• JEJAS IREVERSIBEL
– Ada 2 peristiwa penting:
1. deplesi ATP
2. kerusakan membran karena:
– Kehilangan fosfolipid yang progresif akibat degradasi fosfolipid
oleh peningkatan kalsium sitosolik dan berkurangnya sintesis
fosfolipid yang berhubungan dengan hilangnya ATP.
– Abnormalitas sitoskeletal: peningkatan kalsium sitosolik
aktivasi protease pecahnya elemen sitoskeletal
membran sel rentan terhadap tarikan dan robekan
terutama dengan adanya pembengkakan sel.
– Spesies O2 reaktif yang terjadi pada jejas reperfusi
sesudah pemulihan aliran darah ke organ yang iskemik. O2
yang toksik ini kebanyakan terbentuk dari leukosit PMN
yang berinfiltrasi.
– Produk pemecahan lipid: degradasi fosfolipid asam
lemak bebas dan lisofosfolipid berkumpul dalam sel
iskemik langsung bersifat toksik terhadap membran.
– Hilangnya asam amino intrasel yang belum diketahui
penyebabnya.
• Hilangnya integritas membran influks masif kalsium
dari ruang ekstrasel disfungsi mitokondria, inhibisi
enzim sel, denaturasi protein nekrosis
JEJAS SEL AKIBAT RADIKAL BEBAS
• Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif
dan tidak stabil yang berinteraksi dengan protein,
lemak, dan karbohidrat dan terlibat dalam jejas
sel yang disebabkan oleh bermacam kejadian
kimiawi dan biologik induksi kerusakan DNA
kematian sel dan transformasi keganasan
• Radikal bebas berasal dari:
– Absorpsi energi sinar UV, sinar X
– Reaksi oksidatif metabolik
– Konversi enzimatik zat kimia eksogen atau obat
• Terminasi radikal bebas terjadi melalui
kerusakan spontan atau inaktivasi oleh:
– Antioksidan (vitamin E, glutation, seruloplasmin,
transferin)
– Enzim: katalase, peroksidase glutation
JEJAS KIMIAWI
• Melalui 2 mekanisme:
– Secara langsung misalnya Hg dari merkuri klorida terikat
pada protein membran sel peningkatan permeabilitas
membran dan inhibisi transpor yang bergantung pada
ATPase
– Melalui konversi ke metabolik toksik reaktif misalnya
karbon tetraklorida yang dipakai pada industri dry cleaning
diubah menjadi karbon triklorida dalam retikulum
endoplasma hati pembengkakan dan pecahnya
retikulum endoplasma, disosiasi ribosom, dan
pengurangan sintesis protein hati hilangnya protein
akseptor lipid akumulasi lipid dan perubahan
perlemakan dalam hati pembengkakan sel progresif,
kerusakan membran plasma, dan kematian sel
• Kematian sel dapat berupa:
1. Nekrosis: pembengkakan, denaturasi dan
koagulasi protein, pecahnya organel sel, dan
robeknya sel.
2. Apoptosis: pemadatan kromatin dan
fragmentasi, berakibat dihilangkannya sel yang
tidak dikehendaki.
APOPTOSIS
• Bentuk kematian sel ini berbeda dengan nekrosis.
• Yang terjadi: destruksi sel terprogram, terjadi jejas sel
pada penyakit virus tertentu, kematian sel karena
beberapa stimulus yang merusak terjadi pada takaran
rendah, dan pada banyak keadaan bergantung pada
aktivasi gen dan sintesis protein baru.
• Ciri morfologik: sel menyusut, kondensasi dan
fragmentasi kromatin, pembentukan gelembung
sitoplasma, fagositosis jisim apoptotik oleh sel sehat di
dekatnya atau makrofag, dan tidak adanya peradangan.
JENIS NEKROSIS
1. NEKROSIS KOAGULATIVA: pola nekrosis iskemik; bisa
terjadi pada miokard, ginjal, hati, dan organ lain
2. NEKROSIS MENCAIR: terjadi bila autolisis dan
heterolisis melebihi denaturasi protein; daerah
nekrotik melunak dan terisi cairan; biasa terlihat
dalam otak dan infeksi bakteri lokal (abses)
3. NEKROSIS PERKIJUAN: khas pada lesi tuberkulosis;
makroskopik terlihat sebagai bahan lunak, rapuh, dan
menyerupai keju; mikroskopik terlihat sebagai bahan
amorf eosinofilik dengan debris sel
Nekrosis Perkijuan
4. NEKROSIS LEMAK: nekrosis pada jaringan lemak
yang disebabkan kerja lipase yang mengkatalisis
dekomposisi trigliserid menjadi asam lemak
yang bereaksi dengan kalsium; secara histologik
tampak sebagai bayang-bayang sel dan bintik-
bintik basofilik karena deposisi kalsium
Nekrosis Lemak
TERIMA KASIH