Anda di halaman 1dari 8

MEDIA SOSIAL MENJERAT MANUSIA DI MASA PANDEMI

Aulia Ramadhina Wiji Utami

S1 Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Email : 2010914120005@mhs.ulm.ac.id

Abstract

Social media has now become people's daily behavior. Starting from the children to the
older generation cannot be separated from the existence of social media. The rapid
development of technology coupled with the presence of the corona virus pandemic has an
impact on all sectors of life, including social life. People, especially in urban areas, have to
refrain from going out of the house. The writing of this article discusses how humans can get
entangled with social media and the effects of the COVID-19 virus pandemic. The writer
uses her personal experience of what she felt during her lifetime in the midst of a viral storm
and added from several opinions or theories from the journal references of Lambung
Mangkurat University lecturers as review material. The results of this writing show that
social media has become a human need to be able to maintain the social, psychological and
economic factors of each individual during the corona virus pandemic.

Keywords : Social Media, Pandemic, COVID-19

Abstrak

Sosial media sekarang sudah menjadi makanan sehari-hari manusia. Mulai dari
kalangan anak-anak hingga generasi tua tidak bisa terlepas dari adanya sosial media.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ditambah hadirnya pandemi virus corona yang
berdampak kepada semua sektor kehidupan termasuk hidup bersosial. Masyarakat khususnya
di perkotaan harus menahan diri untuk tidak berpergian keluar rumah. Penulisan artikel ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana manusia bisa terjerat dengan sosial media dan
pengaruh dari adanya pandemi virus COVID-19. Penulis menggunakan pengalaman
pribadinya dari apa yang dirasakan selama masa hidup ditengah badai virus dan ditambahkan
dari beberapa pendapat atau teori dari referensi jurnal para dosen Universitas Lambung
Mangkurat sebagai bahan peninjauan. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa sosial media
telah menjadi kebutuhan manusia untuk bisa tetap mempertahankan faktor sosial, psikologis
maupun ekonomi setiap diri individu selama pandemi virus corona.

Kata Kunci : Media Sosial , Masa Pandemi, COVID-19


Pendahuluan kekacauan terhadap beberapa sektor

Virus Corona merupakan sebuah kehidupan.

bencana bagi dunia. Padahal virus ini Media sosial merupakan kemajuan
bukanlah sesuatu yang baru bagi dunia teknologi yang saat ini menjadi kebutuhan
kedokteran. Sejak dahulu peneliti telah umat manusia. Menurut Wijayanto (2014),
mengetahui virus corona berasal dari tubuh Dalang utama yang aktif menggerakkan
kelelawar. Namun, virus corona telah di- perkembangan teknologi informasi
temukan berkembang, menyebar dan komunikasi kebanyakan berasal dari kaum
menyerang pernapasan hingga kekebalan muda, seperti pelajar dan mahasiswa
tubuh manusia lebih kuat. Bermula dari (dalam Rismana dkk, 2016). Namun, tidak
Wuhan China, Virus ini kemudian telah hanya remaja, semua kalangan usia pun
merebak dengan cepat keseluruh penjuru aktif dengan penggunaan teknologi ini.
dunia. Virus ini dikenalkan dengan nama Manusia giat untuk bermain social media.
Novel Coronavirus-2019. Kemudian, Layaknya akar pohon yang terus menjerat
penamaan resmi dari WHO tentang infeksi tubuh manusia untuk terus menggenggam
virus yang menimbulkan penyakit ini layar elektroniknya. Media sosial sekarang
disebut Coronavirus Disease 19 atau dianggap sangat penting. Pada masa PSBB
[1]
disingkat COVID 19. dikala manusia diharapkan untuk tetap

Indonesia telah merasakan kehadiran berdiam diri di rumah, hanya sebuah

virus corona yang menimbulkan dampak aplikasi elektornik ini saja yang mampu

begitu besar terhadap makhluk hidup menjadi pelengkap hidup. Tentunya

khususnya manusia pada abad ke-21 ini. intensitas dari pengunaan media sosial

Sebagai usaha mengurangi dampak pada masa pandemi menjadi sebuah topik

penyebaran virus corona, pemerintah perhatian yang cukup menarik.

mengeluarkan kebijakan social distancing. Dalam menulis artikel ini, saya


Hingga menyelenggarakan kebijakan sebagai menulis menyadari bahwa menulis
PSBB. Stay at Home and Work from Home. merupakan hal yang perlu dilakukan
Menurut Oscar, memutus rantai penularan sebagai manusia. Menulis menjadi sebuah
dapat dilakukan dengan melakukan PSBB bukti bahwa kita telah menyimpan atau
serta penegakkan lebih ketat terhadap menuliskan segala informasi dari segala
aturan yang berlaku (dalam Dipna, 2020). panca indera yang kita punya dalam otak.
Namun, pelaksanaan kegiatan ini tak Menulis merupakan tanda bahwa otak kita
kunjung selesai. Masyarakat menghadapi bukan sekedar tong kosong, namun
memiliki berbagai macam pengetahuan.[2] ada akan menjadi bahan rujukan dari hasil
Menurut Ersis (2015), menulis itu penulisan artikel ini.
merupakan hal yang mudah. Harus adanya
Pembahasan
kemauan yang menghasilkan mindset
bahwa menulis itu bukan beban.[3] Menulis Media sosial sering juga disingkat
bisa manusia lakukan dimana saja. Dengan penyebutannya menjadi Medsos atau
kecanggihan teknologi dan kemudahan dalam bahasa inggris disebut social media.
yang ada, kita dapat menulis, menggali Menurut KBBI, Media sosial merupakan
informasi berupa ilmu maupun laman atau aplikasi yang memungkin
pengetahuan apa pun. Secara sadar, adanya pengguna dapat membuat dan berbagi isi
pengaruh dari pandemi ini perlu atau terlibat dalam jaringan sosial.[4]
dituangkan, dicermati dan ditelaah. Macam-macam media sosial diantaranya,
Bagaimana masyarakat menuliskan yaitu:
pandangan mengenai dampak dari corona,
a. Facebook merupakan media sosial
khususnya terhadap kehidupan sosial?
yang diciptakan oleh Mark
Penulisan artikel ini menjadi pemenuhan
Zuckerberg
tugas filsafat untuk membuktikan bahwa
b. WhatsApp merupakan aplikasi pada
saya juga bisa men jadi penulis.
smartphone untuk berkirim pesan
Metode dengan menggunakan internet.
c. Line merupakan media aplikasi
Metode yang digunakan dalam
chatting yang dikembangkan oleh
analisis artikel ini mengunakan metode
Line Corporation.
kajian literatur. Penulis menggunakan
d. Instagram adalah aplikasi sebagai
beberapa jurnal sebagai sumber penunjang
wadah berbagi foto ataupun video.
penulisan artikel ini. Terdapat 15 jurnal
e. Twitter merupakan sebuah media
maupun buku yang menjadi referensi
aplikasi untuk berbagi tulisan yang
penulisan artikel. 10 jurnal diantaranya
diciptakan oleh Jack Dorsey.
merupakan jurnal dari beberapa dosen
f. Path merupakan media berbagi
Universitas Lambung Mangkurat.
foto dan pesan yang dikembangkan
Peninjauan artikel ini juga didasarkan dari
oleh Dave Morin dan Shawn.
pengalaman pribadi, tentang bagaimana
g. Youtube, merupakan media berbagi
media sosial bisa menjerat manusia di
video-video unggahan
masa pandemi. Dari berbagai sumber yang
h. Dan masih banyak lagi
Dari hasil survei penelitian Andi intensitas pengunaan media sosial
tentang penggunaan media sosial, sebagian (khususnya Path dalam penelitian ini)
besar dari pengguna internet di Indonesia dikarenakan adanya aktualisasi diri pada
adalah mahasiswa dan mereka merupakan remaja. (Putri dkk, 2020)[5]
pengguna aktif media sosial. Kebanyakan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kita
dari mahasiswa mengakses media sosial
mengetahui bahwa adanya kemauan
menggunakan smartphone. Dari 99
seorang individu mengerahkan segala
responden yang ada, mereka tidak hanya
kemampuannya agar dapat memenuhi
menggunakan satu platform medsos.
keinginannya adalah dengan melalui
Melainkan beberapa aplikasi. Pada urutan
medsos. Pada masa pandemi seperti ini,
teratas, WhatsApp menjadi media yang
kebutuhan yang paling mendasar
paling banyak digunakan dengan capaian
seseorang adalah melakukan hubungan
95,96% responden, dilanjutkan dengan
sosial, berkomunikasi. Adanya medsos
pemakaian Instagram dengan 90,91%
sangat membantu setiap individu dikala
responden, dan pengguna Youtube dengan
kebijakan pemerintah seperti PSBB
73,74% responden. Kemudian disusul
menjadi penghalang setiap manusia untuk
dengan pengguna Facebook dan Line.
menjalin interaksi secara langsung. Media
(Andi, 2019)
Sosial menghadirkan fitur chat dan call
Berdasarkan pemanfaatannya
agar kita masih terus terkoneksi dengan
menurut Whiting & Williams (2013),
orang lain. Media sosial juga menjadi
terdapat tujuh kategori alasan
sebuah tempat bertukarnya informasi.
menggunakan media sosial, yaitu: (1)
Hasil Penelitian dari pada 50 orang sample
sebagai alat komunikasi; (2) untuk wadah
acak di instagram menunjukkan 80%
mencari informasi; (3) sebagai interaksi
orang menyetujui bahwa media sosial
sosial; (4) sebagai hiburan atau relaksasi
dapat digunakan sebagai media informasi
melalui tontonan video maupun musik; (5)
dan 93% orang setuju dengan media sosial
pengisi waktu luang; (6) sebagai pengisi
sebagai media informasi COVID-19.
waktu kosong; (7) bisnis online.(dalam
(Rohmah, 2020)
Andi, 2019)
Dari hasil penelitian Desi (2020),
Dari hasil penelitian lain,
menunjukkan bahwa penggunaan media
menunjukkan bentuk aktualisasi diri pada
sosial instagram dalam penyiaran pesan
remaja adalah dengan pengunaan media
dakwah cukup efektif sebagai sumber
sosial path, artinya tingginya tingkat
informasi materi dan pesan-pesan dakwah membuat dompet terkuras lebih cepat.
mengenai akhlak dan sebagainya.[10] Kemudahan transaksi dan harga promo
membuat manusia berlaku konsumtif.
Apalagi menyangkut tentang
Keinginan untuk memuaskan nafsu lebih
pendidikan. Tenaga pendidik mulai
tinggi.
memperhatikan teknologi dimasa stay at
home untuk tetap melakukan sistem Keadaan Psikologis pun menjadi
pembelajaran K13. Pembelajaran dengan alasan sosmed di era COVID 19 ini
Kurikulum 2013, yaitu pembiasaan diperlukan. Menurut penelitian Rohmah
membangun pengetahuan peserta didik (2020), 80% responder setuju bahwa
secara mandiri berdasarkan proses media sosial bisa menjadi pelarian diri dari
aktivitas dari beberapa sumber segala aktifitas dan masalah. Ia menjadi
(Syaharuddin dan Mutiani, 2020). Media pemuas individu, menghibur keadaan
Sosial seperti Youtube dan WhatsApp psikologisnya yang merasakan bosan,
inilah menjadi ladang sumber ilmu sedirian di kala pandemi Covid. Sendiri
pengetahuan. Pembelajaran semua lewat dan merasa sepi ini berbahaya karena
daring. Tugas maupun ujiannya pun Orang yang merasa kesepian berisiko
melalui layar kaca. Medsos yang dulu terkena stress psikis yang membuat dirinya
dianggap sebagai sumber masalah belajar. tertekan. (Anindya,2020)
Sekarang menjadi wadah kebutuhan murid
Dalam survei yang dilakukan I Gede,
memperoleh ilmu dari guru.
bahwa kebanyakan dari respondennya
Media sosial menjadi sangat yang merupakan siswa SMP menggunakan
dibutuhkan. Ia menjadi wadah untuk media sosial dalam kurun waktu 3-4
memperbaiki dan menguras keadaan jam.(Gede, 2020). Sedangkan diketahui
ekonomi. Pada masa pandemi, penjual dalam survei bahwa responden mahasiswa
usaha tidak bisa lagi menunjukkan setiap hari mengakses media sosial selama
dagangannya secara langsung karena 1-6 jam. (Andi,2019). Rata-rata aktivitas
adanya kebijakan stay at home. Agar ia penikmat medsos dilakukan pada malam
tetap bisa mempromosikannya hadirlah hari. Aktivitas penggunaan media sosial
medsos sebagai marketplace. Semua ini cenderung tinggi dan bisa berakibat
produk jualan dapat dilihat melalui online buruk. Menurut penelitian Isti dan Alfred
dan dibuat sesuai pesanan. Kebutuhan (2020), Penggunaan media sosial dengan
terpenuhi dengan cepat tanpa perlu keluar aktivitas tinggi 3x lipat berisiko
rumah. Namun, kemudahan ini juga
mengalami gangguan depresi dan 4x lipat aman. Namun, inilah yang menyebabkan
berisiko mengalami gangguan kecemasan[1] manusia era 4.0 terjerat dengan media
sosial.
Media sosial ternyata semakin
berbahaya karena ia merupakan wadah Simpulan
untuk mengekpresikan kebebasan.
Berdasarkan hasil penelitian,
Kebiasaan menulis menjadikannya sebagai
menunjukkan bahwa media sosial telah
sesuatu yang mengasyikkan. Ia akan
menjadi kebutuhan manusia untuk bisa
sangat mudah menulis.[7] Postingan tulisan
tetap mempertahankan faktor sosial agar
individu ternyata tidak hanya sesuatu yang
bisa saling terhubung untuk melakukan
baik, namun juga pendapat sarkasme
komunikasi, faktor psikologis sebagai
maupun kesedihan. Dimasa stay at home
pemuasan diri dari kehidupannya yang
tidak ada yang bisa mengatur ketikan
dirasa membosankan serta faktor ekonomi
masing-masing individu. Tulisan atau
dimana manusia tidak bisa lepas dari
cuitan orang tertentu di media sosial yang
transaksi jual beli untuk memenuhi
mengadu-domba atau memaki-maki.
kebutuhan setiap diri individu selama
Kemampuan mengadu dombanya semakin
pandemi virus corona. Hal ini juga dilihat
bagus. Karena ia menyempurnakan
berdasarkan intensitas tinggi penggunaan
tekniknya. Menulis melatih diri kita untuk
media sosial. Tanpa adanya media sosial,
bisa terus berkembang.[8] Namun akan
sulit untuk memperoleh informasi dan
lebih baik mengganti kalimat atau
menjaga eksistensi diri sendiri.
membuang kata, misalnya bila tidak
senonoh. Menfilter itu adalah sebuah Referensi atau Daftar Pustaka
keharusan dimana kita memperbaiki yang [1]
Anindya, I. & Tomhisa, A, R., (2020).
[9]
perlu diperbaiki Diskusikan sebuah
Risiko Gejala Somatik Pada
pendapat pemikiran kita semasa hidup
Pengguna Media Sosial Yang
dengan hal yang positif.[] Pada masa
Terpapar Informasi Seputar Covid-
pandemi sering sekali muncul ujaran
19 dalam COVID-19 DALAM
atapun berita hoaks yang beredar. Manusia
RAGAM TINJAUAN
berlomba-lomba mengkoarkan informasi
PERSPEKTIF. Depok: Mbrige
terbaru agar bisa tetap eksis dalam
Press.
kehidupan (setidaknya dalam dunia maya).
Mereka ingin diakui keberadaannya. Videlia, Dipna. Arti PSBB yang Dibuat
Dengan media sosial lah mereka tetap Untuk Cegah Penyebaran Corona
[5]
di Indonesia, 13 April 2020, Putri, R., A, Erlyani, N., & Marina DW.
https://www.google.com/amp/s/am (2020). Hubungan Antara
p.tirto.id/arti-psbb-yang-dibuat- Aktualisasi Diri Dengan Intensitas
untuk-cegah-penyebaran-corona- Pengunaan Media Sosial Path pada
di-indonesia-eMXT. Diakses 2 remaja di Sekolah Menengah Atas
Desember 2020 Negeri 2 Banjarbaru.

Rismana, A., Normelani, E., & Adyatma, Rohmah, N,N., (2020). Media Sosial
S. (2016). Pengaruh Jejaring Sosial Sebagai Media Alternatif Manfaat
Terhadap Motivasi Belajar Siswa- dan Pemuas Kebutuhan Informasi
Siswi Sekolah Menengah Pertama Masa Pandemik Global Covid 19
(SMP) Di Kecamatan Banjarmasin (Kajian Analisis Teori Uses And
Barat Gratification)

[2] [6]
Abbas, Ersis Warmansyah. (2020). Anggraini, D.(2020). EFEKTIVITAS
Menulis Di Otak Dan Menuliskan MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Tulisan Di Otak. DALAM PENYAMPAIAN

[3]
PESAN DAKWAH (Studi Pada
Abbas, Ersis Warmansyah. (2015).
Akun Instagram@
Menulis Membangun Mindset.
islamdakwahcom)(Doctoral
Bandung: Wahana Jaya Abadi
dissertation, UIN Raden Intan
Abbas, Ersis Warmansyah. (2020). Lampung).
Menulis di Era Covid-19:
Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020).
Memanage Trauma Psikologis
STRATEGI PEMBELAJARAN
Menghindari Psikosomatis
IPS: Konsep dan Aplikasi
[4]
Daring, K.(2016). KBBI Daring. Diakses
[7]
Abbas, Ersis Warmansyah. (2015).
pada 2 Desember 2020
Menulis Mengasyikkan. Bandung:
Saputra, Andi.(2019). Survei Penggunaan Wahana Jaya Abadi
Media Sosial Di Kalangan
[8]
Abbas, Ersis Warmansyah. (2015).
Mahasiswa Kota Padang
Menulis Menuliskan Diri. Bandung:
Menggunakan Teori Uses and
Wahana Jaya Abadi.
Gratifications
[9]
Abbas, Ersis Warmansyah. (2008),
Menulis dengan Gembira. Yogya:
Gama Media.

[10]
Abbas, Ersis Warmansyah dan Erlyani,
Neka. (2020). Menulis Di Kala
Badai COVID-19

Anda mungkin juga menyukai