Anda di halaman 1dari 30

JEJAS DAN KEMATIAN SEL

Dr. Mustika Fatimah


• Respon Sel Terhadap Jejas
• Penyebab Jejas dan Kematian Sel
• Mekanisme Umum Jejas dan Kematian Sel
• Jejas Iskemik dan Hipoksik
• Jejas Sel Akibat Radikal Bebas
• Jejas Kimiawi
• Kematian Sel
• Apoptosis
• Jenis Nekrosis
• Semua bentuk jejas dimulai dengan perubahan
molekul atau struktur sel.
• Sel bereaksi terhadap pengaruh yang merugikan
dengan cara: 1. beradaptasi, 2. mempertahankan
jejas agar tidak menetap, 3. mengalami jejas
menetap dan mati
1. Adaptasi terjadi bila stres fisiologik berlebihan atau
rangsangan patologik  keadaan baru yang tetap
mempertahankan kelangsungan hidup sel. Contoh:
hipertrofi, atrofi, hiperplasia, metaplasia.
2. Jejas yang reversibel: perubahan patologik terjadi
tetapi rangsangan dapat dihilangkan atau penyebab
jejas lemah.
3. Jejas ireversibel: perubahan patologik menetap dan
menyebabkan kematian sel.
Bentuk Adaptasi Sel
• Hipertrofi: bertambahnya ukuran sel. Dibagi 3:
hipertrofi fisiologis, patologis, dan kompensasi.
• Atrofi: berkurangnya ukuran sel. Akibat sel tidak
digunakan atau penurunan stimulus saraf dan hormon.
• Hiperplasia: bertambahnya jumlah sel, peningkatan
mitosis. Dibagi 3: fisiologis misalnya pada
endometrium uterus selama stadium folikuler siklus
menstruasi, patologis akibat stimulus hormon
berlebihan, dan kompensasi.
• Metaplasia: perubahan sel dari satu tipe ke tipe
lainnya, akibat respon terhadap cedera berkelanjutan
yang mengakibatkan peradangan kronis
PENYEBAB JEJAS DAN KEMATIAN SEL
1. Hipoksia (berkurangnya suplai O2) akibat: a. iskemia
(menurunnya suplai darah), b. oksigenasi tidak mencukupi
(gagal jantung paru), c. hilangnya kapasitas pembawa
oksigen darah (anemia, keracunan karbon monoksida)
2. Faktor fisik: trauma mekanik, panas, dingin, radiasi, dan
sengatan listrik
3. Bahan kimia dan obat-obatan: timbal, alkohol, asetaminofen
4. Bahan penginfeksi: virus, bakteri, jamur, parasit
5. Reaksi imunologik
6. Kekacauan genetik
7. Ketidakseimbangan nutrisi
MEKANISME UMUM JEJAS DAN
KEMATIAN SEL
• Sistem intrasel yang rentan terhadap jejas:
1. Pemeliharaan integritas membran sel
2. Respirasi aerobik dan produksi ATP
3. Sintesis enzim dan protein berstruktur
4. Preservasi (pemeliharaan) integritas aparat
genetik
• Perubahan morfologik jejas sel menjadi nyata
setelah beberapa sistem biokimia terganggu:
1. Radikal bebas berasal dari O2 yang terbentuk
pada banyak keadaan patologik (hasil samping
oksidasi setelah olahraga berlebihan,
peradagan)  efek merusak struktur dan fungsi
sel.
2. Hilangnya homeostasis kalsium dan
meningkatnya kalsium intrasel  mengaktifkan:
a. fosfolipase  memecah fosfolipid membran,
b. protease  menguraikan protein membran dan
sitoskeletal,
c. ATPase  mempercepat pengurangan ATP,
d. endonuklease  terkait fragmentasi kromatin
3. Deplesi ATP karena digunakan untuk
transportasi membran, sintesis protein, dan
pertukaran fosfolipid.
4. Defek permeabilitas membran oleh toksin,
agen fisik dan kimia, komponen litik, dan
perforin.
JEJAS ISKEMIK DAN HIPOKSIK
• JEJAS REVERSIBEL
– Hipoksia  fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh
mitokondria.
– Penurunan ATP  fruktokinase dan fosforilasi  glikolisis
aerobik.
– Glikogen cepat menyusut dan asam laktat dan fosfat
anorganik terbentuk  menurunkan pH intrasel 
penggumpalan kromatin inti.
– Manifestasi awal dan umum jejas hipoksik reversibel:
• Pembengkakan sel akut karena Na masuk ke dalam sel dan K
keluar sel  bertambahnya air ke dalam sel dan karena
peningkatan beban osmotik intrasel akibat adanya laktat dan
fosfat anorganik serta nukleosida purin.
– Hilangnya polaritas fungsional sel epitel yang
berpolarisasi
– Lepasnya ribosom dari retikulum endoplasmik
– Terbentuknya gelembung membran

• JEJAS IREVERSIBEL
– Ada 2 peristiwa penting:
1. deplesi ATP
2. kerusakan membran karena:
– Kehilangan fosfolipid yang progresif akibat degradasi fosfolipid
oleh peningkatan kalsium sitosolik dan berkurangnya sintesis
fosfolipid yang berhubungan dengan hilangnya ATP.
– Abnormalitas sitoskeletal: peningkatan kalsium sitosolik 
aktivasi protease  pecahnya elemen sitoskeletal 
membran sel rentan terhadap tarikan dan robekan
terutama dengan adanya pembengkakan sel.
– Spesies O2 reaktif yang terjadi pada jejas reperfusi
sesudah pemulihan aliran darah ke organ yang iskemik. O2
yang toksik ini kebanyakan terbentuk dari leukosit PMN
yang berinfiltrasi.
– Produk pemecahan lipid: degradasi fosfolipid  asam
lemak bebas dan lisofosfolipid berkumpul dalam sel
iskemik  langsung bersifat toksik terhadap membran.
– Hilangnya asam amino intrasel yang belum diketahui
penyebabnya.
• Hilangnya integritas membran  influks masif kalsium
dari ruang ekstrasel  disfungsi mitokondria, inhibisi
enzim sel, denaturasi protein  nekrosis
JEJAS SEL AKIBAT RADIKAL BEBAS
• Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif
dan tidak stabil yang berinteraksi dengan protein,
lemak, dan karbohidrat dan terlibat dalam jejas
sel yang disebabkan oleh bermacam kejadian
kimiawi dan biologik  induksi kerusakan DNA
 kematian sel dan transformasi keganasan
• Radikal bebas berasal dari:
– Absorpsi energi sinar UV, sinar X
– Reaksi oksidatif metabolik
– Konversi enzimatik zat kimia eksogen atau obat
• Terminasi radikal bebas terjadi melalui
kerusakan spontan atau inaktivasi oleh:
– Antioksidan (vitamin E, glutation, seruloplasmin,
transferin)
– Enzim: katalase, peroksidase glutation
JEJAS KIMIAWI
• Melalui 2 mekanisme:
– Secara langsung misalnya Hg dari merkuri klorida terikat
pada protein membran sel  peningkatan permeabilitas
membran dan inhibisi transpor yang bergantung pada
ATPase
– Melalui konversi ke metabolik toksik reaktif misalnya
karbon tetraklorida yang dipakai pada industri dry cleaning
diubah menjadi karbon triklorida dalam retikulum
endoplasma hati  pembengkakan dan pecahnya
retikulum endoplasma, disosiasi ribosom, dan
pengurangan sintesis protein hati  hilangnya protein
akseptor lipid  akumulasi lipid dan perubahan
perlemakan dalam hati  pembengkakan sel progresif,
kerusakan membran plasma, dan kematian sel
• Kematian sel dapat berupa:
1. Nekrosis: pembengkakan, denaturasi dan
koagulasi protein, pecahnya organel sel, dan
robeknya sel.
2. Apoptosis: pemadatan kromatin dan
fragmentasi, berakibat dihilangkannya sel yang
tidak dikehendaki.
APOPTOSIS
• Bentuk kematian sel ini berbeda dengan nekrosis.
• Yang terjadi: destruksi sel terprogram, terjadi jejas sel
pada penyakit virus tertentu, kematian sel karena
beberapa stimulus yang merusak terjadi pada takaran
rendah, dan pada banyak keadaan bergantung pada
aktivasi gen dan sintesis protein baru.
• Ciri morfologik: sel menyusut, kondensasi dan
fragmentasi kromatin, pembentukan gelembung
sitoplasma, fagositosis jisim apoptotik oleh sel sehat di
dekatnya atau makrofag, dan tidak adanya peradangan.
JENIS NEKROSIS
1. NEKROSIS KOAGULATIVA: pola nekrosis iskemik; bisa
terjadi pada miokard, ginjal, hati, dan organ lain
2. NEKROSIS MENCAIR: terjadi bila autolisis dan
heterolisis melebihi denaturasi protein; daerah
nekrotik melunak dan terisi cairan; biasa terlihat
dalam otak dan infeksi bakteri lokal (abses)
3. NEKROSIS PERKIJUAN: khas pada lesi tuberkulosis;
makroskopik terlihat sebagai bahan lunak, rapuh, dan
menyerupai keju; mikroskopik terlihat sebagai bahan
amorf eosinofilik dengan debris sel
Nekrosis Perkijuan
4. NEKROSIS LEMAK: nekrosis pada jaringan lemak
yang disebabkan kerja lipase yang mengkatalisis
dekomposisi trigliserid menjadi asam lemak
yang bereaksi dengan kalsium; secara histologik
tampak sebagai bayang-bayang sel dan bintik-
bintik basofilik karena deposisi kalsium
Nekrosis Lemak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai