Jawaban
1. Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi Sel adalah :
a. Hipoksia :
Penyebab jejas dan kematian sel paling penting
Mempengaruhi respirasi oksidasi aerob
Hilangnya perbekalan darah, penyebab hipoksia yang paling sering
Oksigenasi darah yang tidak memadai karena kegagalan
kardiorespirasi
b. Bahan Kimia dan Obat :
Penyebab penting adaptasi, jejas dan kematian sel.
Setiap agen kimia atau obat dapat dilibatkan.
Bahan yang tidak berbahaya bila konsentrasinya cukup sehingga
dapat merusak lingkungan osmosa sel akan berakibat jejas atau
kematian sel tersebut.
Racun dapat menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan
kemungkinan kematian seluruh organisme.
Masing-masing agen biasanya memiliki sasaran khusus dalam tubuh
c. Agen Fisika :
Trauma mekanik pada organel intrasel atau pada keadaan yang
ekstrem, dapat merusak sel secara keseluruhan.
Suhu rendah Vasokonstriksi dan mengacau perbekalan darah untuk
sel-sel, bila suhu semakin rendah, air intrasel akan mengalami
kristalisasi.
Suhu tinggi yang merusak dapat membakar jaringan.
Perubahan mendadak tekanan atmosfer juga dapat berakibat
gangguan perbekalan darah untuk sel-sel. Penyakit caison
Tenaga Radiasi menyebabkan ionisasi lansung senyawa kimia yang
dikandung dalam sel, mutasi yang dapat berjejas atau membunuh selsel.
Tenaga Listerik meyebabkan luka bakar, dapat mengganggu jalur
yang ireversibel.
Fosforilasi oksidatif dipengaruhi hipoksia, oleh karena itu
mempengaruhi sintesis ATP yang vital, kerusakan selaput penting bagi
timbulnya jejas letal sel, dan ion kalsium, pada beberapa keadaan,
merupakan perantara penting bagi perubahan biokimia yang
menyebabkan kematian sel.
Jejas sel akibat radikal bebas :
Beberapa bahan kimia menyebabkan jejas selaput secara langsung :
keracunan merkuri klorida, air raksa mengikat gugus sulf-hidril selaput
sel dan protein lain.
Jejas radikal bebas, terutama oleh jenis oksigen yang diaktifkan,
timbul sebagai jalur umum jejas sel pada berbagai proses, seperti jejas
bahan kimia dan radiasi, keracunan oksigen dan gas lain-lain, penuaan
sel, pembunuhan mikroba oleh sel fagosit, kerusakan radang,
perusakan tumor oleh makrofag dan lain sebaginya.
Apakah radikal bebas itu :
Sejenis bahan kimia yang memiliki satu elektron tanpa pasangan
pada orbit luarnya yang sangat reaktif dan tidak mantap.
Dalam sel mengadakan reaksi dengan bahan kimia anorganik dan
organik.
Radikal dapat dibentuk dari dalam sel oleh absorbsi tenaga radiasi,
reaksi reduksi-oksidasi dan metabolisme enzimatik bahan-bahan kimia
eksogen.
Sekali radikal bebas terbentuk, bagaimana tubuh dapat terbebas dari
padanya ?
Superoksida tidak mantap secara spontan dirusak menjadi oksigen
dan hidrogen peroksida.
Sejumlah enzim melakukan perlawanan terhadap radikal bebas.
Logam-logam ikut serta pada pembersihan dengan cara menerima
atau menyumbangkan elektron.
Antioksidan endogen dan eksogen dapat menyekat permukaan
radikal bebas atau membuatnya inaktif.
Jejas sebagai akibat virus :
Dampak sitopati langsung, dimana partikiel virus yang melakukan
replikasi cepat mempengaruhi beberapa aspek metabolisme sehingga
terjadi kerusakan sel.
Induksi reaksi imun terhadap antigen virus atau antigen sel hasil
perubahan virus dan perusakan sel oleh antibodi atau reaksi
perantaraan sel.
Penuaan sel :
Melanosit normal terapat pada kulit, folikel rambut, saluran uvea dan
lain-lain.
Pada manusia, sistesis melanin diatur oleh kelenjar adrenal dan
hipofisis.
Albino merupakan penderita kehilangan tirosinase herediter, tidak
mampu mensintesis melanin dan sangat peka dan mudah terjejas
cahaya matahari serta kanker kulit.
Sumber :
Materi Kuliah Patologi Klinik
Dosen : dr.Hatta Antemas
2.
3.
4.
Perbedaan antara gejala benjolan kanker dan benjolan bukan
kanker
5.
.
F. Pembahasan LO
1. Hubungan antara agen biologi dengan kesehatan
Penumpangan oleh agen hidup, yang berkisar ukuran dari virus
submikroskopis sampai nematoda yang tampak dengan mata telanjang
dapat menyerang manusia dan mengakibatkan jejas, kematian sel,
atau kematian individu. Virus dan ricketsia merupakan parasit obligat
intrasel, yaitu kelamgsungan hidupnya hanya di dalam sel-sel hidup.
Interaksi antara virus dan sel hospes terjadi dalam beberapa bentuk.
b.
agen yang merangsang replikasi sel dan mungkin berakibat
tumor (onkogen).
Seperti virus, pengaruh kuman hamper tidak terduga. Beberapa kuman
bersifat komensal tidak berbahaya dan beberapa kuman lainnya
bahkan membantu kehidupan manusia. Contohnya flora usus
Escherichia coli yang merupakan sumber berharga vitamin K. Tetapi
meskipun kuman ini dapat menyebabkan penyakit pada bayi yang
memiliki sedikit atau tidak ada kekebalan terhadap organism yang
sesungguhnya tidak berbahaya inin, atau pada orang dewasa yang
lemah atau kurang kebal. Sama halnya, banyak individu mengandung
banyak kuman yang potensial pathogen dalam orofaring, tetapi infeksi
klinik yang terjadi secara bermaknsa hanya terjadi bila individu
menjadi mudah terkena serangan.
Bagaimana kuman menyebabkan jejas dan penyakit pada sel tidak
diketahui dengan jelas. Beberapa organisme membebeaskan
eksotoksin yang mampu mengakibatkan jejas sel mulai dari tempat
implantasi kuman. Agen lain melepaskan endotoksin yan hanya
dibebeaskan pada keadaan disintegrasi organism. Selain itu, beberapa
kuman dapat merusak sel dengan melepaskan berbagai macam enzim
seperti lesitinase (Clostridium perfringens) yang mampu merusak
selaput sel atau hemolisin. (Streptococcus beta hemoliticus) yang
melisiskan sel darah merah. Mekanisme potensial lain yang
menimbulkan jejas oleh kuman ialah timbulnya hipersensitivitas
terhadap agen, yang berakibat reaksi imunologi yang menghancurkan.
Beberapa contoh agen biologi penyebab jejas sel lainnya, antara lain:
a.
Histoplasma, Coccidioidea dan Blastomyces mengakibatkan
reaksi kepekaan, tetapi yang lain seperti Actinomyces tidak.
b.
Amebiasis disebabkan protozoa yang melepaskan enzim sitopati
yang kuat dan dengan demikian menghancurkan jaringan tempatnya
tertanam.
c.
Plasmodia malaria menginvasi dan merusak sel darah merah
dengan melepaskan metabolit beracun maupun pigmen malaria yang
berasal dari hemoglobin. Akan tetapi, agen penyebab toksoplasmosis
Radiasi pengion
: nekrosis
Gray adalah unit dasar untuk mengukur radiasi. Dosis yang diberikan
satu kali (single dose) dapat menyebabkan kerusakan yang hebat jika
dibandingkan dengan dosis terbagi. Sel yang aktif membelah (seperti:
sel hematopoietic, sel benih, epitel gastrointestinal, epitel squamosa,
sel endothelial, dan limfosit) lebih sensitif dibandingkan dengan sel
yang tidak aktif membelah (seperti: tulang, kartilago, otot, dan saraf
perifer). Sel pada fase mitosis dari siklus suatu sel juga akan lebih
sensitif.
Luka bakar
Hipertermia
Suhu tinggi yang merusak tentu dapat membakar jaringan, tetapi jauh
sebelu titik bakar ini dicapai, suhu yang meningkat berakibat jejas
dengan akibat hipermetabolisme, melampaui kamampuan perbekalan
darah yang tersedia. Hipermetabolisme juga menyebabkan
penimbunan asam metabolit, yang merendahkan pH sel sehingga
mencapai tingkat bahaya.
Terpapar suhu yang tinggi dalam waktu yang lama akan
mengakibatkan:
Hipotermia
4.
Aliran listrik
Trauma mekanik.
.
4. Perbedaan antara gejala benjolan kanker dan benjolan
bukan kanker
Perbedaan yang paling mendasar antara benjolan kanker dan benjolan
yang bukan kanker adalah ada/tidaknya rasa nyeri saat ditekan. Nyeri
tekan yang positif menandakan adanya proses infeksi. Sedangkan
kanker tidak akan menimbulkan nyeri tekan positif. Memang kanker
stadium lanjut akan menimbulkan rasa sakit, namun tentu kanker
stadium lanjut telah dapat dibedakan dari benjolan infeksi biasa
dikarenakan ukurannya yang luas.
.
5. Mekanisme perubahan sel yang terjadi akibat agen-agen
tersebut
Secara umum, agen-agen penyebab jejas sel/jaringan akan
mengkibatkan perubahan/kerusakan dengan mempengaruhi morfologi
atau fisiologi suatu sel. Perubahan yang paling mendasar terjadi pada
gen yang terdapat dalam inti masing-masing sel tersebut. Pada gen,
terdapat bagian yang disebut dengan promoter dan protoonkogen.
Keduanya berperan penting dalam proses ekspresi sifat-sifat oleh gen
atau dalam proses sintesis protein.
Jika suatu sel terpapar agen penyebab jejas dan sampai kepada gen
tersebut, maka sifat yang diekspresikan atau protein yang disintesis
oleh gen tersebut akan mengalami perubahan. Jika yang terpapar
adalah bagian promoter, maka sifat yang diekspresikan atau protein
yang disintesis akan diproduksi dalam jumlah yang berlebihan,
walaupun jenis produknya masih normal. Namun jika yang terpapar
adalah bagian protoonkogen, maka jenis produk yang dihasilkan akan
1. KEBISINGAN (noise)
Intensitas :
Frekwensi :
menentukan nada
Jenis kebisingan :
Efek kebisingan :
ketidak-nyamanan (annoyance)
gangguan komunikasi
gangguan tidur
hipertensi, dll.
2. RADIASI
Efek biologis :
Bergantung beberapa faktor : jenis sinar, dosis, lama paparan, bagian
tubuh yang terkena, kandungan oksigen jaringan.
Kerusakan utama pada inti sel dan protein sel
Bentuk gangguan kesehatan :
1. Acute radiation syndrome (ARS) : karena paparan akut pada
seluruh tubuh
2. Kanker
3. Sistem genetik
Sinar
Ionizing
Lambda
(meter)
Frekwensi
(sikel/dtk)
Sumber
< 1 x 10-7
> 3 x 1015
Sinar X
1 x 10-7
7.5 x 1014
s.d.
s.d
4 x 10-7
3 x 1015
4 x 10-7
4 x 1014
s.d
s.d
7.6 x 10-7
7.5 x 1014
7.6 x 10-7
3 x 1011
s.d
s.d
Nonionizing :
Ultraviolet
Sinar tampak
Inframerah
10 x 10
Gelombang mikro
-3
4 x 10
14
10 x 10-3
3 x 108
s.d
s.d
3 x 1011
>1
< 3 x 108
Radiofrekwensi
Radar, radiokomunikasi,
diatermi, kapasitor panas
Efek Biologis :
1. Ultraviolet :
Konjungtivitis fotoelektrika
2. Sinar tampak :
- Berhubungan dengan kondisi penerangan di tempat kerja
3. Inframerah :
Menyebabkan katarak lensa mata yg khas, yaitu di bagian
posterior
Tingkat gangguan :
1. Gangguan kenikmatan
2. Kelelahan
3. Penyakit
Macam :
1. Getaran pada seluruh tubuh (whole body)
2. Getaran pada alat-tangan (tool-hand)
artritis
tunnel-carpal syndrome
CUACA KERJA
(WORK CLIMATE)
M Kond R E = 0
Suhu udara : suhu kering (uap air tak jenuh) dan suhu basah (uap air
jenuh).
Indonesia (daerah katulistiwa) mempunyai rata-rata iklim dengan suhu
dan kelembaban cukup tinggi. Cuaca lebih sering dirasakan sumuk /
gerah.
fibrosis paru
asfiksia
alergi
mutagenik
karsinogenik, dll.
Sifat Fisik bahan kimia : padatan, cairan, gas, uap, debu, fume, kabut,
asap.
Sifat kimia : jenis senyawa, ukuran molekul, konsentrasi, kelarutan
terhadap air atau minyak, dll.
Port dentry : sal pernapasan, sal pencernaan, kulit
Kerentanan individu : umur, kebiasaan, genetik (idiosinkrasi)