Anda di halaman 1dari 25

apt. SUWAHYUNI MUS, S.Si., M.

Kes

KERUSAKAN/KELAINAN,
ADAPTASI DAN KEMATIAN SEL
(part 1)
JEJAS dan Kerusakan Sel
• Jejas = Injury= rangsangan terhadap sel
sehingga terjadi perubahan fungsi dan
bentuk sel.
• Merupakan kondisi dimana sel sudah
tidak dapat lagi melakukan fungsinya
secara optimal dikarenakan adanya
penyebab-penyebab, seperti defisiensi
oksigen atau zat nutrisi yang
dibutuhkan oleh sel untuk bergenerasi
berkurang. Sehingga fungsi sel lama
kelamaan akan menurun dan terkadang
menyebabkan gangguan morfologis
Bentuk-bentuk Jejas

Oksigenasi Jejas fisik


berkurang (mekanik,
Infeksi
(hipoksia, iskemia, terbakar, dingin,
keracunan CO) radiasi, listrik, dll)

Reaksi imunologik Kelainan genetic Gangguan nutrisi


PENYEBAB
HIPOKSIA
ISKEMIA (Hipoksia iskemik = hipoksia stagnan)

Kehilangan aliran darah arteri

Tertutupnya arteri yang membawa darah kaya O2


Penyebab
Tertutupnya vena yang emungkinkan darah untuk keluar, sehingga darah segar dapat masuk
lokal Adanya hubungan antara darah arteri di suatu tempat (sindrom pencucian)

Penyebab Kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang


mencukupi
sistemik
JEJAS/CEDERA HIPOKSIA
Pada cedera hipoksia, proses cedera dan kematian sel belum bisa
dipastikan

Perubahan pertama adalah kehilangan produksi ATP oleh mitokonria.

ATP seluler menurun secara cepat dan berhenti bekerja

Contohnya : serat miokard berhenti berdenyut dalm waktu 60 detik


sesudah berhentinya aliran darah.

Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen pada pasien amenia


dan keracunan karbon monoksida
Proses
mematikan
Peningkatan
tersebut mungkin Asam laktat dan
jumlah AMP Glikogen pH sel menurun Menghancurkan
dimulai dengan fosfor
merangsang berkurang, secara drastis protein
proses pergantian berakumulasi
glikolisis anaerob,
ke metabolism
anaerob
SEL BERMETABOLISME ANAEROB
Ketika sel menjalani metabolism anaerob, beberapa membran sel kehilangan kemampuan untuk menahan Na + dan air yang berdifusi ke dalam sel.

Meningkatkan tekanan osmotic dan terjadi celluler edema

Sebagian besar cairan ini berada dalam RE dan terlihat sebagai dilatasi pada microskop electron (Pada waktu yang sama, pompa Na+ gagal karena kekurangan ATP)

Na+ memasuki sel dan K+ keluar (Enzim mulai keluar dari sitoplasma ke aliran darah)

Ribosom mulai terlepas dari RE kasar

Translasi RNA berhenti, Mikrovili (jika ada) mendatar Gelembung terbentuk pada permukaan sel

Membran dari organel yang hancur membentuk gambaran lapisan tahan air (seperti myelin) dalam sitoplasma yang cedera.
Hingga saat ini, semua perubaahan bersifat reversible jika fosforilasi oksidatif dipulihkan.

Tanda yang membedakan dari cedera hipoksia yang irreversible akut adalah “pengapuran
mitokondria”.

Mitokondria menjadi permeable terhadap Ca2+ (ion-ion lain juga masuk dan keluar) yang
bergabung dengan fosfat (ADP dan ATP) sebagai “amorphous density” yang tidak larut.

Hal ini lah yang membuat sel rusak secara permanen.

Pada saat yang sama, lisosom juga rupture dan mulai mencerna sel (ketika gen sudah
terpecah-pecah maka kerusakan sudah irreversible).
Perubahan inti sel dapat Pyknosis adalah
diamati dengan pengecilan dan Tanda kematian sel
mikroskop cahaya bagi penggelapan inti karena lainnya yaitu :
cedera irreversible terlalu rendahnya pH sel

Karyolisis ; sudah tidak


Karyorrhexis ;
terlihatnya inti sel lagi
fragmentasi dari nucleus
kecuali terlihat kabut
yang mengecil
tipis berwarna ungu
Oksidasi asam
lemak tidak bebas
dalam membrane

Cross-linking
protein kelompok
sulfhidril

Mutasi genetik
ANTOKSIDAN
• Vitamin E (α-tokoferol), senyawa sulfhidril,
Vit.C (asam askorbat), melatonin dan
metalloprootein ceruplasmin dan
trasnferin merupakan contoh Antioksidan
Endogen (kecuali obat-obatan)
• Radikal superoksida biasanya
didetoksifikasi oleh superoksida dismutase
menjadi H2O2
• Katalase dapat membantu mengubah
H2O2 H2O dan O2
• Glutahtion peroksidase sangat
mempercepat menghilangan radikal bebas
 Bahan kimia dan obat- obatan merupakan penyebab penting adaptasi, jejas dan
kematian sel
 Banyak bahan kimia dan obat- obatan yang berdampak terjadinya perubahan pada
beberapa vital sel, seperti permeabel selaput, homeostasis osmosa atau keutuhan
enzim dan kofaktor
 Barbiturat akan menyebabkan perubahan pada sel hati, karena sel- sel ini yang
melibatkan dalam degradasi obat
 Bila merkuri klorida tertelan diserap dari lambung dan dikeluarkan melalui ginjal
dan usus besar
Bahan kimia sangat rentan mempengaruhi sel,
tergantung pada jenis toksin dan tingkatan dosisnya.
Kerusakan sel bisa terjadi pada bagian sel berikut :
• Membran sel : digitalis
• Fosforilasi oksidatif : sianida
• Ribosom : jamur beracun
• Gen-gen : agen kemoterapi
• Sinaps : strychnine, ergot
Cedera kimia secara
perlahan berubah menjadi
cedera lain dari cedera
biologi pada bisa protease
tertentu (racun pit viper,
nekrosis sesudah gigitan
brown recluse spider)
Agen Fisik

Trauma, panas atau dingin yang


luar biasa, perubahan mendadak Trauma mekanik dapat
Suhu dingin dan panas merupakan
tekanan atmosfir, tenaga radiasi menyebabkan sedikit pergeseran
penyebab jejas dan kematian sel.
dan tenaga listrik, semua pada organisme organel intrasel
mempunyai dampak terhadap sel

Pada suhu dingin akan


Perubahan mendadak tekanan
menimbulkan vasokontriksi dan Suhu tinggi yang merusak tentu
atmosfir juga dapat berakibat
memacu perbekalan darah untuk dapat merusak jaringan dan
gangguan perbekalan darah untuk
sel dan air dalam sel akan meningkatkan hipermetabolisme
sel.
membeku juga.

Anda mungkin juga menyukai