Adaptations
1
Sel mrpkn partisipan aktif di lingkungannya, menyesuaikan
struktur dan fungsi sesuai perubahan ekstrasel
Sel mempertahankan homeostasis normal, dengan
beradaptasi
Respon adaptasi utama
Atrofi, Hipertrofi, Hiperplasi, Metaplasi
Jika kemampuan adaptif berlebihan jejas sel
Cedera reversibel dan ireversibel
Pola dasar kematian sel: nekrosis dan apoptosis
2
3
4
CELLULAR ADAPTATIONS TO STRESS
Adaptasi merupakan perubahan dari jumlah, ukuran, fenotip,
aktivitas metabolik atau fungsi sel yang bersifat reversibel
sebagai respon terhadap perubahan lingkungan
Adaptasi fisiologis, umumnya karena stimulasi normal oleh
hormon (mis. pembesaran uterus saat kehamilan)
Adaptasi patologis, respon terhadap stress yang menyebabkan
sel merubah struktur dan fungsinya dalam menghadapi
cedera
5
Hipertrofi
Hipertrofi merupakan penambahan ukuran sel dan
menyebabkan penambahan ukuran organ
Dapat fisiologik atau patologik
Hipertrofi fisiologik; hipertrofi uterus selama kehamilan
Hipertrofi patologik; hipertrofi otot jantung
6
7
Hiperplasia
Hiperplasia merupakan peningkatan jumlah sel dalam organ
atau jaringan
Hiperplasia fisiologik
Hormonal; prolif sel epitel kelenjar payudara selama kehamilan
Kompensatoris; saat penyembuhan luka
Hiperplasia patologik; stimulasi faktor pertumbuhan/
hormon yang berlebihan
Hiperplasia endometrium perdarahan menstruasi abnormal
8
Atrofi
Penurunan ukuran sel dengan hilangnya komponen dan
struktural sel
Penyebab
Berkurangnya beban kerja, Hilangnya persyarafan, Berkurangnya
suplai darah, Nutrisi yang tidak adekuat, Hilangnya rangsang
endokrin
Ketidakseimbangan ant. sintesis dan degradasi
9
10
Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan reversibel; satu jenis sel
digantikan oleh jenis sel yang lain
Contoh metaplasi epitel; pada perokok
Epitel silindris bersilia pada trakhea dan bronkhus berubah
menjadi epitel pipih berlapis
11
12
OVERVIEW OF CELL INJURY AND CELL
DEATH
Cedera sel yang parah dapat menyebabkan sel tidak mampu
lagi beradaptasi
Reversible cell injury.
Meskipun tjd perubahan morfologi dan fungsi yang signifikan
namun tidak sampai menyebabkan kerusakan membran ataupun
nukleus
Cell death.
Cedera yg berkelanjutan dapat mnyebabkan cedera yg bersifat
irreversibel, dmn sel tidak mampu memperbaiki diri dan
kemudian mati
Dua tipe kematian sel; nekrosis dan apoptosis
13
14
15
CAUSES OF CELL INJURY
Oxygen Deprivation
Chemical Agents
Infectious Agents
Immunologic Reactions
Genetic Factors
Nutritional Imbalances
Physical Agents
Aging
16
THE MORPHOLOGY OF CELL AND TISSUE
INJURY
Perubahan fungsional mendahului setiap perubahan
morfologi jejas sel
Perubahan morfologi jejas sel membutuhkan waktu
Dideteksi dengan tehnik histokimiawi atau ultrastruktur
perubahan bisa terlihat dlm bbrp menit-jam setelah jejas
Namun bisa memerlukan waktu berhari-hari jika hanya
diamati dg mikroskop cahaya atau diamati secara
makroskopik
17
Reversible Injury
Perubahan ultrastruktur jejas sel meliputi
Perubahan membran plasma
Perubahan mitokondria
Dilatasi retikulum endoplasma
Perubahan nukleus
Pola morfologis jejas reversibel
Pembengkakan sel
Sel tidak mampu mempertahankan homeostasis ion dan cairan
Mikros; vakuola kecil, jernih di stplasma
Perubahan hidrofik (degenerasi vakuolar)
Perlemakan
Munculnya vakuola lipid dalam sitoplasma
18
19
MECHANISMS OF CELL INJURY
Terdapat banyak cara berbeda untuk menginduksi jejas sel
Bbrapa prinsip umum
Respon seluler thd stimulus yg berbahaya tgantung pada tipe cedera,
durasi, keparahan
Akibat suatu stimulus yg berbahaya bergantung pada tipe, status,
kemampuan adaptasi, dan susunan genetik sel yg mngalami jejas
Sistem intraseluler yang mudah terkena
Keutuhan membran sel, pembentukan ATP, sintesis protein, keutuhan
perlengkapan genetik
Komponen struktural dan biokimiawi suatu sel terhubung secara utuh
Fungsi sel hilang jauh sebelum tjd kematian sel dan perubahan
morfologi
20
21
Depletion of ATP
Fosfat berenergi tinggi ATP penting bagi setiap proses yang terjadi
di dalam sel
Hilangnya sintesis ATP menyebabkan penutupan jalur homeostasis
yang paling kritis
Aktivitas dari plasma membrane ATP-dependent sodium pumps berkurang,
mnyebabkan akumulasi sodium dan efluks potasium sel
membengkak
Peningkatan glikolisis anaerobik, untuk mempertahankan sumber
energi. Akibatnya terjadi akumulasi asam laktat, pH intrasel turun,
sehingga akan menurunkan aktivitas enzim-enzim seluler
Kegagalan ATP-dependent Ca pumps, terjadi influks Ca
2+
22
23
Mitochondrial Damage and Dysfunction
Keutuhan mitokondria penting bagi pertahanan hidup sel
Mitokondria sensitif terhadap berbagai jenis cedera, termasuk
hipoksia, toksin bahan kimia, dan radiasi
Kerusakan mitokondria dapat menyebabkan berbagai gangguan
Kegagalan fosforilasi oksidatif menyebabkan hilangnya ATP yang dapat
berujung pada nekrosis sel
Gangguan fosforilasi oksidatif juga dapat menyebabkan terbentuknya
ROS
Kerusakan mitokondria juga dapat berujung pada pembentukan
mitochondrial permeability transition pore. Pembukaan saluran ini dapat
menyebabkan hilangnya potensial membran dari mitokondria
Mitokondria memiliki bbrp protein, yang jika keluar ke sitosol akan
mengaktifkan jalur kematian apoptosis
24
25
Influx of Calcium
Peningkatan Ca2+ sitosol akan mengaktivasi berbagai enzim
seluler
Phospholipase, menyebabkan kerusakan membran
Protease, memecah membran dan protein sitoskeletal
Endonuklease, fragmentasi DNA dan kromatin
ATPase, memperparah hilangnya ATP
Peningkatan Ca2+ juga akan menginduksi apoptosis, dengan
cara mengaktivasi caspase dan meningkatkan permeabilitas
mitokondria
26
27
Accumulation of Oxygen-Derived Free
Radicals (Oxidative Stress)
Radikal bebas adalah agen kimia dengan satu elektron tak
berpasangan di orbit terluarnya.
Radikal bebas ini cenderung tidak stabil.
Di dalam sel, radikal bebas ini akan mendegradasi asam
nukleat
Radikal bebas dibentuk di dalam sel
Reaksi redoks selama proses fisiologi normal
Leukosit fagositik, terutama neutrofil dan makrofag
Nitrit oksida (NO)
Kerusakan akibat radikal bebas bergantung pada
keseimbangan antara produksi dan scavenger nya
28
Most important reactive oxygen species
.
Superoxide anion ( O 2 )
.
Hydroxyl radical ( OH )
29
30
31
Sel mempunyai mekanisme untuk menonaktifkan radikal
bebas
SOD, superoksida dismutatase, mengubah superoksid menjadi
H2O2
GSH, glutation peroksida, 2 GSH (glutathione) + H2O2 → GS-
SG + 2 H2O
Katalase, tdp dlm peroksisom, mendegradasi H2O2 (2H2O2 →
O2 + 2H2O).
Antioksidan eksogen dan endogen
32
Radikal bebas menimbulkan cedera sel melalui beberapa
reaksi
Peroksidasi lipid membran
Ikatan ganda pada lemak tak jenuh (polyunsaturated lipid) mudah terkena
serangan radikal bebas, menghasilkan peroksida
Fragmentasi DNA
Rusaknya untai tunggal DNA (timin)
Ikatan silang protein
Radikal bebas mencetuskan ikatan silang protein yang diperantarai
sulfhidril, menyebabkan peningkatan kecepatan degradasi
Radikal bebas juga bisa scr langsung menyebabkan fragmentasi polipeptida
33
34
Defects in Membrane Permeability
Peningkatan permeabilitas membran dapat menyebabkan
kerusakan membran.
Penurunan sintesis fosfolipid
Produksi fosfolipid akan menurun saat ATP juga menurun, hal ini akan
menurunkan aktivitas enzimatik. Penurunan sintesis fosfolipid akan
mempengaruhi membran sel termasuk membran mitokondria.
Peningkatan pemecahan fosfolipid
Cedera sel yang berat akan meningkatkan degradasi dari fosfolipid, karena
aktivasi dari fosfolipase akibat peningkatan kadar Ca intrasel
ROS
Menyebabkan kerusakan membran akibat adanya lipid peroksidasi
Abnormalitas sitoskeleton
Aktivitas protease karena peningkatan Ca intrasel akan menyebabkan
kerusakan sitoskeleton, yang berujung pada kerusakan membran
35
36
Beberapa lokasi penting terjadinya kerusakan membran saat
terjadi cedera sel
Kerusakan membran mitokondria
Menyebabkan turunnya produksi ATP
Kerusakan membran plasma
Menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan ion
Cedera pada membran lisosom
Keluarnya enzim lisosom ke dalam sitoplasma
Lisosom mengandung ribonuclease (RNase), DNase, protease,
glucosidase, dan enzim lain
37
Damage to DNA and Proteins
Sel memiliki mekanisme yang dapat memperbaiki kerusakan
DNA
Namun jika kerusakan terlalu berat (misal karena radiasi), sel
akan mengaktifkan program apoptosis
38
Ischemia
Hypoxia
Cell Swelling
Loss of microvilli
Blebs
Endoplasmic reticulum swelling
Myelin figures
Stimulate
Depletion of Cellular ATP
phospofructokinase
43
Necrosis
Normal cell has an intact
nucleus with visible nucleolus
Cytoplasm is pale pink,with
purple from RNA of the rER
Sublethal damage may
produce cytoplasmic
vacuolation
Necrosis
Early necrotic cell shows
increased cytoplasmic
eosinophilia due to loss of
cytoplasmic RNA
Nucleus becomes
small,basophilic termed
pyknosis, indication
cessation of DNA
transcription
Necrosis
Process continues with
releases of nucleases causing
fragmentation of the nucleus
in to pieces, termed
karyorrhexis
Necrosis
Process continues with
complete dissolution of the
nucleus termed karyolysis
?
?
Necrosis
Pyknosis Karyolysis
Normal Karyorrhexis
Patterns of Tissue Necrosis
Coagulative necrosis;
Sruktur dasar sel masih terjaga
Jejas mendenaturasi protein struktural dan protein enzim shg
mhambat proteolisis seluler
49
Liquefactive necrosis
Khas utk infeksi
bakterial atau fungal
Rangsang yg sangat kuat
untuk akumulasi
leukosit
50
Gangrenous necrosis
Kondisi pada regio
ekstremitas yang disertai
hilangnya suplai darah,
terdapat nekrosis koagulasi
yang mengenai bbrp lapis
jaringan
51
Caseous necrosis
Pada infeksi tuberculosa
Fokus nekrotik tersusun
atas debris granuler amorf,
arsitektur jaringan
seluruhnya terobliterasi
52
Fat necrosis
Area fokal destruksi lemak,
khas terjadi setelah cedera
pankreatik
53
54
APOPTOSIS
Apoptosis merupakan jalur kematian sel yg terprogram dimana sel
akan mengaktifkan enzim yang akan mendegradasi DNA nukleus
Membran plasma dari sel apoptosis masih intak, namun membran
berubah sedemikian rupa sehingga sel dan fragmen2nya akan
langsung menjadi sasaran fagositosis
Sel yang mati dan fragmennya akan segera dibersihkan sebelum
konten seluler bocor, sehingga sel yang mengalami apoptosis tidak
memicu reaksi inflamasi
Apoptosis berbeda dengan nekrosis
Hilangnya integritas membran, digesti enzimatik dari sel, bocornya
konten seluler, dan menimbulkan reaksi inflamasi
Namun apoptosis dan nekrosis dapat terjadi bersama, apoptosis
yang diinduksi oleh stimulus patologis dapat berkembang menjadi
nekrosis
55
Causes of Apoptosis
Apoptosis banyak terjadi pada proses fisiologis
Proses embriogenesis, involusi endometrium saat haid, kelenjar mammae
saat laktasi, delesi sel pada populasi yg berproliferasi (epitel kripta usus),
delesi sel T autoreaktif di timus, delesi netrofil dan limfosit di akhir proses
inflamasi
Namun juga terjadi pada kondisi patologis
Kerusakan DNA, akumulasi dari misfolded protein, cedera karena infeksi
virus
Pada pengecatan HE, nukleus dari sel apoptosis, tampak
kondensasi dari kromatin, DNA terfragmentasi dalam ukuran
kecil, sel secara cepat mengkerut, membentuk cytoplasmic
buds, dan terpisah pisah menjadi apoptotic bodies
56
Mechanisms of Apoptosis
The Mitochondrial (Intrinsic) Pathway of Apoptosis
Mitokondria mengandung bbrp protein yg mampu menginduksi
apoptosis, di antaranya Bcl-2 family mengaktifkan protein Bax dan
Bak, membentuk saluran di membran mitokondria citokrom c
keluar ke sitosol, bersama bbrp faktor mengaktifkan caspase-9
timbul cascade caspase, yg berujung pada fragmentasi nukleus
The Death Receptor (Extrinsic) Pathway of Apoptosis
Di permukaan sel ada death receptor, menginduksi apoptosis
Di antaranya adalah TNF receptor family (type I TNF receptor dan Fas
(CD95))
Fas ligand (FasL) adalah protein membran yg diekspresikan oleh sel
limfosit T
Ketika berikatan akan mengaktivasi caspase-8.
57
Activation and Function of Caspases
Jalur mitokondria dan death receptor akan mengaktivasi caspase 9 dan 8
Aktivasi dari enzim ini akan menginduksi serangkaian reaksi yg
berujung pada aktivasi nuklease yg akan mendegradasi nukleoprotein
Caspase juga akan mendegradasi komponen matriks nukleus dan
sitoskeleton, dan menyebabkan fragmentasi dari sel
Clearance of Apoptotic Cells
Sel apoptosis dan fragmennya memiliki penanda, fosfatidilserin, di
permukaan ekstrasel
Dimana penanda ini akan segera dikenali oleh makrofag
Proses fagositosis sangat efisien, tidak sampai menimbulkan kerusakan
sel sekunder (yg akan berujung pada timbulnya reaksi inflamasi)
58
Mechanisms of apoptosis
59
The mitochondrial pathway of apoptosis
60
AUTOPHAGY
Merupakan fenomena umum yg terlibat dalam eliminasi organel
yg rusak/mati dan pada remodelling sel yg disertai diferensiasi sel,
jg terjadi pada sel yg atrofi krn kekurangan nutrisi
Organel intraseluler berfusi dg lisosom mjd autofagolisosom
61
62