Anda di halaman 1dari 7

dr Upik A. Miskad, PhD, Sp.

PA-K
* Jejas dan Kematian Sel
Jejas adalah kerusakan sel yang disebabkan oleh berbagai factor. Sel tubuh akan berusaha
menjaga kondisi homeostasis. Ketika sel mengalami rangsangan baik itu rangsangan suhu, kimia,
dsb. Maka tubuh akan beradaptasi, jika tubuh tidak mampu untuk beradaptasi maka sel akan
mengalami kematian.
PENDAHULUAN
 Patologi = ilmu yang mempelajari tentang perubahan structural biokimia dan
fungsi sel, jaringan serta organ yang mendasari mekanisme terjadinya penyakit
 Tujuan =menjelaskan sebab terjadinya gejala penyakit, menjelaskan
patomekanisme penyakit, dasar pertimbangan untuk terapi.

Adanya rangsangan patologis, akan mengganggu


homeostasis sel sehingga sel akan beradaptasi.
Jika rangsangan patologisnya berat maka sel akan
mengalami jejas baik itu yang bersifat reversible
(bisa kembali normal) maupun yang bersifat
irreversible (sel mati).

Sel beradaptasi dengan 4 mekanisme : hipertrofi , hyperplasia, atrofi, dan metaplasia.


Jika sel tidak mampu beradaptasi maka sel akan mengalami
kematian sel. Kematian sel ini ada 2 jenis : Nekrosis dan Apoptosis
(bersifat fisiologis ) .

Sel normal
mengalami jejas

Sel berespon dengan terjadi


permbengkakan RE,
&mitokondria, ribosom hilang
sebagian. Ketika rangsangan
masih bisa diaptasi 
sublethal injury = kerusakan
tidak menyebabkan kematian
sel dan akan terjadi recovery
(organela yang rusak akan
dibuang dengan cara autofagi)

Jika rangsangan berlanjut ,


maka sel akan mengalami
tahap poin of no return
dimana gambaran yang terjadi
diawali dengan anak inti
menghilang, pembengkakkan
RE lebih nyata terlihat, rupture
dari lisosom, membrane akan
pecah, kondensasi inti,
akhirnya sel akan mengalami
nekrosis dan menginduksi
terjadinya lisis oleh sel radang.
Penyebab jejas Sel :
1. Deprivasi O2 2. Agen Fisik, bahan Kimia & Obat2an

3 Dan lain-lain

Misalnya mutase DNA


yang menyebabkan
defisiensi Protein/
defek pada enzim

Tahapan Ketika terjadi jejas :


Ketika ada faktor-faktor yang menyebabkan jejas dan sel terpapar sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan fungsi hingga point of no return (reversible injury).
Ketika sel melewati point of no return ini maka tidak mampu lagi untuk diperbaiki (irreversible
injury). Tahapan yang bisa dideteksi :
1. Pertama perubahan biokimia yang tidak bisa dilihat dgn microskop cahaya tapi bisa
dengan yang lain misalnya PCR, dsb.
2. Perubahan ultrastructural bisa dilihat dengan mikroskop electron tapi masih belum bisa
dilihat dengan mikroskop cahaya
3. Perubahan yg bisa dilihat dgn mikroskop cahaya misalnya sel membengkak/kerusakan
4. Hasil akumulasi semuanya seiring berjalannya wwaktu bisa dilihat dengan gross
morphologic
Grafik ini menunjukkan bahwa Ketika sel sudah masuk ke dalam tahapan kematian sel ,
perubahannya butuh waktu untuk bisa dilihat secara makroskopik.

Mekanisme Jejas Sel

Ketika terjadi jejas, maka terjadi penurunan


ATP, kerusakan mitokondria, masuknya
banyak kalsium, peningkatan ROS, kerusakan
membrane, gangguan .. pada protein dan
kerusakan DNA.
1. Deplesi ATP

Iskemia terjadi karena adanya thrombus


sehingga menyebabkan perfusi jaringan
yang berada di bawahnya terhambat (tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup  bisa
menyebabkan deplesi ATP, kerusakan mitokondria.
Mitokondria yang rusak menyebabkan terjadi gangguan fosforilasi oksidatif  penurunan ATP.
Adanya penurunan ATP menyebabkan :
1. Penurunan pompa Na+ menurun, menyebabkan influx calcium, natrium, dan air
meningkat didalam sel dan efluks kalium
meningkat sehingga menyebakan sel menjadi
bengkak termasuk pembengkakkan organela.
Pembengkakkan ini menyebabkan villi yang ada di
permukaan menjadi hilang dan terjadi
blebs/tonjolan untuk mengatasi pembengkakkan.
2. Peningkatan Glikolisis anaerobic (sehingga
menyebakan penurunan glikogen, peningkatan
asam laktat yang nantinya menyebabkan
penurunan PH) menyebabkan kromatin memadat.
3. Pelepasan Ribosom (t4 pembentukan protein )
menyebabkan penurunan sintesis protein 
deposisi lipid sebagai kompensasi.

2. Kerusakan Mitokondria disebabkan oleh  Kalsium yang


masuk banyak, stress oksidatif, dan peroxidase lipid
Adanya kerusakan mitokondria menyebabkan gangguan
produksi ATP.
Mitokondria yang mengalami injury memiliki permeabilitas yang meningkat yang
menyebabkan molekul keluar misalnya H+ dan protein yang lain

3. Influks Ca & Kehilangan Homeostasis Ca


Ketika sel mengalami jejas, kaalsium bisa banyak masuk ke dalam sitoplasma sehingga
terjadi peningkatan kalsium sitosolik sehingga bisa memicu kerusakan mitokondria dan
RE. Ketika terjadi peningkatan kalsium sitosolik maka
dapat memicu aktivasi enzim seluler diantaranya :
 Phospolipase  mengurai phospholipid
sehingga menyebabkan kerusakan membrane sel
karena salah satu penyusun membrane sel adalah
phospolipid
 Protease  mengurai protein termasuk protein
yg Menyusun membrane dan protein sitoskeletal
sehingga bisa menyebabkan kerusakan membran
 Endonuclease  mengakibatkan kerusakan pada
nuclear
 ATPase

4. Peningkatan ROS / Akumulasi derivate 02 radikal bebas


ROS berasal dari radikal bebas yang tidak
mempunyai elektron berpasangan. Adanya
inflamasi, radiasi, dsb bisa menyebabkan reduksi
incomplit dari oksigen yang ada pada jaringan/sel
sehingga menghasilkan superoxide. Oleh enzim
superoxide dismutase (SOD) akan diubah menjadi
hydrogen peroxidas. Adanya reaksi fenton dengan
penambahan Fe2+ maka akan menghasilkan
Hydroxyl radical dimana akan menyebabkan
kerusakan organela pada sel.
Jika ketiga bentuk ROS tadi bereaksi dengan salah
satu dibawah ini, maka :
 Asam Lemak  oksidasi as. Lemak 
kerusakan lipid yang mneyusun membrane plasma dan penyusun organela
 Protein  Hilangnya aktivitas enzim dan gangguan folding/pelipatan protein
 DNA  menyebabkan oksidasi DNA  mutase DNA dan mutase baik pada
rantainya maupun asam basanya.
5.
* Patogenesis Luka dan Pemulihan Jaringan
* Environmental Pathology
dr Lisa Tanriesa, M.Med.Sc
MIKROBIOLOGI
Struktur Bakteri
Pembungkus L

Anda mungkin juga menyukai