KELAS XI KEPERAWATAN
MATERI : INFEKSI
PERTEMUAN I :
KOMPETENSI DASAR :
B. Penyebab Infeksi
1. Bakteri
bakteri merupakan organisme yang memiliki satu sel. salah satu cara bakteri untuk
menginfeksi tubuh adalah dengan mengeluarkan toksin /racun yang dapat merusak
jaringan tubuh. Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia
yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik
maupun endemik. Contohnya :
a. Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangrene
b. Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan
hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi
pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
c. Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien
yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah
dari semua infeksi di rumah sakit.
d. Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas
jahitan, paru, dan peritoneum.
2. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,
termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis,
suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan
enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute
faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan
transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya.
Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah.
Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus,
Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat
ditularkan.
3. Jamur
Jamur merupakan organisme premitif yang dapat hidup di udara, tanah, tanaman
atau di dalam air. beberapa jamur juga hidup di dalam tubuh manusia. infeksi
jamur biasanya tidak berbahaya, tetapi beberapa di antaranya juga dapat
mengancam kehidupan. jamur merupakan penyebab banyak penyakit kulit.
4. Parasit
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang
dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama
pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi
dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,
Cryptosporidium.
penularan infeksi merupakan penularan bibit penyakit dari penderita., hewan yang
sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan beberapa
cara :
a. melalui kontak jasmaniah
b. kontak langsung
c. kontak tidak langsung
2. Dolor / nyeri
Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara.
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-
ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang
saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan
jaringan yang meradang. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit
(Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
4. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
meradang. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair,
seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-
sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian
dari eksudat. (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
5. Functio Laesa
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002).
Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum
diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang
(Abrams, 1995)
F. Penularan infeksi
1. melalui kontak
a. tranmisi kontak langsung : terjadi melalui kontak kulit dengan kulit dan
berpindahnya organisme selama proses perawatan pada pasien, serta dapat juga
terjadi antara dua pasien
b. melalui percikan / droplet
terjadi karena adanya kontak dengan konjungtiva, membran mukosa hidung atau
mulut individu yang rentan terhadap percikan partikel yang mengandung
mikroorganisme, seperti batuk, bersin dan berbicara.
c. melalui udara / airbone
tranmisi airbone terjadi melalui penyebaran partikel-partikel kecil udara, baik
secara langsung maupun partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius.
d. melalui prantara
prantara organisme yang ditularkan melalui benda-benda yang terkontaminasi
seperti makanan, air, dan peralatan yang digunakan selama proses perawatan.
e. melalui vektor
melalui vektor terjadi ketika vektor sperti nyamuk, lalat, tikus maupun binatang
pengerat.
G. INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi yang terjadi pada penderita-penderita yang sedang dalam proses
asuhan keperawatan ini disebut infeksi nosokomial. Nosokomial berasal dari Bahasa
Yunani, dari kata nososyang artinya penyakit dan komeoyang artinya merawat.
Nosokomion berarti tempatuntuk untuk merawat/rumah sakit. Jadi, infeksi
nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit
(Darmadi, 2008).Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab
meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortility) di rumah
sakit sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang
maupun di negara maju. Infeksi ini dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh
Semmelweis dan saat ini tetap menjadi masalah yang cukup menyita perhatian
(Nasution, 2012).
H. SUMBER INFEKSI
1. Pasien
sumber utama yang dapat menyebabkan infeksi menyebar kepada pasien
lainnya, petugas kesehatan maupun pengunjung yang datang menjenguk
2. Petugas kesehatan
petugas yang bekerja dapat menyebarkan infeksi secara langsung dan dapat
menularkan berbagai kuman ke tempat lain
3. Pengunjung
pengunjung juga dapat berperan dalam penyebaran infeksi baik dari luar ke
rumah sakit maupun sebaliknya
4. sumber lainnya
dapat berupa lingkungan yang ada di sekitar rumah sakit, kebersihan
lingkungan, atau alat yang digunakan dalam perawatan .