif superoksida migrasi, platelet-leukosit agregasi, peningkatan
dismutase rekombinan manusia pada pasien dengan permeabilitas mikrovaskular dan penurunan
syok hemoragik menunjukkan bahwa pasien relaksasi endothelium. Pada saat yang sama,
yang menerima 5 hari superoksida dismutase perlindungan beberapa jalur yang mungkin
intravena terus menerus memiliki kegagalan penting dalam membatasi peradangan jaringan
organ yang kurang parah secara signifikan, yang berlebihan dan perlindungan kerusakan
lebih sedikit hari di ICU dan menurunkan barier telah dijelaskan. Meskipun pemahaman dari
serum fosfolipase dan kosentrasi PMN elastase. patofisiologi dasar cedera I-R secara signifikan telah
Superoksida dismutase juga telah terbukti dapat maju dalam dekade terakhir, ide-ide eksperimental
meningkatkan kelangsungan hidup graft dan belum sepenuhnya diintegrasikan ke dalam
menurunkan kejadian penolakan akut setelah praktek klinis. Selanjutnya, pengobatan cedera I-R
transplantasi ginjal. Namun, percobaan terapi masih dibatasi oleh fakta bahwa penghambatan
antioksidan pada manusia untuk mencegah atau I-R saat peradangan dapat mengganggu respons
mengurangi I-R cedera masih menghasilkan hasil pelindung fisiologis atau mengakibatkan
yang samar-samar. Sedangkan data eksperimental imunosupresi. Jadi reperfusi tepat waktu pada
sangat mendukung peran stres oksidatif dalam daerah iskemik beresiko tetap menjadi landasan
cedera I-R dan menunjukkan peran untuk terapi praktek klinis. Namun demikian, Pendekatan
antioksidan, penelitian lebih lanjut secara acak terapi seperti preconditioning iskemik, reperfusi
lebih dibutuhkan. terkontrol dan antioksidan, terapi komplemen
atau terapi neutrofil dapat berkontribusi untuk
Terapi Komplemen mencegah atau membatasi cedera I-R. Selain itu,
Penghambatan aktivasi komplemen telah novel terapi penargetan jalur anti-inflamasi dan
terbukti mengurangi I-R cedera secara signifikan penghalang-pelindung tertentu (misalnya spesifik
di banyak models. Eksperimen pemberian reseptor adenosin aktivasi) sangat menjanjikan di
komplemen larut dari reseptor 1, C3 inhibitor masa depan.
convertase, menurunkan ukuran infark miokard
secara signifikan (sebesar 44%) dalam model Daftar Pustaka
tikus percobaan. Demikian pula, antibodi rantai
tunggal rekombinan khusus untuk manusia C5 1. Varadarajan R, Golden-Mason L, Young
(pexelizumab) terbukti melemahkan aktivasi L, Mc Loughlin P, Nolan-N, Mc Entee G,
komplemen, aktivasi leukosit, cedera miokard dkk. (2004) Nitric oxide in early ischaemia
akut dan kematian pasca operasi secara signifikan reperfusion injury during human orthotopic
pada manusia menjalani pembedahan CABG. liver transplantation. Transplantation. 2004;

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015


166

Erwin Pradian, Rizki, Tinni Trihartini Maskoen

78:250 ̶ 6. 7. Apostolakis E, Koletsis NE, Baikoussis N,


2. Parks DA, Granger DN. Contributions of Siminelakis N. Papadopoulos: strategies to
ischemia and reperfusion to mucosal lesion prevent intraoperative lung injury during
formation. Am J Physiol. 1986; 250:6749 ̶ 53. cardiopulmonary bypass Cardiothoracic Surg.
3. Carden DL, Granger DN. Pathophysiology 2010: vol 11:1 ̶ 5.
of ischaemia reperfusion injury. J Pathol. 8. Cepinskas G, Wilson JX. Inflammatory
2000;190: 255–66. response in microvascular endothelium in
4. Maxwell SR, Lip GY. Reperfusion injury: sepsis: role of oxidants. J Clin Biochem. Nutr.
a review of the pathophysiology, clinical 2008, 42: 175–84.
manifestations and therapeutic options. Int J 9. Spapen H, Troubleyn J, Jacobs R. Antioxidants
Cardiol. 1997;58:95 ̶ 117. as an adjuvant therapy in clinical sepsis. Neth
5. Collard CD, Gelman S, Pathophysiology, J Crit Care. 2008;12:264–70.
clinical manifestations, and prevention of 10. Moldovan L, Mythreye K, Goldschmidt-
ischemia reperfusion injury. Anesthesiol. Clermont PJ, Satterwhite LL : Reactive oxygen
2001;94:1133 ̶ 8. species in vascular endothelial cell motility.
6. Eltzschig HK, Collard CD. Vascular ischaemia Roles of NAD(P) H oxidase and Rac1. Cardio
and reperfusion injury. Br Med Bull. 2004; 70: Vase Res. 2006; 71:224 ̶ 36.
71 ̶ 86.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 2, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai